All Chapters of GRESMORY : REVEAL THE FALSE HISTORY: Chapter 21 - Chapter 30
74 Chapters
BAB XXI
  Aku kembali kerumah indah itu bersama Liliana, Mia dan Randa. Aku menatap kearah kanan dan kiriku hingga penglihatanku mendapatkan sesuatu yang tak asing bagiku, aku melihat seorang wanita yang sedang menyapu halaman rumahnya, rumahnya adalah salah satu diantara kesepuluh rumah disana, dia membelakangi kami. Kami berjalan hingga melewati wanita tersebut, aku mulai sedikit meliriknya dan memperhatikannya, dia sama sekali tidak menghiraukan pandanganku dan hanya fokus tertunduk menatap apa yang dia sapu. ‘Huft’ suara nafasnya sembari menegakkan diri dan mengusap keringat dikeningnya, Aku menatapnya dan ternyata dia benar-benar adalah wanita yang kukenal, sebelumnya Erina juga bertanya-tanya tentang kenapa aku yang dipilih oleh Rosalina untuk mengantarnya keliling, dan dari apa yang kulihat saat ini, aku sadar makna dari ucapannya, bahwa Rosalina yang kerap kami panggil Bu Ros adalah salah satu dari mereka, maksudku Para Gresmonian. “ Bu
Read more
BAB XXII
  Kami berjalan meninggalkan rumah tersebut, dan pemukiman disekitar terlihat sangat sunyi, padahal waktu menunjukkan pukul Lima sore, seharusnya banyak orang-orang yang sedang bersih-bersih halaman mereka. Kami melanjutkan perjalanan ke Tarling menuju kerumah Paman Jhonny, Selang satu jam kami sampai dirumahnya, badanku begitu lelah karena aktifitas beruntun hari ini dan tidur yang tidak teratur, aku seperti menganggap rumah Paman Jhonny sebagai rumahku, setelah Liliana memutar kunci dan membuka pintu rumah, langsung saja aku masuk dan menuju kekamar yang disediakan, aku berbaring diatas kasur akibat kelelahan, aku berharap malam ini akan mendapatkan pesan yang lebih baik dari sebelumnya. ‘Knock, knock.’ Suara ketukan pintu dari luar kamar, Jujur aku sangat ingin tidur saat itu, namun seseorang mengganggu istirahatku. Aku bangkit dan membuka pintuku, terlihat Paman Jhonny sedang memegang sebuah buku, dia memberikan buku itu padaku untuk
Read more
BAB XXIII
Sore ini ada konferensi di Lhome Funeral, aku memberi pesan kepada Erina untuk hadir, namun tetap memakai identitas sebagai anak Paman Jhonny, setelah mendapatkan mimpi itu, aku menjadi sedikit was-was jika menunjukkan identitas asliku, untungnya Paman Jhonny sudah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Kami telah memasuki Lostcity, Paman Jhonny tidak mengucapkan sepatah katapun dari awal mengemudi hingga memasuki kota Lostcity, aku masih bingung dengan tingkah Lidya, tidak pernah sedikitpun dia menangis seperti itu sebelumnya, setahuku dia adalah adik yang cukup cuek. Setelah kami sampai dirumahku, aku lekas keluar dari dalam mobil dan menuju kedalam rumah, pintu depan tidak terkunci sehingga aku menerobos masuk, jika pintu tidak dikunci kemungkinan ibu dirumah, sebab jika Lidya sendiri, terkadang dia mengunci pintunya karena khawatir pencuri. Aku berlari kecil mencari Lidya, “ Lidya!” pekikku, mencari kordinat Lidya. Aku tertuju kekamar Lidya yang tertutu
Read more
BAB XXIV
Aku tidak menatap kepada apapun, aku tidak merasakan apapun, semuanya hanya kosong. Suara-suara yang awalnya tidak ada, kini mulai terdengar. Aku bisa mendengar suara detakkan jam, suara kicau burung dan beberapa suara lainnya, perlahan-lahan aku mulai tersadar bahwa aku telah bangun dari tidurku, aku menatap kearah jam disudut atas kamarku, dia menunjukkan kearah 02.30 siang, tidak terlalu lama aku beristirahat. Aku keluar dari kamar dan mencoba memastikan keadaan Paman Jhonny dan Liliana, aku berjalan menuruni tangga dan melihat mereka sedang duduk diruang tengah bersama Lidya, mereka menyaksikan kartun yang tayang ditelevisi, “ Apa kita berangkat sekarang?” tanyaku pada mereka, sembari menuruni tangga dan berjalan mendekat. Paman Jhonny yang mendengarnya, langsung mengalihkan pandangannya kearahku sembari melihat jam ditangannya, lalu dia menaikkan salah satu alisnya, “ Bersiaplah, kita akan berangkat.” Ucapnya Aku hanya membasuh wajahku de
Read more
BAB XXV
  Aku menatap keseluruh penjuru ruangan, ruangan yang penuh dengan orang-orang yang diluar nalar, posisi hall ini sama seperti posisi hall didalam sebuah gereja. Bedanya, disini tidak terdapat patung, atau tanda semisalnya, ruangan ini tidak memiliki ukiran apapun. Seorang pria memulai konferensi dan menjadi seorang moderator, seluruh orang didalam hall menjadi hening. “ Salam, demender jami’ah fi associate…”( Salam, selamat datang semuanya di perkumpulan/konferensi)  ucap moderator, Salah seorang bangkit dari kursi dan mengangkat tangannya, dia mencoba mengajukan pertanyaan, “ Tuan Gulliver, bisakah kau menggunakan bahasa latin. Banyak perwakilan baru dari setiap marga yang tidak mengerti bahasa Gresognian.” Semua mata tertuju pada pria yang bertanya itu. Pertanyaan pria itu sekaligus mewakiliku yang tidak paham dengan bahasa Gresognian, pria itu diam sejenak dan tampak sedang berbicara dengan Laire yang duduk disam
Read more
BAB XXVI
  Para Dorrothy itu merubah wujudnya, tubuh mereka kembali membengkak dan mengoyakkan baju-baju yang mereka gunakan, bulu-bulu mulai bertumbuhan di sekujur tubuhnya. Mata mereka menjadi hitam, lalu mereka terkuyuh jatuh, tak lama kemudian mereka bangkit dan menjadi Coyote berbulu emas secara bersamaan. Ukuran mereka sangat luar biasa, Dorrothy yang mereka lihat sangat asing bagi mereka, ada sekitar dua belas ekor Coyote dihadapan mereka. Coyote-coyote itu meraung dan melolong dengan seringaian yang ingin membunuh. Lolongan coyote - coyote tersebut menerbangkan burung-burung  yang hendak beristirahat di sore hari. Kulit putih miliki Gulliver dan Wilhem menjadi sedikit memerah, “ Aku bisa bangkit, mereka tidak bisa melawan anjing hutan itu sendiri, aku akan membantu, Lumia panggilah bantuan dari Lhome” ucap Randa berusaha berdiri. Aku mencoba menghitung ulang, dan ternyata total coyote itu bertambah menjadi lima belas. “ Jhonny, sudah lama kit
Read more
BAB XXVII
  Awal malam telah tiba, orang-orang yang hadir disana mulai mempertanyakan apa yang telah terjadi termasuk Laire. Sikap Laire sangat dingin, bahkan dia tidak terlihat khawatir dengan anaknya, Wilhem. Gulliver tidak meladeni ucapan Laire, dia membawa Wilhem ke lantai atas, “ Kau bisa bertanya pada tersangka yang dibawa Chokky” ucap Paman Jhonny kepada Laire, Seorang yang dibawa oleh Chokky terlihat mulai sadar, dia berusaha menutupi bagian vitalnya dengan melipatkan diri. Mungkin dia sedikit malu karena dirinya telanjang. Laire memerintahkan Rytme untuk mengambil sebuah kain dan memberikannya kepada tersangka yang hendak diadili didepan hall, “ Siapa dia?” tanya Laire mencari tahu sekali lagi kepada orang-orang yang baru saja kembali dari hutan. “ Dia adalah salah satu dari Dorrothy.” ucap Paman Jhonny, dia bangkit dari kursinya dan maju kedepan. “ Bajingan ini mencoba membunuh anakku!” tegasnya sekali lagi, menunj
Read more
BAB XXVIII
. Sore tadi aku terlalu ceroboh, kukira dengan Tuan Reinhard tidak menyebut margaku, para Dorrothy tidak akan mencoba membunuhku karena tidak mengetahui margaku. Namun, dugaanku salah. Mereka mencoba membunuhku bukan karena tahu kalau aku seorang Landers, aku terlalu percaya diri sebelumnya dengan margaku. Aku sangat yakin sekarang, tujuan mereka adalah menbunuh pencuri Gresognian. Laire diawal malam itu membuat keputusan yang mengejutkan, Emma bercerita kalau dia tidak pernah mendengar Laire membuat keputusan aneh seperti itu. “ Bukan alasan jika aku berkata kita tidak bisa pulang malam ini karena jalan yang gelap, akan tetapi bukannya lebih baik kalian menginap disini malam ini. Sembari menyambut saudara lama kita, Tuan Marsum. Jason dan Rytme beserta Brian akan menjamu hidangan kita malam ini, dan masih ada kamar yang cukup untuk setiap keluarga. Aku tidak memaksa, aku hanya ingin kalian relaksasi sejenak.” Ucap Laire, secara tidak langsung dia me
Read more
BAB XXIX
  Rytme kembali membawakan dua botol anggur kepada kami, dia tersenyum lalu meninggalkan kami, dia berdalih kalau dia harus melayani tamu lainnya. Acara ini seperti memang sudah direncanakan, karena sebelumnya tidak ada lampu gantung diluar Lhome Funeral. Aku tidak sadar kalau ada yang mendekati kami dari belakang, “ Boleh aku bergabung?” tanyanya pada kami, Aku meliriknya, aku terkejut saat melihatnya. Dari ujung kaki hingga ujung kepala aku menatap, dia bukan manusia. Dia adalah salah satu dari keluarga Tarmus atau yang aku sebut suku Tarmus, dia seekor kelinci. Perawakan sagat berbeda dengan Tarmus pada umumnya, dia memiliki bulu putih yang bersih tanpa campuran warna lainnya, bola matanya hitam berkilau, tanduknya hanya tumbuh kecil selayaknya bayi kambing, gigi kelincinya sangat lucu menurutku, sepertinya dia rajin untuk menyikat giginya. Apa benar ada tarmus  selucu ini! Aku tidak berfikiran aneh, aku hanya ingi
Read more
BAB XXX
  Aku teringat sesuatu, saat awal perjumpaanku dengan Tyrian. Tyrian berkata Lhome akan mengadakan perkumpulan dua hari lagi. Namun, faktanya saat kami berada di Villa Merrow, aku mempertanyakan tentang pesan yang disampaikan Gulliver, dan dia  hanya diam, “ Apa mungkin Tyrian menyembunyikan sesuatu?” Pikiranku terlalu berlebihan, kemungkinan dia telah mendapatkan pesan itu, sebelum Reinhard memberitahunya, lagipula saat itu dia tidak menjawabku. Dan dia hanya menghargai ayahnya dengan berpura-pura tidak tahu. “ Sudahlah” Aku terlalu banyak berfikiran yang aneh belakangan ini. Rembulan mulai meninggi,  hari semakin larut. Tubuhku terasa sangat lelah dan ingin sekali istirahat, aku menyenderkan tubuhku keatas meja perjamuan, kerap kali kicauan burung malam mengganggu pendengaranku. Liliana mencoba menyadarkanku. Aku rasa alasan tubuhku menjadi sedikit berat dan lelah adalah karena wine yang kuminum, aku tidak tahu bahwa w
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status