All Chapters of GRESMORY : REVEAL THE FALSE HISTORY: Chapter 31 - Chapter 40
74 Chapters
BAB XXXI
“ Ah, baiklah. Aku minta maaf sekali padamu, tapi keadaannya sangat genting. Aku akan mentransfer ke debit kamu, agar mencari rumah terdekat disana.” Sahut Paman Jhonny, dia berbicara melalui ponselnya pada seseorang. Dia mengakhiri ucapannya dan menutup teleponnya, dia kemudian menghampiri kami. Sebenarnya, kami tidak ikut pindah bersama ibu dan Lidya, mereka akan diarahkan ke sebuah rumah di Selenal. Paman Jhonny berkata bahwa ibuku akan dijemput disebuah terminal bus, oleh orang suruhan Paman Jhonny. Ibuku memang masih terlihat kesal, namun ini demi kebaikannya dan Lidya. Mereka bersiap-siap saat itu juga. Setelah semuanya selesai, kami mengantarkan ibu dan Lidya ke sebuah terminal di Lostcity, “ Hati-hatilah Bu. Aku akan mengunjungimu” ucapku pada ibu, aku kemudian memeluknya. Memang sedikit berat bagiku harus membiarkan ibuku pergi jauh. Selenal adalah sebuah kota yang berjarak sekitar lima jam perjalanan dari Lostcity. “ Maafkan aku Carmilla, ta
Read more
BAB XXXII
  Manusia bagaikan air, mereka sama-sama bisa berubah sangat drastis saat dihadapkan sebuah wadah. Tidak seperti angin, mereka mampu bergerak bebas kemanapun mereka menginginkannya. Awalnya aku sangat takut jika mimpiku menjadi kenyataan, aku takut saat ada makhluk diluar nalar manusia atau mereka disebut monster, siluman atau semacamnya. Namun akalku terduduk seketika itu juga, saat mengetahui fakta tentang makhluk-makhluk yang dianggap hanya mitologi ataupun dongeng isapan jempol itu muncul dihadapanku. Ya, aku seperti air yang kusebut, perlahan seiringnya waktu meskipun sulit awalnya, aku mulai terbiasa dengan hal itu dan menganggap hal itu hanyalah sesuatu yang biasa. Apa kau tahu kalau aku benar-benar bingung. Tentu tidak, karena aku orang yang menanggung bebanku sendiri. Sedari awal aku juga tidak ingin melibatkan siapapun, aku hanya melihat siapa yang benar-benar peduli disekelilingku, aku hanya menguji mereka. Tapi, aku terlalu na
Read more
BAB XXXIII
“ sihlakan masuk, ada perlu apa ya?” sapa sesosok itu. Tampak sekali dari ekspresinya, kalau dia tidak mengenali kami. Aku menduga bahwa yang membuka pintu bukanlah dari keluarga Selesan. Paman Jhonny menarik nafasnya, dia Menolak untuk masuk kedalam rumah dan dia mulai bertanya tentang seseorang yang memiliki rumah itu sebelumnya. Sepertinya, sesosok yang membuka itu menangkap maksud Paman Jhonny. “ Oh, Tuan Sheldon Selesan ya. Mereka pindah lima tahun lalu, sebelum kami menempati rumah ini.” Balasnya memberitahu. Kami meminta kepada pemilik rumah untuk memberitahukan alamat tempat tinggal Sheldon yang sekarang, terlihat dari gerak-geriknya aku merasa bahwa sang pemiliki rumah sudah tidak tahu tentang tempat tinggal Sheldon. Sebagai gantinya dia memberikan kami nomor Sheldon Selesan yang dia dapatkan saat menghubungi Sheldon lima tahun lalu. Setelah kami berterima kasih, kami lekas kembali kedalam mobil. Paman Jhonny mencoba menghubungi Tuan
Read more
BAB XXXIV
  Seorang pria negro menyambut kami didepan pintu masuk sebuah rumah di sebuah villa elite. Suasana disini sangat hangat dari segala aspek, kemungkinan karena orang-orangnya yang lebih ramah dari Claudia. Kami dipersihlakan masuk dan duduk ditempat yang kami kehendaki, lagi-lagi kami disuguhkan hidangan yang menakjubkan. Sup Lobster dan segala jenis makanan laut. Sangat mewah dan tanpa pikir panjang kami menikmatinya, “ Demender Jhonny” ucap seseorang yang berjalan memasuki ruang makan itu. Mereka seperti sekelompok mafia menurutku. Paman Jhonny berdiri dan menyambutnya. “ Senang bertemu denganmu, Sheldon” balas Paman Jhonny. Aku sangat terkejut melihatnya, aku berfikir kalau Sheldon adalah orang Eropa berkulit putih, tapi yang aku lihat saat ini adalah seorang pria besar berkulit hitam. Terpancar senyum dari kedua bibir Sheldon. “ Aku sudah menduganya, tidak mungkin seorang Jhonny bisa dikalahkan
Read more
BAB XXXV
  Malam menjelma menjadi fajar yang cerah, aku bangun tanpa petunjuk sedikitpun. Hari ini aku akan menemani Liliana untuk mendaftar kuliah di Universitas Lostcity. Sudah hampir seminggu aku tidak menginjakkan kakiku di kmpus tercintaku. Liliana tampak memakai kacamata dengan lensa High index, terlihat bahannya yang tipis dan pipih. Dia memakai hoodie dengan jeans cokelat. “ Bisakah penampilanmu sedikit seperti wanita.” Ucapku padanya yang duduk disofa. Dia menaikkan satu alisnya, dan menepuk pundakku. “ Ayo kita berangkat” sambutnya. Pagi itu suasana masih dingin, dan jam menunjukkan pukul 6.30, dia membuatku harus bangun pagi-pagi hari ini. Kami berjalan menuju kearah garasi mobil. Dia membuka Folding gate garasi mobilnya. Aku menatap Liliana yang berjalan kearah Mustang Boss 429 Berwarna cokelat kegelapan dengan garis tengah hitam yang menjalar dari depan ke belakang mobil itu. Sekilas warna mobil itu sangat clop dengan
Read more
BAB XXXVI
  Aku menyesal berjumpa dengan makhluk aneh seperti mereka, terkecuali Liliana dan Paman Jhonny. Aku juga tidak bisa membayangkan jika Jack datang dan mencabik-cabikku dengan taringnya. Sungguh menakutkan. Mobil melaju cepat membawaku kerumah sakit terbesar di Lostcity. Aku benar-benar tak bisa menahan rasa sakitnya. Beberapa kali mobil menghantam sebuah lubang, dan membuatku semakin kesakitan. Sebagai pria aku hanya diam dan menahan rasa sakitnya. “ Kita sampai” beritahu Liliana padaku. Bahkan aku tidak merasakan nyaman saat kepalaku berada diatas paha Liliana, pahanya sangat padat dan sedikit keras. Sebelum Estelle menurunkan kami didepan pintu masuk rumah sakit, aku memohon satu hal pada Liliana. “ Liliana tolong rangkul saja aku.” Pintaku memohon. Dia mencoba meyakinkan keinginanku namun aku tetap ngotot untuk dirangkul dan berbohong kalau aku sudah tidak merasakan sakit yang terlalu, alhasil dengan sangat amat berat a
Read more
BAB XXXVII
  Disisi lain, Arin, Rakhisa dan Bashra telah beristirahat disebuah rumah sederhana di Lostcity. Mereka selalu mendapat informasi terpanas tentang seorang Landers yang baru-baru ini muncul di Lostcity, Jason Landers memberitahukan kepada mereka tentang pesan-pesan yang muncul di mimpinya. Selama ini sebagian besar mimpinya hanya menjorok tentang kemunculan Landers lainnya, dan hanya sedikit dia mendapat pesan tentang kejadian  masa lalu yang menjadi kunci sejarah. “ Benar, namanya Kenshin. Itu yang diberitahukan Jason Landers, dia sedang menjalani studinya di Universitas Lostcity.” Bashra berucap memberitahukan hal tesebut pada Arin dan Rakhisa. Aeri masih sedang dalam perjalanan menuju Lostcity menggunakan mobilnya, dia hanya membuang-buang waktunya dengan berada didalam mobil sepanjang hari. Malam telah tiba, setelah Dawan selesai mengompresku, dia mulai bangkit meninggalkan kamarku. Aku mencoba mendudukkan diri; merogoh ranselku dan menga
Read more
BAB XXXVIII
  Musik mendayu-dayu terdengar dari luar kamar, aku membuka sedikit jendela kamar ini. Angin menjengukku, dia berbisik mesra kepadaku. Aku sangat mencintai angin, dia selalu saja menenangkan jiwaku. Kalian belum bertemu dengan air, jika kalian bertemu dengannya mungkin kesedihan kalian akan hilang hanyut bersamanya. Meski, haya segelas air yang dibawa Dawan, namun aku menikmati setiap tetesnya yang menjalar keseluruh organ tubuhku. Jika bertanya apa yang akan kulakukan hari ini. Tentu, aku akan beristirahat menggemukkan badan. Berbaring rasanya nikmat, aku membaringkan diriku diatas kasur empuk tua yang disediakan untukku. Setelah membaca seluruh bab, aku harus memaksa seluruh tubuhku untuk tidur dan mendengar pesan dari Immanuel, sudah sangat jelas kalau Immanuel Witjk adalah Immanuel Landers. Dawan kembali kekamarku untuk mengambil mangkuk yang tidak menyisakan bubur lagi. Dia menatapku yang tertidur sembari menghembuskan sedikit nafasn
Read more
BAB XXXIX
  Terhitung, hanya ada tiga bab lagi yang belum terselesaikanku. Dengan keadaan mental yang seperti ini, aku hanya bisa menunggu hingga pikiranku benar-benar pulih. Sepanjang hari aku hanya membaca ulang isi dari Gresognian, aku mencoba mencari tahu dan mengkaitkan satu per satu mimpi yang ada. Namun, rasanya masih banyak sekali informasi yang belum aku dapatkan. Kalau itu langit sore terpancar jelas di sepetak jendela kamar, dengan jerjak yang memiliki pola indah. Terdengar samar-samar suara mobil berhenti didepan rumah, sudah pasti mereka berhenti dirumah Paman Jhonny sebab tidak ada satupun rumah didaerah sini kecuali rumah keluarga Marsum, suara itu sepertinya bukan hanya suara yang keluar dari satu mobil. Brak Brak. Suara hentakan kaki Liliana yang berlari menuju kekamarku, dia menatap tajam kearahku dan tampak sedikit bingung. Dia juga terlihat ingin menjelaskan sesuatu kepadaku, namun keinginannya itu tertahan entah oleh a
Read more
BAB XL
  Apa aku akan berfikir yang membakar rumah kami adalah orang yang sama, orang yang telah membakar rumah kami terdahulu sebelum kami tinggal di Lostcity. Tentu jawabannya, kemungkinan. Didalam mobil menuju rumah Dawan aku banyak berfikiran aneh tentang Jason dan Rytme, wujud mereka terbayang kembali dikepalaku. Bagaimana bisa aku tenang, sedangkan mereka sangat persis dengan bayangan yang aku lihat didalam mimpiku sembilan tahun yang lalu. Kecurigaanku semakin menjadi sebab mereka adalah Dorrothy. Satu sisi, aku juga harus mencari banyak bukti-bukti yang akan menguak fakta terbakarnya rumahku, orang yang berbadan besar seperti mereka, tentunya sangat banyak. Kami menuju kerumah Dawan ditemani langit malam. Ferdinand hanya fokus mengikuti arahan Dawan. Dawan memiliki rumah minimalis, rumahnya bisa dibilang tidak bertingkat dan hanya memiliki dua kamar. Sangat jelas terlihatku, sebab kami telah berada dirumahnya sekarang. Da
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status