Semua Bab SEMUA KARENA SUAMI KEDUA: Bab 81 - Bab 90
117 Bab
81. DOKTER OBGYN
"Aku turut prihatin untuk kasus yang menimpa kamu," ujar Samuel setelah menyesap teh hangat di sebuah cafe tidak jauh dari supermarket.Samuel mengetahuinya dari pemberitaan yang viral tentang penculikan istri dan anak seorang pengusaha yang dikenal banyak orang. Sementara, Samuel merasa pernah mengenal istri pengusaha yang tidak lain adalah Ruth."Ya, begitulah Sam. Tidak menyangka Kris punya niat tidak baik pada keluargaku," sahut Ruth."Padahal saat kita bersekolah dulu kalian sangat dekat dan selalu akur ya," ucap Samuel tidak habis pikir dengan teman sepermainan mereka sewaktu SMA yang akhirnya tewas oleh peluru tajam pihak berwajib."Itu makanya Sam, tadi aku sempat menolak kamu ajak untuk minum di cafe. Terus terang, aku masih sulit percaya pada orang baru," terang perempuan itu menjelaskan alasannya tadi menolak ajakan Samuel.Samuel terkekeh sembari menganggukkan kepalanya. "Ya benar, pasti sulit sekali itu." ujarnya bermaksud memahami posisi Ruth."Oh ya, sekarang kamu tugas
Baca selengkapnya
82. RUMAH SAKIT
Lusanya, sedari pagi Endang telah bersiap-siap untuk rencana kepulangannya ke Medan. Ruth di dapur sedang menyiapkan sarapan pagi. Sementara, Elkana masih terlelap di kamarnya. Keadaan Ruth pagi ini terlihat baik, sebelum ke dapur ia telah menuntaskan panggilan alam yang tak tertahankan. Buahan serta sayuran yang dikonsumsinya semalam sungguh memberi hasil yang baik untuk pencernaannya. Menurut Ruth, ia tidak akan lagi merasa sakit atau kram perut karena sembelitnya telah terselesaikan. Ibu satu anak itu berdendang-dendang di dapur sembari menyiapkan makanan kesukaan mama mertuanya. "Nampaknya Mama El sedang gembira," sapa Endang saat masuk ke dapur. Ruth terkekeh. "Iya Ma, sakit perutku sudah sembuh. Jadi, lebih enakan saja pagi ini," terangnya. "Syukurlah ya," sahut Endang. "Mama ke kamar Elkana dulu ya, mana tahu cucu mama itu sudah bangun," ujarnya.  
Baca selengkapnya
83. DIAGNOSA DOKTER
Tatapan panjang Hizkia padanya tidak diartikan apa-apa oleh Ruth. Bagi perempuan itu, malah semakin baik bila mengenal dokter yang melakukan pemeriksaan. Dengan begitu, Ruth tidak segan untuk bertanya-tanya seputar kandungan. Hizkia turut duduk di bangku samping Ruth dengan wajah sedikit tertekuk. Setelah ini, ia akan langsung meminta penjelasan bagaimana Ruth bisa tahu ada teman semasa SMA-nya yang bekerja di rumah sakit ini. Setelah Kris, pria itu juga sulit menaruh rasa percaya pada orang lain. Untuk saat ini, lebih baik ia mengikuti alur pemeriksaan kesehatan istrinya sebab itulah yang terpenting. "Ada masalah apa, Ruth? Bisa diceritakan keluhannya?" tanya Samuel tanpa ada embel-embel panggilan seperti bu atau mbak. Hal itu membuat Hizkia begitu jengkel. "Aku ada masalah kram perut yang beberapa hari ini aku alami Sam, terjadi berulang. Sampai-sampai aku keringat dingin karena sakitnya hampir tid
Baca selengkapnya
84. MEMBANTU MENGASUH
Sesampainya di rumah, suami istri itu tetap tinggal dalam keheningan. Masing-masing sibuk dengan pikirannya.Selain dilanda rasa sedih dan khawatir, Ruth malahan gondok pada suaminya yang hanya diam tanpa memberi komunikasi yang berarti atau sekedar menanyakan perasaannya. Ruth tidak berharap banyak, tetapi sikap Hizkia cukup memengaruhi dirinya.Turun dari mobil, Ruth mengambil Elkana yang tengah digendong oleh Hizkia."Elkana biar aku gendong," ucapnya sedikit ketus. Setelah mengambil Elkana, Ruth masuk meninggalkan Hizkia yang terpaku di teras rumah.Ruth segera masuk menuju kamar Elkana. Perempuan itu merebahkan putranya perlahan agar Elkana tidak terganggu tidurnya. Seharusnya saat ini mereka makan siang, tetapi cukup terlambat.Tidak ingin mengganggu Elkana, Ruth duduk di tepi ranjang putranya sembari mengamati wajah anaknya yang beranjak tumbuh dalam masa balitanya.Ruth menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Perempuan itu sampai menimbang bahwa ia akan menyelesaikan masa
Baca selengkapnya
85. BERTEMU CALON PERAWAT
"Jadi, kamu dulu berteman dengan Samuel sedekat apa?" tanya Hizkia setelah menyesap teh hangat yang dibuatkan istrinya di meja makan. Pria itu telah rapi dengan pakaian kerjanya. Ia terus mengamati gerak-gerik istrinya yang sesekali menyuap Elkana makan. Bocah kecil itu sedang belajar makan sendiri. "Tidak sedekat Kris, Samuel lebih tertutup. Dia lebih sering ke perpustakaan, tapi kalau lagi mau cerita... dia datang ke aku," ujar Ruth menerangkan. Hizkia menarik nafas panjang. "Ternyata kamu banyak penggemar laki-laki ya," decak Hizkia. Ruth menghentikan kegiatannya, menoleh pada suaminya. "Penggemar?" ulang Ruth. "Iya. Pria yang senang sama kamu itu banyak," terang Hizkia dongkol. Ruth tersenyum samar, pura-pura tidak memahami arah pembicaraan suaminya. "Ada lagi... sekarang masih di Palembang. Pengusaha juga. Dulu kami --" "E... eh... malah dilanjutin," gerundel Hizkia. Ruth terbahak melihat wajah Hizkia yang jengkel mendengar penuturannya. "Aku mengira tadi kamu mau mendeng
Baca selengkapnya
86. CEMBURU DAN MINDER
Siang keesokan harinya, Magdalena telah tiba di Jakarta. Begitu bertemu Ruth di bandara ia langsung memeluk erat putri semata wayangnya itu. Hizkia tidak dapat turut menjemput. Mereka diantar jemput oleh Danu, sopir keluarga."Bunda tidak menyangka kamu mendapat penyakit itu," lirih Magdalena setelah mengurai pelukannya. Ia mengambil alih Elkana dan mencium cucu kesayangannya itu."Ayo, Bunda. Mari...," ajaknya ke mobil. "Nanti aku akan menceritakan lebih lanjut pada Bunda," tambahnya.Sesampainya di rumah, Ruth mengajak Magdalena bersantai di ruang keluarga. Ruth menceritakan bagaimana awal mula dirinya mulai merasakan sakit.Sesekali Magdalena mengusap bahu Ruth untuk menguatkannya. Air mata Ruth tidak terelakkan, berderai mengingat penyakit, rencana pengobatan, dan program kehamilannya."Kalau aku tidak bisa mengandung lagi, bagaimana ya Bunda?" ucap Ruth sambil meringis memikirkannya."Nak, sebaiknya pikiran kamu fokus dulu untuk penyembuhan endometriosisnya. Tadi kamu bilang, dok
Baca selengkapnya
87. TINDAKAN MEDIS
Pagi ini, Ruth bersiap untuk ke rumah sakit. Samuel memintanya datang pagi untuk melakukan sederet pemeriksaan laboratorium.Perempuan itu melewatkan sarapan paginya, sebab ia diwajibkan puasa sebelum menjalani laparoskopi. Ia turut duduk di ruang makan, sambil menemani anggota keluarga sarapan."Bunda mendoakan operasi kamu hari ini lancar ya, Nak," ujar Magdalena setelah acara sarapan selesai."Terima kasih, Bunda. Aku titip Elkana ya," sahutnya. Ruth juga berpamitan pada putra semata wayangnya. Ia memeluk Elkana erat.Sewaktu dirawat di rumah sakit Surabaya, Elkana berada di ruangan yang sama dengannya. Ini akan menjadi hari perpisahan panjang Ruth dengan Elkana.Air mata turut menyertai kepergian Ruth. Hizkia dan Lidya menemani ke rumah sakit. Hizkia selalu memberi semangat pada Ruth agar tenang menjelang tindakan.Setelah tes laboratorium dilalui dan hasilnya diperoleh tim dokter meneruskan tindakan laparoskopi, Ruth kini berada di ruang operasi."Setelah ini, kamu akan dibius to
Baca selengkapnya
88. TIDAK NYAMAN
Hari kedua di rumah sakit, Ruth ditemani oleh Lidya. Hizkia pagi hingga siang harus menemui rekan pengusaha lain yang terlibat kerja sama dengan perusahaannya.Lidya cekatan untuk melayani kebutuhan Ruth seperti sarapan, minum, kebutuhan ke toilet, serta mengganti perban. Ruth merasa Hizkia tidak salah mencari seorang perawat bagi dirinya."Ada kebutuhan lain lagi, Bu Ruth?" tanya Lidya."Tidak ada lagi, Suster Lidya," sahut Ruth.Tidak lama Samuel dan seorang perawat perempuan masuk ke ruang pemulihan."Selamat pagi, Ruth. Bagaimana hari ini, apa yang kamu rasakan?" tanya Samuel."Pagi juga, Sam. Hari ini lebih segar dari kemarin. Tidak begitu mual lagi, muntah juga tidak ada. Nyeri di tempat operasi tidak sesakit semalam. Perbannya juga sudah diganti, dibantu suster Lidya," ungkap Ruth."Wah, kabar bagus itu," sahut Samuel. "Inikah suster Lidya?" tanya Samuel mengulurkan tangannya pada Lidya.Lidya tersenyum dan mengangguk ramah. Ia menerima uluran tangan Samuel."Ruth, hari ini kam
Baca selengkapnya
89. DEBAT KECIL
Ruth keluar dari kamar kecil dengan perlahan setelah menyelesaikan panggilan alam. Saat membuka pintu, tatapannya bersirobok dengan Hizkia yang menungguinya keluar dari kamar kecil.Perempuan itu mengalihkan pandangan ke dinding yang dapat diraihnya untuk kembali ke tempat duduk. Saat Hizkia menyentuh lengannya untuk membantu, Ruth menggerakkan tubuh menandakan penolakan.Saat ia berjalan, tidak ditemukannya lagi Lidya di dalam ruangan. Hizkia setia membuntuti langkah perlahan Ruth, ia tidak ingin istrinya malah jatuh. Sewaktu dirinya berhasil duduk, masuklah seorang perawat yang membawa map di tangan kanannya."Selamat siang Ibu Ruth dan Bapak," sapa suster rawat. "Saya suster Riana, ingin menyampaikan pesan dari dokter Samuel," imbuhnya.Selanjutnya, suster Riana menjelaskan pesan dari Samuel. Pria itu tidak bisa menjumpai Ruth karena harus melakukan serangkaian operasi bagi pasien lainnya."Ibu Ruth, ada kemungkinan paska operasi rasa sakit muncul, ibu kami resep obat penghalang r
Baca selengkapnya
90. KECAMUK RASA
Hizkia melangkah panjang menuju pintu rumah sambil menggendong istrinya."Bunyikan belnya, Mama El," perintah Hizkia. Ruth melakukannya. Beberapa kali bel berbunyi, pintu tak kunjung terbuka.Dari belakang mereka, ada Danu yang berlari mendapati suami dan istri itu. "Turunin aku, Pa... ada Pak Danu ke sini," bisik Ruth menggerakkan tubuhnya."Bisa tenang, tidak? Aku tidak akan menurunkan kamu," sanggah Hizkia. Ruth seperti anak kucing yang manis, kembali diam dan menuruti perkataan suaminya."Permisi Pak. Selamat datang kembali, Bu Ruth," sapa Danu, terlihat Ruth tersenyum canggung. "Ibu Magdalena sedang keluar bersama Den Elkana ke taman, menjelang makan siang mau bawa Den Elkana bermain," jelas Danu, sedikit sungkan melihat posisi Ruth saat ini."Oh... baik Pak Danu," ucap Hizkia. "Saya minta tolong Bapak, tolong ke RSIA Kasih Ibu untuk menjemput Lidya. Pakai mobil yang satu lagi ya, Pak. Setiba di sana Bapak hubungi saja Lidya," perintah Hizkia. Danu mengangguk, kemudian beranjak m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status