Semua Bab Terjebak Gairah Tuan El: Bab 101 - Bab 110
134 Bab
Seratus Satu
Bu Siti terkekeh mendengar ucapan sang bos, dirinya tidak bermaksud mengatakan kalau Tuan El itu hamil. Raut wajah Tuan El berubah masam saat melihat Ibu Siti malah tertawa mendengar pertanyaannya. "Saya tidak bilang kalau Tuan El hamil, tapi bisa saja seperti istrinya hamil suaminya yang ngidam. Seperti itu yang biasa dialami oleh para suami.""Hamil? Apa Bella hamil?" Tuan El malah bertanya kepada Bu Siti. Bu Siti hanya mengangkat bahu, memang ia tidak tahu sama sekali tentang benar atau tidaknya Bella hamil. Akan tetapi, dirinya hanya menduga-duga.Elvaro langsung beranjak dari tempat duduk, ia memikirkan apa yang dikatakan Bu Siti. Dirinya pun langsung berangkat ke kamar untuk mencari sesuatu.Satu persatu laci ia buka, beberapa pembalut yang masih terbungkus rapi. Ia mengingat beberapa bulan lalu mengantarnya ke swalayan dan Bella terlihat memberi banyak pembalut."Tidak ada yang terbuka? Apa tidak dia pakai?"Elvaro pun menelepon dan meminta David untuk segera datang ke kanto
Baca selengkapnya
Seratus Dua
Nyonya Sinta keluar dari ruangan masih dalam keadaan lemas, ia tersenyum langsung meminta pada suster untuk membawanya mmenghampiri kedua orang yang sedang berbincang serius. Bella pun langsung menghampirinya dan membantu sang Nyonya untuk mendorong kursi roda."Mas Bagas itu enggak mau masuk. Harusnya aku ajak kamu ke tadi, Bell." "Saya juga enggak berani liat darah Nyonya," ujar Bella.Wajah itu pucat, tapi masih mencoba untuk tersenyum. Nyonya Sinta terus saja mencoba menebarkan kebahagiaan di sekitar orang-orang yang mencintainya terutama sang suami yang selalu setia menunggunya."Kita pulang saja sepertinya aku sangat lelah," pintanya.Tuan Bagas langsung membantu istrinya, Bella begitu iba melihat wanita itu. Walaupun melihatnya dengan keadaan senyum, hatinya sedang tidak baik-baik saja.Tiba-tiba Nyonya Sinta merasakan mual, Bella buru-buru membawakan minyak kayu putih.Dalam mobil Nyonya Sinta bersandar, tubuhnya masih sangat lemah. "Nyonya tidak apa-apa?" tanya Bella."Sete
Baca selengkapnya
Seratus Tiga
Ucapan Bu Siti seperti hantaman yang keras membuat Elvaro kian menyesal akan tindakannya selama ini. Kepalanya semakin pening, perutnya semakin mual. Pria itu berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi dalam perut.Bu Siti jangan cepat menghampiri sang tuan, sepertinya pria itu memang sedang tidak baik-baik saja. Setelah Tuan El keluar dari kamar mandi, Bu Siti pun mencoba membantunya."Tuan sebentar Ibu buatkan teh, mau langsung di telepon ke dokter?""Terserah Bibi saya lemes banget."Seperti biasa, sudah bisa melakukan apapun yang sudah terbiasa ia lakukan. Bu Siti menelepon dokter terlebih dahulu, kemudian ia ke dapur untuk membuatkan air hangat.Bu Siti kembali ke kamar sang tuan untuk memberikan minuman hangat itu. Elvaro terlihat sangat pucat, Bu Siti melihatnya begitu iba walau memang kesalahan pria itu, tapi ia sangat mencemaskan kondisi tuannya."Tuan maafkan Ibu, bukan maksud ibu membuat Tuan El merasa salah atau terlalu memikirkan Nyonya Bella. Akan tetapi, Ibu terlalu c
Baca selengkapnya
Seratus Empat
Satu bulan kemudianBella sengaja mengambil libur hari ini karena akan bertemu dengan Amalia. Satu bulan berlalu akhirnya kedua sahabat itu bertemu kembali karena Amalia sedang liburan dan mengajak bertemu Bella.Keduanya sudah membuat janji temu di sebuah rumah makan. Bella, juga sudah meminta izin untuk hari ini. Amalia menghampiri Bella dan langsung memeluknya. "Kangen ih," ujar Amalia.Amalia dan Bella melepaskan kangen karena sudah satu bulan mereka tidak bertemu. "Apa ada yang mencariku atau Elvaro?" tanya Bella. Ya, entah lah ia masih memikirkan lelaki itu sampai detik ini. Berharap ada secerca sinar hadir dalam kisah keduanya. Amalia terdiam, ia memejamkan mata sedikit berpikir tentang pertemuannya dengan elvaro yang mencari sang teman. Wajah Bella masih penuh pengharapan. Matanya sampai berkaca-kaca. "Tidak, tidak ada yang mencarimu apalagi Elvaro," ujar Amalia. Amalia mengatakan tidak ada yang mencari Bella padahal saat itu Elvaro menemuinya. Ia dengan curang mengata
Baca selengkapnya
Seratus Lima
"Sepertinya kehadiran Bella membawa berkah untukku," ujar Sinta. Ya, ia menyukai pribadi Bella dan menyukai kehadiran wanita itu. Dengan adanya Bella membuat Sinta banyak mendapatkan keberuntungan. "Memangnya kenapa?" tanya Bagas. Tatapannya masih fokus pada jalanan, ia tak menoleh sama sekali. Lagi pula membahas perihal orang lain merupakan bukan topik yang menarik sama sekali. Istrinya terlalu banyak memuji wanita itu, padahal baru mengenalnya. Hati manusia tidak ada yang tau. Apalagi mereka belum mengetahui sifat asli dari wanita itu. "Ya, kehadiran Bella memberikan berkah padaku karena menularkan kehamilannya yang sudah begitu aku tunggu," ungkap Sinta. Sinta mengusap perutnya itu perlahan. Bibirnya terus merekahkan sebuah senyum. Kini ia telah menjadi wanita seutuhnya. Wanita sesungguhnya karena kini dirinya telah mengandung seorang janin. Kini di jiwanya ada dua raga, makhluk mungil yang disebut janin. Bukan sekadar impian, tetapi telah terwujud. "Memangnya orang hamil i
Baca selengkapnya
Seratus Enam
Setelah menemui sang kakak, Mellisa pun bertemu dengan David. Wajahnya sudah bermuram durjana. Ia tahu jika bertemu lelaki itu sudah dipastikan tekanan darahnya akan naik. Melissa menarik napas dan mengeluarkannya secara perlahan. Ia sudah bersiap untuk melontarkan jawaban pedas jika David kembali menyinggung soal statusnya. Berbeda dengan Melissa, David seakan mendambakan pertemuan ini. Pria itu senang karena sudah lama tak bertemu Mellisa. "Hai, Mell, apa kabar?" tanya David basa-basi. Melissa hanya memincingkan mata."Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja, jika sakit pasti sekarang tengah berbaring di kamar paham?"David terkekeh, adik dan kakak memang sama saja. Sama-sama bermulut pedas. "Oh, iya, sudah sampai mana kasus perceraian kamu dengan Dion kapan ketuk palu? Aku sudah tidak sabar untuk ikut merayakannya," papar David. Ia iseng menanyakan hal itu, karena tahu jika hal tersebut pasti akan membuat Melissa emosi. Sepeti biasa, keduanya seperti Tom dan Jerry. David
Baca selengkapnya
Seratus Tujuh
Bella kembali terkejut dengan pertanyaan Sinta. Ia sangat menyesalkan kenapa Nyonya Sinta terus mengulang pertanyaan yang sudah jelas akan dirinya tolak. Tidak mungkin ia akan menikahi Tuannya. Lagi pula Bella merasa tidak ingin kembali menjadi kecewa karena pernikahan."Maaf, Nyonya. Aku masih memiliki suami, lagi pula kalau pun aku berpisah dengan suamiku nanti, aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak menikahi lagi. Maaf, Nyonya."Sedikit kecewa mendengar jawaban dari Bella. Ia sangat berharap jika terjadi sesuatu dengan dia, ia ingin anak dan suaminya wanita yang sangat baik untuk merawat mereka. Mungkin itu sangat egois bagi Bella."Tapi suami kamu tidak hubungi menghubungimu atau mencari kamu, Bell?""Nyonya, maaf untuk kali ini saya tidak mau membahas tentang suami saya." Bella kini tegas dalam mengambil sikap, dia tidak mau jadi boneka atau mengikuti apa permintaan orang lain padahal dia tidak bahagia. Walaupun ia merasa tidak enak, tapi dia tidak mau melihat orang bahagia
Baca selengkapnya
Seratus Delapan
Sudah hampir dua hari Elvaro belum sadarkan diri dan di nyatakan koma. Pihak keluarga pun sudah berdiskusi dengan pihak Dokter. Memang mereka masih menunggu kabar baik dari Elvaro. Dua hari pun Bu Siti tidak mau pulang, wanita itu tetap berada di rumah sakit dan berharap sang tuan kembali sadar walau sudah di bujuk untuk pulang oleh Mellisa."Saya mau pulang dulu, Bu Siti mau saya antar dulu enggak?" tanya David."Enggak, Mas. Biarin aja saya di sini, siapa tahu Tuan El sadar, lalu mencari saya." Wanita tua itu bersikukuh untuk tinggal. Ia tidak mau ada yang mencelakai sang tuan lagi. Begitu sayangnya Bu Siti seperti menyayangi anaknya. "Vid, tadi Papa ngabarin kalau minta kamu ke kantor polisi. Ada info tentang kecelakaan," papar Mellisa."Iya, Mel. Nanti saya ke sana."David kembali membujuk Bu Siti sebelum ia pulang. Namun, tidak berhasil karena Bu Siti tetap mau di rumah sakit.Deswita tidak mau kalah, wanita itu pun masih berada di depan kamar Elvaro. Sejak ucapannya Bu Siti ya
Baca selengkapnya
seratus Sembilan
"Bukan saya tidak mau membantu Tuan, hanya saja hanya Nyonya Sinta terlalu senang saat tahu dirinya hamil. Saya tidak tega melihatnya bersedih kembali." "Jadi kamu lebih tega melihat dia meregang nyawa karena kehamilannya?""Bukan, bukan seperti itu Tuan."Tuan Bagas kesal dengan Bella, Ia pun meninggalkan wanita itu lalu melangkah menuju dalam rumah. Nyonya Sinta melihat suaminya yang terlihat kesal meninggalkan Bella, ia bergegas menghampiri asistennya lalu bertanya apa yang terjadi dengan sang suami. Bella terkesiap saat tiba-tiba Nyonya Sinta datang. Belum sadar ia berpikir, wanita itu sepeti sudah siap ingin melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuknya."Suami saya bicara apa Bel, sepertinya wajah kamu sangat tertekan?" tanya Sinta."Eh, enggak Nyonya. Hanya--"Bella bingung harus menjelaskan seperti apa. Jika sang nyonya mendengar pasti akan sedih. Namun, jika tidak mengatakan yang mereka bicarakan, ia takut Nyonya Sinta berpikir macam-macam."Katakan saja pada saya."Bella pun
Baca selengkapnya
Seratus Sepuluh
David kembali ke rumah sakit, di sana masih ada Bu Siti dan Melisa. Melihat kedatangan asisten sang kakak, Melisa pun menghampiri dan bertanya tentang orang yang kini menjadi tersangka."Bagaimana tersangka itu?" tanya Melissa."Ternyata dia Edo. Mantan suami Bella, motifnya karena ia kesal dan dendam karena Bella tak mau kembali, lalu Edo bilang beberapa bulan lalu Elvaro menghajarnya hingga hampir mati.""Iyakah?" "Aku tidak tahu, Edo pun membalas dendam. Ia tak suka karena baginya Elvaro telah merebut Bella.""Aneh, bukannya dia yang menjual istrinya itu."David mengangkat bahu, ia pun kembali bertanya bagaimana kondisi sang bos. Menurut Melisa, belum ada kemajuan dari Elvaro. Bahkan, dokter mengatakan jika dalam seminggu belum sadar kemungkinan akan panjang koma yang diami Elvaro. "Boleh aku masuk?" tanya David."Boleh."David pun masuk bergantian dengan Bu Siti. Ia tidak menyangka jika pria yang begitu baik pada kini sedang tidak berdaya.Banyak alat di pasang di tubuhnya, Davi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status