All Chapters of Cinta Untuk Sang Pendosa : Chapter 61 - Chapter 70
101 Chapters
BAB 60 Tetesan Merah
“Andai bisa, aku keluar dari rumah ini lalu keluar kota dan memulai hidup sendiri kemudian sukses menjadi wanita mandiri.”Khayalan tersebut memenuhi kepala Nicha, dengan gampangnya setiap adegan tersebut begitu mudah dilewatinya, tentu saja itu terjadi hanya di dalam pikirannya.Sudah semingguan ia mengirimkan surat untuk Gilang, namun pria itu belum juga datang. Nicha memutuskan harapannya karena ia tahu kalau dia memang salah, dia memutuskan pertemanan dengan pria itu.“Nicha!”Seketika wanita itu tersadar dan bangkit dari kasurnya. Ia segera membuka pintu kamar dan keluar, namun pemandangan selanjutnya adalah ia yang melihat lengan suaminya digandeng oleh wanita lain.Nicha membuang muka setelah ia bertatapan dengan Bella. “Makanlah bersama kami malam ini,” ujar Rangga dengan senyuman palsunya.“Tidak, aku tidak lapar,” tolak Nicha sambil menggeleng pelan.“Ayolah, kita kan teman.” Bella melepaskan tangan Rangga lalu menggandeng tangan Nicha, ia menarik Nicha lalu mendudukkan wani
Read more
BAB 61 Malam Menuju Desa
Mata itu membulat sempurna menyaksikan apa yang kini ia lihat, setelah lampu ruangan itu ia nyalakan, ia syok bukan main.Kaca jendela di samping TV-nya pecah, serpihan kaca bertebaran di mana-mana dan ada tetesan darah di tengah lantai tersebut.Laki-laki besar itu melangkah dengan cepat menuju kamar seorang wanita, namun sesaat setelah ia sampai di sana, dugaannya benar ketika wanita tersebut sudah tidak ada di sana.Bahkan pakaiannya saja sudah tidak ada sama sekali.Ia kembali ke ruang tamu yang sungguh berantakan itu, Ia menjongkok dan menyentuh tetesan darah tersebut.Ia murka sekali malam itu hingga pria tersebut berteriak dengan sekuat tenaganya.Seperti orang kesetanan, ia menelepon orang tua wanita tersebut ditengah malam itu.“Hallo, Rangga ada apa menelepon malam-malam?” terdengar suara lembut khas bangun tidur dari sebelah sana.Pria bernama Rangga itu mencoba mengatur napasnya. “Ibu, apa Nicha pulang ke rumah?” tanyanya.“Tidak, dia kabur lagi?” tanya ibunya.“Iya, tapi
Read more
BAB 62 Tinggal Bersama
“Fadly, hari ini klinik tidak buka karena aku tidak ada, jadi kau bisa libur.”“Tumben sekali, dokter ada di mana sekarang, memangnya?”“Emm… aku ada urusan seharian ini, aku ada di desa kelahiranku.”“Ah begitu, baiklah dok.”Tampak laki-laki itu mematikan teleponnya lalu kemudian melanjutkan masakannya yang sempat tertunda, Nicha hanya berani melihatnya dari daun pintu kamar sambil memikirkan mengapa pria tersebut bisa sampai sejauh ini. Mengapa dia terlalu baik.Nicha jadi ingat ucapan Rangga kalau pria itu menyukainya, tapi kenapa Nicha tidak pernah menyadarinya, apakah ini termasuk tandanya?Wanita itu menunduk, memperhatikan lantai putih yang ia injak, berada di sini membuatnya nyaman tapi apakah ia akan terus seperti ini. Tentu, Nicha harus menghadapinya.“Hei, kenapa berdiri di situ?” Nicha tersontak kaget setelah pintu kamarnya di buka.Ia melihat Gilang dengan terkejut. “Ayo, kita sarapan dulu,” ajak pria itu tak menggubris Nicha.Sesampainya di depan meja makan, Nicha menga
Read more
BAB 63 Seperti Matahari, Kau Juga Bisa Bersinar
“Hei, bangunlah.”Nicha membuka matanya perlahan dengan berat, suara bisikan itu kembali terdengar lembut di telinganya. “Ada apa?” tanyanya dengan suara serak.“Ayo, kita jalan-jalan,” ajak pria itu dengan senyuman lebarnya.“Jalan-jalan, sepagi ini?” tanya Nicha masih ogah beranjak dari kasurnya. Ia kembali menutup matanya.“Kita ke bukit untuk melihat matahari terbit, ayolah,” ucap Gilang menggoyangkan lengan Nicha pelan.Nicha membuka kembali matanya dan kemudian melihat pria itu. “Ayolah, karena kalau tidak. Kau tidak akan bisa melihat pemandangan menakjubkan itu jika aku nanti pergi bekerja, ayo kali ini saja, mumpung aku masih libur.”Nicha mau tak mau harus ikut dengan pria itu. Ia bangkit sembari berkata dengan malasnya. “Dasar pemaksa.”Gilang tertawa kecil mendengar ocehan itu. “Bergegaslah sekarang, aku tunggu di ruang depan,” ujarnya langsung keluar dari kamar itu.Beberapa menit kemudian, Nicha keluar dengan celana kain hitam dengan rambut yang ia ikat ke atas seperti ek
Read more
BAB 64 Menjadikanku Seperti Seorang Ratu
“Nicha, taraa…”Wanita itu berbalik setelah mendengarkan suara Gilang dari depan pintu, wajahnya tersenyum sumringah saat melihat apa yang pria itu bawa.“Dia!”Nicha berlari kecil dan langsung mengambilnya.“Kucing ini, yang kemarin, bukan?”“Iya, kau benar. Ternyata tidak ada pemiliknya.”“Sungguh, syukurlah.”Nicha memeluk kucing bengal yang umurnya sekiranya setahun itu. “Kau suka?” tanya Gilang.“Tentu, dia yang akan menemaniku saat kau pergi.”Nicha menggendong kucing tersebut seperti bayi kecilnya, senyumnya tidak pernah luput dari bibirnya bahkan matanya berbinar saking senangnya.Gilang tersenyum, tatapannya begitu dalam seakan menembus langit biru, tentang bagaimana ia melihat matahari yang setelah ini akan selalu menyinari hari-harinya.Itu adalah Nicha, perempuan yang kini akan tinggal bersamanya. Ah tidak, harusnya Gilang tak berpikir demikian karena Nicha bukanlah miliknya.“Hei, kita beri nama siapa kucing ini?” tanya Nicha.Lamunan Gilang buyar kembali, ia berpikir seb
Read more
BAB 65 Berita Kehilangan
Dia terbangun dengan kaget, matanya membulat sempurna setelah memperhatikan ruangan disekitarnya. “Kamar?” Gadis itu menepuk jidatnya setelah menyadari semalam ia ketiduran di sofa dan bisa ia tebak semalam juga Gilang mengangkatnya menuju kasur.Suara pintu terdengar jelas di telinganya, dengan cepat Nicha bangkit dan berlari keluar kamar.“Kau sudah mau pergi?”Pria itu berhenti tepat di depan pintu, bisa di lihat ia sudah lengkap dengan kemeja hitamnya. Setelah melihat Nicha yang ternyata sudah bangun, ia maju menuju gadis itu.“Makanan sudah tersedia di meja makan, jangan membuka pintu jika ada yang mengetuk sebelum aku pulang dan juga berhati-hatilah di rumah ya,” ucapnya panjang lebar.Nicha bengong dibuatnya. “Hei, kau dengar aku kan?”“Iya. Aku dengar, harusnya aku yang mengatakan seperti itu, kau harus hati-hati dengan pria itu, kau tahu betapa berbahayanya dia, bukan?”Gilang mengangguk. Ia menatap wanita itu. “Aku juga berbahaya kok,” gumamnya pelan.Nicha mengerutkan kedua
Read more
BAB 66 Malam Pengakuan
Gilang panik setelah melihat pintu belakang ternyata terbuka.Gelap sekali. Hingga Gilang tak dapat menerka-nerka apakah ada orang di luar sana.Dengan perlahan ia mendekati pintu tersebut, matanya tidak pernah berpaling sedikit pun.“Shiru, jangan lari-lari!”Kucing bernama Shiru tersebut hampir saja menabrak tubuh Gilang hingga Gilang kehilangan keseimbangan, namun mungkin itu adalah takdirnya untuk jatuh setelah tubuhnya benar-benar di tabrak oleh wanita yang berlari mengejar kucing tersebut.Bruakkkk…“Auh..”Gilang sungguh merasakan sakit dibagian punggungnya karena langsung menghantam lantai, namun rasa sakit itu tidak ada apa-apanya setelah ia menyadari sesuatu yang berat diatasnya.Mata Gilang membulat sempurna setelah menyadari Nicha sedang berada di atasnya.Nicha pun demikian, ia kaget setelah melihat wajah Gilang yang begitu dekat dengannya, bahkan ia bisa merasakan detak jantung pria tersebut.Mereka sama-sama terdiam. Mencoba mencerna semua kejadian ini.Nicha tak menger
Read more
BAB 67 Gelisah
“Aku mencintaimu, Nicha. Aku ingin bersamamu selamanya, kumohon mengertilah.”Setelah mengatakan hal diluar dugaan itu, laki-laki tersebut melepaskan tangannya dari kedua pipi mulus Nicha. Kini Gilang berjalan menuju tembok kayu lalu menyandarkan kepalanya di sana.Frustasi, malu dan emosional setelah mengungkapkan semuanya pada wanita yang ia cintai. Tapi ini sudah terlanjur terjadi, Gilang pasrah dengan keputusan Nicha sekarang.“Pasti kau kesal bukan, karena mengetahui kalau aku menolongmu karena punya perasaan. Ya, itu semua benar, jauh dilubuk hatiku, aku butuh imbalan darimu –““Apa.” Nicha seakan menatapnya tidak percaya.“Kau pasti tahu apa yang aku inginkan, jadi jangan menyiksaku agar mengatakannya untuk kesekian kali. Maafkan aku telah egois, jika kau ingin pergi setelah mengetahui fakta ini, aku… tidak apa-apa.”Gilang menunduk, ia masih membelakangi Nicha.Air mata perempuan itu kembali mengalir, ia tidak percaya akan semua yang ia dengar.“Setelah… setelah kau memohon pa
Read more
BAB 68 Hanya Saling Menunggu
Sebuah handphone keluaran terbaru hanya tergeletak di atas nakas begitu saja. Sepasang mata terus melihatnya dengan penuh keraguan, sudah sehari berlalu namun mereka sama sekali belum bicara.Di samping ranjang pria itu, terdapat lukisan yang juga tidak sempat diperlihatkan, padahal mereka berdua sudah saling berjanji akan hal tersebut.Ia memijit pelipisnya. Setelah kecanggungan yang tak tahu di mana akhirnya ini, Gilang memutuskan untuk dewasa, melupakan kejadian memalukan itu tapi bahkan hanya sekedar mengatakan hai saja ia tidak sanggup.Sedangkan wanita itu, masih tidak tahu diri. Dia hanya termenung sepanjang hari tanpa melakukan apapun, ia mencari sebuah arti dari apa yang telah ia jalani ini.Namun tak ada jawaban sama sekali.Terdengar suara langkah kaki yang berhenti tepat di depan pintu kamar Nicha yang tertutup. Nicha menoleh, mencoba melihat seberapa beraninya laki-laki itu.Tak ada suara ketukan pintu, hingga laki-laki itu akhirnya pergi tanpa pamit lagi.Nicha menghela
Read more
BAB 69 A Love Story In Los Angeles
Perempuan dengan baju terusan berwarna biru polos itu masih asyik dengan kucing yang ia gendong seperti seorang bayi.Rambutnya tampak terurai indah, membiarkannya nari dengan angin desa yang sejuk, bibirnya tersenyum simpul setelah melihat langit yang mulai berubah menjadi orange.Dia mulai suka senja setelah tinggal di desa ini, ia suka bau sawah dan ketenangan saat berdiri di aspal yang menuju rumah yang ia tinggali.“Shiru lihatlah, pemandangan di sini memang sangat indah, tidak seperti di kota.”Tak ada balasan dari kucing tersebut, hanya sebuah pemberontakan kecil minta dilepaskan.“Hei, jangan lari lagi, nanti aku tak bisa menemukanmu,” ujar Nicha mencoba memegang erat Shiru.Terpaksa Nicha melepaskan Shiru namun ia tetap memantau kucing tersebut bermain. Matanya tak sengaja menangkap sosok pria yang begitu ia kenal dari kejauhan.Tampak jika pria tersebut mendekat padanya dengan wajah khawatir, Nicha terus saja menatapnya, memperhatikan setiap helaian rambut hitam pria tersebu
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status