Semua Bab Sepanas Belaian Chef Jonathan : Bab 151 - Bab 160
342 Bab
151. I Fix You
Jonathan menyentuh dahi Kaluna dengan tatapan tak percaya, "Kamu nggak sakit kan? Atau kamu kekenyangan makan tadi? Atau kepala kamu kepentok?" tanya Jonathan sambil melihat seluruh badan Kaluna dengan seksama. Kaluna tertawa renyah saat mendengar perkataan Jonathan, "Aku sehat, Jo. Kenapa? Aneh yah, kalau perempuan duluan yang ngajak nikah?" tanya Kaluna sambil menarik selimut untuk menutupi dadanya, entah kenapa ia tiba-tiba merasa dingin setelah menjauh dari tubuh Jonathan yang hangat. "Nggak aku cuman ...." Jonahthan masih dalam mode kaget karena bingung harus seperti apa menanggapi ucapan Kaluna. Aneh rasanya diajak menikah oleh Kaluna, walaupun ini bukan pertama kalinya ia diajak menikah oleh seorang wanita. Pertama dengan paksaan oleh Gendis dengan dalih Gendis hamil dan yang kedua oleh Kaluna."Ya udah, nggak usah diinget. Anggep aja aku ngawur," sahut Kaluna sambil tersenyum kecut karena ajakannya tidak dijawab atau bahkan dianggap serius oleh Jonathan. Kaluna pun tidak bis
Baca selengkapnya
152. Green Light
"Aduh, Lun ... kamu pake baju yang bener dong, masa berantakan gitu," protes Emma saat melihat Kaluna keluar dari kamar ganti yang disiapkan oleh keluarga Om Bekti. Kaluna mencoba menarik-narik bagian dada bajunya, "Ibu salah beli ukuran ini, dadanya sesak." Giliran Kaluna yang protes karena Emma salah membeli baju, "dada aku nggak sekecil ini," protes Kaluna sambil mencoba melonggarkan bagian dadanya sambil terus menariknya."Rusak dong payetnya, Lun." Emma berjalan mendekat ke arah Kaluna sambil mencoba membantu permasalahan baju Kaluna, "kamu gendutan?"Mendengar perkataan Emma membuat Kaluna menekuk mukanya kesal, "Ibu! Aku nggak gendutan tapi bajunya yang kekecilan.""Yakin timbangan badan kamu nggak naik?" tanta Emma lagi sambil mencoba menutupi celah-celah yang menganga di antara kancing-kancing di dada Kaluna."Ibu, ini bukan salah badan aku tapi, salah bajunya," rengek Kaluna gemas, rasanya ia tidak terima disebut gendut oleh Emma. Tubuhnya kecil dan bahkan terakhir dia meni
Baca selengkapnya
153. Pertemuan Tidak Terduga
"Ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya pegawai toko yang baru saja mengambilkan gaun untuk Kaluna.Jonathan yang sedang duduk dan menunggu Kaluna berganti pakaian hanya melirik sekilas ke arah pegawai toko yang sedang tersenyum pada dirinya, "Nggak ada, Mbaknya tunggu aja calon istri saya selesai atau butuh sesuatu," jawab Jonathan sesopan mungkin dan tanpa terlihat ketus."Oh baik," sahut pegawai toko itu sambil terus melihat Jonathan dengan seksama seolah wajah Jonathan adalah suatu teka teki silang yang harus segara ia ketahui jawabannya. "Kenapa, Mbak? Ada yang salah sama muka saya?" tanya Jonathan risih karena dilihat sampai sebegitunya oleh orang tidak dikenal."Ah nggak, cuman ... cuman ... maaf," ucap pegawai toko itu sambil tersenyum, "Mas-nya artis?"Jonathan hanya bisa tersenyum, tidak bisa dipungkiri pekerjaan sebagai seorang selebritis chef membuat ia mau tidak mau dikenali oleh orang lain. Lelah tapi, sudah resiko pekerjaannya, "Bukan, Mbak ... saya bukan artis.""Tapi,
Baca selengkapnya
154. Ketakutan
"Kamu," cicit Kaluna dengan tubuh bergetar, matanya membulat dan entah bagaimana rasanya lututnya ikut bergetar. Kaluna hanya bisa mematung menatap lelaki yang terus berjalan mendekati dirinya."Kapan terakhir kita ketemu?" tanya pria itu sambil terus berjalan mendekati Kaluna dengan langkah yang sedikit diseret.Kaluna hanya berjuang untuk bernapas dan mengenyahkan rasa takutnya. Entah mengapa berkali-kali ia bertemu dengan pria itu tapi, berkali-kali juga tubuhnya bergetar hebat dan rasa ketakutan menyergapnya tanpa ampun hingga membuat ia ingin secepatnya pergi dari sana meninggalkan pria yang harusnya menjadi seseorang yang menjaga dirinya, seseorang yang menyayanginya dan seseorang yang menjadi cinta pertamanya. Pamungkas."Ah, terakhir pas kamu minta izin buat nikah tapi, nggak jadi?" ucap Pamungkas santai tanpa sadar kalau kehadirannya membuat Kaluna ketakutan, tanpa sadar kalau dirinya sudah menjadi sebuah trauma bagi anak kandungnya sendiri."I-itu ...." Suara Kaluna seolah m
Baca selengkapnya
155. Ancaman Anak Setan
Kaluna yang awalnya hanya terpaku dan bingung dengan apa yang terjadi langsung menjerit keras saat melihat Jonathan melayangkan tinjunya ke rahang Pamungkas."Stop! Stop!" pekik Kaluna. Kakinya benar-benar lemas dan sulit untuk digerakkan, ia hanya mampu berteriak berharap mendapatkan perhatian dari oranh sekitar agar melerai Jonathan yang saat ini sedang melayangkan kembali tinjunya ke arah dada Pamungkas."Tolong, itu ... tolong," pinta Kaluna sambil menunjuk ke arah Jonathan dengan telunjuk yang bergetar. Napasnya tercekat saat ia melihat Pamungkas berhasil menangkis pukulan Jonathan dan mau melayangkan pukulan ke arah wajah Jonathan.Spontan Kaluna berlari dan mendorong badan Jonathan hingga lelaki itu terpelanting ke pinggir, sedangkan kaki Kaluna terbelit gaunnya sendiri hingga badannya terjatuh ke depan dan tanpa sadar kedua tangannya menggengam kepala pamungkas. Meremas rambutnya seerat mungkin, menjadikannya sebagai tumpuan."Yang." Jonathan dengan sigap menarik badan Kaluna h
Baca selengkapnya
156. Jonathan Love Language
"Argh!!!" Kaluna berteriak sekeras mungkin sambil membenturkan kepalanya ke dada Jonathan beberapa kali. Ia menangis sekeras mungkin di dada Jonathan sambil terus mengeluarkan selurus kekesalannya terhadap Pamungkas.Semua kata kasar dan kebun binatang menghambur dari mulut Kaluna tanpa bisa dihentikan, bahkan Jonathan yang biasanya mengingatkan Kaluna untuk menjaga lisannya hanya diam tak berkata apa pun juga karena merasa apa yang Kaluna utarakan untuk Pamungkas adalah hal yang wajar. Lelaki biadab seperti Pamungkas memang pantas untuk dihina dina.Kedua tangan Jonathan melingkar dipinggul Kaluna dan sesekali membelai punggung kekasihnya itu, mencoba menenangkan. Kaluna terus menjerit dan meremas pakaian Jonathan, ia bahkan tidak peduli kalau pakaian yang ia dan Jonathan kenakan kusut, yang ia inginkan hanya menangis dan memaki, untungnya saat ini mereka berdua sudah duduk dibagian belakang jok mobil Jonathan."Kalau sampai aku anak si keparat itu awas aja! Awas aja ...." Kaluna men
Baca selengkapnya
157. Emma
"Kalian tadi dari mana sih?" tanya Emma saat melihat Kaluna yang berjalan ke arahnya setelah pesta usai, "kok bisa telat?"Kaluna hanya menghela napas dan menarik tangan Emma untuk berjalan di sampingnya dan masuk ke dalam lift."Ditanya bukan dijawab," gerutu Emma sambil membenarkan bajunya."Aku ketemu ayah," bisik Kaluna sambil melirik Emma sekilas."Kamu ketemu?" tanya Emma kaget dan langsung menyentuh pundak Kaluna agar anaknya itu melihat dirinya, "kenapa kamu bisa ketemu dia?""Nggak tau, aku ketemu dia di mall entah kenapa dia ada di sana. Aku nggak tahu," bisik Kaluna sambil melirik takut-takut ke arah Emma dan hatinya mencelos saat melihat wajah Emma yang berubah sedih."Nggak usah sedih, Bu. Aku nggak papa, tadi juga ada Jonathan jadi semuanya aman dan aku bakal lakuin tes DNA," ucap Kaluna sambil melirik Emma untuk melihat reaksi Emma karena selama ini Emma lah yang selalu menolak melakukan tes DNA."Kamu yakin? Punya uang dari mana?" tanya Emma sambil berdiri di samping K
Baca selengkapnya
158. Merindu Kaluna
Kring … kring ….Kaluna mengambil ponselnya, “Apa, Jo?” tanya Kaluna setelah mengangkat teleponnya.“Lagi apa?” tanya Jonathan.“Duduk,” jawab Kaluna polos sambil melirik Emma yang sudah tertidur karena kecapean.“Duduk doang? Nggak ngapa-ngapain gitu? Nggak ngelakuin hal yang berfaedah?” tanya Jonathan.“Hahaha … abis aku emang lagi duduk sambil nonton netflix, emang kamu sangka aku ngapain? Bunggy jumping dari lantai sepuluh kamar hotel?” tanya Kaluna sambil menahan tawa karena mendengar decakkan kesal Jonathan dari ujung telepon.“Serius, Yang.”“Iya, emang serius ini aku lagi duduk astaga, kamu nggak percaya aku lagi duduk?” tanya Kaluna sambil melihat layar ponselnya lalu mengganti sambungan telepon menjadi sambungan video, selang beberapa lama akhirnya Kaluna bisa melihat wajah Jonathan yang tampak kesal.“Aku duduk, Jo, lihat aku duduk,” ungkap Kaluna sambil menunjukkan seluruh tubuhnya yang saat ini sedang bersila duduk di atas ranjang.“Mana Ibu?” tanya Jonathan seraya mengge
Baca selengkapnya
159. Perkataan Tajam Raka
"Pagi," sapa Jonathan sambil duduk di hadapan Raka dan menyodorkan beberapa lembar kertas ke hadapan pria yang selalu memeras tenaganya itu."Siang," jawab Raka sambil mengalihkan pandangannya dari kerta ke arah Jonathan, "ini jam 11 siang bukan jam 11 pagi," ucap Raka ketus."Aku masuk shift siang, wajar aku datang jam segini, Raka," ucap Jonathan santai sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki yang lain. "Ngeles terus," ucap Raka sambil mengambil kertas yang disodorkan Jonathan yang ternyata adalah bahan-bahan yang Jonathan inginkan untuk bulan depan, "bahan-bahannya nggak ada yang beda?" tanya Raka."Nggak, paling gue minta iga sapi yang baru. Gue butuh iga yang lebih juicy dari pada yang udah ada," pinta Jonathan, "biar kematangannya pas.""Emang nggak bisa pake yang kemarin aja?" tanya Raka."Nope, take it or leave it," sahut Jonathan santai, "tenang cost-nya masih sama kok, nggak bakal jauh beda ama yang sebelumnya dan bahkan bakal bikin lo untung gede." Jonathan menekank
Baca selengkapnya
160. Whistle Blower
“Okhe ini nggak salah?” tanya Kaluna sambil memotong daging yang ada di depannya.Okhe yang sedang asik memanggang daging wagyu A5 menoleh ke arah Kaluna dan berdecakkesal karena ia sadar sudah melakukan kesalahan saat melihat warna daging yang Kaluna belah.“Ini order nya medium well kenapa kamu kasih saya well done! Jauh Okhe, jauh bedanya!” teriak Kaluna sambil melempar pisau dengan kesal ke sembarang tempat. Okhe menyeret kakinya untuk bergerak mendekati Kaluna yang ngamuk, ini kesalahannya yang ke tiga hari ini dan ia merasa pantas mendapatkan amukkan dari Kaluna. Lebih baik daripada amukkan dari Jonathan yang mungkin bisa membuat dirinya terkena mental. “Ini kamu kenapa sih?!” teriak Kaluna sambil menunjuk Okhe bingung karena hampir semenjak tadi Okhe melakukan kesalah minor yang biasanya hanya dilakukan oleh chef junior. “Kamu bukan chef baru loh! Kamu udah lama dan seandainya aku keluar dari sini atau cuti pasti kamu yang ambil alih, Khe!”Okhe mengangguk dan mengambil dagi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
35
DMCA.com Protection Status