All Chapters of Dendam dan Rahasia Tuan Muda: Chapter 191 - Chapter 200
205 Chapters
Dadar Gulung
“Bagaimana kamu tahu kalau racun yang dipakai untuk membunuhku lebih kuat?”Dengan ratapan sinis itu, Ervan menjawab, “Karena itu adalah siasat terakhirnya. Lodra tadinya memang bertaruh dengan Kiara. Jika Kiara setia padanya, maka kamu yang meneguk racunnya. Tapi dia tahu Kiara tidak akan mungkin mau memberikanmu racun itu. Jadi dia harus memastikan racun yang diminum Kiara akan merenggut nyawanya dalam seketika.”“Lalu bagaimana kalian bisa tahu racun apa yang seharusnya dipakai Lodra?”“Pak Harlan menuliskan rincian racun yang disusun kotak berlabel khusus sebelum dia memberikannya pada Lodra. Rencana ini sudah dirancangnya bertahun-tahun yang lalu. Aku menghubungi Kiara sebelum upacara penyuguhan berlangsung dan menukar racun yang asli dengan yang kudapatkan dari Ali.”“Kiara menggunakan racun dari Pak Harlan di bunga marigold itu.”Adhira tahu Kiara tidak pernah menyukai bunga itu karena itu merupakan simbol duka, kecemburuan, kesedihan, dan kekejaman. Tidak ada yang melekatkan b
Read more
Krim Malam
Selama proses persidangan berlangsung, Adhira harus tinggal di rutan. Tentu Ervan memastikan Adhira tak mendapatkan perlakuan buruk di tempat tersebut. Dia bahkan memenuhi seluruh kebutuhan Adhira hingga yang paling kecil.Obat-obatan diantar olehnya setiap hari tanpa terputus. Makanan dibuatkan khusus oleh koki dari kediaman Sadana. Ervan mengunjunginya sepanjang waktu, baik sebagai teman atau sebagai dokter pribadi.Adhira sempat menolak kedatangan Ervan karena malas menghadapi gunjingan para napi dan petugas di rutan, tapi dia tahu itu hanya akan membuat Ervan makin gencar dan menyulut masalah baru.“Apakah mereka memberimu kudapan sore?”“Iya. Mereka mengantarnya tiga kali hari ini.”“Dan, apakah selimut yang diberikan cukup hangat? Aku akan menggantinya bila kamu merasa kurang tebal.”“Sudah hangat. Aku seperti raja yang terpenjara sekarang.”“Apa kamu memakai krim malam yang kuberikan?”“Krim apa?”“Krim….” Ervan tak bisa melanjutkan. Krim itu harus dioleskan di area agak pribad
Read more
TIDAK BERSALAH
“Saya ingin menyampaikan sesuatu, Majelis Hakim,” kata Adhira. Raula yang bertindak sebagai jaksa tercekat. Adhira tak seharusnya diizinkan berbicara di saat seperti ini, tapi Ucep dengan tampang serius itu justru malah mengangguk, “Apa yang ingin Saudara sampaikan?” Adhira bangkit dari kursinya. Dia membersihkan tenggorokannya dari dahak dan liur, lalu menarik napas panjang untuk berbicara, “Aku tahu semua hal yang telah kualami tidak akan pernah bisa digantikan dengan apa pun lagi saat ini. Hidupku direnggut oleh masa-masa kelam di penjara. Tidak sedikit siksaan batin dan fisik kualami sepanjang aku berada di sana. “Namun bila aku ditawarkan untuk bisa mengulangnya lagi, aku tetap akan berpacu pada roda yang sama. Bukan karena aku menikmati segala duka yang kujalani, tapi….” Adhira merundukkan kepala. Kemudian mengangkatnya perlahan sambil menoleh ke arah Ervan yang duduk di bangku pengunjung sidang. Ervan yang tak pernah melepaskan pandangannya dari Adhira hanya bisa mematung.
Read more
Kamu harus berjaga-jaga
Hasil persidangan telah memutuskan menjebloskan Gerwin dan Kuswan ke penjara. Gerwin harus mendekam di penjara atas tuduhan membantu pelaku melakukan tindakan kriminal dan menghilangkan barang bukti. Ini dikarenakan Gerwin telah menghentikan penyelidikan tentang kematian Semias dan menjerat Nila sebagai pelaku pembunuhan.Kuswan pun harus menghabiskan 15 tahun di tempat yang sama karena usaha melakukan pembunuhan pada Adhira dan menembak Lodra. Myra tidak dijerat pasal pembunuhan karena dianggap upaya melindungi diri. Tapi dia ditahan karena telah menghilangkan mayat Genever. Hingga saat ini tidak ada yang tahu di mana Lyra menguburkan mayatnya.Untuk kedua kalinya, Adhira bisa kembali menghirup udara bebas.“Boleh juga kamu, Ucep!” sanjung Adhira ketika status buronan sudah tak lagi disandang olehnya.Ucep yang masih mengenakan toga itu menggaruk kepalanya tersipu. Wajah berandalnya terhapus oleh rambut klimis yang tersisir rapi dan kacamata persegi yang membingkai kedua matanya. Dia
Read more
Masuki aku (+18)
Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisit Mobil putih itu sampai di parkiran apartemen setengah jam kemudian. Ervan kembali membopong Adhira dari mobil menuju ke kamar. Walau Adhira menolak, toh dia tak bisa melawan. Berat tubuhnya terlalu ringan untuk Ervan. Entah berapa banyak pun makanan yang ditelannya, timbangannya tak pernah mencapai angka 50. Dengan lembut Ervan mendudukkan tubuh mungil itu di atas sofa. Dia ke meja dapur dan mengambil sepiring makanan yang baru dipesannya sebelum pulang. “Makanlah dulu. Aku tidak bisa membiarkanmu kelaparan terlalu lama,” ucap Ervan. Adhira melirik ke menu basah yang ada dalam piring segi empat yang bersekat-sekat itu. “Nasi tim dengan bebek saus kecap.” Ervan juga menyiapkan secangkir jus nanas yang dicampur beri-berian sebagai hidangan penutup. Dia selalu membuat jus buah setiap hari hari selama dua bulan ini. Adhira merasa kotorannya sudah berbau jus nanas sekarang. “Aku tidak bisa menghabiskan sebanyak ini.” “Makanlah sebanyak
Read more
Aku tidak kuat lagi (+18)
Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisitUngkapan setengah memelas tadi terembus malu-malu.“Masuki aku….”Ervan membalas dengan ciuman yang lebih ganas. Ikatan yang dibuat Ervan membuat Adhira tak bisa berkutik barang seinchi pun darinya.“Tapi kamu akan kesakitan, Hira.”“Kalau begitu lakukan perlahan-lahan,” bisik Adhira dengan bulu mata yang bergetar-getar.Menyaksikan persetujuan lugas ini, Ervan makin bernafsu dalam penaklukan yang mendominasi. Dia kembali mencicipi bibir dan lidah Adhira, menyapu bersih bagian demi, mulai dari leher, daun telinga, tulang selangka dan dadanya. Bolak balik berulang-ulang hingga Adhira kehilangan akal sehatnya.“Gigit bahuku bila sakit, Hira,” ucap Ervan.Dalam sekali gerakan, Ervan mengangkat panggulnya dan mulai menjelajahi punggung bawah Adhira. Dia melakukan atraksi di sela paha Adhira dengan dorongan pelan nan berirama. Jantungnya berdegup lebih kencang dari pesawat tempur sekarang. Udara sekeliling Adhira memekik untuk menyusup ke par
Read more
Milikmu sangat enak (+18)
Peringatan: Mengandung adegan seksual eksplisit“Aku tidak kuat lagi, Daffin….”Sekali lagi Adhira memohon tanpa daya. Perutnya sudah menggembung terisi oleh cairan surgawi itu. Napasnya tersengal-sengal.“Kasihanilah pria berginjal tunggal ini.”Menatap air mata yang mengkristal di bola matanya, Ervan pun melakukan pelepasan terakhir. Dia menahan tubuh Adhira di atas tubuhnya dan secara perlahan menyangga Adhira ke dalam pelukannya.Penyatuan intim tadi pun terpisah.Adhira telentang lunglai, meraup udara lembab yang menyelubungi dirinya. Ervan membebaskan tawanannya tanpa melepas rangkulan. Dia mendekap rusa mungil yang gemetaran itu dengan erat, enggan membiarkannya terpapar hawa dingin terlalu lama. Adhira meletakkan kepalanya tepat di kerangka rusuk Ervan, mendengar detak jantung yang masih terpacu cepat.Ervan memeriksa pergelangan tangan Adhira yang merah akibat ikatan tadi. Dia mengelusnya penuh penyesalan sambil menjilatinya dengan segenap kelembutan, “Apakah masih sakit?”A
Read more
Hadiah Spesial untuk Dokter Elyas
Ruang sang urolog tiba-tiba diramaikan oleh adanya pajangan heboh yang ditempel di depan pintunya. Perawat berbisik-bisik dan pengunjung yang lewat terkekeh geli.Elyas baru keluar dari ruang operasi dan melirik keramaian yang terjadi di depan ruang konsultasinya.Ali yang tengah melintasi tempat itu berdiri beberapa menit sambil berpikir. Saat Elyas datang dia segera memberi tahu berita baik tersebut, “Kau mendapat hadiah spesial dari seorang pasien.”Elyas mengernyit waspada. Dia tahu Ali bukan orang yang bisa bergurau dengan cara yang baik. Dia pasti hendak mengerjainya dengan sesuatu.Saat dia mencapai depan ruangannya, matanya memelotot. Sebuah bingkai berisi cairan pengawet dengan jaringan lonjong di dalamnya tertempel di pintu ruangan itu. Sebagai ahli urologi yang handal, tentu dia tahu benda apa itu.Sekonyong-konyong dia melepas benda itu dari pintunya. Namun bingkai itu tertempel dengan sangat erat. Dia memukul-mukul kacanya, tapi tak juga berhasil menyingkirkan pajangan it
Read more
Jangan memarahinya
Ervan duduk memandangi jendela yang basah oleh embun senja. Cuaca mendung mengisi hari yang kelam tersebut. Dia membisu untuk waktu yang sangat panjang. Saat Adhira dilarikan ke rumah sakit, kondisi yang ditemukan jauh dari ekspektasi Ervan. Dia menahannya selama dua bulan di penjara. Obat-obat itu dia telan untuk menghentikan gejala yang muncul. Namun tubuh yang sudah rongsok tersebut tak bisa melakukan sandiwara terus-menerus. Ali masuk dengan hati yang panas. Dia langsung melontarkan kekesalannya pada Ervan. “Baru sehari dia keluar dari penjara dan kamu sudah menggempurnya sampai babak belur. Kamu benar-benar tidak manusiawi, Ervan!” “Bagaimana keadaannya?” “Kamu sendiri tahu dengan jelas. Kenapa bertanya padaku?” “Aku… benar-benar salah.” “Kalian ini, aku tidak tahu harus berkata apa. Kurasa dia juga menginginkannya. Tapi harusnya kamu tahu seperti apa keadaan tubuhnya.” “Kamu benar. Aku tidak seharusnya melakukan ini di saat tubuhnya begitu rentan. Dia menahannya karena ti
Read more
Dia memanggilku Lili
Rintik hujan membasahi kaca jendela. Kemelut senja mewarnai langit yang mendung, mengantar bayang-bayang kelabu menuju malam. Seorang gadis memasuki ruang rawat dengan ekspresi sama sendunya dengan cuaca di luar. Adhira masih belum bangun dari tidur panjangnya. Dia baru cuci darah. Butuh prosedur yang rumit bagi pengidap HIV untuk mendapatkan mesin hemodialisa dan Ervan tak menyerah oleh hambatan tersebut. Adhira sempat membaik beberapa hari yang lalu, tapi kemudian, penyakit itu menggerogoti ginjalnya. Kedua tungkai kakinya mulai bengkak dan demamnya tak kunjung reda. Dia juga tak lagi bisa makan makanan biasa. Ervan harus menyuapi makanan yang lunak yang dibencinya itu agar perutnya tak kesakitan. Sesekali Adhira memohon untuk diizinkan makan nasi goreng, tapi Ervan harus melarangnya karena itu akan memperburuk kondisi tubuhnya. “Dokter Ervan, makanannya Laila letakkan di sini ya,” ucap Laila pelan. Dia segan memecah lamunan Ervan yang terlihat sangat serius itu. Ervan menganggu
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status