Share

Tuan Besar Mei

Sekelompok orang berjalan keluar dari gerbang kedatangan internasional di bandara. Sekitar selusin lelaki bertubuh kekar mengelilingi seorang lelaki tua berambut putih keperakan. Kelompok itu menarik perhatian semua orang terutama karena mereka memasang raut wajah seperti maju ke medan perang.

"Inikah Jakarta? Panas sekali," cetus Tuan Besar Mei. Tangannya mengetukkan tongkat besi berkepala naga ke lantai.

"Ya, Tuan. Karena kota ini terletak dekat garis khatulistiwa maka meskipun masih pagi iklimnya lebih panas dibanding Macau," kata Gerard dengan ketenangan seorang guru sekolah.

"Hmm ... dan keponakan bodohku memilih tinggal di sini? Tidak masuk akal." Tuan Besar Mei terkekeh.

Gerard tidak menyahut karena itu adalah sebuah ejekan terhadap Gabriel yang tidak perlu ditanggapi. Sebagai bawahan dia tidak layak ikut campur dalam pertikaian internal keluarga Mei.

Baru saja rombongan Tuan Besar Mei mendekat ke mobil penjemput, kelompok lain berjalan ke arah mereka da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status