Semua Bab CEO Mencari Cinta: Bab 71 - Bab 80
273 Bab
Kehangatan Keluarga
Hah ... hati Tias terasa menghangat. Demikian yang selalu dia dapatkan ketika pulang ke rumah. Selalu mendapatkan solusi dari seluruh masalahnya. Keluarganya selalu bisa memberikan pandangan setiap permasalahannya. Bukan malah memanas-manasi Tias agar menyulut api kemarahan. Akan tetapi, nasehat bijak selalu didapatkan. Tias tersenyum mendapatkan pencerahan dari kaka iparnya tersebut.  Pagi mulai menyingsing, dengan kokok ayam sebagai tanda. Tias mengulat mendengarkannya. Kokoknya terdengar merdu di telinga, dengan suara yang saling bersautan. Dia melihat jam bundar yang ada di dinding, terlihat pukul tiga dini hari. Mumpung terjaga sepertiga malam, dia sempatkan untuk sholat dan meminta ampun pada sang pencipta. Wanita itu memuntahkan segala keluh kesah kepada Tuhan-Nya, agar diberikan kemudahan jalan untuk rumah tangganya. Tangis itu tumpah saat mengingat apa yang terjadi pada rumah tangganya. Dia memohon agar dapat kuat melaluinya. S
Baca selengkapnya
Pelukan Rindu Dari Ilham
Mamanya hanya tersenyum untuk membesarkan hati lelaki kecil iitu. Mereka makan bersama pagi itu. Seandainya, di sampingnya tidak kosong, hati Tias akan terisi dengan kebahagiaan. Wanita itu menoleh ke arah kursi kosong yang ada di sampingnya.  Kursi itu memang di peruntukkan untuk suaminya, sehingga saat liburan kemari, posisi Galih selalu berada di sana. Tapi, sekarang kursi itu kosong. “Kenapa, Yas?” Cecar Rangga sang kakak melihat adiknya melamun dan tidak jua menyuapkan makanannya. “Ah, Tidak,” gagap Tias. Mereka menyelesaikan makan pagi, dengan nasi goreng yang sudah tandas di piring masing-masing. Kecuali Rafi, yang akhirnya di suapi oleh sang mama. “Kamu bareng aku, nanti tak anter sampai di terminal,” tawar Galih. Tias mengangguk. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Tias masuk ke dalam mobil-nya Rangga. Tias mengenakan maskernya, untuk menjag
Baca selengkapnya
Rindu Tapi Jaim
“Yas, aku merindukanmu.” Tias terpaku. Dia tidak tahu harus bagaimana? Dia membelalakan matanya, ketika menyadari hal itu menjadi bahan tontonan. Kenapa sebenarnya Ilham? Ada apa? Lelaki itu seperti tidak ketemu dengan dirinya sudah bertahun-tahun, padahal hanya dua hari. Ah, ini pasti akan jadi gosip murahan. Tias tidak menampik, tidak juga membalas pelukan Ilham. “Pak, Pak Ilham ...” Ilham tidak menggubris. “Mas, lepaskan! Kamu lihat di sekitar? Mereka melihat kita. Apa kata mereka?” bisik Tias. Ilham melepaskan pelukannya. Akan tetapi, dia tidak melepaskan genggaman tangannya. Dia menarik Tias untuk masuk ke ruangannya. Lelaki itu tidak peduli walau Tias merengek meminta di lepaskan. Lelaki itu baru melepaskan-nya, ketika di dalam ruangan-nya. “Mas, apa yang kau lakukan? Kamu tahu, setelah ini pasti akan banyak gosip tentang kita di kantor ini,” peki
Baca selengkapnya
Marah Tapi Sayang
Kecewa, marah, benci. Itu tergambar jelas di wajah lelaki dua puluh sembilan tahun itu. Mengapa wanita itu berubah sekarang? Mengapa tidak ada kelembutan lagi untuknya? Beberapa hari lalu, Tias masih dengan lembut memperlakukannya. Mungkinkah dia berubah pikiran? Padahal, kemarin dia mengatakan sudah memaafkan. Tapi, kemyataannya perkataannya sangat pedas.                                      “Yas, kamu kenapa?” tanya Ilham sambil kembali duduk di kursinya. “Tidak ada. Apa maksud Anda?” tanya Tias “Maksud saya? Kamu tahu maksud saya. Dari tadi, kenapa kamu marah-marah terus? Apa yang terjadi?” ucap Ilham. “Tidak ada apa-apa. Saya permisi,” pamit Tias. 
Baca selengkapnya
Aku Selingkuh Saja (21+)
Tias tertegun, kemudian beranjak pergi. Ada rasa yang hilang. Mengapa rasanya begitu sakit! Tapi, dia harus bisa. Dia sudah memilih kembali ke pelukan suaminya. Apapun yang dipikirkan Ilham, dia harus abaikan. Tias kembali menoleh sebelum keluar dari ruangan itu. Ilham masih saja, setia melihat ke jendela tanpa menolehnya.  Saat mendengar pintu di buka, Ilham berlalik kemudian menarik Tias ke pelukannya. “Jangan tinggalkan aku lagi.”  Ilham melepaskan pelukannya. Bibir itu saling bertemu. Ilham tidak kuasa menahan rasa lagi. Dia melumat habis bibir itu. Lelaki itu mulai berani. Tangannya meraih dua bola kembar yang ada di dada Tias dan meremasnya dengan lembut. Jujur, Tias menikmatinya. Sudah lama dia tidak mendapat sentuhan dari suaminya. Dia wanita normal. Bahkan untuk menyalurkan hasratnya, dia kadang mecolok sendiri miliknya sambil menonton film-film biru. Terkadang juga mengegsekkan ke sebuah benda agar mendapatkan klimaks.&nbs
Baca selengkapnya
Ucapan Galih Adalah Doa
 Tias mengerutkan kening melihat ribut-ribut yang ada yang ada si depan ruangan Ketua Dinas itu. Seorang lelaki yang dia kenal sedang beradu jotos sama kedua satpam itu. Dia begitu terlihat sangat emosi. Tias berlari menuju ke arah ketiga orang yang sedang berantem itu. “Stop! Saya mohon stop!” teriak Tias. Mendengar Tias berteriak, Ilham kelauar dari ruangannya. Dia mengerutkan keningnya, ketika melihat seorang lelaki di pegangi oleh dua satpam. Darah lelaki yang di pegangi satpam itu mendidih. Rasanya, dia ingin melempar pria di depannya itu dari gedung lantai lima ini. “Oh, bagus! Sudah jelas sekarang! Kamu tidak pulang, karena bersama lelaki ini? Murahan!” cibir Galih. “Lepaskan gue!” teriak Galih pada satpam itu. Tangan Ilham sudah mulai mengepal. Rasanya, dia ingin mencabik-cabik mulut tajam lelaki itu. Galih, kata orang berp
Baca selengkapnya
Aku Muak
Beberapa saat lalu, dia masih percaya diri, akan dapat dengan mudah merebut tias kembali. Akan tetapi, melihat kejadian hari ini, dia sedikit pesimis. Dia memutar penanya yang diambil dari kotak di depannya. Kebiasaan dia, kalau sedang galau selalu melakukan hal itu. Dia menajamkan matanya, ketika otaknya mengulang kembali kejadian yang dialami. Baru saja, dia bercinta dengan panas walau tidak sampai berhubungan intim. “Aditia, ke kantor segera. Aku tinggu!” Tidak menunggu jawabannya, lelaki itu memutuskan sambungannya. Tias dan juga Galih melakukan perjalanan pulang dalam diam. Mereka memilih dengan pikiran masing-masing. Tias hanya melihat dan fokus ke arah jendela. Tangannya memegang pipi bersihnya. Sesekali dia memejamkan matanya untuk mencoba menetralkan rasa yang mendesak memenuhi dadanya yang sempit. Rasanya menghimpit, sehingga tidak ada lagi. Mereka sampai di rumah. Ya, semua rumah ini menjadi rumah impian Tias dan sejut
Baca selengkapnya
Kita Intropeksi
Tias menghembuskan napas menyaksikan Galih berlutut di depannya. Rasanya muak melihat ini. Mudah sekali dia meminta maaf setelah membuat keributan dan mempermalukan diri mereka di depan umum, di depan staf di kantor. Kali ini, dia pasti sudah menjadi bahan gosip seluruh kantor. Saat kejadian itu, memang tidak ada yang melihat kecuali kedua satpam dan bosnya sendiri. Tapi, bagaimana dengan CCTV? Di sana terpampang jelas CCTV yang bisa di lihat oleh umum. Melihat istrinya tidak bereaksi, Galih mendekat dan memeluk kaki Tias yang sedang duduk di tepian ranjang. Dia sungguh-sungguh kali ini. Dia ingin memperbaiki rumah tangganya. Dia sudah sadar, bahwa selama ini telah menyia-nyiakan istrinya tersebut. “Lepaskan, Mas. Jangan seperti ini. Kita bicara baik-baik,” tukas Tias sambil mengangkat tubuh Galih. Galih menurut. Lelaki itu duduk di samping Tias, memandang lekat wanitanya itu. Dia akan memilih kembali kepada sang wanita. Menilik
Baca selengkapnya
Istri Orang Lebih Legit
“Mat, kamu urus segera. Harus sampai bersih,” tegas Galih. Rahmat sang asisten menelponnya, bahwa usaha mereka sudah mulai tercium oleh pihak yang berwenang. Galih memang sedang menggarap tender yang dia menangkan dari pihak pemerintah. Membuat gedung mewah milik suku dinas pendiidkan. Gedung itu akan digunakan sebagai gedung dinas terpadu. Gedung itu berdiri di tanah seluas sepuluh hektare, dengan alokasi dana sampai milyaran.   Sementara itu, selepas kepergian Galih dan Tias, datanglah Aditia seorang asisten Ilham. Dia adalah lelaki yang paling dipercaya oleh Ilham untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnisnya. Sementara, tugasnya memang mengawasi pendirian gedung itu. Gedung itu direncanakan terdiri dari berbagai kompleks gedung dengan satu gedung utama sebagai tempat pertemuan saat seluruh suku dinas pendidikan di wajibkan untuk bertemu. Walau saat ini pandemi, bukan berarti pembangunan dapat terhenti, karena anggaran sudah di persiapkan ja
Baca selengkapnya
Dia Butuh Aku
“Hahaha, I see. Tapi, aku tidak yakin David akan membiarkanmu. David akan memarahimu kayak tante-tente rempong. Lagian, kenapa harus istri orang si Bos. Dari sekian banyak cewek, kenapa harus istri orang?” ledek Aditia. “Dia memang selalu ribet. Tenang saja, setelah kuberi pengertian pasti dia akan mengerti dan takluk. Dia memang saudara dan sahabat yang baik. Tapi tingkahnya yang selalu lebay kadang membuatku. Kenapa harus istri orang, karena lebih legit dan ...” Kalimat Ilham tercekat saat menyadari knop pintu dibuka. Terlihat sosok tegap berbaju kemeja putih. “Wueh, seru amat. Lagi ngomongin apa?”   David datang. Lelaki berparas tampan itu masuk ke ruangan Ilham, kemudian duduk di sofa. “Tumben lo kemari siang? Ada apa?” tanya Ilham. “Gue mungkin nanti sore tidak bisa ke rumah. Mau ganti perban lengan lo, sekaligus ngecek suda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
28
DMCA.com Protection Status