All Chapters of Cinta Para Cassanova: Chapter 71 - Chapter 80
157 Chapters
71 : Aku di Sini Untukmu
Dava masih belum banyak bicara, hingga makanan mereka datang ia bahkan tidak menyentuh makanan yang sudah tersaji di meja. Mivi menggenggam erat pisau steik dan menekannya kuat-kuat di atas daging hingga menembus piring keramiknya. Dava membuat ia hilang akal hari ini.“Makanlah nanti kamu sakit,” pinta Mivi dengan suara lirih. Dava masih diam membisu, perutnya lapar dan terasa perih tapi ia masih harus memerankan drama ini sedikit lebih lama. ‘Sampai batas mana kesabaran yang kamu miliki,' batin Dava dengan hatinya yang licik. Mivi tidak berpikir jauh, ia hanya mengira kekasihnya sedang marah dan tidak tahu niat tersembunyi Dava. “Aku pulang saja sepertinya suasana hatimu sedang buruk!” Mivi berdiri dari tempat duduknya, pergi adalah cara ia mengendalikan amarah yang sudah ingin meledak dari dalam tubuhnya. Kain murahan yang ia kenakan sekarang membuat seluruh kulitnya terasa panas dan gatal, tapi lelaki
Read more
72 : Pertemuan Adik dan Kakak
Pagi masih dingin dan berembun di kota Bogor, Gavin memacu mobilnya menuju ke toko buku terdekat setelah memastikan Nayara sudah tertidur kembali dengan memeluk novel yang ia baca semalaman tadi. Gavin ingin membeli buku lebih banyak untuk perpustakaan rumah sakit juga membeli beberapa novel edisi terbaru untuk Nayara. Ia kembali ke rumah sakit membawa sekantung penuh novel di pelukannya. Buku-buku untuk perpustakaan akan diantarkan oleh pihak toko buku sendiri nanti karena jumlahnya tidak akan sanggup jika di bawa Gavin secara langsung.  Senyum cerahnya menyertai tiap langkah, membayangkan betapa bahagia Nayara mendapatkan buku-buku baru darinya nanti. Langkah Gavin terhenti, ia melihat Roby asisten dari Keanu sedang berada di depan ruangan Nayara, dengan segera Gavin membenamkan tubuhnya ke sudut dinding. Bencana besar akan terjadi jika mereka mengetahui bahwa Gavin sudah menemukan keberadaan Nayara. Di dalam ruang perawatan intensif Nayara me
Read more
73 : Nayara Tahu Kehadiran Gavin
“Tenanglah, kondisinya sudah membaik dan esok ia bisa ke kamar tempat biasa ia tinggal,” kata dokter Hana begitu keluar dari ruang perawatan intensif Nayara. Gavin tersenyum lebar, ada rasa syukur yang tidak bisa di ungkapkan di hatinya. Seolah semua tali-tali yang mengikat hatinya kini terlepas begitu saja, ia tak lagi merasa sesak. Di kursi panjang Gavin mengambil dua buah novel yang berada di kantung kertas, ia kembali memasukkan novel itu kecelah bawah pintu dan mengetuk pintunya sesaat setelah novel itu berhasil masuk. Nayara tersenyum ketika mendapat dua novel kagi, terlebih yang datang sekarang masih baru dan tersegel rapi dengan plastik pembungkus yang tipis. Setelah Gavin melihat Nayara mengambil kirimannya, ia kembali duduk di lantai dan bersandar di pintu ruang perawatan Nayara dengan senyum yang lebar. Dulu ia pernah memberi Nayara sebuah bucket bunga besar hingga membuat tubuh Nayara tertutup oleh bunga. Senyumnya saat itu sa
Read more
74 : Pernikahan dan Peperangan
Semua yang berada di dalam peragaan busana di sini penuh warna dan berkilauan. Aula ini ditata sempurna oleh Staf Dekor di perusahaan Arka, model yang mereka pilih adalah yang terbaik dari Indonesia bahkan Asia. Untuk pertama kalinya desainer kenamaan Italia menggelar peragaan di negeri ini dengan menggunakan make up premium keluaran terbaru dari perusahaan Arka sebagai pemanis wajah para model. Semua sempurna bahkan para tamu juga berasal dari kalangan atas. Tapi bagi Arka, semua tampak abu-abu, pikirannya terbang jauh ke Australia tempat Ara berada. Ia ingin segera menyusul ke sana, tapi masih ada waktu satu bulan hingga semua tur peragaan Asia Tenggara yang ia adakan selesai. Sudah berulang kali Arka berusaha menghubungi Ara, tapi nomor itu masih tidak aktif. Ia sepertinya sengaja mengganti nomor untuk menghindari Arka. Saat peragaan busana selesai Arka berjalan bersama Steave menyusuri panggung catwalk. Tepuk tangan kekaguman begitu riuh menemani langkah du
Read more
75 : Berada di Pihak Gavin
Banyak hal yang ingin Dava tanyakan, tapi Arka masih terlalu sibuk menyambut para tamu yang mengucapkan selamat padanya. Dava akhirnya hanya bisa mengekor pada setiap langkah Arka.Bahkan hingga Arka pergi ke parkiran mobil Dava masih saja mengekor padanya. “Ada apa? Kenapa kamu terus mengikutiku?” tanya Arka yang mulai risih pada Dava yang terus menempel seperti permen karet padanya. “Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Pernikahan dengan Ara? Kamu bahkan beberapa hari lalu masih berkencan dengan Anastasya.” Dava tidak bisa berhenti berpikir bagaimana akhirnya Arka bisa memutuskan untuk menikahi Ara. Ada yang aneh tentang itu semua, tapi ia begitu takut berpikir terlalu jauh. Dava mulai memasuki mobil Arka meski tanpa ia suruh, ia bahkan tidak memedulikan bahwa Jordi tengah menunggunya dengan mobil pribadi milik Dava sendiri. Setelah duduk Dava terus menatap ke arah Arka yang masih belum menjawab pertanyaan dariny
Read more
76 : Kita Putus
Dava pergi ke diskotek tempat ia biasa datang, ia tidak berminat menari di lantai dansa dan hanya menghabiskan tiap seloki alkohol yang tak henti membasahi tenggorokannya. Sejak pertemuan dengan Arka siang tadi ia merasa begitu sesak, persahabatan mereka berada di ujung tanduk hanya karena kesalahan Arka. “Apa yang terjadi?” tanya Rangga melihat betapa frustrasi pelanggan yang sedang berada di hadapannya. Dava menarik nafas dalam, “Persahabatan kami di ujung tanduk.” “Apa kamu membuat kekacauan lagi?” Rangga tahu betul seperti apa persahabatan ketiga pria playboy yang juga pelanggan tetapnya. Arka dan Gavin adalah pria yang selalu berhati-hati pada tindakan yang akan mereka ambil, itulah kenapa mereka bisa menjalankan bisnis dengan baik. Berbeda dengan Dava yang selalu menimbulkan masalah. Dava menatap tajam Rangga setela mendengar perkataan bartender muda itu, Rangga tidak terintimidasi. Ia justru terta
Read more
77 : Raih Tanganku!
Nayara sudah di pindahkan ke ruang perawatan seperti tempat ia biasanya tinggal selama empat tahun di sini. Tentu saja ruangan itu sedikit lebih luas dan bersih daripada pasien lain karena Nayara adalah pasien VIP di sini. Ini hari kedua Gavin tak berani mendekat pada Nayara, ia selalu menjaga jarak aman agar tidak tertangkap pandangan Nayara. Meski begitu Nayara tahu betul bahwa Gavin berada di sekitarnya dan tak berani mendekat. ‘Ibu harus bagaimana?’ Nayara berkata sangat lirih. Anak kecil di sampingnya adalah imajinasi nyata yang harus selalu ia rahasiakan. Beberapa dokter selalu ingin menghapus jejak kecil itu dari dalam dirinya, tanpa mereka mengetahui bahwa itu adalah satu-satunya kekuatan untuk Nayara bisa bertahan selama ini. ‘Jika aku memutuskan untuk memegang kembali sambutan tangannya, apakah ia tidak akan menyakiti aku lagi seperti dulu?’ ‘Bisakah ia menjadi pegangan yang aku andalkan?’
Read more
78 : Balas Dendam Mivi
Dava mendapati dirinya tengah terbangun di hotel, saat ia menoleh ke kanan di sebelahnya ada Claire yang masih tertidur dengan pulas. Ia sedikit terkejut hal terakhir yang ia ingat adalah saat dirinya di Bar bersama Rangga. Dava mulai duduk dan memijat kepalanya yang terasa pening. Ingatan mulai bermunculan di benaknya, dari dirinya yang tengah di bopong Claire hingga saat Mivi mengajak ia berpisah. Dava kini merasa seperti di tengah pusaran angin tornado, ia sudah membuat kesalahan besar. Meski ia begitu ingin berpisah dari Mivi tapi tidak dengan cara menyakiti Mivi secara terang-terangan. Gadis itu bukan tipe orang yang akan tinggal diam saat di usik, juga Ayah dari Mivi adalah orang berpengaruh yang jika dia tahu apa yang telah Dava lakukan pada putrinya maka kehidupan Dava sedang dalam bahaya. “Kamu sudah bangun?” tanya Claire dengan mata yang masih menyipit. “Aku dalam masalah besar!”“Kenapa?” Claire mul
Read more
79 : Kita Kehilangan Dia
Arka sudah sibuk dengan tour pameran keliling Asia Tenggara, ia sama sekali tidak tahu bahwa di Indonesia Dava sudah membuat masalah  yang membuat Manajemen Stone mengalami kerugian besar. Tiga minggu setelah kejadian itu Dava hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri di apartemen. Ia belum menemukan cara membalas perbuatan Mivi padanya. Gavin juga harus membagi waktunya yang padat antara kantor dan Nayara, ia hanya bisa mengunjungi gadis itu tiap Sabtu dan Minggu.  Setelah itu ia harus kembali ke kantor untuk membereskan permasalahan yang dibuat Dava. Di Singapura Arka sudah menyelesaikan tour terakhir pameran. Ia ingin segera berangkat ke Australia, tapi masih ada jamuan makan siang yang harus ia hadiri terlebih dulu. Matanya tak berhenti menatap jarum jam, ia ingin acara basa basi ini segera berakhir. Ia juga sempat mengirim  SMS setiap harinya pada Ara meski tidak pernah Ara balas. Hari ini Arka juga mengirim SMS bahwa ia akan segera menyu
Read more
80 : Pernyataan Cinta
Arka menemani Ara dengan baik di rumah sakit, ia tak meninggalkan gadis itu bahkan sebentar. Meski Ara masih tak banyak bicara terhadapnya, ia hanya terus memastikan bahwa Ara tidak kekurangan apa pun selama di rawat. Ini hari ke dua mereka di rumah sakit, Arka sedang membaca buku di sofa tak jauh dari tempat tidur Ara. Ruangan begitu sunyi meski ada dua orang di dalamnya. Ara terus melirik ke arah Arka, ia tetap sibuk dengan buku yang di pegangnya. “Apa kamu perlu sesuatu?” tanya Arka ketika sadar bahwa ada dua bola mata yang terus mengamatinya. “Aku merasa pengap terus berada di dalam ruangan, bisakah kamu membawaku keluar sebentar?” Arka tersenyum tipis mendengar Ara akhirnya meminta sesuatu pada dirinya, ia seperti mengakhiri gerakan tutup mulut yang sudah dua hari ini ia lakukan. “Baiklah, aku akan mengambil kursi roda sebentar.” Tak berapa lama mereka sudah berada di taman, Ar
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status