Semua Bab Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir: Bab 121 - Bab 130
198 Bab
Part 121. Pertemuan Kaila dan Hara
Kaila menyadari sesuatu dan dia segera keluar dari butik untuk mengejar perempuan tersebut. Firasatnya mengatakan perempuan itu bernama Hara. Akan menjadi sebuah kebetulan yang menyenangkan jika dia bisa mengobrol dengan Hara tentang Violet. Devi akan ikut keluar ketika dia dicegah oleh karyawan di sana. “Ibu mau ke mana?” tanya karyawan tersebut dengan kesal. “Kalau Ibu mau keluar, maka Ibu perlu membayar barang-barang yang Ibu pegang.”Devi menatap pakaian yang dibawanya dan melemparkan dengan keras. “Aku tidak berminat dengan baju-baju ini!” teriaknya. “Kalian mau menipuku?” “Menipu? Ibu sendiri yang meminta pakaian itu dari tangan pelanggan kami dan mengatakan akan membeli semuanya. Bagaimana bisa itu adalah tindakan menipu?” “Benar. Semua orang di sini juga mendengarnya. Tanggung jawab dong.” “Kalau dia tidak mau membayarnya sedangkan pakaian itu sudah dalam kondisi kurang bagus, itu akan merugikan butik.” Beberapa pengunjung segera mengeluarkan pembelaan untuk karyawan. Hal
Baca selengkapnya
Part 122. Sebuah Rencana
Musuh Violet kini bertambah dan itu tak bisa dipungkiri. Kaila dan Devi tidak akan membiarkan Violet hidup dengan tenang. Mereka akan mencari cara untuk membuat masalah dengan Violet apa pun yang terjadi. Meskipun Kaila sudah mendengar peringatan dari Hara tapi itu tak akan membuat dirinya mundur mendapatkan Vier. “Kalau kita tidak bisa membuat Violet bertekuk lutut kepada kita, maka kita harus menggunakan cara lain. Dan itu adalah Vier.” Devi memberikan idenya agar Kaila tidak berkutat mengejar Violet. “Kalau kita menarik Vier, tentu kita juga akan membuat Violet ikut ditarik. Kak, kalau kita tidak bisa mengambil satu jalan, maka kita harus mengambil jalan lain.” Dan itu terdengar masuk akal. Namun Kaila tak segera menanggapi. Dia mengingat jika Vier memiliki adik perempuan. Tentu saja ide jahat dengan cepat muncul di dalam kepalanya. “Bagaimana dengan memanfaatkan adiknya?” Kaila menatap adik sepupunya itu sambil berpikir. “Dia memiliki adik perempuan. Dia cantik, dan Devan bisa
Baca selengkapnya
Part 123. Kena Jebakan
Via baru saja akan keluar dari restoran ketika seorang lelaki akan masuk ke dalam. Menghalangi jalan Via sehingga Via harus mundur untuk mempersilakan lelaki itu masuk.“Silakan.” Via memberikan senyum kecil kepada lelaki itu dan dibalas hal yang sama.Setelah lelaki itu masuk, barulah Via keluar. Menyapa beberapa penjaga yang ditugaskan di sana sebelum masuk ke dalam mobilnya. Dia akan pulang ke rumahnya setelah seharian mengurus pekerjaannya. Karena dia tak hanya mengurus restoran tetap juga supermarket, maka dia benar-benar lelah. Kepergian Via diperhatikan oleh lelaki yang beberapa saat lalu menghalangi jalan Via. Lelaki itu duduk dan menatap Via dengan seksama dan menyeringai puas. Mengirimkan pesan kepada seseorang jika dia sudah bertemu dengan gadis itu.“Kali ini Kaila benar. Gadis itu memang cantik. Ini waktunya aku menunjukkan pesonaku.” Lelaki itu adalah Devan. Kaila dan anteknya sudah memulai rencananya. Devan sudah menguntit Via selama dua hari dan dia segera mendekat
Baca selengkapnya
Part 124. Kecerdasan Via
Via terbangun dengan mata terasa lengket. Untuk beberapa saat dia tak mengingat apa pun di dalam kepalanya kecuali dia sangat mengantuk. Melihat jam yang ada di dinding, itu sudah sekitar pukul empat pagi. Namun yang membuat dirinya mengernyit adalah dia tak berada di dalam kamarnya. Satu detik, dua detik, dia mengumpulkan segala memori di dalam otaknya dan mengingat apa yang baru saja dialami. Saat ada pergerakan di sampingnya, Via merasa jantungnya berhenti detik itu juga. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan suara bergetar. Dia melihat pakaiannya berserakan di lantai, dan seorang lelaki di satu ranjang dengannya.Via terjatuh dari ranjang saat menghindari lelaki itu. Kakinya lemas luar biasa dan tubuhnya bergetar. Lelaki itu adalah lelaki yang sama yang dia temui selama tiga kali secara tak sengaja dan sekarang dia berada di satu ranjang denga lelaki itu? Tidak! “Via, kamu sudah bangun?” Devan mengucek matanya saat mendengar bunyi gedebuk dari bawah ranjang dan melihat Via terdu
Baca selengkapnya
Part 125. Via Bergerak
Via sampai di restoran ketika matahari belum keluar dari peraduannya. Dia membuka pintu restoran sebelum menguncinya kembali, kemudian naik ke lantai atas di mana kantor berada. Ada banyak pikiran yang berkecamuk di dalam otaknya. Dia tidak boleh gegabah bertindak. Via menunggu agar para karyawan datang dan bertanya apa yang terjadi kemarin malam. Dan setelah dia bertanya pada penjaga bagaimana kronologi kejadiannya dia tahu jika Devan mengatakan kebenaran dalam hal ingin mengantarkan Via. Karena dia merasa tidak bisa menyelesaikannya sendiri, maka dia membutuhkan bantuan. Di sinilah dia sekarang, di sebuah apartemen yang baru pertama kalinya dia masuki. “Apa yang terjadi, Via?” Entah bagaimana, Via berpikir untuk bertemu dengan Violet alih-alih Vier. Dia menghubungi Violet dan kebetulan perempuan itu bersedia bertemu dengannya. Violet meletakkan secangkir minuman rasa jeruk di atas meja tepat di depan Via. “Minumlah.” Violet mempersilakan. Kemudian dia ikut duduk di samping Via
Baca selengkapnya
Part 126. Jebakan Di Dalam Jebakan
“Aku sudah meretas computer mereka tapi tidak ada satu pun video yang dimaksud. Semuanya aman-aman atau mungkin mereka menyembunyikan video itu di tempat lain?” Raka menjelaskan kepada Violet. “Apa mungkin itu benar-benar hanya akal-akalan Devan?” telaah Raka. “Aku yakin nggak. Mereka pasti sudah mengambil kesempatan untuk merekam. Bagaimana dengan ponselnya?” Raka sudah mencoba ‘mengobrak-abrik’ ponsel Kaila dari kejauhan, tapi hasilnya juga nihil. Tapi Raka jelas sudah menemukan isi chat antara Kaila dan Devan yang mengatakan semua rencana. Namun di sana Kaila hanya mengatakan jika dia menyembunyikan video tersebut ke tempat yang aman. Konsentrasi Violet dan Raka buyar ketika mendengar suara pintu terbuka. Lelaki itu tersenyum dan mendekati Violet untuk memberikan kecupan. “Ada apa? Kenapa serius sekali?” tanya Vier.Lelaki itu memang belum mengetahui kejadian yang menimpa Via. Violet lantas meminta Vier untuk duduk dan menjelaskan apa yang terjadi. Kata demi kata yang diungkap
Baca selengkapnya
Part 127. Akan Segera Terungkap
Sejak Kaila tahu Vier dan Violet sudah tidak lagi bersama, perempuan itu mengambil kesempatan untuk menjadi dekat dengan Vier. Terlalu dekat sampai Vier merasa jika Kaila sungguh tidak tahu malu. Pada awalnya, lelaki itu mencoba menjauhi Kaila. Tapi semakin lama, Kaila semakin berani. Bahkan masuk ke dalam kamarnya. “Kaila, seharusnya kamu tahu kalau itu tidak pantas untuk seorang perempuan masuk ke dalam kamar laki-laki.” Alih-alih merasa bersalah, Kaila justru tersenyum. Dia mendekat pada Vier dan berdiri di samping lelaki itu. “Vier, kenapa kamu tidak mencoba untuk menerimaku?” Mencintai memang selalu menjadi buta bahkan urat malu seolah sudah putus. Kaila sudah menunjukkan rasa cintanya kepada Vier sejak pertama kali dia merasakan perasaan itu, tapi Vier terus saja mengabaikannya. “Kaila.” Vier mendesah seolah dia sedang bersedih. “Sejujurnya aku belum bisa menerima siapapun lagi di dalam hidupku. Aku masih merasakan sedikit trauma dengan hubungan percintaan.” Vier menatap d
Baca selengkapnya
Part 128. Mengejutkan Kaila
Via tersenyum ketika fakta membuktikan jika kejadian malam itu di kamar hotel bersama Devan tidak menimbulkan sesuatu yang serius dalam dirinya. Artinya, tidak ada sex saat itu. Via sudah melihat videonya dan meskipun itu terlihat mereka melakukan hubungan suami istri, tapi nyatanya itu hanya sebuah rekayasa semata. Bukan hanya itu, pemeriksaan dokter juga menyatakan jika dia masih perawan. Via berterima kasih kepada Violet berkali-kali setelah Violet mengirimkan video tersebut kepadanya. Meskipun dia terlihat jijik saat melihatnya, tapi setidaknya dia bisa melihat apa yang dilakukan Devan kepadanya.“Apa kamu sedang memikirkan tentang video itu?” Via terkesiap saat tiba-tiba Devan berdiri di sampingnya. Tersenyum meremehkan sebelum duduk di depan Via. “Tidak perlu dipikirkan, akan ada masanya video itu tersebar.” Devan bersikap menyebalkan dengan terus mengatakan itu sedangkan Via sudah ‘melakukan’ semua yang Devan inginkan. Meskipun Via ingin menampar wajah lelaki itu, tapi Via
Baca selengkapnya
Part 129. Kaila Vs Keluarga Vier
“Apa katamu?” Ibu Vier murka. “Kamu sudah dimanfaatkan oleh mereka dan kamu masih bodoh dengan mempertahankan dia. Kamu juga sudah mengubah sikapmu kepada Kaila, seharusnya kamu bisa menerima dia bukan?” Kaila belum sadar dari keterkejutannya. Ketika dia menatap Violet, ekspresi datar perempuan itu tampak penuh arti. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh Violet? Segala macam pertanyaan bercampur menjadi satu dan membuat Kaila merasa gila detik itu juga. Sangat disayangkan saat dia tak memiliki jawaban apa pun di dalam kepalanya.Violet berjalan dan mendekat di sisi Vier dan Via. Segera, Via bersuara, “Ibu, ada hal yang perlu aku katakan pada Ibu dan itu sangat penting.”“Via, ini bukan saatnya kita berbicara masalah apa pun. Kita harus menyelesaikan masalah kakakmu terlebih dulu.”“Bagaimana kalau pembicaraan ini menyangkut kami?” Bu Sarah mengernyit. “Apa maksudmu?” tanya ibu Vier. “Ya, ini menyangkut kita semua. Dan lebih parahnya adalah tentang aku dan Abang yang berkaita
Baca selengkapnya
Part 130. Senyum Violet Adalah Petaka
Kaila tak tahan dengan tatapan penuh penilaian yang mengintimidasinya. Sebelumnya, dia memiliki seseorang yang berada di pihaknya yaitu ibu Vier. Tapi sekarang semuanya berubah. Ibu Vier tidak mempercayainya.“Kaila.” Panggilan itu menyadarkan Kaila dari lamunannya. Kepala yang tadinya menunduk itu kini mendongak pelan. Ada ketakutan yang tampak di matanya. “Katakan sebenarnya!” titah ibu Vier tak sabar. “Bicaralah agar semua masalah segera terselesaikan.” Kaila tidak bisa lagi mengelak tentang semua bukti yang sudah dimunculkan oleh Via dan Violet. Ketika menatap Violet, kebenciannya mencapai puncaknya. Tapi bagi Violet, itu bukan apa-apa. “Tante, aku minta maaf.” Akhirnya Kaila berbicara. “Sebenarnya, ini aku lakukan untuk menjebak Violet. Aku yang dendam dengannya sehingga aku ingin menghancurkannya.” Kaila menatap ibu Vier dengan mata memerah. Dia sedang mati-matian menahan air matanya. “Aku hanya ingin Vier.”“Dan menggunakan cara licik untuk mendapatkannya.” Vier menyahut c
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
DMCA.com Protection Status