All Chapters of Crazy Rich Baby: Chapter 221 - Chapter 230
305 Chapters
Bab 221 : Ibu Mertua
“Iya, meski ada yang bilang jika sedikit saja tidak apa-apa, tapi kalau banyak bisa bahaya,”ucap Ghea menjelaskan ke Yura. “Nanti kalau kamu sudah melahirkan kamu boleh minum jus nanas, untuk sekarang lebih baik tidak, Mama bilang begini karena peduli sama kamu, kalau kamu tidak percaya nanti kamu bisa bertanya ke mamamu soal larangan ini.” Yura yang awalnya sedih karena ditolak menjadi terharu, dia tersenyum kecil kemudian menunduk, membiarkan pelayan restoran pergi meninggalkan mejanya dan Ghea, setelah itu dia menyambar tisu di meja. “Yura! Kamu kenapa? Apa kamu menangis?” Ghea syok, dia takut jika sampai menantunya itu menyalahartikan larangannya tadi. Namun, tak berselang lama Ghea bisa bernapas lega. Yura akhirnya menegakkan kepala dan berkata terharu dengan apa yang Ghea lakukan. “Terima kasih, Ma. Terima kasih sudah baik padaku.” Ghea tak habis pikir, dia tak menyangka kalau perhatian kecilnya itu bisa menyentuh hati Yura. Ia pun meraih tangan menantunya itu yang berada di
Read more
Bab 222 : Polos Atau Agresif?
“Tolong sampaikan ke Pak Aris, malam ini Yura tidak akan pulang ke rumah, karena saya menculiknya.” Mulut Yura menganga mendengar ucapan Ghea ke sang mama. Ia tidak menyangka bahwa mertuanya akan bicara seperti itu. “Tapi, dia tidak membawa baju.” Yura tertawa mendengar jawaban sang mama, dia yang sedang duduk di karpet ruang keluarga rumah mertuanya menepuk beberapa tas kertas berisi baju yang dibelikan Ghea untuknya. “Mama tidak perlu cemas, mama Ghea membelikan aku satu lusin baju tidur,”ucap Yura saat Ghea mendekatkan ponsel ke arahnya. Mirna benar-benar merasa senang, sepertinya tidak ada kebahagiaan lain untuknya sekarang, selain rasa syukur karena sang putri mendapat kasih sayang melimpah dari sang ibu mertua. “Jadilah menantu yang baik, Ra. Ingat jangan merepotkan!” Ghea tersenyum dan kembali menempelkan ponsel ke telinganya, dia berbicara lagi dengan Mirna sebelum akhirnya menutup panggilan itu. “Hari ini aku sangat senang, terima kasih Ma.” Yura menyandarkan kepala k
Read more
Bab 223 : Wanita Garang Vs Pria Lembek
“A-a-apa maksud pertanyaanmu itu?” Raiga mencoba mengelak dari pembicaraan ini, tapi malah berakhir bertanya maksud dari sang istri. “Aku tahu kamu belum sepenuhnya mencintaiku, jadi aku memutuskan akan mengejarmu.” Raiga gelagapan, dia tak pernah menyangka akan bertemu dan menikahi wanita seperti ini. Tatapan mata Yura yang genit dan menggoda, serta kejujurannya membuat Raiga mundur lalu memasang gesture agar gadis itu mau menghentikan aksi. “Kamu pikir aku pencuri, kenapa harus dikejar?” “Kamu memang pencuri, kamu mencuri hatiku.” Jawaban Yura membuat pipi Raiga bersemu. Sebagai pria dari keluarga Tyaga, sepertinya Raiga yang paling lembek hatinya. Terbukti dia seketika berbunga-bunga hanya karena gombalan dari Yura. “Ra, aku mau mandi. Hari ini aku membantu dua orang melahirkan.” Raiga memberi alasan agar bisa menghindar. Tanpa menunggu respon Yura, dia masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. “Dia imut sekali,”ucap Yura. Gadis itu memasang muka gemas ke Raiga sambi
Read more
Bab 224 : Semakin Berani
Yura memutuskan menunggu Raiga selesai mandi, dia duduk di depan meja riasnya dengan tatapan mata terus tertuju ke pintu kamar mandi. Yura menduga suaminya itu pasti heran dengan tingkahnya tadi, tapi mau bagaimana, cinta harus dikejar, begitu pikirnya. Ia akan menyingkirkan rasa malu untuk membuat Raiga secepatnya tergila-gila. “Ah… sial!” Raiga mengumpat menyesali kebodohannya sendiri, karena buru-buru menghindari Yura dia sampai tidak membawa baju ganti bahkan handuk. Dengan tubuh tanpa busana, pria itu mondar-mandir sampai akhirnya menjambak sisi kepala. Mau tak mau dia harus meminta tolong Yura mengambilkan handuk dan baju ganti. “Ra, apa kamu masih di sana?” Raiga berteriak tanpa membuka pintu kamar mandi. “Hem, iya. Aku masih di sini. Ada apa?” Yura bangun dan mendekat, dia memandang daun pintu lalu mengetuknya sekali. “Butuh sesuatu?” “Aku lupa membawa handuk dan baju ganti, bisakah kamu mengambilkannya di lemari?” pinta Raiga. Ia merasa lega karena Yura mengiyakan. Gadi
Read more
Bab 225 : Baju Untuk Menggoda
Yura menutup pintu sesaat setelah masuk kamar. Ia melihat Raiga berhenti melangkah, dengan seringai licik Yura dengan sengaja bergegas mengunci pintu, hingga sang suami menoleh kaget. “Kamu mau apa?” “Mau apa? tidur donk, kakak ini bagaimana sih,”jawab Yura sambil mendekat ke ranjang, tatapan matanya tak teralihkan sedikitpun dari wajah Raiga. Yura duduk di tepi ranjang, dia tiba-tiba mengurungkan niat menaikkan kaki, karena sebuah ide kembali melintas di kepala. “Kak bisa bantu membuka resleting bajuku lagi? terlalu gerah, aku mau berganti baju tidur yang nyaman,”ucapnya. Yura kembali berdiri untuk mendekat ke Raiga lantas menunjukkan bagian punggungnya. “Ma-mau ganti baju apa? bukankah kamu tidak membawa baju ke sini?” Yura menelengkan kepala, dia tahu Raiga pasti tak mengira bahwa Ghea membelikan beberapa baju kekurangan bahan juga untuknya. “Kakak lupa? Sepertinya aku sudah bilang kalau Mama membelikanku baju tadi.” Yura menggoyangkan pundak, menyentuh bagian belakang punggu
Read more
Bab 226 : Malam Yang Hangat
Yura sengaja menunggu Raiga, dia berdiri di samping ranjang masih memegang kaus milik pria itu. Yura pikir jika Raiga berani mengajaknya bercinta, maka dia tidak perlu memakai baju. Seringai nakal terbit dari bibir Yura saat Raiga menyusul, suaminya itu mendekat dan menatap wajahnya lekat. Namun, bukan sentuhan atau ciuman yang Raiga lakukan, pria itu malah menyambar kausnya yang berada di dari tangan Yura, lalu mencari lubang kepala. “Pakai ini dan pergi tidur!” ucap Raiga sambil memakaikan kaus miliknya ke Yura. “Kak Rai, benar ‘kan kakak tidak berani melakukan itu.” Raiga bergeming, dia tidak peduli dengan cibiran Yura, lagipula dia punya senjata ampuh untuk membuat gadis itu mengurungkan niatnya. “Kita tidak bisa melakukan itu, kehamilan trimester pertama masih rawan, apa kamu mau terjadi hal yang buruk ke bayimu?” “Tapi kandunganku sudah hampir lima bulan.” “Apa?” Raiga kaget, bukan hanya karena fakta bahwa dia tidak mengingat usia kandungan sang istri, tapi juga karena mal
Read more
Bab 227 : Berdebar-debar
Terbangun di pagi hari, Raiga tak menyangka Yura masih terus memeluk. Bedanya kini dia dan gadis itu saling berhadapan. Raiga mengangkat kepala, berusaha memastikan kalau gadis yang wajahnya menempel ke dadanya itu masih terlelap tidur. Pelan-pelan dia menyingkirkan tangan Yura yang melingkar di pinggangnya, setelah berhasil lolos ia pun membuang napas lega. Kali ini Raiga tidak ingin sampai lupa membawa handuk dan baju ganti lagi, dia buru-buru menuju kamar gantinya untuk mencari baju yang pas digunakan pergi bekerja. Saat membuka lemari, tatapannya dibuat tertuju ke tas kertas berisi lingerie milik Yura yang dia amankan semalam. Penasaran, Raiga mencoba mengecek isi di dalamnya, sekadar hanya iseng, tapi malah membuat malu pada akhirnya. Tanpa Raiga sadari, Yura bangun dan kini menatapnya heran. Nyawa gadis itu masih belum terkumpul sempurna, tapi tetap saja dia sadar apa yang sedang dilakukan sang suami. “Kak Rai.” Panggilan Yura membuat Raiga kaget sampai satu lingerie di tanga
Read more
Bab 228 : Jadi Pebinor?
Karena dua adiknya ikut datang bersama sang mama, Zie memutuskan untuk tidak langsung pergi ke rumah mertuanya. Lagi pula ini masih pagi, Ghea pasti masih sibuk berolahraga dan merawat bunga-bunga kesayangannya di taman. Zie memilih menunggu Gani dan Miro agar puas bercengkerama dengan Keenan. Ia duduk di kursi ruang makan, mengupas beberapa buah untuk diberikan ke sang putra, sambil menemani Gia sarapan. “Mama memang tidak masak tadi?” “Masak, cuma Mama bosen sama masakan Mama sendiri,”jawab Gia. Ia begitu menikmati masakan Zie, meski hanya nasi goreng dengan telur dadar seadanya. “Kamu nggak mau cari pembantu yang full kerja dan tinggal di sini?” Gia memandang meja makan yang belum dibereskan oleh sang putri. Bekas piring Sean, juga mangkuk Keenan masih berserakan. “Tidak, aku takut, Ma. Lebih baik kami bertiga saja dan si mbak datang setiap sore untuk bersih-bersih. Tiga jam untuk membereskan rumah bagiku sudah cukup, tidak banyak kotoran juga, karena selalu dibersihkan,”jawab
Read more
Bab 229 : Bertepuk Sebelah Tangan
“Jadi, apa sudah ada perkembangan?”Selepas Daniel dan Raiga berangkat kerja, Ghea mulai mengorek informasi ke Yura. Ia penasaran apakah baju kekurangan bahan yang dia belikan berhasil memikat Raiga.“Dia melarangku memakainya, kak Rai merampas lingerie itu dan menyimpannya di dalam lemari baju.” Yura menggelembungkan pipi, tapi mengingat bisa tidur memeluk sang suami, dia pun tersenyum sendiri.“Apa maksud senyuman anehmu itu?”Ghea penasaran, dia bertanya sambil menggunting tangkai-tangkai bunga yang baru saja diantar ke rumahnya. Pagi itu, Ghea mengajak Yura merangkai bunga di vas, kegiatan yang biasa dia lakukan seminggu sekali.“Aku tidur sambil memeluk kak Rai,”ucap Yura dengan suara lirih.Ghea tersenyum geli membayangkan bagaimana ekspresi putra bungsunya saat diperlakukan seperti itu oleh Yura.“Bagus, itu sebuah kemajuan.” Ghea kembali ke tangkai-tangkai mawar yang harus disusun sedemikian rupa di vas. Sesekali dia memberitahu Yura bagaimana cara merangkai bunga yang estetik
Read more
Bab 230 : Pekerjaan Pertama dan Terakhir
Mungkin Zie memiliki rasa hutang budi ke Bagus, yang awalnya menjadi alat untuk membuatnya terjebak dalam skandal plus dua satu, tapi pada akhirnya malah menyatukan dirinya dan Sean. Setelah menitipkan Keenan ke rumah sang mama, Zie membawa mobil pergi ke butik tempat Bagus bekerja. Sudah lama dia tidak ke sana semenjak Sean sakit. Jangankan memikirkan membeli baju baru, untuk merawat diri saja dia hampir lupa jika Gia tidak berkali-kali mengingatkan. Zie memarkirkan mobilnya di depan butik, seperti biasa dia disambut ramah oleh pelayan di sana, lantas ditanya apa tujuannya datang. Zie memulas senyum tipis, dia menjawab tidak ingin mengepas atau memesan baju, melainkan menemui Bagus. “Ah … Pak Bagus, dia sudah tiga hari tidak masuk kerja.” “Apa dia sakit?” Zie bertanya dengan nada cemas. Pikiran negatif menggelayuti benaknya mengingat apa pekerjaan yang dijalani pria itu selama ini. Namun, dugaan Zie salah. Sebuah kabar yang sangat menyesakkan hati dia dengar dari karyawan butik,
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
31
DMCA.com Protection Status