All Chapters of Dia, Tak Datang: Chapter 51 - Chapter 60
98 Chapters
Aku Siap
   “Frans! Apa kau mengenal siapa dia?” ucap Jingga kepada sekretarisnya itu.   “Nyonya, maaf tapi saya tidak mengenalnya.” Ucap Frans dengan suara yang terbata-bata membuat mata Jingga mendelik menatapnya.   “Kau berbohong Frans.” Ucap Jingga yang tahu betul semua ekspresi pria yang lima tahun pernah singgah dalam hidupnya itu.   Frans menundukan kepalanya, satu-satunya orang yang sangat mengenalnya adalah Jingga.   “Dia, Dia adalah mantan isteri mendiang Tuan Arshan.” Ucap Frans akhirnya bicara.   Mata Jingga kemudian kembali menatap deretan tulisan di file tersebut yang sepertinya berisikan curahan hati mendiang suaminya itu.   “Apakah dia masih didekat kita?” ucap Jingga kemudian sambil menatap Frans dnegan raut wajah yang sangat penuh tanda tanya.   “Benar Nyonya, namanya Jasmin. Dia adalah ambassad
Read more
Kabulkan Saja Permintaan Mereka
  Pagi-pagi sekali, Jingga sudah terbangun. Sarapan lengkapnya bertakaran bumil sudah siap di meja makan.   “Terima kasih Duma.” Ucap Jingga kepada pelayannya itu.   Wajah manis Duma langsung tersenyum mendapat sambutan ramah Nyonya Besranya itu.   “Nyonya, semua sudah siap. Kita bisa berangkat setelah anda selesai sarapan. Jam perusahaan efektif mulai pukul delapan. Dan pagi ini, beberapa jadwal sudah menunggu anda.” Ucap Frans kepada Jingga yang tengah menikmati sarapannya.   Perut mungilnya kian membuncit, ada rasa berbeda yang kini dirasakan oleh Jingga.   “Makan yang banyak sayang.” Ucap Jingga bergumam dalam hatinya sambil terus mengelus perutnya beberapa kali.   Sekilas, sudut mata Jingga melihat mata Duma yang terus mencuri pandang menatap Frans yang berada di seberangnya.   Seketika juga, ada rasa ke
Read more
Bau Parfummu Membuatku Mual
“Frans, aku membutuhkan banyak perombakan di setiap divisi. Aku  tak mau bekerja dengan mereka yang tak kukenali. Bisakah kau mengaturkan nama-nama ini untuk posisi tersebut?” ucap Jingga kepada pria yang sejak tadi menemaninya di ruang kerjanya itu. “Tentu Nyonya, hanya saja mohon makan siang dulu Nyonya.” Ucap Frans kepada Jingga. Wanita itu menurut, Jingga segera melahap habis menu makan siangnya yang sudah diperiksa terlebih dahulu oleh Frans. “Jangan lupa Frans, umumkan juga mengenai perombakan tersebut. Aku mau tahu siapa saja yang akan gaduh dengan keputusanku.” Ucap Jingga sambil menyantap salad buah di tangannya. “Baik nyonya, dengan senang hati.” Ucap Frans yang langsung mengirim surel resmi dari komputer Jingga kepada bagian Humas. Pria ini tak pernah mengira  jika Jingga akan jauh lebih berani dari mendiang Arshan menghadapi lawan-lawnanya itu. Dua jam berlalu dengan cepat, Jingga bahkan masih duduk di kursi kerja
Read more
Bertemu Mantan Suami
Malam ini, untuk pertama kalinya Jingga tidur lebih awal. Sepertinya lelah dan bahagia yang menyatu dalam akhir hari ini membuat Jingga mulai merasa nyaman. Jingga sudah mulai menerima kenyataan juga kehadiran Frans yang mendadak muncul kembali di dalam hidupnya meski dengan status yang sangat berbeda. Pagi hari, suasana hujan di kota Thyrus ini membuat deretan pohon pinus de halaman rumah semakin menyejukkan mata. Pemandangan pagi yang sangat adem juga indah bagi Jingga yang tengah menikmati sarapannya. “Kemana Frans?” tanya Jingga kepada Duma pelayannya. “Tuan Frans, masih mencuci Nyonya. Semalam dia tak sempat mencuci pakaiannya.” Ucap Duma sambil menjambu. “Mencuci baju? Bukankah ada pelayan bagian laundry?” tanya Jingga sangat terkejut mengetahuinya. “Maaf Nyonya, sejak lama Tuan Sekretaris tak membiarkan bajunya disentuh siapapun apalagi sampai dicucikan oleh orang lain.” Ucap Duma sambil terus merona merah mengatakannya. ‘glegg’
Read more
Dilabrak Sharena dan Galuh Yang Tercengang
Ruangan rapat direksi pagi ini sudah dipenuhi sejumlah petinggi perusahaan juga sejumlah anak perusahaan Prahara Group. Ruang rapat yang sebelumnya gaduh, mendadak hening ketika Jingga datang ke dalam ruangan tersebut. “Selamat pagi semuanya.” Ucap Jingga dengan suara sangat dingin menyapa hadirin yang sudah datang sebelum dirinya. Tanpa menunda waktu, Jingga langsung meminta rapat segera berjalan. Wanita yang paling tak menyukai waktu terbuang percuma ini langsung mengumumkan pelepasan beberapa anak perusahaan dari Prahara Group. Tanpa menanyakan alasan pemisahan, semua anak perusahaan yang mengajukan pemisahann langsung dilepaskan oleh Jingga. Wanita ini berprinsip jangan bekerja saja dengan mereka yang tak menginginkanya. Sejumlah mata membelalak mendnegarkan nyaris semua anak perusahaan Prahara Group itu dilepaskan oleh Jingga. “Maaf nyonya Presdir! Lalu, bagaimana nasibku sebagai ambasador utama dari Prahara Group, jika Elisa Entertainment terlep
Read more
Kalian Tak Tahu Malu? Biar Kujelaskan!
  “Apa yang terjadi?” ucap Jingga ketika melihat Frans dan Badai tengah saling berhadapan dengan sorot dinginnya it.   Semua yang ada disana hanya diam, tak ada yang bisa menjawab Jingga.   “Kalian tak tahu malu! Ini kantor!” ucap Jingga yang langsung berjalan kembali menuju ruangannya.   Frans yang merasa sangat tertampar oleh ucapan Jingga yang menohok itu, langsung berjalan mengejar Jingga sementara Badai hanya tetap diam ditempatnya.   Sesampainya di ruangan kerjanya itu, Jingga yang mengetahui Frans sudah mengikutinya langsung mendamprat pria itu tanpa jeda.   “Aku kehausan, di ruangan ini tak ada makanan dan dibawah tadi yang kulihat adalah dua bocah  lelaki yang tengah menangisi kekalahannya!” ucap Jingga dengan sangat dingin.   “Maafkan aku Nyonyya. Aku tak bisa menhaannya.” Ucap Frans yang sangat menyesali perbuatan
Read more
Terror Yang Terulang
  "Jingga, aku tak breharap apapun lagi selain untuk kita memperbaiki kembali ikatan yang telah rapuh ini!" ucap Badai dengan bola mata yang berkaca-kaca. "Kita? Memperbaiki? Rapuh?" ucap JIngga membalikkan kalimat Badai. "Badai Hankaara, waktu anda sudah habis Tuan. Terimakasih. Kita sudah selesai!" ucap Jingga sambil menarik tasnya dari meja dan segera berjalan meninggalkan ruangannya. Meninggalkan Badai yang masih terdiam di sana dengan mata yang memanas oleh emosi yang melandanya. Sementara itu, Frans langsung berjalan mengikuti Jingga menuju parkiran dimana mobilnya terparkir. Sore ini juga, Jingga meminta Frans untuk menyiapkan data project milik perusahaan Elisa dan data pembiayaan ambassador mereka Jasmin diserahkan ke kamarnya untuk dipelajari. Sepanjang perjalanan, keduanya hanya terdiam. Situasi mendadak menjadi sangat canggung, namun Jingga berusaha tetap tenang dan melupakannya dengan segera karena dia tak mau menggan
Read more
Aku Mengerti
Pagi-pagi sekali, Jingga sudah bersiap di halaman rumahnya. Ditemani DUma, Jingga kini menyiapkan layar monitor untuk tutorial senam hamil yang akan dilakukannya. Kehamilan ini adalah yang kedua untuk Jingga, sehingga wanita ini sudah lebih mengetahui cara bersikap dan juga hal lainnya yang harus dilakukan dimasa kehamilannya yang mulai memasuki  trimester kedua ini. Meski ada yang berbeda dari kehamilan pertama dan keduanya ini, dimana pada kehamilan pertamanya Jingga tak pernah mengalami moodswing juga morning sickness. Namun untuk keseluruhan Jingga baik-baik saja. Wajah berseri Jingga membuat seisi Arshan Pallace ini menjadi gembira dan sangat hangat. Jika sebelumnya Nyonya mereka selalu mengalami morning sickness yang membuat genting suasana karena Sekretaris Frans akan menjadi sangat rungsing kepada smeua pelayan juga pengawal disana. "Nyonya, kita bisa mulai dari yang ini." ucap Duma sambil menyalakan video yang menunjukkan olahraga ringan
Read more
Aku Sangat Ingin Melihat Frans Menikah
"Nyonya, anda harus beristirahta dulu. Saya akan simpan bukunya!" ucap Frans yang langsung menutupkan buku besar didepan Jingga setelah menandai halaman terakhir yang dibaca wanita tersebut. "Aku masih mau membaca." ucap Jingga menolak bukunya diambil. "Nyonya, sudah cukup. Ingat dengan kehamilan anda. Ini sudah waktunya makan siang." ucap Frans kepada Jingga. Tak berselang kemudian, dua staff helpher Prahara Group datang dengan sebuah troli makanan yang berisi penuh. "Duma? Kenapa disini?" tanya Frans kemudian karena sangat terkejut melihat pelayan tersebut datang dibelakang dua staff helpher yang diperintahkan Frans menyiapkan makan siang Jingga tersebut. "AKu diminta Nyonya datang pada jam makan siang tuan sekretaris Frans." ucap DUma menjawab dengan sangat gugup sekali. Wanita itu jelas tak ingin terlibat maslaah dengan pria tersebut appaun alasannya. "Duma, kemarilah. AKu sangat ingin melihat Frans menikah. Please, Frans n
Read more
Badai Melamar Pekerjaan di Prahara Group
Jingga tengah melahap makan siangnya yang disodorkan Frans. Wanita ini sangat kesal dengan semua peraturan yang mengurungnya. Setiap melewati jalanan dimana banyak pedagang kaki lima menjajakan jualannya, Jingga hanya bisa menelan ludahnya saja. Karena tak akan pernah diijinkan oleh sekretaris keluarganya itu untuk jajan sembarangan. "Frans, aku mau bakpao ayam dan batagor kuah yang ada di depan balai kota. Terserah! Aku tak mau makan jika kau tak membelikanku bakpao dan juga batagor kuah di sana." ucap Jingga yang mendadak punya ide cemerlang untuk menekan pria tersebut supaya mengabulkan permintaannya. "Nyonya, kita sudah membahasanya. Anda tak diijinkan jajan di tempat itu." ucap Frans dengan sangat lantang. Jingga yang kesal, mencoba menghubungi pelayannya yang bernama Duma itu untuk membelikan makanan tersebut. Diluar pintu ruangannya ini, Badai tengah berdiri dan baru saja akan masuk ketika mendengar keinginan Jingga tersebut. Inisiatif
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status