All Chapters of Perempuan Yang Mencintai Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50
105 Chapters
Cinta Yang Usai
Reza Pov Aku mencintai Mardiah seutuhnya, tapi itu dulu sebelum hatiku dilukai oleh dirinya. Tiada cinta tersisa. Dia membawah perasaanku, mengangkatnya dengan tinggi dan menjatuhkannya begitu saja. Bahkan sampai sekarang, aku berusaha untuk menyakinkan putriku -Hannah- bahwa Bulan adalah ibu kandungnya. Terkesan jahat, tapi itu lah hukuman yang ingin aku berikan kepada Mardiah. Aku melihat Bulan yang terlelap tidur di sampingku. Dia sangat sabar menghadapi rumitnya hidupku. Kehadiran Mardiah setelah kami menikah mampu membuat aku sedikit cemas. Bulan madu akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Seluruh keperluan sudah disiapkan asistenku. “Sayang?” Aku membangunkannya untuk sholat tahajud bersama. Salah satu amalan yang aku lakukan sejak dulu yaitu bangun pukul 3 subuh. Perlahan, dia membuka kelopak matanya. Dia tersenyum. Satu hal yang membuatku tidak tenang yaitu, saat Bulan mengatakan ingin bertemu dengan mantan suaminya, mas Bayu. Aku sama sekali tidak setuju dan ku katakan
Read more
Cinta Yang Berlabuh
Reza Pov Mardiah kecelakaan dan entahlah, apa dia membohongiku atau tidak. Aku pun tidak mengerti. Dengan cepat ku lajukan mobil sedan itu membelai dinginnya malam. Aku ingat benar bagaimana wajah khawatir dari Bulan dan aku merasa bersalah meninggalkannya sekarang. Entah mengapa, aku malah menuju rumah sakit untuk menemui wanita yang telah menghianatiku. Sesampai di loby, suster Dira menghampiriku. “Nyonya Mardiah …,” “Ya, aku tahu!” ucapku. Dengan cepat aku menuju ruang UGD. Ada dokter Dimas yang sedang menangganinya. Aku menunggu di luar. Beberapa saat, dokter Dimas keluar. Dia tersenyum memandangiku. “Dia terjatuh di kamar mandi.” “Terjatuh?” Bola mataku terbelalak. Bukannya dia kecelakaan? Dokter Dimas berlalu, dengan cepat aku masuk ke ruang UGD sebelum dirinya dipindahkan ke ruang perawatan. Senyuman terukir di wajahnya. Seperti biasa, dia terlihat tenang. “Sorry, Rez.” “Aku bingung harus ngabarin kamu seperti apa.” “Aku panik di kamar mandi, eh malah jatuh.” Aku berd
Read more
Kenangan di Hati
Bulan Pov Mas Reza sangat menyukai ikan bakar dan hari ini, dibantu ibu mertua yang sangat baik, aku membuatkan ikan bakar untuknya. Seperti biasa, Hannah akan duduk tenang di meja makan sambil memandangiku. “Ummi hebat, pintar masak,” pujinya. Entah sudah berapa kali dia mengatakan hal itu kepadaku. “Bulan, kamu kan mau ke rumah sakit. Nggak usah ajak Hannah. Nggak baik. Kamu pergi sendiri yah.” “Nggak mau ibu kalo Mardiah dan Hannah bertemu. Ibu nggak suka loh,” gumamnya. Aku mengangguk. “Ya, Bu.” Aku bersiap diri berangkat ke rumah sakit. Karena hari ini mas Reza akan lembur, makanya aku menyiapkan makanan yang banyak untuknya. Dia juga mengirimkan pesan romantis. Aku senang menerima pesan cintanya setiap saat. Aku berangkat ke rumah sakit Bunda ditemani supir keluarga bernama pak Eman. Dia sudah bekerja di rumah ini selama 6 tahun. “Non tuh perhatian banget sama bapak.” “Beda banget sama bu Mardiah, selalunya sibuk,” ucapnya. Aku hanya bisa tersenyum sambil memandang
Read more
Perasaan Bimbang
Entah mengapa aku menjadi takut seketika. Wanita itu meminta kembali. Rasanya mimpi burukku seakan terwujud. Aku pernah gagal dan mas Reza adalah bagian terpenting di hidupku yang sangat sempurna. Aku tidak akan membiarkannya bersama wanita yang sejak awal tidak menerima putrinya sendiri. Aku terus memikirkan hal itu hingga aku berdiri di kursi tempat mas Reza berada tadi. Aku memandanginya. “Apa kamu mendengarkannya?” Aku mengangguk. “Ya.” Dia menunduk sambil menyeka air mata yang menetes. “Maafkan aku.” “Buat apa?” balasku dengan cepat. Dia tidak memiliki salah kepadaku. Namun, dia memiliki salah kepada mantan suaminya dan putrinya. Setelah bertahun-tahun pergi dan kini datang dalam keadaan yang terpuruk, dia meminta kembali. Oh Tuhan, apa dia tidak pernah berpikir? Bagaimana mas Reza bersusah payah mencarinya selama ini? Aku duduk dengan tenang, mencoba menguasai diriku yang ingin marah kepadanya. “Aku masih mencintainya.” “Tapi dia tidak mencintaimu lagi Mbak,” balasku deng
Read more
Menginginkan Anakku Kembali
Setelah makan malam bersama, aku meminta izin kepada mas Reza untuk mengunjungi Hannah di kamarnya. Aku memandangi gadis itu. Dia sedang bermain. Aku berjalan mendekatinya. “Ummi kemana saja?” tanyanya. Dia menatapku dengan sangat lama. Tadi, sebelum mengantarnya ke kamar, aku berjanji akan menemaninya bermain. Namun mas Reza mengajakku untuk berbicara sebentar mengenai Mardiah. “Ummi bisa bicara dengan Hannah?” Gadis kecil itu terlihat bingung. “Bicara aja ummi, tidak masalah.”Aku duduk di sampingnya. Ku pandangi dia dengan sangat lama. “Besok, ummi mau ajak Hannah ke rumah sakit, apa boleh?” Aku tersenyum sambil mengusap pipinya yang lucu. Melihat Hannah, gadis itu seperti pak Reza.“Loh, kok Hannah di bawah ke rumah sakit? Kan Hannah nggak sakit.” “Apa abi sakit?” sambungnya. Kami duduk di tepi ranjang berdua. Aku mengendongnya. “Nggak, abi sehat-sehat aja.”“Ummi mau mempertemukan Hannah dengan seseorang, apa boleh? Ummi minta izin nih,” kekehku. Dia masih terlihat bingun
Read more
Mempertemukan Kembali
Aku menunggu mas Reza. Lelaki itu pulang pukul sebelas malam. Dia menatapku dengan pandangan sendu. “Banyak pasien yah?” “Apa ada urusan mendadak?” tanyaku. Aku melepaskan dasi yang berada di lehernya. Wajah mas Reza benar-benar terlihat lelah. Dia duduk di meja kerja sambil mengusap kepalanya. “Hannah sudah tidur?” tanyanya. Aku menganggukan kepala. “Besok, biar aku yang mengantar dia ke apartemen Mardiah, Mas.” “Iya, maaf yah merepotkanmu, Bulan.” Aku tersenyum sambil duduk di sampingnya. Aku mengengam tangannya dan memandanginya secara lekat. “Ini sudah menjadi tugasku Mas. Mas nggak usah khawatir yah.”Aku mengelus pipinya. “Mas mau bersihkan badan dulu.” Lelaki itu masuk ke dalam kamar mandi. Aku terus menunggunya di tepi tempat tidur. Beberapa hari ini mas Reza terlihat lemas dan tidak bersemangat. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Pukul sebelas malam, dia membaringkan tubuhnya di sampingku. Aku memandanginya dengan sangat lama. Wajahnya terlihat lelah. Aku
Read more
Ketakutan Mendadak
Aku sama sekali tidak membalas pesan dari mas Bayu. Saat berada di rumah, kebetulan sekali mas Reza pulang lebih awal. Aku menceritakan bagaimana mas Bayu mulai menerorku. Aku tidak tahu apa yang diinginkan lelaki itu.Dengan cepat mas Reza mengambil ponselku. Dia menghubungi mas Bayu. Aku tidak mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Tampaknya mas Reza sangat marah. Setelah menghubungi mas Bayu, Mas Reza memberikan ponselnya kembali. Dia segera masuk ke dalam kamar.“Rez!” Ibu Sandi turun dari lantai dua. Saat melihat Reza berjalan menuju kamar, dia segera memanggilnya. Mas Reza menoleh dan berjalan menuju ibu Sandi.“Ibu mau bicara. Masalah Mardiah.”“Ini serius.”“Bulan, kamu juga harus ikut!” ibu Sandi menatapku. Aku menganggukan kepala. “Iya Ibu.”Aku mengekor di belakang mas Reza. Ibu Sandi membawah kami ke ruang keluarga. Kami duduk di tempat itu. Untung saja Hannah sudah terlelap tidur lebih awal. Selama di mobil, dia sangat mengantuk.“Gini.” Ibu Sandi menarik napas dal
Read more
Hannah Menghilang
Apa yang paling menakutkan di dunia ini? Gagal menikah untuk kedua kalinya. Aku berusaha untuk mengubur ingatan buruk tentang mas Bayu dan Zahrani. Aku berusaha menjauh darinya. Tapi, entah mengapa kehadiran Mardiana seakan membuatku ketakutan setengah mati. Ini tidak mudah bagiku, sungguh ini bukan hal yang mudah. “Sayang, nanti Mas yang jemput kalian.”“Kamu tenang saja yah sayang.” Mas Reza mengelus kepalaku dengan lembut. Dia menatapku. Kami sedang menemani Hannah jalan-jalan bersama. “Kalo sudah puas di taman, mas nanti jemput.”“Hari ini nggak sibuk?” tanyaku sebelum mas Reza pergi. “Nggak sayangku, mas nggak sibuk. Lagi pula, nggak masalah kalo aku menemani kamu dan Hannah.”Mas Reza berlalu. Hannah terlihat bahagia. Bibi Niam tidak ikut karena dia harus menemani ibu Sandi di rumah. Di taman itu, Hannah berlari ke kiri dan ke kanan. Dia tampak ceria. Gadis selucu Hannah, bagaimana bisa dilupakan oleh ibunya sendiri?“Ummi, Hannah bisa ke taman bunga itu tidak?”“Boleh dong s
Read more
Lelaki Iblis
Mas Bayu mendekat. Dengan cepat aku mengambil gelas yang berada di atas meja. Di dalam kamar itu, ada dua gelas. Sepertinya mas Bayu memiliki teman yang menginap di kamar ini. Aku sengaja memecahkan gelas yang berada di tanganku agar aku bisa menakuti mas Bayu dengan ujungnya yang tajam. Berhasil, dia mundur saat aku mengarahkan potongan gelas itu ke wajahnya. “Kamu mendekat, aku akan membunuhmu!” ancamku. Mas Bayu menghentikan langkahnya. Dia tersenyum. “Kamu tidak akan bisa melakukannya kepadaku, Bulan. Kamu mencintaiku, bukan?” Aku berjalan ke arah mas Bayu sambil mengancamnya dengan gelas yang telah pecah. Dia sedikit ketakutan. “Aku akan membunuhmu!” ucapku. Tanganku bergetar. Air mataku luruh. Apapun yang terjadi, aku tidak akan mempersilahkan iblis itu menyentuhku. Tidak, tidak akan! Mas Bayu mengambil sebuah kabel yang sudah terbuka. Dia berjalan ke arahku. “Jika seperti itu, kita akan mati bersama, Bulan.” Aku memperhatikan kabel yang berada di tangan mas Bayu. Kabel
Read more
Menjualmu
Aku tidak bisa berbuat apapun. Selama di perjalanan, mas Bayu terus memperhatikan gerak-gerikku. Aku yakin, lelaki itu sudah gila sekarang. “Aku ingin menjualmu, Bulan,” ucapnya. “Berada di Jakarta, aku tidak akan aman. Suamimu akan menggunakan uangnya untuk mencarimu. Tentu saja, dia akan membunuhku.” “Brengsek! Lelaki gila,” teriakku. “Berapa yang kau butuhkan? Mas Reza akan membayarnya,” jawabku dengan cepat. Mas Bayu tertawa. “Dia tidak akan sanggup, Bulan. Suami barumu tidak akan memberikanmu uang sebanyak itu. Aku butuh puluhan milyar,” seru mas Bayu. “Zahrani tidak ingin tinggal bersamaku lagi. Pekerjaanku hancur. Aku ingin memulai bisnis namun modalku telah habis. Zahrani menipuku. Sekarang, kau akan membawahkan modal besar untukku,” ucapnya sambil tertawa. Di dalam mobil itu, aku tidak bisa bersuara. Wanita asing yang sejak tadi duduk di sampingku menutup mulutku dengan lakban. Bahkan bergerak pun terasa sangat sulit. Aku tidak menyangka jika selama ini aku telah m
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status