All Chapters of Menantu Kuadriliuner: Chapter 131 - Chapter 140
245 Chapters
Bab 130. Hanya Untuk Memberi Pelajaran
“Apa itu?” tanya Dirul penasaran. Perlahan sudut bibirnya terangkat. “Jangan coba mengelabuhiku. Kamu pikir aku nggak tau kalau kartu yang kamu pegang adalah kartu mainan.” dia lalu ketawa keras. Disaat semua orang tertawa, ada satu orang wanita berjalan mendekat dan mengamati lekat-lekat kartu black card yang dipegang Raja.“Kartu ini bukanlah sembarang kartu. Kartu ini sangat langka dan bukan sembarangan orang yang memilikinya, karena saldo di dalamnya tak terbatas,” ucap wanita itu menebak.Raja melihat hanya wanita itu yang bisa mengenali kartu black card miliknya.“kamu benar sekali,” tanggap Raja.“Tapi bagaimana bisa?” Wanita itu masih ragu. Rasanya tidak mungkin penampilan Raja yang terlihat sederhana memiliki kartu ajaib itu.Selain wanita itu, semua orang jelas-jelas tidak mempercayainya. Bahkan mereka menertawakan Raja dengan sorot mata mengejek.“Hei Nona cantik …” panggil Dirul dengan gaya genitnya. “Jadi maksudmu dia adalah orang terkaya di dunia?” dia tertawa geli. “Ka
Read more
Bab 131. Jangan Bersikap Kurang Ajar!
Raja sebenarnya malas mendengar nama Banara, tetapi hatinya tidak bisa berbohong kalau dirinya mengkhawatirkan sang Ayah, apalagi suara Alexander terdengar sendu.“Jangan bicara setengah-setengah, Alex,” kata Raja dingin.“Kesehatan Pak Banara semakin menurun. Saya mohon temui Ayah Bapak sebelum semuanya terlambat.”Bukan menjawab, Raja malah langsung mematikan sambungan telepon.“Apa Pak Alex ngasih kabar tentang Ayah?” tanya Ayyara–yakin.“Bukan,” ketus Raja sembari melangkah masuk ke dalam mobil.Ayyara tahu kalau Raja berbohong, tetapi dia tak berani bertanya lagi. ‘aku harus segera menemui Pak Alex,’ batinnya.Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Ayyara melihat jelas kalau Raja seperti sedang memikirkan Banara, ‘Kenapa Mas begitu membenci Ayahmu sendiri, Mas?’ tanyanya dalam hati.Raja mengemudikan mobilnya menuju Stars Mall, pusat belanja terlengkap. Setiba di sana, barulah Raja berbicara.“Kiranya kado apa yang cocok untuk anaknya Anton?” tanya Raja.“Umur anaknya Pak
Read more
Bab 132. Kondisi Banara Semakin Memburuk
“Jangan bersikap kurang ajar pada istriku!” Raja memperingatkan dengan tatapan begitu dingin.“Diam, kamu!” Berry justru membalas dengan menatap tajam pada Raja. “Aku lebih dulu mengenal Ayya, tapi kamu merebutnya dariku! Pria miskin kayak kamu nggak pantas menjadi suami Ayya!”“Berry!”“Kak!”Ayyara dan Shinta bersamaan menggertak Berry. “Kak, kenapa sikap Kakak kayak gini sih?” Shinta tampak begitu kecewa. Dia lalu menatap Raja dan Ayyara dengan raut wajah bersalah. “aku minta maaf atas nama Kakakku.”“Apaan sih kamu, buat apa minta maaf. Aku nggak bersalah,” tanggap Berry dengan angkuhnya. Ayyara yang sedari tadi diam karena menghormati teman lamanya, tetapi kini tidak lagi. Ayyara meraih tangan suaminya dengan erat, “Dengar aku baik-baik, Berry. Kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. Dan aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia bisa menjadi istrinya Mas Raja!” dia berkata begitu serius. “tolong jaga sikapmu!”Tanpa mendengar tanggapan pria itu, Ayyara menggandeng
Read more
Bab 133. Reuni
“Jangan sebut namanya lagi!” tegas Raja. Melihat ucapan Raja yang tak bisa dibantah, Ayyara pun perlahan masuk ke dalam mobil. Dia sekilas menghembus napas pelan, baru kali ini sang suami menatapnya begitu dingin. Setelah sang istri masuk, Raja menoleh tajam pada Alexander, “Jangan temui aku lagi!”Ucapan Raja sama sekali tidak terlihat bercanda. Tidak ada yang bisa dilakukan Alexander selain menuruti perintah Raja, “Baiklah.” dia berbalik pergi, tetapi dalam benaknya dia menemukan cara untuk membujuk sang pewaris. ‘Cuma Bu Ayya yang bisa melakukan tugas ini.’***Keesokannya, Ayyara menerima pesan dadakan kalau waktu reuni teman sekampus dirubah di siang hari. Setelah menerima pesan dadakan itu, dia segera menghubungi sang suami, “Mas ada di mana?”“Kantor Prince Group,” jawab Raja dari seberang telepon.“Mas, acara reuni kampusku dimajukan jam 12 siang di Hotel Berlian. Mas bisa temani Ara, nggak?” tanya Ayyara.“Bisa. Ara berangkat duluan, nanti aku menyusul. Masih ada hal yang
Read more
Bab 134. Suamiku Tidak Sesederhana Yang Kamu Kira
“Kamu?” ucap wanita itu. Dia lalu turun dari mobil dan menghampiri Raja. “oh kamu kerja di sini?” “Maaf, anda siapa?” tanya Raja. Wanita itu tersenyum sinis. Dia lalu memberikan kunci mobilnya pada Raja, “Aku buru-buru, parkirkan mobilku.” “Maaf, aku–” “Nggak usah banyak bacot. Nih imbalan buat kamu,” potong wanita itu sembari melemparkan uang 50 ribu ke wajah Raja. Dipandang dingin oleh Raja, wanita itu malah melotot. “Apa?! Kurang?! Aku laporkan atasanmu, mau?!” Raja menjatuhkan kunci mobil milik wanita itu, “Jaga sikap anda.” Usai mengatakan demikian, dia langsung berbalik pergi meninggalkan wanita itu yang tampak kesal. Wanita itu menyerahkan kunci mobilnya pada seseorang yang memakai seragam security. Dia lalu mengejar Raja yang berjalan masuk ke dalam. “Ngapain kamu masuk, hah? Mau mencuri kamu?” tuduh wanita itu. Raja tak menjawab dan terus melangkahkan kakinya, membuat wanita itu kesal dan berteriak, “Pencuri, pencuri!” Tentu saja teriakan wanita itu mengundang bebe
Read more
Bab 135. Menyesal Menghadiri Pesta Reuni
Bukan Raja yang terkena pukulan, justru perut Berry yang merasakan sebuah hantaman kepalan tangan.Semua orang terkejut dan berbondong-bondong menyuarakan kalimat sampah terhadap Raja.“Apa-apa-an kamu! Binatang kamu!”“Dasar pria miskin! Memang kamu punya duit? Buat bayarin rumah sakit kalau terjadi apa-apa dengan Berry?”Ayyara yang kesal pun membela sang suami, “Berry yang mulai duluan. Suamiku membela diri. Dia memang pantas mendapatkan pukulan suamiku.”Begitu dengan Shinta. Dia menyalahkan Berry dalam hal ini, “Beruntung Kakak cuma dipukul. Sikap Kakak sudah melampaui batas, lebih baik Kakak pulang sekarang.”Namun, Berry justru semakin menampakkan wajah arogannya. Sembari menahan sakit di perut, dia malah melanjutkan ejekannya pada Raja.“Apa yang kamu punya? Tidak ada! Bahkan kamu datang ke sini buat makan gratis, bukan?”Shinta menatap kecewa pada Berry, “Kak? Kakak stres ya? Please doang Kak, jangan kek gini. Kakak minta maaf sama Ayya dan suaminya, sekarang!”Berry menerbit
Read more
Bab 136. Sama Saja Menghinaku!
Ayyara yang terlanjur kecewa pun menjawab pertanyaan itu, “Maksud suamiku, kalian membawa dampak buruk bagi kesehatanku.” Berry tampak benar-benar marah mendengarnya. Amarahnya bukan ditujukan pada Ayyara, melainkan terhadap Raja.Namun, belum sempat Berry meluapkan amarahnya, Ayyara berkata mendahului, “Aku kecewa, sangat kecewa. Tadinya aku datang ke acara reuni buat menghormati pertemanan kita. Tapi sayang, bukan ramah tamah yang aku dapatkan, melainkan hinaan kalian.”“Ayya kamu salah paham. Kami bukan menghinamu, tapi–”“Menghina suamiku sama saja menghinaku!” Ayyara menyela ucapan Berry. “Aku pulang duluan. Kalian tenang saja, aku nyumbang 10 juta buat biaya acara reuni ini.” dia sudah muak dengan sikap teman-temannya. Saat Raja dan Ayyara berbalik pergi, Berry melangkah lebih cepat dan menghadangnya.“Sudahlah, Ayya. Jangan bohongi perasaanmu sendiri. Jujur saja kalau kamu tertekan punya suami kere macam dia,” ucap Berry sembari melirik tajam pada Raja. Dia lalu menatap penuh
Read more
Bab 137. Jangan Belagu Jadi Orang!
“Maaf, Pak. Saldo di ATM yang Bapak berikan tidak cukup,” ucap karyawan itu dengan sopan. “mungkin Bapak punya ATM lain untuk menambahkan biaya kekurangannya?”SpontaN saja Berry membelalak. Dia terkejut bukan main. Begitu pun dengan semua orang yang tak percaya.“Bercanda kamu, ya? Kerja yang becus dong, saldo di ATM-ku ada uang sekitar 115 juta. Mengada-ngada kamu. Coba cek lagi sana.” Berry memarahi karyawan itu.Di titik ini seorang manajer hotel datang. Tentu saja Berry langsung mengadu, “Pak, gimana karyawan Bapak ini? Kerjanya dari tadi gak profesional banget. Sudah lelet, bodoh lagi. Mendingan pecat saja. Bisa-bisanya Bapak punya karyawan kayak gitu.”Manajer hotel itu hanya tersenyum. Dia lalu menanggapi, “Karyawan saya sudah berkerja profesional. Memang di ATM Bapak ada uang 115 juta. Tapi itu tidak cukup membayar pengeluaran Bapak yang menghabiskan 230 juta setelah dipotong diskon. Jadi kalau Bapak punya ATM lain, Bapak bisa menggabungkannya untuk melakukan proses pembayar
Read more
Bab 138. Hanya Itu Syaratnya!
“Boleh, asal kamu minta maaf dan cium kaki suamiku,” ucap Ayyara begitu serius. “Mau atau nggak? Nggak maksa sih aku, tersersh kamu gimana enaknya.”Berry menahan emosi mendengarnya, tetapi bagaimana pun juga dia harus mendapatkan pinjaman untuk menyelamatkan dirinya dari masalah.“Tapi itu nggak mungkin. Mustahil bagiku mencium kaki orang rendahan kayak suamimu. Jadi–”“Hanya itu syaratnya!” Suara tegas Ayyara menyela ucapan Berry. “Pilihannya 2. Iya atau nggak?”Berry tak punya pilihan lagi setelah manajer hotel juga memberi ultimatum, “Saya kasih waktu 10 menit untuk Bapak menyelesaikan pembayaran. Kalau tidak, kami terpaksa menghubungi polisi.”Berry terpaksa melakukannya. Dia menghadap Raja, “Maafkan aku.” sungguh dia merasa harga dirinya telah jatuh kala itu juga.“Apakah dengan cara itu kamu meminta maaf?” tegur Ayyara. “Tatap mata suamiku dan minta maaf dengan tulus.”Berry merasa kesal, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak. Dia lantas menatap Raja dan kembali meminta maaf, “A
Read more
Bab 139. Menginginkan Ayyara Sebagai Bayaran
“Kalian tahu apa yang aku inginkan?” ucap pria gendut itu dengan mata berkilat penuh minat. “buluku berdiri saat melihat wajahnya. Aku ingin sekali memilikinya.”Bahri, Margareth, dan Radit kompak tertawa awkward dengan harapan permintaan itu hanyalah bercanda karena mustahil mewujudkannya. Mereka gagal total menjodohkan Ayyara dengan pria muda nan tampan seperti Marcel, apalagi dengan pria gendut dan tua bangka seperti hakim ketua itu.“Baiklah, terserah kalian saja.” Pria gendut itu mengalihkan perhatiannya ke makanan yang ada di atas meja. “kalau nggak bisa, aku pun nggak bisa membantu kalian.”Mereka pun sadar kalau permintaan pria gendut itu sangatlah serius dan tidak bisa ditawar lagi.Margareth mencoba tersenyum senormal mungkin, “Begini, Pak. Dia sudah bersuami. Dan dia orangnya sangat setia sama suaminya, nggak bisa digoda dengan apapun.”Pria gendut itu tampak menikmati makanan ringan, “Aku nggak peduli. Aku cuma mau dia sebagai bayarannya.” dia lalu mencondongkan tubuhnya.
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
25
DMCA.com Protection Status