Semua Bab 2nd (second) Destiny: Bab 61 - Bab 70
159 Bab
61. Misi Pengintaian.
“Apa itu kapal selam anti radar?” lirih Dimitri sambil mengamati visual dari teropong di tangannya.   “Sepertinya begitu, jika sudah terdeteksi radar bisa di pastikan pasukan perbatasan dan polisi patroli kelautan sudah menyergap mereka sejak awal,” jawab Demian yang juga ikut mengawasi dari tepong miliknya.   Kedua anak demit itu sedang berada di atas tebing yang berada di ujung Dermaga, tebing curam dengan pepohonan rimbun yang berbatasan dengan lautan itu pun mereka pilih karena dari tempat itu mereka bisa melihat dengan jelas dan tempat persembunyian yang sangat strategis dan aman ketika mengintai musuh.   Tepatnya berjarak beberapa mil jauhnya dari tempat Dimitri dan Demian mengintai, ada sebuah kapal feri barang berjenis hovercraft yang tengah berhenti di lautan lepas yang berdampingan dengan sebuah kapal selam yang sedang muncul kepermukaan.   “Aku berani jamin itu bukan sekeda
Baca selengkapnya
62. Kelakuan Duo Anak Demit.
Ruangan pengawas di markas utama tiba-tiba menjadi begitu sibuk dari pada biasanya, bahkan Kiev yang biasanya terlihat tenang sekarang begitu cemas dan khawatir. Bahkan emosi Kiev juga sedang meledak-ledak tak terkendali. “Kenapa si bos?” sela Yugov yang baru saja datang dan terheran-heran melihat ruang pengawas tempatnya bekerja menjadi sangat sibuk di tambah bosnya, yakni Kiev yang menjadi kepala penanggung jawab sudah terlihat begitu kacau dan sangat menyeramkan, berbeda dari biasanya yang pembawaannya begitu tenang dan kalem. Hetrix hanya menggerakkan bahunya tanda tak tahu dengan apa yang terjadi di ruangan yang menjadi pusat informasi di markas pusat. “Nih, mungkin ini yang membuat si Bos marah dan uring-uringan,” pekik Hetrix sambil memberikan informasi sebuah map kearah Yugov. Yugov membulatkan mata kala membuka map itu, map merah itu rupanya berisi tentang segala manifes
Baca selengkapnya
63. Kelakuan Duo Anak Demit 2.
Di Pelabuhan, tepatnya di ujung Dermaga ada Dimitri dan Demian sedang menata dan menyiapkan senjata di bantu oleh beberapa pengawal kepercayaannya, mereka menaiki beberapa speedboat guna menuju kearah Kapal feri yang mereka curigai. Nampak beberapa orang di kapal feri sudah bersiap-siap menyambut kedatangan Dua Anak Emas kesayangan Klan Collins Brother dengan santai agar tak menaruh curiga. Dimitri dan Demian segera menyusuri kapal Feri kemudian bertemu dengan beberapa orang yang berjaga dan berpapasan dengan Nahkoda kapal. “Permisi Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya sopan Nahkoda kearah Dimitri dan Demian yang sedang berjalan sambil memeluk senjata serbu di tangannya dan di belakangnya sudah ada senjata laras panjang jarak jauh sudah menggantung di punggung mereka. “Oh, tidak ada, aku hanya ingin memastikan kenapa kapal ini berhenti di lautan lepas s
Baca selengkapnya
64. Kelakuan Duo Anak Demit 3.
Hampir empat jam duo anak demit itu sedang 'bermain-main' dalam tanda kutib, di tempat lain tepatnya di anjungan kapal sudah ada Luke Hargov yang sejak tadi bagitu uring-uringan karena suara berisik dan mengganggu yang ditimbulkan oleh acara ‘bermain’ dari duo anak demit kesayangan Sammuel itu, Bahkan suara dentuman tembakan masih terdengar, padahal kedua anak yang berjuluk anak demit itu sudah hampir empat jam lamanya bermain-main sesuka hati mereka. “Mau sampai kapan mereka seperti itu? Asal kalian tahu saja, aku tak dapat beristirahat dengan tenang akibat ulah mereka, sedangkan di bawah sana ada kapal selamku sudah dalam kondisi kritis akibat ulah mereka,” pekik Luke Hargov. Di sisi lain ada Demian dan Dimitri yang sedang tertawa terbahak-bahak ketika mendengar semua amarah dari Luke Hargov dari earpiece yang terpasang di telinga mereka. Alat pelacak yang tadi mereka selipkan di tubuh Nahkoda kapal keti
Baca selengkapnya
65. Kelakuan Duo Anak Demit 4.
Sedangkan di sisi lain tepatnya tak seberapa jauh di belakang Nahkoda itu ada Luke yang sudah berdiri dengan kedua tangan mengepal, dia begitu kesal dan marah melihat bagaimana lengkap dan mewahnya fasilitas milik Klan Collins Brothers. Luke Hargov tau dan sangat tahu helikopter yang digunakan untuk menjemput anak Emas kesayangan Klan musuhnya itu adalah helikopter keluaran terbaru yang sangat ingin ia miliki, dan ternyata Klan yang menjadi musuhnya itu sudah mempunyai, bahkan tak hanya satu tapi dia melihat dengan mata kepala sendiri ada enam helikopter yang datang untuk menjemput anak ingusan yang sedang bermain tembak-tembakan saja, bagai anak balita saja. Helikopter yang Luke Hargov lihat mungkin hanya enam buah saja, dia bahkan sempat berpikir mungkin di markas atau di beberapa tempat mereka masih mempunyai beberapa lagi tak ada yang tau pasti berapa total keseluruhan armada yang Klan Collins Brothers miliki, tetapi perlu diingat bahwa Klan Collins Br
Baca selengkapnya
66. Memantau.
Suasana terlihat lenggang dan kondusif, bahkan di ruangan kendali sudah nampak begitu tenang dan kembali seperti sedia kala.“Apa aku melewatkan sesuatu?” tanya lirih Yugov yang berjalan kearah Hetrix yang rupanya sedang sibuk dengan layar komputer di depannya.“Apa?” jawab singkat Hetrix yang tak tahu maksud dari ucapan dan pertanyaan Yugov.“Aku merasa aneh dengan situasi ini, padahal kemarin ruangan ini begitu heboh dan acak-acakan,” sela Yugov yang berjalan kearah meja kerjanya yang juga berisi beberapa peralatan komputer diatasnya.“Bukankah setiap hari juga suasananya seperti ini? Kalau kemarin sih memang crowded sekali, tapi syukurlah berkat bantuanmu dan Bos Kiev semua teratasi,” jawab Hetrix yang tak menoleh dan masih terus fokus dengan layar komputernya.Yugov merasa lega karena hasil kerja kerasnya samalaman suntuk berhasil menutupi keraguan dan rahasianya.Padahal, selagi dia mengerjakan tugas yang diberikan Dimitri, diam-diam dia juga mengirimkan beberapa kabar ke Klan Ha
Baca selengkapnya
67. Candu.
Edward menghampiri Risha yang sedang menatap langit cerah pada pagi hari ini dari anjungan bandara yang berbatasan dengan kaca transparan yang besar terbentang sebagai pembatas di ruangan megah yang menjadi favorit setiap orang untuk melihat dan mengamati lalu-lalang pesawat yang hendak take-off ataupun yang hendak mendarat. Hari ini adalah hari kepulangan Orang Tua Risha ke negaranya, Indonesia.Edward berjalan menghampiri kekasihnya sambil mengenakan coat mantel tebal yang ia pakai kebadan Risha, “udara akhir-akhir ini begitu dingin, lain kali kalau hendak keluar, sempatkanlah memakai jaket atau mantel hangat. Aku takut kondisi tubuhmu masih belum bisa beradaptasi dengan cuaca di Negara ini, sekarang sudah akhir musim semi, udara akan menjadi lebih dingin dari biasanya,” lirih Edward sambil memeluk tubuh Risha dari belakang dan mendaratkan dagunya di pundak Risha.“Belum satu jam mereka pergi, tetapi aku sudah merindukan mereka,” lirih Risha sambil menoleh kearah Edward yang sedari
Baca selengkapnya
68. Leader Boyband.
Alih-alih membaringkan Risha di ranjang kamar Risha sendiri, Edward lebih memilih membaringkan wanita pujaan hatinya di ranjang kamar miliknya.Memandang damainya wanitanya ketika terlelap tidur merupakan salah satu kegiatan favoritnya, entah karena dia sudah terbiasa dengan melihat Risha terlelap atau memang tak mau berpisah dan ingin menikmati waktu bersama pujaan hatinya, hanya Edward yang tahu.Mengecup punggung tangan dan membelai pipi cubby yang sedang damai terbuai mimpi merupakan momen yang membahagiakan menurut Edward. Edward tersadar dari lamunannya ketika benda pipih di sakunya celananya bergetar, ternyata panggilan telepon dari Adiknya, Sammuel.“Baiklah, aku segera kesana,” jawabnya lirih dan singkat, takut jika wanitanya yang sedang terlelap terbangun oleh suaranya.Edward segera bergegas menuju ketempat yang telah di beritahukan Sammuel dari sambungan telepon didampingi oleh Wilson. Tak lupa beberapa kecupan lembut sudah mendarat di seluruh wajah Risha sebelum Edward b
Baca selengkapnya
69. Pilu.
“Apa yang ingin kau sampaikan, Samm?” lirih Edward ketika mereka hanya berdua di ruangan Sammuel yang juga merupakan ruangan miliknya yang berada di Markas pusat. Ruangan yang hanya Edward, Sammuel dan Wilson saja yang bisa memasukinya. Bahkan keduan anak demit kesayangannya pun haru meminta ijin terlebih dahulu untuk bisa masuk kedalam ruangan yang sangat rahasia itu. Sedangkan untuk Wilson hanya ketika bersama Edward dan Sammuel saja dirinya berani mamsuki ruangan yang sangat rahasia itu.“Entahlah, aku mulai dari mana? Begitu banyak permasalahan yang ada di otakku yang rasanya ingin meledak saja, semakin memikirkannya begitu membuatku terasa sesak dan berat untuk bernapas,” keluh Sammuel sambil merebahkan diri di sofa.“Berceritalah mulai awal, aku akan mendengarkan dengan sabar,” jawab Edward dengan terus memandang Sammuel yang terlihat sangat payah dan lelah. Dapat Edward lihat dari cara Sammuel menghela napas panjang, seperti terasa begitu berat, seolah banyak beban yang adiknya
Baca selengkapnya
70. Dejavu?
Edward berusaha menetralkan emosi agar tak ada orang yang curiga akan kondisinya saat ini, Edward segera berjalan keluar dari ruangan Sammuel dan berjalan menuju keruang kendali dimana sudah ada Kiev dan Wilson disana.Edward juga sedang memikirkan Risha yang sedang berada di mansionnya, gadis yang menjadi tunangannya itu tadi ia tinggal dalam keadaan terlelap, walaupun di mansionnya sangat aman dengan penjagaan yang begitu ketat, tetapi yang dia khawatikan yaitu ketika nanti Risha terbangun tapi tak ada dirinya di sisinya, takutnya gadis pujaan hatinya bingung dan sibuk mencari dirinya. Kerena sekarang gadisnya itu sedang butuh teman untuk mendampinginya, karena beberapa saat lalu orang tua dari gadisnya itu sudah pulang ke Negara asalnya, sedangkan Risha harus rela tertahan karena menuruti permintaan Edward yang tak mengijinkan Risha untuk ikut dengan Orang Tuanya pulang ke Negaranya.Terlihat sangat pemaksa dan super posesif sekali prianya itu, bahkan berjauhan sebentar jasa membua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status