All Chapters of Menantu Kuadriliuner: Chapter 161 - Chapter 170
245 Chapters
Bab 160. Pandai Memutar-Balikkan Fakta
“Manusia iblis! Cepat ke rumahku!” titah Nugraha terdengar begitu murka. “Beraninya kalian menyerahkan cucuku ke lelaki hidung belang! Kalian harus merasakan amarah dari seorang Kakek dan suami!” Margareth tercengang mendengar Nugraha mengetahui rencana jahatnya, tetapi dia yakin Ayyara yang telah mengadu dan menuduhnya telah bersekongkol dengan Herman. “Lah kok bisa? Aku aja terkejut mendengarnya. Papa jangan main nuduh sembarangan dong. Papa jangan percaya begitu aja sama Ayya. Dia pasti ngarang cerita.” Margareth membela diri. “Kalau kamu dan Radit tidak merasa bersalah, datanglah ke sini sekarang juga!” tantang Nugraha. “Baik. Aku dan Radit nggak takut karena kami nggak salah!” balas Margareth. Dia lalu memutus sambungan sepihak. Margareth malah tersenyum penuh kemenangan, “Ahhhh senangnya aku. Akhirnya balas dendamku terbayarkan.” Suaranya yang begitu nyaring, membuat Radit kaluar dari rumah. “Ma, ada apa sih? Kok teriak-teriak?” tanya Radit sembari menggaruk-garuk tubuhny
Read more
Bab 161. Masih Bermain Licik
“Sekarang sudahkah kalian siap mendapat hukumanku?!” seru Nugraha sembari mengepalkan kedua tangannya. “Sebelum aku menyerahkan kalian ke polisi, kalian harus menerima hukuman dari seorang Kakek!”Radit gelagapan, tetapi tidak dengan Margareth. Bahkan wanita itu terlihat tenang. “Ya, tadi aku memang masuk ke kamar Papa, tapi aku cuma ingin cek aja kamar Papa sudah dibersihin atau belum,” kilah Margareth.Memang di rumah ini terdapat banyak cctv, tetapi hanya terpasang di bagian luar, sedangkan tidak ada satu pun yang terpasang di setiap kamar.Nugraha menggelengkan kepala. Dia tak menyangka Margareth masih bisa memberikan alasan yang sangat tidak masuk akal.“Baiklah, sepertinya aku harus pakai cara kekerasan,” gertak Nugraha. “dan satu lagi! Mulai detik ini juga kalian bukan lagi bagian dari keluarga Nugraha!” “Papa mau ngapain?!” teriak Margareth kala melihat Nugraha menghampirinya dengan tatapan penuh amarah.Nugraha berhenti tepat di hadapan Margareth, “Anggap saja kita tidak pe
Read more
Bab 162. Pantas Mendapatkan Pukulanku!
“Baiklah, anda memang pantas mendapatkan pukulanku!” seru Raja. “Sudah terlalu banyak anda berusaha mencelakai istriku!”Margareth syok, ternyata dia salah langkah.“Kamu benar-benar mau memukulku?” Margareth menunjuk hidungnya. “Hahaha. Bisa saja kamu. Mana mungkin kamu tega memukul Tante.” dia tertawa awkward, sekaligus berharap Raja hanya bercanda.Tante? Kedengarannya sangat menggelikan.“Aku tidak sedang bercanda!”Raja menjawab tegas dengan tatapan serius. Dia sama sekali tidak sedang bercanda.“Kenapa anda plin-plan? Bukankah anda sendiri yang memintaku untuk memukul anda?” sindir Raja.Margareth menelan ludah. Dia tak menyangka Raja benar-benar ingin memukulnya, padahal ucapannya barusan hanyalah sebuah permintaan palsu untuk menarik simpati semua orang.Namun, sayangnya Raja bukanlah orang bodoh. Dia bahkan mengangkat alisnya menunggu jawaban dari Margareth.“Jadi, bagaimana? Sudah siapkah anda mendapatkan pukulanku?”Margareth tidak menjawab. Dia semakin tersudut kala meliha
Read more
Bab 163. Penjara atau Kandang Sapi?
“Bahkan ini baru permulaan!” ucap Raja serius. “Masih ada hukuman lain yang harus kalian terima. Tapi tenang saja, aku tidak akan sampai membunuh kalian. Kecuali kalian ingin mati, aku bisa membantunya.”Margareth dan Radit terkejut bukan main. Mereka seolah tidak percaya mendengar ucapan itu.Sementara, Nugraha dan Ayyara percaya kalau Raja hanya menggertak kedua orang itu untuk memberikan efek jera.“Iblis kamu, Raja!” Raut wajah Margareth mengerut. “anakku bersalah. Dia berbesar hati menerima hukuman untuk menebus kesalahannya, tapi bukan berarti kamu boleh menghukum anakku semaumu!” Radit menatap Raja dengan penuh amarah, “Siapa yang kayak binatang?! Aku atau kamu?! Aku akan melaporkanmu, bangsat!” suaranya meninggi. Sesaat dia menoleh pada Nugraha. “Kek, ini nggak bisa dibiarkan begitu saja. Raja mau membunuhku.” Tatapannya dengan cepat bergeser ke arah Ayyara. “katakan, apa sekarang kamu masih mau membela suamimu yang sangat bringas?”Seolah ada kesempatan, Margareth kembali m
Read more
Bab 164. Pelajaran Tersembunyi
“Iya atau tidak?!” Suaranya penuh penekanan. “ 5 tahun di kandang sapi? atau 10 tahun di penjara?!”Margareth dan Radit dibuat mati rasa. Mereka tidak tahu harus menjawab apa. Mereka semakin tak punya harapan kala melihat ekspresi Nugraha yang tampak menyutujui ide konyol menantunya.“Baiklah, aku beri kalian waktu satu menit!” tegas Raja.Di titik ini, Ayyara melihat Raja berganti menatapnya. Lantas dia menggerakkan bibirnya tanpa suara, “Apa, Mas?”“Begitu.” Hanya kata itu yang diucapkan Raja.Pupil mata Ayyara mengecil. Dia tidak mengerti apa yang diucapkan Raja. Yang dia tahu sang suami pasti memberikan sebuah kode isyarat.“Apa, Mas?” Ayyara kembali menggerakkan bibirnya. “Direktur,” jawab Raja.“Direktur?” Alis Ayyara berkedut. Dia semakin tidak mengerti ke mana arah pembicaraan suaminya. Apa hubungannya dengan situasi sekarang? “Mas?” Ayyara tidak sabar karena sedari tadi Raja hanya menatapnya tanpa memberi jawaban.“Nanti aku jelaskan,” jawab Raja, membuat Ayyara sedikit k
Read more
Bab 165. Tidak Butuh Bantuan Anda!
“Seorang direktur harus bisa memutuskan sendiri,” ucap Raja. “sekarang putuskan, mau menemui Marcel atau tidak. Tapi, terkadang kita harus mengesampingkan hubungan di luar pekerjaan demi kepentingan perusahaan.” Raja ingin Ayyara belajar mengambil keputusan. Dia sengaja tidak menyuruh ataupun mencegah, walau dia tahu ada niat buruk di balik kedatangan pria itu yang ingin menemui Ayyara. Ayyara menatap Raja dengan senyuman kecil. Dia tahu Raja saat ini menginginkan dirinya berperan sebagai seorang direktur, bukan sebagai seorang istri. Ayyara berpikir sejenak, sebelum akhirnya mengangguk, “Iya, Mas.” Dia lalu menoleh pada security itu. “Baiklah, Pak. Saya akan ke luar menemuinya.” “Baiklah, Bu Ayya,” tanggap security sebelum berbalik pergi. “Mas, temani aku,” pinta Ayyara. “Duluan, nanti aku menyusul,” jawab Raja. Ayyara mengangguk. Dia lalu bangkit dan melangkah keluar. Dia sebenarnya tidak suka dengan kedatangan Marcel, tetapi tidak ada salahnya menemui pria itu sebentar saj
Read more
Bab 166. Membandingkan Berlian dan Kotoran
“Berliannya adalah suamiku, dan anda adalah kotorannya!” sindir Ayyara dengan suara penuh penekanan. Dia sudah muak meladeni pria itu. “Anda memang benar, bodoh jika membandingkan berlian dengan kotoran.”Marcel seketika tersulut emosi. Ucapan wanita itu adalah penghinaan baginya. “Ayya?! Jaga omonganmu!”Dengan beraninya, Ayya menatap dingin pria itu, “Anda merasa terhina? Jika anda tidak suka dihina, maka jangan suka menghina orang lain.”Marcel mendengus miring, “Aku bicara fakta. Suamimu memang manusia sampah yang pantas dihina. bahkan boleh diinjak-injak.”Ayyara berusaha menahan amarahnya sekuat tenaga. Dia sadar akan buang-buang waktu meladeni orang angkuh seperti Marcel“Baiklah, Kalau tidak ada keperluan lain, silahkan anda pergi dari sini,” ucap Ayyara akhirnya.Raut wajah Marcel berubah kesal, “kamu mengusirku? Ingat, Ayya … aku sudah berbaik hati menawarkan bantuan untukmu. Tanpa bantuanku, kamu nggak bakalan bisa menghidupkan kembali perusahaan ini. Jadi, kamu jangan cer
Read more
Bab 167. Menerima Tantangan Marcel
“Katakan sekali lagi, Marcel!” seru Raja “sekali lagi aku mendengar kamu melecehkan martabat istriku, aku tidak segan-segan akan membunuhmu!” Marcel merasa gemetar di hatinya. Tatapan pria sampah itu benar-benar membuatnya takut. Namun, bukan Marcel namanya jika tak berani melawan dengan kata-kata.“Brengsek kamu, Raja! Kamu cuma benalu yang cari makan lewat istrimu. di mana harga dirimu sebagai seorang laki-laki, hah?” Rasa sakit di dadanya bekas tinjuan Raja membuatnya kesulitan bernapas.Raja membalasnya dengan tatapan dingin, “Silahkan pergi meninggalkan tempat ini sebelum aku benar-benar membunuhmu. Dan jangan berani mencampuri urusan istriku lagi.”Marcel mendengus miring. Sembari menahan sesak di dadanya, dengan angkuhnya dia berkata, “Istrimu cuma beruntung. Katakan, siapa pendiri Dira Group? Aku ingin menemuinya. Kalau mereka mengenalku, mereka pasti lebih mempercayakan perusahaan ini padaku.”“Ingin bertemu dengan pendiri Dira Group? Kamu pikir kamu pantas bertemu dengan me
Read more
Bab 168. Klien Pertama
“Sebaiknya jaga tatapan anda, Pak Bagas!” Seru Raja. “dan lepaskan tangan anda!” Bagas menarik tangannya sembari mendengus kesal mendengar ucapan Raja. Dia menatap penuh benci pada pria yang diduga hanyalah seorang pengawal. Raja membalasnya dengan tatapan dingin. Dia sama sekali tidak takut pria itu menggagalkan kerja sama ini, walau dia tahu ini adalah klien pertama sang istri. Baginya, keselamatan dan kehormatan istrinya tidak bisa ditukar dengan apapun. “Anda memiliki pengawal yang sangat lancang, Nona Ayya. Dia tidak pantas menjadi pengawal anda. Sebaiknya anda memecatnya,” ucap Bagas sembari melemparkan senyuman mengejek pada Raja. Raja tetap melemparkan tatapan dingin, membuat Bagas semakin tidak suka dengan kehadirannya. Melihat ketegangan mereka yang saling bersitatap dengan raut wajah tak bersahabat, Ayyara pun mencairkan suasana, “Bagaimana kalau kita mulai membahas kerja sama ini?” Bagas kembali menatap Ayyara dengan penuh minat, “Pecat pengawalmu yang kurang ajar in
Read more
Bab 169. Tidak Ada Praktek Nepotisme!
“Tunggu, Ayya!” panggil seorang pria.Raja dan Ayyara menatap pria yang berjalan mendekat ke arahnya. Pria itu adalah Berry.“Tadi aku ke kantor Jaya Kosmetik, tapi kamu nggak ada di sana. Kata security, kamu pergi ke sini,” ucap Berry dengan melebarkan senyuman.Kening Ayyara berkerut, “Ada apa kamu mencariku?” kentara dia tidak begitu senang dengan kehadiran pria itu.Berry tersenyum canggung, “Jadi begini, kemarin aku ngirim surat lamaran pekerjaan ke Jaya Kosmetik di bagian keuangan.”Ayyara sekilas tersenyum kecut. Dia tahu isi kepala Berry.“Oh … terus?” tanya Ayyara ketus.Berry berdehem pelan, lalu dengan cepat bibirnya mengulas senyum lebar, “Ya, boleh dong kasih aku satu slot.”“Maksudmu?” tanya Ayyara pura-pura tidak mengerti.“Maksudku, terima aku sebagai karyawan Jaya Kosmetik. Kita 'kan teman,” jawab Berry sembari menyengir lebar.Ayyara mulai memasang wajah seriusnya, “Berry, maaf aku nggak bisa. Kamu harus tetap mengikuti proses rekrutmen.”Untuk sesat Berry mengedarka
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
25
DMCA.com Protection Status