Genderang Perang Manusia Elektrokinesis의 모든 챕터: 챕터 101 - 챕터 110
170 챕터
101 - Yang Kuat yang Berkuasa
Gian menatap semua anak buah Utomo di depannya yang terlihat menatap sengit ke dia.“Kau ini, hanya bocah SMA, kan?” Pria 1 mendelik ke Gian.“Ya, memang. Lalu kenapa?” Gian menjawab santai. Apa salahnya kalau dia masih duduk di bangku SMA?“Kau ingin membawahi kami, huh?” Pria 2 ikut bicara, nadanya sama ketus dan marah seperti si pria 1.Gian menyeringai sambil terkekeh singkat, menjawab, “Memangnya salah? Lagi pula, itu perintah pak Tomo sendiri, kan?” Bukan dia yang menginginkan jabatan ini melainkan Utomo yang menawarkannya.“Kau pikir kami ini apa? Singkong rebus?” Pria 3 tak kalah galak ketika bicara ditambah mata melotot seperti buto ijo.Gian mengulum senyumnya sebelum berkata, “Um, tidak, sih! Kupikir kalian kol siomai, terlihat besar saja tapi sebenarnya lembek.” Rasanya dia ingin bermain-main sedikit dengan mereka.“Apa!” Belasan orang besar dan kekar itu meraung tak terima dengan ucapan Gian. Anak SMA bertubuh kecil berani menghina mereka sebagai kol siomai?Satu demi sat
더 보기
102 - Menjemput Barang Sesuai Perintah
Gian tidak ingin perintahnya ditolak. Maka, dia segera menyetrum kaki Zohan tanpa peduli kakak keduanya baru saja bangun tidur.“Arrghh! Iya, Gian! Iya!” Zohan menjerit kesakitan. Dia yakin kulit kakinya pasti sudah kemerahan.“Jangan malas-malas! Dulu kau juga sering seenaknya membangunkan aku, memukuli aku kalau aku tidak cepat bangun untuk melakukan perintahmu!” Gian memukulkan tangannya ke punggung dan lengan Zohan.Anak kedua itu menjerit-jerit memohon ampun dan bergegas bangun meski dia sangat enggan karena semalam dia mengerjakan tugas hingga jam 3 pagi dan jadwal kuliah pun nanti siang. Siapa sangka pagi begini dia sudah harus menerima kemarahan Gian.Zohan bergegas lari ke dapur diikuti Carlen yang baru saja selesai mandi dan sudah berpakaian kerja.Melinda menyesal tidak memaksakan diri tadi pagi untuk membuat sarapan sehingga kini kedua anak kesayangannya harus menanggung semuanya. Oleh karena itu, menahan sakit, dia turut membantu Carlen dan Zohan di dapur.Gian duduk juma
더 보기
103 - Kekuatan Selalu Mempercepat Penyelesaian Masalah
Gian belum sempat bertanya mengenai ucapan salah satu bawahannya, Erman, karena dia langsung mendapatkan jawaban secara tidak langsung.“Hei, kalian! Ini hari kami, bukan hari kalian! Kenapa malah menyerobot seenaknya?” Ucapan bawahan Gian inilah yang akhirnya membuat dia paham apa yang sebenarnya terjadi.“Memangnya kenapa, sih?” Orang yang dihardik itu menoleh ke Erman. “Yang penting aku bawa uang untuk beli ini!” Dia tak suka dengan nada suara Erman.“Apa kau mau kalau jatah harimu aku rebut juga?” Ipung, bawahan Gian lainnya, ikut bersuara.“Ya sudah, ambil saja jatahku besok hari.” Orang itu membalas dengan raut muka masam sambil kibaskan tangan seolah tak mau ambil pusing dengan bawahan Gian.“Bangsat nian kau, ya!” Ipung emosi.“Eh, kau malah kurang ajar begitu?” Orang itu ikut naik pitam. Namun keduanya segera dipegangi masing-masing kelompoknya agar tidak berkelahi.“Hei, Bang, jangan malah kau ladeni mereka!” Acan, salah satu bawahan Gian, berbicara pada pekerja rice mill ya
더 보기
104 - Tawaran dari Tempat Lain
Seperti yang diperkirakan, Gian menjadi anak buah kesayangan Utomo meski baru bekerja selama satu bulan. Itu karena kinerja Gian sangat efektif dan tidak bertele-tele dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan para preman dan orang menyusahkan lainnya.Cukup dengan kekuatan telekinesisnya, maka semua persoalan bisa cepat diselesaikan.Sama seperti hari ini, ketika truk sembako Utomo hendak mengirim barang ke kota lain, ke toko anak sulung Utomo, truk itu sempat hendak dibajak oleh bajing loncat saat melintasi jalanan hutan antar provinsi.Untung saja Utomo jeli dan meminta Gian ikut truk itu.Benar saja, hanya perlu waktu sekejap ketika Gian membereskan para bajing loncat ganas di daerah tersebut.Bisa dipastikan, kawanan bajing loncat itu akan berani lagi berurusan dengan truk Utomo.“Gian, akan aku beri kamu bonus karena menyelamatkan trukku.” Utomo sangat puas setelah mengetahui truknya selamat, tidak seperti sebelum-sebelumnya.Senyum Gian melebar ketika dia menerima berge
더 보기
105 - Remaja Kaya Baru
Gian masih tercenung akan ucapan dari Elang. Dia duduk diam di tepi kasurnya dan membiarkan tikus putih si mentor lelap dengan nyaman di atas bantal kecil khusus.Terus saja ucapan Elang berputar di benak Gian hingga kemudian dia sudah memiliki keputusan.Pada esok harinya, ketika dia datang ke Utomo, hendak mengatakan niatnya untuk mengundurkan diri dari sana, Utomo justru berkata penuh antusias pada Gian.“Gian! Ha ha ha! Aku harus katakan bahwa penjualanku meningkat dengan baik semenjak kamu bekerja di sini!” Setelah itu, Utomo langsung memberikan beberapa bundle uang warna merah yang masih baru kepada Gian.Setelah dihitung, jumlahnya sebesar Rp5.000.000. Tidak ingin salah paham, Gian bertanya, “Apakah ini gajiku bulan ini, Pak?”“Oh, itu bonus untukmu, Gian. Gajimu tetap akan aku berikan seperti biasa!” Utomo berkata demikian.Segera, niat Gian mengundurkan diri pun lenyap sembari dia memasukkan uang tadi ke dalam tas kecilnya.Sepertinya, Utomo harus diberikan sedikit perpanjang
더 보기
106 - Bertemu Musuh Lama di Pesta Ulang Tahun
Malam jam 7, Gian sudah menggandeng Wina ke sebuah ballroom hotel bintang 5. Penampilan mereka luar biasa serasi dan menakjubkan.Gian memakai setelan jas yang kali ini membuatnya di tempat khusus agar ukurannya benar-benar tepat, tidak seperti setelan jas yang dulu pernah dibelikan Wina yang sedikit kebesaran seperti jas pinjaman saja.Sedangkan Wina memakai gaun selutut yang menampilkan keindahan tubuhnya yang sempurna, memperlihatkan bahu serta lengan mulusnya. Dadanya terlihat menggiurkan dengan model kemben semcam itu.Keduanya mengakibatkan orang-orang di sana menoleh cukup lama untuk mengagumi pesona keduanya. Ada banyak yang berbisik mempertanyakan siapa gerangan pasangan serasi tersebut.Gian yang mendengar bisik-bisik serta pujian orang sekitarnya, hanya cukup menyunggingkan senyum terbaiknya sembari matanya terus tertuju ke depan, bagaikan ‘move like a Jagger’.Di sisi Gian, Wina melangkah anggun. Dia sudah sangat biasa menghadiri pesta kelas atas semacam ini, maka tidak ak
더 보기
107 - Menebalkan Hati
Sebenarnya Gian sudah bisa mengira ini akan dipertanyakan oleh Wina. Maka, harusnya dia bisa menekan kegugupannya ketika itu muncul dari si wanita molek di dekatnya.“Dia mantan pacarku.” Gian berusaha terdengar senormal mungkin ketika menjawab ini.“Oh, mantan. Apakah yang dulu kamu pernah ceritakan itu? Yang satu sekolah denganmu?” Sepertinya Wina belum melupakan informasi itu.“Ya, benar.” Gian menekan kegugupannya. Entah kenapa, ada rasa enggan dan tak suka ketika menyebut Alicia sebagai mantan pacar. Apakah jauh di sudut hati terdalamnya masih mendambakan Alicia?Padahal dia sudah memiliki 6 gadis remaja dan 1 wanita muda di sisinya untuk dia bisa bersenang-senang, tapi kerap kali bayangan Alicia muncul tanpa dia duga dan dia harap.Sepertinya beginilah kebanyakan lelaki di dunia. Ketika dia masih tak merelakan mantan meski sudah memiliki banyak pengganti sekaligus. Apakah ini Gian sudah terjebak pada kerakusan serta keegoisan tipikal lelaki pada umumnya? Bisa jadi.“Ayo, aku ant
더 보기
108 - Sungguh Mengecewakan!
Gian tidak siap menghadapi pertanyaan tak terduga dari Utomo. Dia tak tahu apa yang harus diberikan sebagai jawaban. Kenapa bosnya mengetahui ada yang menawarinya pekerjaan di tempat lain? Apakah Gunawan mengatakan itu pada Utomo? Dia bertanya-tanya di hati. “Itu … um … itu ….” Gian mendadak seperti murid bodoh yang gagal menjawab pertanyaan dari gurunya. Utomo menarik napas panjang, berusaha tetap sabar sebanyak mungkin. “Dilihat dari kamu tak bisa menjawabku, sepertinya memang benar dugaanku, ya kan Gian? Ada yang menawarimu bekerja di tempat lain?” Gian tak ingin banyak berkelit dan hanya bisa merundukkan tubuhnya, menekuk punggung sampai hampir 90 derajat sebagai rasa bersalah. “Pak, maafkan aku. Sungguh, maafkan aku.” Dia malu karena ketahuan, tapi sudah tak bisa putar balik lagi. Sudah terlanjur diucapkan. “Haahh … aku pikir gaji dan bonus yang aku berikan padamu sudah merupakan hal baik dan besar untukmu. Tapi, sepertinya kamu belum puas dan menerima tawaran pihak lain yang
더 보기
109 - Melampiaskan Murka
Gian tahu kalau dia sudah tidak memiliki hak atas Alicia. Tapi, melihat mantan ternyata pergi dengan pemuda lain, itu menggerus kesabaran dan akal sehat dia.Sayang sekali, kawasan yang dia lalui merupakan area dilarang parkir dan tak bisa berhenti sembarangan.Karena tak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa membiarkan saja Alicia dengan Zafer, Gian hanya bisa melampiaskan kemarahannya ke kemudi di depannya. Untung saja bukan menggunakan kekuatan super dia atau benda bundar itu bisa penyok.Dikarenakan cemburu, pikiran Gian menjadi kacau. Sepanjang perjalanan ke rumah, dia membayangkan hal buruk mengenai Alicia dan Zafer. Sudah sejauh mana kedua orang itu berhubungan?Apakah Alicia membiarkan Zafer menyentuhnya? Apakah Zafer sudah mencium Alicia?Kepalanya seperti dibakar tanpa jeda hanya karena membayangkan apa saja yang dilakukan Zafer terhadap Alicia.Sesampainya di rumah, Gian meledakkan amarahnya ke Zohan yang sudah pulang kuliah.“Mana es teh buat aku? Kenapa belum disiapkan?” Gian
더 보기
110 - Sang Penguasa Rumah
Carlen membeku di tempatnya saat Gian memanggil. Dia berdebar-debar, apakah dirinya akan bernasib sama seperti Zohan yang terkapar di lantai?“Cepat buatkan aku es teh! Si pecundang satu itu tak becus melakukan tugasnya!” Gian menatap tajam ke kakak pertamanya.Membuatkan teh? Tapi Carlen baru saja pulang kerja dan sangat lelah. Ingin segera mandi karena risih dengan tubuh lengketnya.Karena tidak mendapatkan respon dari Carlen, Gian membentak, “Kau mau kubuat kejang juga, heh? Dasar banci pesolek! Cepat buat es teh!”Terkesiap dengan bentakan Gian, Carlen tak memiliki opsi lain dan bergegas melangkah sambil menyahut, “I—iya, Gian! Ini aku buatkan! Aku buatkan!”Melinda menangis lirih sambil membantu Zohan yang mulai tersadar bangun dari lantai dan membawa anak keduanya ke sofa.Tak pernah ada dalam bayangan Melinda bahwa Gian akan membalas dendam pada dia dan kedua putranya dengan cara menyakitkan begitu, meski tindakan mereka pada Gian terdahulu pun sama menyakitkannya.Tak berapa
더 보기
이전
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status