All Chapters of Istri Pilihan Mama: Chapter 51 - Chapter 60
124 Chapters
Pingsan
Pelataran parkir RR Grup. Dua manusia tengah dilanda perasaan tak nyaman. Arsaka menoleh ke sekitar berkali-kali bak seorang pencuri yang sedang mengintai mangsa. Ia tak mau ada yang mengetahui bahwa dirinya tengah berduaan dengan Aleta. Selama beberapa detik diam Aleta pun memberanikan diri menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya. "Saka, kamu tahu benar kan, nggak mudah melepas seseorang yang telah lama bersama kita? Kita udah lima tahun, Saka. Kenapa segitu mudahnya kamu mutusin aku? Apa karena kamu nggak suka karena aku seorang artis dan model? Kamu pengen aku jadi ibu rumah tangga dan fokus ngurusin keluarga kita? Jawab aku, Saka! Apa ini yang kamu mau? Tolong beri aku alasan yang jelas! Aku mohon, Saka!" pinta Aleta sembari menangkup kedua telapak tangannya di depan dada. Wanita matang nan cantik itu tampak tak karuan penampilannya. Meski begitu, ia tetap saja cantik. Penampilannya yang acak-aca
Read more
Disalahkan
Beberapa detik setelah wanita itu tak sadarkan diri, ponselnya berbunyi dengan nyaring. Arsaka tampak gelisah. Ia mengedarkan pandangan ke segala arah berusaha mencari pertolongan. "Saka! Ada apa ini?" tanya Sandy yang melihat dari kejauhan lalu mendekati sahabatnya. Ia yang merasa jenuh memilih memutari area kantor milik Arsaka dan malah mendapati sang sahabat kesulitan seperti ini. Tanpa diminta, Sandy membantu Arsaka membawa wanita itu ke dalam mobil miliknya. Mobil Sandy yang terparkir tak jauh dari lokasi kejadian segera menjadi kendaraan siap antar bagi wanita tersebut. "Kita bawa dia ke mana sekarang? Rumah sakit atau rumahnya?" tanya Sandy begitu menduduki bagian kemudi. Ia menoleh ke belakang dan menyaksikan dengan mata kepalanya bagaimana pemandangan di sana. Aleta yang tak sadarkan diri terlihat aman karena bersandar di pundak kekar Arsaka. Berbanding terbalik dengan sikap dan gesture Arsaka saat ini, pria i
Read more
Dua Pilihan
Arsaka mulai naik pitam. Kedua tangannya terkepal erat dengan buku-buku jari yang tertekuk kencang seperti menggenggam batu yang siap dilemparkan sepenuh tenaga. Tapi hal itu segera diketahui Sandy dengan cepat agar tak terjadi hal yang ditakutkan olehnya. Sandy tak akan membiarkan sahabatnya berbuat ulah di tempat ini. Tak hanya Aleta yang harus beristirahat di sini, melainkan masih banyak pasien yang tengah berjuang mencari kesembuhan dan tak mau diganggu hanya karena perdebatan konyol ini. "Saka, lebih baik kamu dan tante segera masuk ke dalam! Aku yakin wanita itu pasti membutuhkan kalian berdua sebagai penyemangatnya," ujar Sandy bijak. Debora memiringkan senyumnya. "Wanita itu punya nama, namanya Aleta, seorang artis dan model papan atas! Paham?" ucap Debora dengan bangganya. Debora melenggang begitu saja usai menyombongkan diri perihal status putrinya. Bragg Pintu dibanting oleh Debora
Read more
Tantangan Debora
Arsaka terdiam selama beberapa saat. Sempat ia pejamkan kedua kelopak matanya untuk menenangkan diri. Berharap dengan apa yang ia lakukan dapat menemukan jawaban tepat. Drama, memang! Pria itu kini menatap lekat-lekat wajah pucat Aleta di sampingnya. Perlahan namun pasti ia menepis sentuhan yang wanita itu lakukan padanya. Aleta seolah merasakan dirinya adalah sekawanan kuman yang menjangkit manusia dan menyebarkan virus setelah diperlakukan Arsaka seperti barusan. Harga dirinya seolah diinjak-injak dengan sengaja oleh Arsaka. Aleta mengesampingkan perasaan itu. Yang pasti Arsaka harus berada di sini, bersamanya. Harus! Salahkah? "Saka, kenapa kamu berubah? Di mana Arsaka yang dulu begitu mencintaiku? Aku benar-benar butuh kamu ada di sini bersamaku, Saka…" lirih Aleta yang tak lelah mengharapkan Arsaka agar tetap tinggal. Arsaka menghirup napas dalam-dalam. Ia benar-benar dibuat bimban
Read more
Rahasia Besar
Meninggalkan rasa yang berkecamuk di dalam diri Arsaka, kini berpindah pada Tantri yang memulai hari pertama kerjanya dengan penuh keceriaan. Senyum tak henti-hentinya terukir jelas dari lengkungan kedua sudut bibirnya. Gadis cantik yang sebentar lagi bertambah usia itu sibuk mengerjakan tugasnya sejak pagi tadi. Ia membaca rentetan tugas satu per satu dengan penuh kesabaran dan ketelitian. Pekerjaan Tantri di butik ini adalah sebagai Quality Control. Ia tersenyum tipis melihat beberapa hal yang sudah ia check list. Setidaknya beberapa hal sudah ia kerjakan dengan penuh tanggung jawab. Setidaknya itu yang selalu ia pegang teguh di tempat mana pun ia mengabdikan diri. "Tantri!" panggil Arjuna yang tampak mengejutkan gadis cantik itu. Tantri yang tak sadar jika sedari tadi memainkan ujung pensilnya di area bibir menjadi objek pengamatan atasannya tersebut kini tersenyum kikuk. "Pak Arjuna, ada apa memanggil saya, ya?" ta
Read more
Dilabrak?
Tantri memilih diam dan memperhatikan gerak-gerik lawan bicaranya dengan perasaan yang terus menerka. Sandra terkekeh geli. "Ah kamu nih, nggak lucu, ah!" ledek Sandra pada Tantri. Tantri mendadak bingung dengan maksud ucapan Sandra. Lucu apanya? Apakah mukanya terlihat lucu di depan Sandra? Ck! "Ada apa, sih, Mbak? Kalau mbak cuma mau ngeledekin saya, lebih baik saya ngerjain job desk yang lain aja, deh!" ujar Tantri berpura-pura merajuk. Sandra semakin terkekeh. Ia menepuk pundak Tantri lumayan kencang hingga membuat gadis itu tampak kebingungan dan sedikit terhuyung ke depan. Ada apa sih ini? Tantri masih diliputi kebimbangan gara-gara Sandra. "Mbak Sandra baik-baik aja, kan? Maksud saya, sehat-sehat aja, kan?" tanya Tantri serius. Sandra yang mendengarnya lantas mengerucutkan bibir. "Kamu kira aku gila?" timpal S
Read more
Pesona Arjuna
"Tolong bawa map dokumen penting ini ke ruangan pak Arjuna! Beliau minta dokumen ini dibawa ke ruangannya sekarang juga!" titahnya begitu mendominasi. Tantri terpaksa meletakkan buku miliknya ke atas meja dan meraih map berisi dokumen penting itu untuk diserahkan pada Arjuna sesuai instruksi rekan kerjanya. Ralat, sang senior. "Baik, Mbak!" jawab Tantri patuh dan tetap berusaha sopan pada seniornya. "Anak baru mendingan jangan banyak gaya, deh! Masih baru tapi udah dikasih tugas sepenting ini buat dibawa ke ruangannya, aneh!" sindir wanita yang berprofesi sama seperti Tantri di butik itu. Tantri tak menanggapi ucapan wanita tersebut. Hal itu hanya akan merugikan dirinya sendiri jika ia membalas kata-kata penuh iri dengki tersebut. Ia sadar diri bahwasannya ia masih anak baru. Sudah biasa anak baru diperlakukan seperti ini oleh para senior di hampir semua tempat kerja. Maklum, para senior merasa keberadaannya akan teran
Read more
Sebutkan Contohnya!
"Kenapa sepertinya kamu takut dekat-dekat sama aku? Ada apa memangnya kalau kamu di dekatku?" tanya Arjuna penuh selidik. Tantri spontan menggeleng cepat. "Bukan begitu, Pak!" elak Tantri. "Lalu kenapa? Kok sepertinya kamu rada aneh hari ini? Apa ada yang lagi kamu sembunyikan dari aku?" tebak Arjuna yang tak juga menghentikan keingintahuannya. Tantri refleks mengibaskan kedua tangan bermaksud menyanggah dugaan tak beralasan atasannya tersebut. Tiba-tiba, pria itu terkekeh geli. Tantri mengernyitkan keningnya. Aneh! "Aku cuma bercanda, kok. Jangan tegang gitu, ah! Oh iya, gimana udah mendingan belum sikutmu sekarang? Apa masih sakit?" ungkap Arjuna dengan santainya. Pria itu tak tahu bagaimana gugupnya Tantri saat ini. Seenaknya saja pria itu membuat dirinya kalang kabut seperti ini! Menyebalkan! Tantri tersenyum aneh. Ya aneh, karena hanya d
Read more
Aku Serius!
"Ada apa, Tantri? Katakan aja terus terang! Kamu ini kayak lagi menyembunyikan sesuatu yang mengancam nyawa aja! Hehehe," ledek Arjuna enteng. "Bukan begitu, Pak. Saya cuma nggak mau orang-orang berpikir yang bukan-bukan, karena saya bolak-balik masuk ke ruangan bapak pada hari pertama saya kerja di sini. Saya cuma anak baru, Pak. Saya nggak mau dikira yang bukan-bukan sama karyawan lain di butik ini, Pak," ungkap Tantri pada akhirnya meski tak semua ia ceritakan pada Arjuna. Gadis itu memilih cara aman dan tak berbicara banyak mengenai beberapa karyawan lain pada dirinya yang nantinya hanya akan membuat Arjuna semakin menyudutkannya. "Memangnya siapa yang mau menuduh kita? Dan apa salahnya coba, kamu single begitu juga aku, kalau seandainya kita memang dekat dan ada hubungan spesial, memangnya kenapa? Tidak ada yang berhak marah, kan?" balas Arjuna teramat santai yang seketika membuat kedua netra bening gadis itu nyaris mencuat da
Read more
Bujukan Arsaka
Baru saja hendak berpikir keras, Arjuna terkekeh geli. Entah hal apa yang membuat pria itu tertawa aneh di depan Tantri. Hanya dia dan Tuhan yang tahu. "Tantri, Tantri, kamu jadi orang kenapa gampang panik dan tegang seperti itu, sih? Please dong, jangan mudah percaya sama omongan orang!Aku cuma bercanda dan satu lagi, nggak usah dengerin omongan orang yang hanya akan buat kamu down. Kamu masih muda dan enerjik, sayang aja kalau mental kamu lemah, yang ada kamu mudah diombang-ambingkan oleh orang-orang di sekitarmu. Aduh, aku sih ngomong apaan coba? Ya udah Tantri, kamu boleh lanjutin lagi kerjaan kamu. Oh iya, cuek aja kalau ada yang ngomongin kamu, belum tentu mereka benar! Oke?" ujar Arjuna panjang lebar. Tantri menghela napas lega. Jantungnya hampir copot. Rasanya tak karuan. Menyebalkan sekali, wajah Arjuna yang begitu serius membuat Tantri amat panik dan juga ketakutan. Jemari lentik Tantri sudah mencapai
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status