All Chapters of Shadow of The Past: Chapter 81 - Chapter 90
99 Chapters
[80] Penerimaan
KETIKA KEMBALI KE dalam apartemen, Shizune sudah pergi. Kazuki juga sudah kembali ke dalam kamar. Kei sendiri terus berjalan untuk mencari keberadaan seseorang. Dia mendengar Airi memanggil Ethan begitu sampai di ruang makan. Perempuan itu sepertinya menginginkan penjelasan. Ethan tampak tidak menjawabnya. Prediksi Kei terbukti benar setelah dia melihat raut masam Airi. Perempuan itu kelihatan kesal. Dia bersungut-sungut selagi menggumamkan Ethan yang bertindak bodoh. Ekspresinya langsung berubah setelah mendapati kehadiran Kei. Mata mengerjap. Airi langsung melangkah mendekat. Dia menatap lurus bekas luka yang hadir di tepi bibir sang pria. “Kau membiarkannya memukulmu?” tanya Airi, terdengar tidak percaya. Kei menarik senyum separuh. “Dia mewakili keinginanmu, ‘kan?” Airi memandangnya dengan mata menyipit. “Ikut aku,” tuturnya, singkat. Tanpa memperhatikan Kei, Airi sudah beranjak menuju kamar. Kei menaikkan sebelah alis sebe
Read more
[81] Malam Panas
AIRI MUNGKIN TERLALU percaya pada Kei yang seolah dapat menahan hasratnya. Dia melupakan kesabaran sang pria yang kian menipis. Malam telah cukup larut ketika Airi selesai membereskan sisa makan malam. Perabotan kotor telah dicuci, dia juga telah berganti pakaian dan menghapus sisa riasan wajah. Beberapa saat lalu, Kei sempat menemui Kazuki lagi. Dia menghabiskan cukup banyak waktu dengan anak itu, mengobrolkan berbagai hal yang mungkin takkan dimengerti Airi. Airi menanyainya begitu dia kembali ke dalam kamar. “Kau tidak bicara macam-macam, ‘kan?” tutur Airi, mencoba memastikan. Dia sedang berdiri di depan cermin tinggi, menyisir rambut dengan perlahan. Kei mengamatinya, memperhatikan piyama satin yang dikenakan Airi. Jenjang kaki sang wanita tampak jelas dalam pandangan. Pahanya terekspos bebas, begitu pula pundak telanjangnya. Dia melangkah mendekat, menghampiri Airi dengan langkah lambat. “Apakah kau takut aku akan mencoba menghasutnya?” A
Read more
[82] Membuka Diri
SUARA DETAK JAM dinding terdengar lebih kencang. Airi mengamati langit-langit ruangan, ruang kamar yang kini juga ditinggali sang pria. Euforia yang hadir mulai menurun. Airi merasakan kepalanya yang menjernih perlahan-lahan. Di hadapannya, Kei sedikit menarik diri. Dia mengecup masing-masing sudut bibir Airi, seolah tetap tak puas dengan hal yang telah terjadi. “Aku mencintaimu,” gumamnya, terdengar rendah, menggelitik telinga. Airi mengerjap, tak menyangka pada pengakuan yang tiba-tiba. Dia terdiam sesaat, kemudian balas bertanya, “Kau mengatakannya juga pada Kazahana?” Kei menatapnya heran. “Tentu saja tidak.” Airi hanya bergumam, tak kelihatan terganggu, seolah dia memang hanya penasaran. Kei menarik diri sepenuhnya dan berbaring di samping Airi. Dingin pendingin ruangan membuatnya menarik selimut untuk melingkupi setengah tubuh mereka. Dia menoleh saat merasakan Airi beringsut mendekat. Pandangan sang wanita tertuj
Read more
[83] Buah Hasil
AIRI TAK MENDAPATI keberadaan Kei ketika pagi tiba. Jam dinding masih menunjukkan pukul lima. Dia mengerjap, mencoba mengenyahkan sisa kantuk yang masih terasa. Telapak tangan meraba sisi tempat tidur. Dia merasakan seprai yang dingin, menandakan Kei yang telah cukup lama beranjak. Airi mengernyit ketika berasakan denyutan nyeri di kepalanya. Dia menegakkan diri, hendak menghubungi sang lelaki. Gerak tangan pada ponsel terhenti saat dia mendapati sabuk hitam yang masih tergeletak di atas tempat tidur. Kei sepertinya belum sepenuhnya pergi.Airi memutuskan untuk membasuh wajah dengan singkat. Dia keluar dari kamar mandi beberapa saat kemudian, merasa lebih terjaga sekaligus sadar pada pegal di sepenjuru tubuhnya. Kejadian tadi malam kembali terbayang. Telinganya menghangat dengan tiba-tiba. Airi menggeleng. Dia mengambil kardigan panjang sebelum beranjak d
Read more
[84] Ledakan I
AWAL HARINYA BERJALAN biasa saja, hingga dia menemukan ketidakberesan atas keberangkatan Kazuki.Berita mengenai pemanggilan Rodo Hasegawa ke kantor polisi telah menyebar pesat. Penangkapannya baru dilakukan hari Sabtu lalu. Akan tetapi, dua hari berikutnya berbagai platform berita sudah siap menayangkan liputan mendadak tersebut. Ucapan Kei memang benar adanya. Airi termenung ketika melihat tayangan berita melalui televisi kantor. Yugao, yang membawakan teh hangat untuknya, sempat memergoki dia yang melamun.Pandangan sang sekretaris lantas beralih pada layar televisi yang masih menayangkan berita. Dia mengerling pada atasannya.“Apakah Anda tertarik dengan keluarga Hasegawa, Ishihara-san?”Airi kontan mengerjap. Dia mendaratkan pandangan pada Yugao, baru tersadar atas kehadiran perempuan itu. Gelas berisi teh hangat yang dibawanya langsung membuat Airi mengerti. Dia mengingat pertanyaan awal Yugao, kemudian membalas, “Nama mereka sedan
Read more
[85] Ledakan II
KEI BARU MENYELESAIKAN urusannya dengan Tuan Huang ketika melihat berita kecelakaan mobil pariwisata Kogakuen Junior High. Ekspresinya tetap datar saat melihat siaran itu. Dia lanjut berjalan dan meminta sang asisten untuk langsung melajukan mobil. Tangannya merogoh saku, mengeluarkan ponsel untuk melihat pesan yang disampaikan Felix. Pada pesan itu tertulis tentangnya yang berhasil membawa Kazuki pergi tepat sebelum mereka berangkat. Anak itu baik-baik saja. Dia sedang berada di rumah pribadi Kei, kemungkinan besar sedang bertengkar dengan Ryosuke karena ikut-ikutan ke sana.Kei menahan dengkus. Prediksinya tentang insiden kecelakaan itu terbukti benar. Rodo sudah pasti sangat terpojok. Dia terlampau putus asa sehingga melakukan berbagai tindakan ekstrem. Pagi tadi, dia sudah mendengar kabar terbaru dari Detektif Harada. Rodo bersikeras tutup mulut dan langsung meminta kehadiran pengacara. Dia ingin langsung menempuh jalur hukum, kemungkinan besar merasa congkak seperti bias
Read more
[86] Ketakutan
SEBELUM KESADARANNYA HILANG, Airi tidak yakin kalau mereka berhasil menyelamatkan diri. Kilas kejadian itu masih pekat dalam ingatan.Sejak mengetahui ancaman yang hadir, dia selalu menyiapkan senjata tajam di dalam tas. Tindakan terakhirnya sebelum ledakan terjadi sangatlah gegabah. Dia menggunakan pisau lipat untuk memecah kaca depan mobil. Retakan yang tercipta dihancurkan sepenuhnya dengan kepalan tangan. Tenaganya sudah terkuras akibat menahan sesak. Dia tak bisa melihat ataupun mendengar dengan jelas. Airi hanya mengandalkan instingnya untuk bergerak. Dia membantu Yugao keluar dari dalam mobil melalui kaca yang telah pecah. Pada detik-detik terakhir, barulah dia menyusul. Mereka berdua sudah berhasil keluar ketika ledakan datang. Airi sempat membawa Yugao lari menjauhi mobil, bersamaan dengan hantaman ledakan yang membuat mereka terpental.Selain suara bising itu, Airi tak mengingat hal lainnya.Mata yang telah terbuka menatap kosong langit-langit ruangan.
Read more
[87] Dukungan
“MEREKA MASIH MENARGETKANMU, aku tak bisa pergi begitu saja.” Adalah penjelasan Kei ketika Airi menyarankan agar dia tetap berangkat ke kantor. “Mereka takkan berhenti sampai Rodo mencabut perintahnya.”Pagi telah datang. Sudah sehari sejak Airi tiba di rumah sakit. Beberapa saat lalu, Dokter Araya sudah memeriksanya. Dia juga sudah sempat membersihkan diri. Kei bangun sedikit lebih awal darinya, membuatnya tidak yakin kalau pria itu benar-benar tidur. Kantung matanya sedikit menghitam. Airi tak perlu bertanya untuk tahu penyebabnya.Semua kondisi ini benar-benar membalikkan seluruh persepsi buruk Airi terhadap Kei. Kekhawatirannya terhadap pria ini mungkin memang berlebihan. Dia terlalu waswas sampai tak bisa sepenuhnya percaya. Sudah lama sejak dia melihat sisi lemah sang pria. Airi lupa, Kei bisa benar-benar berantakan kalau sudah terganggu oleh sesuatu.“Bukankah keterlibatan pamanmu akan cukup berdampak pada seluruh aset Hasena
Read more
[88] Terpojok
“AKU SUDAH MEMINTA anak buahku di kepolisian untuk menghentikan penyelidikan, tapi dia tak bisa melakukannya! Seseorang mengancam akan membeberkan kecurangan yang selama ini dia lakukan kalau dia mencoba membantu kita.”Tak pernah sekalipun Rodo terbayang untuk menghadapi hak konyol seperti ini. Ekspresi wajahnya kaku. Dia mencengkeram erat gagang telepon rumahnya.“Apa katamu?” tanya Rodo, tidak percaya. “Siapa orang yang berani-berani mengancam?”“Aku tak tahu pasti. Dia tak mau buka mulut,” tandas sosok di seberang panggilan. Suaranya sama-sama terdengar frustrasi. “Waktu aku bertemu dengannya, dia langsung menolak. Dia tidak hanya tak mau kembali mengulurkan tangan untuk kita. Dia benar-benar ingin lepas dari kita! Bisa kau bayangkan?!” Ada hela napas berat yang terdengar. “Ancamanku padanya sudah tidak mempan. Dia sangat percaya diri ketika berbalik memunggungiku. Bah! Bocah keparat!”
Read more
[89] Diskusi
STATUS TAHANAN RUMAH Rodo Hasegawa akhirnya beralih menjadi tahanan tetap setelah proses penyidikan semakin memperlihatkan bukti kriminalitas yang dia lakukan. Kei mendengar informasi ini pagi tadi, langsung melalui Detektif Harada sendiri. Mereka merasa perlu mengamankan Rodo untuk keperluan penyidikan lebih lanjut. Rodo akan tinggal di rumah tahanan untuk sementara waktu hingga jadwal sidang ditentukan. Berita penangkapannya sudah banyak beredar. Hampir semua karyawan swasta mendengar berita ini, termasuk anak buah Kei di Izanagi.Investigasi mendadak yang melibatkan Izanagi sudah cukup mengejutkan mereka. Fakta mengenai tertangkapnya pemegang aset terbesar di Hasena Group jelas tidak disangka-sangka. Kei mendengar kegemparan berita di tiap sudut gedung. Sakita, sang direktur cabang, sampai sempat bertanya. Padahal dia bukan orang yang mau repot-repot menanyakan masalah pribadi atasannya.“Apakah Anda sudah menduganya, Hasegawa-san?” tutur Sakita siang ta
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status