All Chapters of Menantu Kuadriliuner: Chapter 151 - Chapter 160
245 Chapters
Bab 150. Memecat Seluruh Karyawan
“Kalian tahu siapa pemilik baru perusahaan ini?” tanya Ayyara. Semua orang menyalah artikan maksud Ayyara. Mereka menganggap wanita itu tidak bisa dilengserkan karena memiliki kekuatan 'orang dalam'. Melihat mereka membisu, Ayyara kembali berkata. “Pemilik baru perusahaan ini adalah seorang pria hebat dan bijaksana. Kalau dia sendiri yang memimpin perusahaan ini, kalian bukan hanya dipecat, tapi kalian pasti dituntut secara hukum.”Semua orang lagi-lagi dibuat terkejut. Hanya Randi satu-satunya yang berani melayangkan protes kembali.“Bukan hanya anda, bahkan pemilik baru perusahaan ini tidak bisa memecat kami tanpa bukti. Jika kalian memaksa memecat kami secara sewenang-wenang, maka bisa dipastikan ada demo besar-besaran. Bukan hanya dari kami, tapi persatuan buruh akan mendemo perusahaan ini.” Nada bicara Randi begitu menekan.Ayyara hanya tersenyum kecut sembari menggeleng-geleng.“Bahkan sampai detik ini juga kalian belum sadar?”Ayyara lalu mengambil tumpukan dokumen dan menghe
Read more
Bab 151. Kamu Lupa Siapa Aku?
“Haruskah aku benar-benar mencungkil matamu, Marcel?” geram Raja sembari menatap lurus pada Marcel.Ada rasa takut yang menyelimuti diri Marcel, tetapi egonya yang begitu tinggi membuat pria itu menghiraukan Raja dan kembali menatap Ayyara.“Lihatlah suamimu, kenapa dia suka marah? Mungkin suamimu datang bulan,” ucap Marcel. “katakan pada suamimu untuk nggak berkata kasar padaku, sopanlah sedikit.”Ayyara semakin kesal terhadap pria itu. Lantas dia pun berkata dengan nada yang begitu tegas, “Pak Marcel, tolong pergi dari sini sebelum suamiku benar-benar memukul Bapak!”Marcel justru tersenyum penuh nikmat menatap Ayyara, “Berikan ciumanmu, baru aku akan pergi.”“Marcel!” Ayyara spontan meninggikan suaranya sembari menatap tajam pada pria itu. “Kamu nggak pernah belajar dari kesalahanmu! Sikapmu masih seperti setan!” nadanya tidak lagi menunjukkan kesopanan. “aku kira kamu orang terhormat, ternyata kamu hanyalah orang berandalan. Menjijikkan, Bapaknya anggota Pemerintah dan punya perus
Read more
Bab 152. Rencana Licik Margareth
Radit keheranan melihat Margareth mendadak tampak begitu panik.“Ma? Pesan dari siapa?” tanya Radit.Margareth menunjukkan layar ponsel miliknya, “Dari Hakim ketua. Kita harus cepat membayar janji kita kalau nggak ingin pria gendut itu buka suara. Kita harus cepat-cepat menyerahkan Ayyara.” Radit seketika ikut panik. Dia baru teringat kalau keluarganya bebas dari jeratan hukum karena bekerja sama dengan hakim ketua, sehingga seolah-olah Ulva adalah pelaku utama dalam masalah penjebakan terhadap Raja. Namun, semua itu tidaklah gratis, sebagai bayarannya mereka harus menyerahkan Ayyara ke hakim ketua walau hanya satu malam.“Masalahnya ini bukan kerjaan gampang. Bagaimana caranya kita membujuk Ayyara agar mau tidur dengannya?” Radit terlihat gelisah. “kita bahkan gagal menjodohkan Ayya dengan pria tampan dan kaya seperti Marcel, apalagi dengan pria bau tanah. Itu sangat mustahil.”Margareth berusaha tetap tenang. Otaknya bekerja, bagaimana pun juga dia harus menemukan cara untuk menyer
Read more
Bab 153. Ayyara Masuk Jebakan
“Malam ini kamu akan tidur bersama laki-laki lain,” gumam Margareth semringah. “nanti malam adalah malam kehancuranmu, Ayya!”Terlihat aura balas dendam di sorot mata Margareth, “Kamu adalah penyebab hancurnya keluargaku. Gara-gara kamu, aku terusir dari sini. Malam ini kamu harus membayar segalanya, Ayya!”Tak berlama-lama di sana, Margareth melatakkan ponsel milik Nugraha ke tempat semula. Dia berbalik keluar sebelum Pria tua itu menyadari keberadaannya.“Abis ini aku akan menelpon Herman,” gumamnya sembari berjalan mengendap-endap.***Ayyara tengah bersantai di kamar pribadinya, menunggu Raja yang masih berada di kamar mandi.Ayyara sebenarnya masih curiga melihat pesan Nugraha. Dia merasa pesan ini bukan gaya tulisan sang Kakek. Anehnya lagi, Kakeknya memintanya datang ke hotel Manda.“Kenapa harus di hotel? Kenapa nggak ketemu di rumah saja?” Ayyara berpikir. “Mungkin Kakek nggak ingin semua orang tahu, makanya Kakek memintaku menemuinya di hotel Manda,” gumam Ayyara mencoba be
Read more
Bab 154. Ayyara Dalam Bahaya
Ayyara sekarang paniknya bukan main. Dia merasa hakim ketua itu bekerja sama dengan pihak hotel untuk menjebaknya. Namun, dia tertegun saat menyadari kalau semua ini berawal dari pesan Nugraha.“Nggak mungkin Kakek ikut menjebakku.” Ayyara menggeleng kepala tak percaya. “Tapi pesan itu? Apa Kakek mau ngeprank aku?” dia kembali menggelengkan kepala. Dia sangat mengenal Nugraha, tidak mungkin gurauan sang Kakek di luar batas.Ayyara mulai meneteskan air mata. Dia sangat ketakutan, “Mas Raja, kamu di mana? Mas datanglah ke sini. Ayya takut.” Ayyara tak tinggal diam. Dia kembali berbalik menggedor pintu sembari berteriak sekencang-kencangnya.***Raja menaiki taksi menuju ke arah hotel Manda. Tanpa sepengetahuan Ayyara, dia telah mengirim seseorang untuk menjaga istrinya dari kejauhan. Namun, dia justru mendapat kabar kalau istrinya sempat terlihat berbincang-bincang dengan Herman, hakim ketua.Khawatir terjadi hal buruk kepada istrinya, dia memutuskan menyusul sang istri, karena dia tah
Read more
Bab 155. Suamiku Akan Membunuhmu!
Raja bergerak cepat menangkis pukulan itu dan berbalik memberikan sebuah tendangan keras yang masuk mulus ke perut mereka hingga terpental jauh ke belakang. Walau mereka sudah terlatih, tetapi belum cukup menandingi kelincahan dan kemampuan bela diri yang dimiliki Raja. Saat petugas lainnya mendekat dan hendak menghajar Raja, alangkah terkejutnya mereka kala melihat ke belakang. Seorang pria paruh baya berpakai jas rapi keluar dari dalam. Wajahnya tampak panik bukan main karena barusan Anton menghubunginya kalau pihak hotel Manda telah melakukan kesalahan besar terhadap Raja. “Yang mana yang namanya Raja?” seru pria itu dengan suara gemetar. “saya Abbas, direktur hotel Manda.” Semua orang yang ada di sana langsung melongo. Alangkah terkejutnya mereka melihat seorang direktur hotel Manda yang terkenal sombong saat ini tampak ketakutan sampai suaranya berubah. “Aku!” Abbas seketika menoleh ke arah Raja. Dia mencermati penampilan Raja, pakaian yang dikenakan dari atas sampai ba
Read more
Bab 156. Akibat Berani Menyentuh Istriku!
“Herman!” seru Raja. “Sudahkah kamu bosan hidup, Herman?!”Herman dan Ayyara menunjukkan ekspresi yang berbeda saat Raja mendobrak masuk.Ayyara menangis senang suaminya datang di waktu yang tepat untuk menyelamatkan. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi.Sementara, Herman tampak tercengang dan panik. Dia heran Raja datang bersama Anton, “Ada hubungan apa mereka?” gumamnyaAyyara melangkah dan menubrukkan tubuhnya ke tubuh sang suami, “Mas Raja …” Dia meluapkan rasa takutnya di pelukan sang suami. “aku dijebak, Mas. Dia mau melecehkanku, Mas.”Mendengar itu, kilatan amarah terpancar di sorot mata Raja. Begitu pula Anton yang seketika maju menghampiri Herman dengan tatapan mata berkilat iblis.“Bangsat!” Anton melayangkan sebuah pukulan keras ke wajah Herman. “habis kamu, Herman!”Namun, Herman bisa menghindari pukulan itu. Bahkan dia mulai menunjukkan keangkuhannya. Walau dia tahu Anton adalah seorang direktur Prince Group, tidak ada rasa takut sedikit pun karena dirinya adalah se
Read more
Bab 157. Tidak Ada Kata Maaf!
“Sepertinya aku mengenalmu,” ucap Fahar. “Bukankah kamu menantunya Pak Nugraha?” Fahar tidak menyadari bahwa Raja bukan hanya sekedar menantu Nugraha, tetapi pria itu adalah keturunan keluarga Darmendhara. “Benar,” jawab Raja sembari berjalan ke arah Ayyara. “dan dia istriku. Kami berterima kasih karena anda mau membantu kami.” “Aku turut prihatin atas kejadian ini. Tapi apakah istri anda baik-baik saja?” tanya Fahar. “Seperti yang anda lihat,” jawab Raja. Ayyara menambahkan, “Aku baik-baik saja. Beruntung suamiku datang tepat waktu, kalau tidak …” Ayyara tidak mampu melanjutkan ucapannya. Dia tidak bisa membayangkan hal mengerikan itu menimpanya. Kalau suaminya datang telat semenit saja, mungkin pria bejat itu akan menikmati tubuhnya. Fahar menatap Ayyara, “Kalau boleh tahu gimana awalnya anda bisa sampai bisa dijebak Herman?” tanyanya mencari informasi tambahan. Mendengar pertanyaan itu, Ayyara seketika menunduk sedih. Walau dia menjadi korban penjebakan, dia tetap merasa
Read more
Bab 158. Siapa Pengirim Pesan Itu?
“Karena ini,” ucap Ayyara sembari memberikan ponsel miliknya kepada Raja. “aku datang ke sana untuk menemui Kakek.”Raja menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Tatapannya dingin setelah membaca semua pesan itu.“Kakek?” gumamnya, tetapi dia tidak percaya begitu saja.Ayyara menghembus napas berat. “Kok bisa sih? Nggak mungkin Kakek menjebakku, tapi pesan ini benar-benar dari nomernya Kakek.”“Siapa pengirim pesan itu? Kita segera tahu jawabannya di rumah Kakek,” tanggap Raja sembari menjalankan mobilnya.“Iya, Mas.” Ayyara setuju. Dia lalu kembali memeluk suaminya. “Maafkan Ara ya, Mas.”“Tidak. Ara tidak salah.”***Nugraha bersantai di kamar pribadinya. Tatapannya menerawang jauh, mengingat kejadian puluhan tahun yang lalu saat dirinya mengadopsi Ayyara.“Anak kalian sekarang sudah bahagia bersama suaminya. Dia lembut hatinya, juga cerdas. Dia bahkan menjadi penolong hidupku. Aku beruntung memiliki cucu sepertinya.” Nugraha tersenyum membayangkan Ayyara, tetapi perlahan senyuman it
Read more
Bab 159. Kemarahan Raja dan Nugraha
Ayyara merasakan aura kemarahan sang suami yang amat besar. Dia mengerti, tidak ada seorang suami yang tidak akan murka jika melihat keluarganya sendiri menjebak istrinya untuk diserahkan kepada lelaki hidung belang.Ayyara kembali menatap layar cctv. Dia menggeleng kepala tidak percaya. Berulang kali mereka ingin menjual dirinya terhadap pria lain demi keuntungan mereka. Berulang kali mereka berniat mencelakai dan merusak rumah tangganya.Tak terasa air menetes dari kedua mata Ayyara, “Aku benar-benar nggak menyangka mereka setega itu sama aku,” keluhnya.Begitu pun dengan Nugraha. Walau dia masih belum tahu rencana Margareth dan Radit, tetap saja dirinya tidak bisa menerima perbuatan mereka.Nugraha menoleh pada Ayyara, “Apa yang mereka lakukan terhadapmu di sana? Kamu baik-baik saja, 'kan?” dia tampak khawatir. Ayyara dilema harus menjawab apa. Dia takut kalau berterus terang membuat kesehatan sang Kakek kembali menurun.“Aku baik-baik saja. Kakek nggak perlu khawatir,” jawab Ayya
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
25
DMCA.com Protection Status