All Chapters of Genderang Perang Manusia Elektrokinesis: Chapter 141 - Chapter 150
170 Chapters
141 - Dua Kubu
Warganet terpecah menjadi dua kubu, yang mendukung Gian dan menentang Gian setelah mereka mendengar apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan Gian.Yang membuat mereka tercengang selanjutnya adalah ketika Gian berkata, “Aku tidak hanya dirundung dan ditindas fisik serta mental di rumah, tapi juga di rumah. Halo, teman-teman sekelasku dan beberapa preman sekolahku, apa kabar kalian di sana? Nyenyakkah tidur kalian semua?”Para host hanya bisa melongo melihat Gian sedang melambaikan tangan ke salah satu kamera yang menyorotnya disertai wajah tersenyum yang sebenarnya itu merupakan ejekan saja pada pihak yang sedang disapa.Karena penasaran, salah satu host wanita bertanya, “Apakah … mereka itu juga merundung kamu, Gian?”“Oh, jelas saja. Itu merupakan kegiatan sehari-hari mereka. Sungguh sebuah ketekunan dari mereka sampai itu seperti sebuah dedikasi bila udah merundungku.” Gian menjawab si host dengan senyum lebar dan kemudian dia menceritakan apa saja perundungan yang dia terima da
Read more
142 - Menaklukkan Gian
Mendapatkan senjata mendadak saja diraih sulur listrik dari Gian, dan terasa menyengat sedikit di tangan mereka, tentu para polisi itu melepaskan semua senjata di genggaman.Dengan cepat, Gian sudah melucuti semua senjata para polisi yang mengepung dia di studio.“Jangan dikira aku tidak berani melakukan apapun pada kalian kalau kalian terus mendesakku.” Gian kini berpindah tempat duduk ke posisi antara Carlen dan Zohan.Setelah Gian duduk di antara kedua kakaknya, dia dengan santai merentangkan kedua tangan ke bahu Carlen dan Zohan. “Tenang saja, aku tidak akan menyetrum kedua kakakku asalkan polisi tidak berbuat aneh-aneh padaku.” Dia menambahkan sikap santainya dengan menaruh kedua kaki di atas meja rendah di depannya.Kekehan tawa terlihat mengejek para polisi yang gagal menundukkan dia. Manusia biasa seperti mereka, akan kesulitan menangani sosok dengan kekuatan super seperti Gian.Namun, itu bukan berarti Gian tidak memiliki kelemahan.Tidak diduga-duga, muncul polisi lain yang
Read more
143 - Diberondong Peluru
Pertarungan psikologis? Gian menyeringai. Setelahnya, dia mendorong tubuh Carlen dan Zohan ke arah pasukan khusus itu sembari berkata, “Ambil saja! Mereka sudah tidak berguna lagi untukku.” Dia menatap remeh ke ibu dan kedua kakaknya.Gian memang sudah tidak berminat menyandera Carlen dan Zohan karena dia sudah mencapai apa yang dia inginkan, yaitu pengakuan keluarganya mengenai masa lalu kelamnya. Setidaknya, namanya tidak sekeruh sebelumnya.Melihat Gian sudah melepaskan kedua putranya, Melinda bergegas lari ke dua anak kesayangannya sekaligus ingin mendapatkan perlindungan polisi.Sementara, Cheryl masih ada di sisi Gian, tidak bergerak ke para polisi, sehingga pasukan tidak berani melakukan apapun. “Kak.” Gadis belia itu menoleh ke Gian.“Pergilah bersama mereka. Kakak akan baik-baik saja. Kau justru akan terseret bahaya jika ikut Kakak.” Gian paham kalau Cheryl ingin mengikutinya, dan dia sangat terharu akan itu. Hanya saja, dia tak ingin Cheryl menjadi beban baginya dan bisa-bis
Read more
144 - Menaklukkan Pasukan Khusus
Komandan pasukan khusus itu tidak pernah merasa setakut saat ini. Jika di hadapannya adalah penjahat biasa, dia tak akan gentar, teroris sekalipun, dia tak akan gemetar. Namun ini … ini jauh melampaui kemampuan manusia biasa, bagaimana mungkin dia tidak merasa horor?Anggota polisi lainnya yang masih bisa bergerak berusaha menembaki Gian tapi semuanya sia-sia saja. Gian seakan seperti dewa yang tak bisa ditaklukkan.Gian hanya menoleh ke para polisi yang masih tergeletak di lantai dan tersenyum mengejek karena mereka gagal melukainya dengan peluru. “Kalian pikir itu bisa menundukkan aku?” Dia terkekeh.Mental pasukan khusus beserta komandannya sudah jatuh runtuh dikarenakan kekuatan Gian yang sangat tidak masuk logika mereka. Meski mereka sudah bersiap dengan segala kejutan, tapi tetap saja ini terlalu di luar perkiraan.Gian tertawa dan dia melirik ke mobil yang di dalamnya ada keluarganya. Dia tidak melakukan apapun pada mereka dan hanya menepuk ringan kaca mobil itu, memberikan ras
Read more
145 - Dihubungi Orang Amerika?
Gian menoleh ke anak muda di dekatnya dan tersenyum. “Tentu saja boleh. Tapi aku belum mandi. Agak berantakan dan jelek, nih!” Dia meringis malu, tangannya menggaruk belakang kepalanya.“Tak apa, Kak! Masih terlihat cakep dan keren, kok!” Anak muda itu kemudian mempersiapkan ponselnya dan melakukan swa foto bersama Gian sambil sama-sama mengacungkan jari V.Melihat Gian bersikap ramah dengan anak muda tadi, dua gadis remaja memberanikan diri mendekati Gian. “Kak, foto juga, dong!” Gaya mereka sedikit centil saat berbicara pada Gian. Wajar saja, karena Gian sangat menawan melebihi idol manapun.“Oh, boleh! Boleh!” Gian tidak menolak dan masih bersikap ramah seperti sebelumnya.Kedua gadis remaja memekik senang dan mereka mulai menempel ke Gian di kanan dan kiri.“Kak, jangan menyetrum, yah!” kata salah satu dari mereka secara centil sambil mendekatkan tubuhnya ke Gian.“Ha ha ha, kalau kamu tidak berniat jahat ke aku, mana mungkin aku menyetrummu?” Gian tertawa santai yang ditanggapi m
Read more
146 - Perusahaan Jerman Juga Tak Mau Kalah
Sekali lagi, Gian membaca nama pihak yang mengirim pesan di akun IG dia. “Hitech & Human Corp. Hm, apa ini?”Dia membaca kalimat di sana yang kira-kira berbunyi: “Bisakah kita berbicara? Kalau Anda bersedia, kami akan mengirim orang kami menemui Anda, atau Anda bisa memilih pertemuan di manapun Anda inginkan.”Hah? Apa ini? Ada apa ini sebenarnya? Gian makin bertanya-tanya.Tak bisa membendung rasa ingin tahunya, Gian membalas pesan itu dan mengetik: “Apa mau kalian?”Untung saja dia cukup terampil di bahasa Inggris sehingga tidak kesulitan mengenai percakapan.Tidak disangka, pihak lain langsung membalas secara cepat: “Kami tertarik dengan kekuatan esper Anda. Kami tidak ingin menyakiti Anda, kami justru mendukung kekuatan Anda. Maukah bertemu?”Gian menyeringai, antara heran, geli, dan bingung dengan kemauan orang Amerika ini.Lalu, dia mengetik lagi untuk mereka: “Tapi aku ini buronan di sini. Bagaimana bisa seenaknya bertemu?”Kedua alis Gian terangkat tinggi sambil tersenyum naka
Read more
147 - Saatnya Flexing!
Setelah mendapatkan kalimat bernada tantangan sekaligus ujian dari Gian, pihak Jerman diam sejenak, mungkin sedang berunding dengan sang atasan atau semacam itu.Gian menunggu tanpa bicara sedikit pun. Dia tersenyum, tidak menyangka kekuatan yang dikatakan monster ini justru diminati dua negara besar.Dia terus mempertimbangkan, apa yang hendak dia lakukan dengan penawaran dari Amerika dan Jerman itu nantinya. Apakah keduanya layak dia sambut, atau abaikan?Namun, tentunya dia tak bisa memandang setengah mata saja pamor dari kedua negara maju tersebut, bukan?Belum juga 5 menit berlalu dari kesunyian dari seberang, kini ada suara dari mereka, “Tuan Gian, kami akan membayar biaya kompensasi pada negara Indonesia atas apapun tuntutan yang disematkan padamu. Selain itu, kami akan mengundang Anda ke Jerman dan semua biaya Anda akan dipenuhi oleh kami. Apapun keinginan Anda nanti di Jerman, semuanya akan kami penuhi asalkan tidak mengancam pemerintah kami.”Gian kini yang terdiam. Penawara
Read more
148 - Kali Ini dari China dan Rusia
Sama seperti perusahaan Amerika dan Jerman sebelumnya, perusahaan teknologi dari China ini juga menawarkan pertemuan dengan Gian karena mereka tertarik dengan kekuatan Gian.Yang cukup membuat terkejut Gian adalah pihak China langsung gerak cepat menghubungi dia di telepon. Tak perlu dipertanyakan dari mana mereka mendapatkan nomor Gian, itu pasti hal mudah untuk melacaknya.Seperti dua perusahaan tadi, Gian juga memberikan ujian yang sama ke pihak China.“Kami bisa datang ke Indonesia dan berbicara dengan pemerintah di sana. Karena kami dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang baik, tentu saja kami yakin bisa berbicara mewakilimu agar kamu bisa datang ke China dan kamu akan mendapatkan semua fasilitas yang layak.” Demikian janji dari pihak China.Gian tidak langsung memberikan jawaban dan setelahnya, dia mendapatkan panggilan dari nomor Rusia.“Halo, saya Aleksei Volkov dari Lovkiy-T.” Kemudian, pembicaraan selanjutnya hampir serupa dengan tiga negara sebelum ini, meminta berte
Read more
149 - Melakukan Sesuatu pada Mantan Bos
Tangan Gian terulur ke arah Gunawan. Telunjuknya diarahkan ke dahi mantan bos, mengalirkan sedikit listrik di sana.Drrrttt!Listrik mengalir di dahi Gunawan dan menyebabkan kepala lelaki itu sedikit melonjak di bantalnya.Perawat yang melihat adegan itu, panik dan lekas keluar untuk meminta bantuan.Sementara itu, Gian kini mengarahkan telunjuknya ke dada Guanwan dan kembali menyetrum di sana.Ketika perawat kembali dan membawa 5 petugas keamanan dan beberapa perawat lainnya dan juga dokter yang merawat Gunawan, mereka tidak melihat Gian.Alih-alih ada Gian, mereka justru mendapati Gunawan yang memandangi mereka dengan tatapan bingung. Sementara, istrinya ada di lantai, tergeletak pingsan akibat setruman Gian sebelumnya.“P—Pak Gunawan … Anda … Anda siuman?” Dokter mendekat ke Gunawan. Dia dan semua yang di sana sama kagetnya.Dua perawat segera mengangkat istri Gunawan dan menyadarkannya.“Suamiku … suamiku! Mana suamiku!” teriak istri Gunawan begitu sadar. Dia kelabakan dan panik,
Read more
150 - Ditemui Perwira Tinggi
Bagaimana mungkin pelayan tadi tidak gemetar seluruh badan saat dia mendengar ucapan Gian yang bernada ancaman seperti itu? Dia bisa berbalik dan lari meski harus berjuang menahan lutut lemasnya saja sudah merupakan prestasi besar.Gian tersenyum geli. Dia hanya menggertak untuk bercanda saja, tidak hendak benar-benar akan merubuhkan tempat sebesar ini. Lagipula, dia tak punya dendam apapun dengan restoran tersebut.Tak sampai 5 menit, manajer restoran tergopoh-gopoh datang ke hadapan Gian dengan sikap hormat dan menjaga kesopanannya. "Tuan, Tuan mohon bersabar dulu. Kami tidak bermaksud menyinggung Tuan.”Sebenarnya Gian ingin tertawa melihat sikap hormat sekaligus ketakutan si manajer restoran. “Mana pemilik tempat ini?” Dia berusaha tetap menjaga wibawanya sebagai orang terkuat di Indonesia.“Itu … bos besar sedang ada di luar negeri dengan keluarganya, mohon Tuan tidak mempersulit kami orang kecil ini.” Manajer susah-payah mengumpulkan nyalinya meski tak berani berlama-lama menata
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status