All Chapters of Genderang Perang Manusia Elektrokinesis: Chapter 131 - Chapter 140
170 Chapters
131 - Akan Aku Kabulkan!
Menjadi monster.Memang tidak sampai berubah fisik seperti monster yang ada di film-film, tapi ini lebih ke karakter dan kemampuan saja.Gian mengirup napas panjang. Dia sudah sangat disalahpahami oleh banyak orang. Dia telah dihujat sebagai anak durhaka dan disebut monster.Tak ada lagi celah baginya untuk menjelaskan mengenai dirinya di hadapan masyarakat yang telah terlanjur tercuci otak oleh orang-orang yang membenci dia.Hm, sepertinya saran dari Elang tidak ada salahnya juga.“Nah, kau sudah paham sekarang, Bocah?” Elang melirik Gian yang sepertinya telah menelan dengan baik nasehatnya.Gian mengangguk, dia memang tidak bisa menghindari takdir menjadi monster apabila keadaan sudah sejauh begini.“Kalau begitu, kita tidak perlu lagi bersembunyi seperti tikus got, tak perlu lagi bersembunyi seperti pengecut dan pecundang, kau mengerti, Bocah? Kau ini spesial dan hebat, untuk apa malah mengalah pada mereka yang ingin merendahkanmu? Apakah kau ingin seumur hidup direndahkan?” Elang
Read more
132 - Dikepung Pasukan Anti Huru-Hara
“Arrghh!” Banyak warga menjerit ketika trafo di tiang listrik memberikan ledakan kecil dan percikan api mulai terlihat. Seketika, listrik di area itu menjadi padam.“Monster Listrik mengamuk!”“Monsternya mengamuk!”“Lari! Lari!”“Selamatkan nyawa kalian!”“Ada monster! Lari!”Seketika, para warga mulai berteriak sambil berlari kocar-kacir ketakutan setelah mereka melihat sendiri bagaimana mengerikannya kekuatan listrik dari Gian. Demikian pula pak RT yang awalnya memang sudah gemetar, kini Beliau lari paling duluan.Gian melihat orang-orang yang kabur ke segala arah, mirip seperti gerombolan semut yang diinjak dan mereka serabutan menyebar dengan panik. Melihat kejadian di bawah sana, dia terkekeh, apalagi mengkaitkan itu dengan semut.“Ya, bisa kupahami, bahwa manusia kelas rendah memang sudah terbiasa bergerak bersama-sama. Mereka hanya berani jika berkelompok dan tak ada yang memiliki nyali menghadapi sendirian. Itulah golongan manusia rendahan.” Elang sudah muncul di bahu Gian.I
Read more
133 - Keadaan Menyedihkan Kelompok Logan
Baru saja Logan dan gengnya selesai bersenang-senang sebentar di sebuah kelab malam dan mereka berencana ke kelab malam berikutnya. Di masing-masing pelukan mereka ada wanita muda dengan pakaian minim dan dandanan seronok.Motor Gian berhenti di dekat mereka dan dia membuka helmnya, menampilkan wajah tampannya tanpa ragu, tidak lagi bermasker.“Rasanya lama tidak bertemu dengan sampah seperti kalian.” Gian menyapa Logan dan gengnya.Mata Logan dan gengnya seketika terfokus pada sosok yang ada di dekat mereka.“G—Gian!” pekik Logan dengan wajah terkesiap, benar-benar tidak siap menerima kehadiran Gian di dekatnya secara nyata.“Baguslah kau masih mengingat namaku.” Gian menyeringai tanpa turun dari motornya. Kemudian, dia memberikan sindiran, “Tapi, bukankah kau sudah sering menyebutku monster di sana dan sini? Tumben sekali kau masih memanggilku dengan nama? Sepertinya kau kurang lama di penjara.”Logan ketakutan, demikian pula kawan-kawannya yang berjumlah lima orang.“A—aku tidak in
Read more
134 - Mendatangi Rumah Keluarga
Setelah memikirkan dengan baik dan seksama, akhirnya Gian teringat akan kedua kakaknya yang sudah sangat keterlaluan memfitnah dia di berbagai acara televisi dan podcast.Maka, tanpa berlama-lama, motor dipacu ke arah rumah keluarganya.Namun, pada kenyataannya, ketika Gian tiba di rumahnya di dalam sebuah gang tengah kota, rumah itu sudah ditinggalkan.Hanya satu dugaan yang ada di kepala Gian, keluarganya pindah atau mengungsi karena takut ditemui dia. Ya, sepertinya semacam itu.Saat Gian hendak melaju lagi dengan motornya, tiba-tiba saja muncul seorang wanita dari rumah di sebelah rumah Gian.“Ah!” Wanita itu terkejut mendapati Gian di sana, keluar dari gerbang rumahnya. Dia sungguh tidak mengira akan bertemu dengan si monster yang terkenal belakangan hari ini.Gian tidak melakukan apapun pada wanita itu karena si wanita sudah masuk kembali ke rumahnya dan mengunci pintu rumah.Sebenarnya, bisa saja Gian menerobos masuk dan memberikan ancaman pada wanita itu untuk mencari keberada
Read more
135 - Melakukan Live Tik Tak
Namun, ketika ayah Ardi sudah menapakkan kakinya di teras depan, nyalinya mendadak berkerut ketika bertatapan pandang dengan Gian.“Halo, Om!” Gian melambaikan tangannya dengan santai pada ayahnya Ardi.“Ha—halo, Gian.” Ayah Ardi secara canggung membalas sapaan Gian.Tak berapa lama, ibu Ardi juga ikut keluar dan berjalan takut penuh waswas sambil melihat ke Gian. “Gi—Gian?” sapanya ketika melihat bahwa anak dan suaminya tidak kenapa-kenapa setelah menyapa Gian.“Halo, Tante!” Gian tersenyum sambil melambaikan tangan ke ibu Ardi.“Kak, aku tidak akan dijahati, kan?” tanya Ardi lagi sebagai bentuk memastikan akan keselamatannya. Dia ingin lebih mendekat ke Gian.“Tentu saja tidak!” balas Gian dengan wajah ramah. “Kalau kamu tidak jahat ke Kakak, untuk apa Kakak jahat ke kamu?” Dia mengerling jenaka ke Ardi.Ini menyebabkan Ardi makin berani melangkah keluar rumah. Namun, lekas saja ayah dan ibunya menahan bocah remaja itu.“Mah, Pah! Kak Gian ini baik, kok! Dia bilang tidak akan jahati
Read more
136 - Apakah Kalian Merindukanku?
Sementara ibunya Ardi sudah menyelesaikan teleponnya dengan Melinda, giliran dia menelepon ibu-ibu lainnya di gang itu untuk menceritakan kejadian menegangkan dan sangat hebat antara keluarganya dan Gian.Bagaimanapun juga, manusia selalu ingin diakui oleh sesamanya, apapun alasan dan caranya.Motor Gian sudah tiba di depan gerbang utama Perumahan Alam Seroja Indah. Ada dua satpam berjaga di sana.“Selamat malam, ingin mencari siapa dan alamat yang mana?” tanya salah satu satpam.“Maaf, Pak! Alamatnya bu Melinda di mana, ya? Saya ditugaskan untuk mengantarkan pesan dari bos saya dari stasiun televisi terkait dengan jadwal syuting selanjutnya.” Gian berbohong.“Maaf, boleh melihat ID Card Anda?” tanya si satpam.Gian mengeluarkan tanda pengenal kerja dari dalam tasnya. Itu baru saja dia buat di tempat rental komputer. “Maaf, Pak. Kemarin kena hujan dan agak rusak ID Card saya!”Satpam melihat tanda pengenal kerja yang memang terlihat kusut dan tak begitu jelas tulisan serta fotonya. “O
Read more
137 - Memiliki Sandera Khusus
Gian tak habis pikir, bagaimana bisa ibunya terus saja memberikan pembelaan pada kedua kakaknya tanpa bersimpati padanya sedikitpun!“Ma … sekarang Mama ingin aku mengingat mereka sebagai saudara kandung? Hanya karena aku menyakiti mereka? Lalu ke mana Mama ketika aku ditindas dan disakiti mereka sejak aku kecil? Mama ke mana ketika itu terjadi?!” Gian berteriak dengan perasaan kalut. Matanya mulai basah jika mengingat kejadian masa lalu yang amat menyakitkan.Ditindas kakak-kakaknya sendiri, diremehkan dan tidak diakui ibu kandungnya. Apa yang bocah cilik bisa lakukan ketika dihadapkan pada perlakuan keji macam itu?Menyadari akar sakit hati Gian, Melinda segera bersimpuh lebih benar dan meratap, “Maafkan kedua kakakmu, Gian. Maafkan Mama juga. Kami salah padamu, kami sungguh salah! Ampuni kami!” Dia sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangan sebagai permintaan maaf dan penuh penyesalan.“Sekarang aku ingin tahu, aku salah apa sampai diperlakukan buruk dari kecil oleh kalian?” G
Read more
138 - Ingin Mengadakan Acara Live!
Ternyata, Gian memiliki rencana untuk pergi ke stasiun televisi.“Cher, bisa terus menyetir? Atau gantian dengan Kakak saja, sini!” Gian tak tega jika adiknya harus menghadapi ini.Dengan gerakan cepat, Gian berganti posisi dengan Cheryl, kini dia di ruang kemudi.Sementara itu, belasan mobil polisi dan juga truk berisi banyak polisi bersenjata api terus mengikuti secara ketat mobil yang dilajukan Gian. Mereka tidak berani melakukan serangan karena ada 4 sandera di dalam mobil Melinda.Bahkan, komandan tidak berani memerintahkan anak buahnya untuk menembak ban mobil karena dikhawatirkan akan mencelakai para sandera jika mobil sampai oleng atau terguling.Di belakang kemudi, Gian menyeringai sambil terus menatap ke jalanan yang sedikit lengang karena ini sudah hampir tengah malam.Dikarenakan adanya suara sirene iring-iringan mobil dan truk polisi, menjadikan warga sekitar menjadi heboh dan ingin tahu ada apa.Dari satpam yang kini sudah sadar, warga kompleks pun tahu bahwa si anak mon
Read more
139 - Live Tengah Malam yang Menggemparkan
Acara live di tengah malam dengan bintang tamu yang sangat menakjubkan yang sedang sangat viral dalam satu minggu ini!Mana mungkin pemilik stasiun televisi menolak itu! Maka, setelah dia diberitahu oleh stafnya, dia segera menyuruh agar acara itu bisa berlangsung dengan baik dan lancar.“Tapi, Pak, ada banyak polisi di luar studio!” Stafnya berkata.“Suruh para polisi itu untuk berjaga saja, tak perlu melakukan pertempuran di tempatku!” Pemilik stasiun televisi tak mau kehilangan kesempatan emas meraup banyak uang dan melonjaknya rating setelah ini.Benar saja, dalam waktu sekejap, berita mengenai akan ada tayangan live dengan bintang tamu Gian dan keluarganya di kanal televisi BCYX yang besar segera beredar di media sosial.Di jam seperti itu, tentu masih banyak warganet yang masih begadang. Mereka melotot tak percaya dan segera menyalakan televisi atau mencari kanal resmi stasiun televisi itu di Yutub.Seketika, sudah begitu banyak orang menantikan acara tersebut.Host yang berjuml
Read more
140 - Melinda Mengakuinya
“Siapa … siapa yang akan kamu hadirkan, Gian?” tanya salah satu host, seperti yang ad di pikiran Melinda dan yang lainnya.Gian menoleh ke host itu untuk menjawab, “Ada beberapa ibu tetangga dekat rumah kami yang bisa bersaksi bahwa aku memang mengalami pemukulan atau ketika aku sering pergi ke warung depan gang saat aku masih kecil untuk melakukan perintah mama.”“Ya ampun! Bayangkan, anak 5 tahun sudah disuruh-suruh ke warung. Yah, meskipun hanya di depan gang, tetap saja zaman kini marah terjadi penculikan, bukankah itu mengerikan anak sekecil itu dibiarkan sendirian saja mondar-mandir ke warung?” Host itu sampai geleng-geleng kepala.“Dan umur 8 tahun dia harus mencuci pakaiannya sendiri, ingat itu!” Host lain menimpali sesuai dengan apa yang diceritakan Cheryl.Memang, Cheryl saat itu masih sangat kecil ketika Gian cilik harus ke warung. Namun, ketika Cheryl sudah mulai bisa berbicara, dia pernah menyaksikan Gian yang menahan tangis saat pulang ke rumah usai dari warung.Ketika C
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status