All Chapters of SUAMIKU SUAMIMU: Chapter 91 - Chapter 100
189 Chapters
BAB 92
“Kamu ikutin Rini aja dulu, Ri. Biar aku dan Eko di sini menunggu perkembangan Andri,” kata Danis yang melihat Nuri kebingungan. Nuri pun segera berlari kecil mengikuti langkah para perawat yang membawa Rini.“Mbak, aku kenapa?” tanya Rini setelah mendapatkan kesadarannya kembali.“Kamu tadi pingsan, Rin, sewaktu dokter Bayu menjelaskan tentang keadaan Mas Andri. Oiya, Pak Maulana dan Bu Susi akan berangkat dari Medan dengan penerbangan pertama besok,” kata Nuri menjelaskan.“Maaf ya, Mbak, sudah merepotkan, entah kenapa tadi aku tiba-tiba aja merasa tubuhku lemah dan pandanganku gelap.”“Rini ... Rini ... Ya Allah Rin, kamu kenapa?” Meli terlihat memasuki ruang UGD tergesa-gesa menghampiri ranjang pasien di mana Rini berbaring.“Bu Nuri ... selamat malam, Bu,” sapanya kemudian ketika melihat Nuri duduk di kursi yang ada disebelah ranjang.“Malam juga,” sahut Nuri sambil mengerutkan keningnya.“Saya Meli, Bu. Tadi Pak Eko menelpon menyuruh saya kemari menemani Rini,” kata Meli menyada
Read more
BAB 93
Rini terlihat senang sekaligus terkejut mendengar kabar kehamilannya dari dokter Lucy, Meli pun demikian dia segera memeluk Rini dan memberinya ucapan selamat.“Selamat ya, Rin. Ya Allah beruntung banget kamu Rin. Sudah jadi istri boss, sekarang hamil anaknya pula. Selamat Rin,” kata Meli terharu. Rini pun terlihat meneteskan air mata haru memeluk sahabatnya itu.“Alhamdulillah aku hamil Mel! Aku hamil? Di dalam perutku ada bayi, Mel, Ya Allah ini bukan mimpi kan?” Ekspresi Rini terlihat bingung antara senang dan terharu.***“Dit, kamu pulang aja. Terima kasih sudah mau mengantarku ke sini. Aku masih akan di sini menemani Eko menunggu Mas Andri. Paling tidak hingga orangtuanya tiba dari Medan. Rini pun sepertinya perlu dirawat inap d isini sementara, tubuhnya terlihat sangat lemah tadi,” kata Nuri pada Danis.“Tidak, Ri. Biar kutemani sampai orang tua Andri tiba ya. Aku udah mengabari ibu dan bapak tadi kalau kemungkinan aku masih akan menamanimu di,sini,” jawab Adit.Keesokan paginy
Read more
BAB 94
“Assalamualaikum,” sapa Nuri ketika membuka pintu ruangan.“Walaikumsalam,” jawaban dari dalam.Di sana terlihat Pak Maulana, Bu Susi, Nindya dan Rini. Wajah-wajah mereka semua terlihat lelah. Bu Susi langsung tersenyum ketika melihat Aldy dan Nanda.“Haii, apa kabarnya cucu-cucuku yang soleh soleha ini,” sapanya kemudian menggendong Nanda.Pak Maulana dan Nindya pun menghampiri Aldy dan Nanda sambil melepas rindu pada cucu dan keponakan mereka. Sedangkan Nuri berjalan menghampiri Rini.“Sudah sehat, Rin?” tanya Nuri.“Alhamdulillah sudah, Mbak. Sudah nggak perlu diinfus lagi. Cuma masih agak pusing aja,” jawab Rini.“Iya, Rin. Kamu masih terlihat pucat. Kenapa nggak pulang aja istirahat di rumah dulu sampai kamu benar-benar sehat kembali?”“Nggak, Mbak. Aku nggak akan bisa istirahat juga di rumah sendirian,” jawab Rini sambil melihat kearah Andri yang masih terbaring memejamkan matanya. Aldy dan Nanda pun sudah dibawa oleh Bu Susi untuk mendekat pada ranjang pasien. Beberapa kali Bu
Read more
BAB 95
Rini hamil?Rini mengandung anak Andri?Nuri terhuyung mendengar tangisan lirih Rini dari dalam ruang rawat. Nuri memilih duduk sebentar di kursi yang ada di depan ruang VIP itu. Setelah menata hatinya dan menemukan kembali kekuatannya, Nuri pun mengetuk pintu ruangan.Tok. Tok. Tok.Rini menoleh ke arah pintu. Terlihat matanya sembab penuh dengan air mata. Tangannya menggenggam telapak tangan Andri dan meletakkannya di pipinya. Melihat Nuri mengetuk pintu, Rini perlahan meletakkan kembali tangan Andri dan mengusap air matanya.“Maaf, Rin. Sepertinya ponselku ketinggalan di sofa, jadi aku kembali untuk mengambilnya,” kata Nuri sedikit salah tingkah.“Iya, Mbak. Silahkan,” jawab Rini.Nuri pun mengambil ponselnya yang memang ketinggalan di sofa yang ada di ruangan itu. Kemudian kembali berpamitan pada Rini setelah mengambil ponselnya. Rini hanya tersenyum tipis pada saat Nuri kembali berpamitan, dia pun merasa risih ketika tadi Nuri memergokinya menggenggam tangan Andri.Mobil Nuri mel
Read more
BAB 96
Sedari tadi Nuri terus merasa gelisah di dalam kamarnya. Bayangan Rini menangis sambil menggenggam tangan Andri terus menerus mengganggu pikirannya. Andri akan memiliki anak dari Rini, itu artinya keinginan dan doanya selama ini terkabulkan. Dulu Andri selalu berkata pada Nuri bahwa dia ingin memiliki 3 anak, namun setelah melahirkan Nanda, dokter memvonis bahwa sangat kecil kemungkinan bagi Nuri untuk bisa kembali hamil. Kini doa-doa Andri terkabulkan, dia akan kembali memiliki keturunan meskipun itu bukan dari Nuri. Entah mengapa Nuri merasa tidak dapat mengendalikan hatinya saat ini. Ada perasaan terpukul di dadanya saat tadi mendengar Rini menyatakan kehamilannya pada Andri yang sedang tertidur dalam komanya. Sekuat tenaga ditepisnya perasaan itu namun sekuat itu pula rasa sesak yang datang memenuhi dadanya. Adzan Ashar berkumandang sedikit memberi rasa damai di dalam hatinya. Nuri pun bergegas mengambil wudhu dan bersiap menunaikan kewajibannya.Selepas salat, Nuri menengadahkan
Read more
BAB 97
“Aldy kangen papa, Ma .…” Terlihat raut sedih di wajah Aldy mengatakannya. Nuri memeluk putranya remajanya itu.“Iya, Nak. Papa pun pasti kangen pada Aldy dan Nanda.”Aldy pun mengangguk dan kemudian pamit pada Nuri untuk mandi. Sementara Nanda masih terus bermain dengan berbagai mainannya dan Nuri dengan sabar menemaninya bermain.***Nuri menunggu Rizal dan Andin di balik pagar di pintu kedatangan bandara. Setelah beberapa saat menunggu, dilihatnya kakak dan sahabatnya itu melangkah mendekat sambil menarik trolly bag. Nuri tersenyum senang melihat ekpresi senang dari keduanya, namun seketika Nuri memperlihatkan ekspresi terkejutnya ketika melihat Andin dengan manjanya bergelayut menggandeng tangan Rizal. Bukankan Andin adalah wanita soleha yang pantang disentuh lelaki? Nuri hanya syok terdiam mematung ketika Rizal dan Andin sudah tiba di depannya.“Heh! malah jadi patung. Mau nunggu pilotnya keluar, Ri? Pilotnya nggak bakal lewat sini, noh tunggunya di sana kalo mau cari jodoh pilot
Read more
BAB 98
“Eh yang jomblo jangan iri, ya. Sana cari pasangan biar bisa sayang-sayangan juga. Udah jadian belum ama pak pengacara,” sahut Andin.“Apaan sih Ndin, aku dan Adit hanya berteman. Nggak lebih.”“Jadiin teman di pelaminan juga boleh kok, Ri. Iya kan sayang?” sahut Andin lagi sambil melirik Rizal.“Sudah ... sudah … jadi nggak nih kita mampir ke rumah sakit?” tanya Rizal.“Boleh juga, Kak. Mampir beli makanan dulu ya buat Pak Maulana dan Bu Susi,” kata Nuri.“Okey, Dek.”“Ini sudah kurang lebih 3 bulan mas Andri koma, Pak Maulana dan Bu Susi tak pernah sekalipun meninggalkannya. Usahanya di Medan diserahkan sepenuhnya pada Nindya. Aku kasihan melihat mereka, Kak. Aku sudah menganggap mereka sebagai orang tuaku sendiri," gumam Nuri.“Itulah kenapa ada pepatah kasih sayang orang tua sepanjang masa sedangkan kasih sayang anak hanya sepanjang galah, Ri. Orang tua seperti Pak Maulana dan Bu Susi adalah sosok orang tua terbaik, ada begitu banyak doa yang selalu mereka sisipkan di setiap hembu
Read more
BAB 99
"Bu, kenapa diam? Istriku mana? Nuri mana, Bu? Anak-anakku di mana bu? Aldy dan Nanda di mana?"Pertanyaan yang diajukan Andri pada bu Susi membuat semua yang ada di sana terkejut, kecuali dokter Bayu dan seorang perawat yang menemaninya. Bu Susi melirik ke arah Rini, kemudian melirik kembali pada Andri.“Istrimu ada di sini, Nak.”“Di mana bu? Aku tidak melihat Nuri,” sahut Andri yang membuat semuanya makin bingung. Nuri memang tidak terlihat dari posisi Andri berbaring karena sofa tempat Nuri, Rizal dan Andin duduk terhalang oleh Bu Susi, terlebih Andri masih dalam posisi berbaring sehingga tak bisa mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.Pak Maulana terlihat mengajukan beberapa pertanyaan pada Dokter Bayu di sudut ruangan. Pak Maulana dan dokter Bayu terlibat perbincangan serius sebelum akhirnya dokter Bayu beranjak menghampiri Andri.“Permisi, saya akan melakukan beberapa pemeriksaan pada pasien untuk memastikan keadaan pasien setelah terbangun dari koma,” kata Doter Bayu.Dokte
Read more
BAB 100
Nuri masih terus terpaku di sofa sedari tadi melihat dan mendengar semua yang terjadi. Tubuhnya terasa kaku, dia mendengar Andri mencarinya namun kakinya seolah terpaku di tempat dan membuatnya tak bisa bergerak menghampiri Andri. Terlebih saat melihat Rini menangis tergugu di sana, hatinya turut merasakan sakit, Nuri seolah merasa sangat bersalah pada wanita itu.Pak Maulana menghampiri Andri dan mulai mengajaknya bicara. “Jangan terlalu banyak berfikir dulu, Nak. Pulihkanlah dulu kekuatan fisikmu kembali. Nuri ada di sini dan anak-anakmu ada di rumah. Kami semua menunggumu kembali terbangun dari koma. Dan wanita ini ....” Pak Maulana belum sempat menyelesaikan kalimatnya, namun Andri memotong ucapan ayahnya.“Nuri ada di sini Pak? kenapa aku tak melihatnya dari tadi,” sahut Andri sambil mencoba bangun dan berusaha mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.“Dik ...,” sapanya sendu ketika matanya bersitatap dengan Nuri yang masih duduk di sofa.Nuri tersentak, tak tau apa yang haru
Read more
BAB 101
“Andri, kurasa tadi kau mendengar dengan baik apa yang dikatakan dokter tadi. Saat ini kau sedang mengalami kehilangan sebagian dari memorimu. Kami semua tentu saja akan membantumu melalui semua ini dan menemukan kembali ingatanmu yang hilang. Namun tolong bantu kami dengan tidak menanyakan semuanya secara beruntun. Karena kami pun tak akan bisa menjelaskan dengan detail semuanya dalam waktu singkat. Terlebih kondisi fisikmu masih perlu pemulihan lagi. Ada beberapa kejadian penting dalam hidupmu yang kini kau lupakan. Mengenai dia yang adalah kakak kandung dari Nuri, Nuri yang sekarang bukan wanita yang halal lagi bagimu, dan Rini yang adalah istri sah mu sekarang. Mungkin memang terlalu sulit untuk dipahami dalam kondisimu sekarang ini. Namun kami semua berharap kau tetap mengedepankan berhusnudzon pada kami semua yang ada di sini, terlebih berhusnudzon lah kepada Allah yang memberikan ujian ini. Dengan begitu, semua yang terlibat di sini bisa saling bahu-membahu membantumu kembali m
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status