All Chapters of Aku Istrimu Bukan Pembantumu! : Chapter 51 - Chapter 60
103 Chapters
Part 51, kecewa lagi
Chelsea dan Edo sudah siap untuk pergi meninggalkan rumah kediaman orang tuanya, saat itu Chelsea yakin bahwa Edo akan memperlakukan dirinya dan anaknya dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya, dan ia yakin bahwa ketika tidak banyak orang yang ikut bicara rumah tangga nya dengan Edo akan semakin baik. Wajah Chelsea penuh harap, ketika berpamitan pada kedua mertuanya, bahwa mereka akan memberikan restu saat dirinya dan Edo hendak pergi, senyum tulus penuh restu pun diberikan oleh tuan Bram yang sejak awal setuju saat Edo meminta untuk tinggal berdua saja dengan Chelsea dan anak-anak. "Ayah, kami pamit dulu ya," ucap Edo melempar senyum pada tuan Bram. "Iya Edo, pergilah untuk membina rumah tangga mu yang baru bersama Chelsea dan anak-anak tanpa ada ikut campur dari ayah dan ibumu," seru tuan Bram memberikan restu. "Ya Ayah, terima kasih banyak sudah memberikan kepercayaan pada kami berdua." jawab Edo membalas senyuman ayahnya. ***Rumah baru yang tempatnya cukup jauh dari kedia
Read more
Part 52, Ungkapan Hati Chelsea
Irish mendekati Chelsea, entah mengapa ia sakit hati dengan ucapan Chelsea dan hendak memberikannya pelajaran, saat itu Irish mengangkat tangannya seraya ingin melayangkan sebuah tamparan tepat di pipi Chelsea, namun rupanya hal itu disadari oleh Chelsea dan ia bisa menangkisnya dengan mudah. Chelsea memelintir pergelangan tangan Irish hingga membuatnya merasa kesakitan, wajahnya pucat pasi lantaran harus menanggung malu karena Chelsea tidak semudah itu untuk ia jatuhkan, sementara Chelsea sendiri terlihat sangat berani melakukan hal tersebut pada selingkuhan suaminya itu. "Lepaskan aku, lepaskan tangan ku!" maki Irish yang merasa kesakitan. "Apa kau merasakan sakit? Ini belum seberapa sakit dari pada perbuatan mu itu, Irish. Kau dengan berani mengambil ayah dari anak-anak ku, dan itu jauh lebih menyakitkan dari ini," ucap Chelsea masih memelintir tangan Irish. "Itu bukan salah ku dan mas Edo, salah mu sebagai istri tidak bisa mengurus suami, lebih baik kau sadar diri, Chelsea!" m
Read more
Part 53, Mengajak Ayah Bertemu
"Cukup Chelsea, aku tidak mau lagi mendengar ucapan dan keluhan kamu itu, karena terus terang saja, mau seberapa pun kau berusaha, tapi tetap saja kau bukan lah wanita yang aku suka, aku sama sekali tidak pernah berniat untuk membuka hatiku, apalagi sekarang ini kamu sudah tidak sama sekali menarik, kau sudah memiliki dua orang anak, dan tentunya semua perhatian akan tertuju pada mereka berdua, jadi sekarang lebih baik kau fokus saja dengan Tasya dan Dinda," ucap Edo menatap penuh kebencian. "Apa tidak ada sedikit saja kesempatan yang bisa kamu berikan untukku Mas?" pinta Chelsea masih berharap. "Tidak Chelsea, aku sama sekali tidak memberikan kesempatan apapun padamu, tujuan ku mengajak mu pindah ke sini karena aku muak dengan semua peraturan yang diberikan ayah padaku, jadi setelah aku bebas, aku ingin fokus pada diriku dan cintaku, dan cintaku itu bukan kamu, tapi Irish." jelas Edo tegas. Edo melenggang pergi seolah ucapannya sama sekali tidak menyakiti hati isterinya, dan saat
Read more
Part 54, Pergi Ke Salon
Di sebuah salon yang cukup terkenal, berdiri Chelsea seorang diri setelah diantarkan oleh supir pribadi milik tuan Bram, saat itu Chelsea tersenyum ragu apakah keputusan yang ia pilih itu adalah keputusan yang sudah tepat? Suara dering ponsel cukup mengejutkan Chelsea saat itu, ia langsung meraih ponselnya lalu mengangkat telpon tersebut. "Ya Ayah," sapa Chelsea ketika telponnya terhubung pada tuan Bram. "Chelsea, bagaimana dengan salon yang Ayah pilih? Apa kau menyukainya?" tanya tuan Bram penasaran. "Aku baru saja tiba Ayah, dan aku masih berdiri di depan salon, tiba-tiba nyaliku ciut Ayah, apa aku pantas melakukan hal ini," lirih Chelsea tidak percaya diri. "Tentu saja pantas Chelsea, kenapa tidak. Semua wanita berhak melakukan perawatan, termasuk dirimu, sekarang lebih baik kau segera masuk, dan lakukan perawatan apa saja yang kau perlukan, bila perlu habiskan uang yang Ayah berikan padamu, nanti soal belanjaan bulanan biar Ayah yang tanggung." jelas tuan Bram meminta Chelsea
Read more
Part 55, Mengajak Irish Menginap
"Dasar payah, kenapa si wanita itu tidak memilih untuk berpisah saja dan kembali ke kampung nya, kenapa justru terus saja berusaha untuk menaklukkan hatiku, padahal sudah ku katakan kalau sampai kapan pun aku tidak akan mencintainya, aku sudah selingkuh tadi dia masih saja berusaha, dasar wanita payah!" Edo terus saja menggerutu dan kesal pada nasib rumah tangga nya, rupanya dengan selingkuh tidak membuat Chelsea memilih untuk pergi, Edo pun seketika memiliki ide baru yang lebih ekstrim lagi dari yang ia lakukan, ia bergegas menghubungi Irish dan mengajaknya mengidap di rumahnya bersama dengan Chelsea. Karena tujuan Irish ingin merebut Edo dari tangan Chelsea, tentu saja ajakan itu tidak ditolak oleh Irish. Tak lama kemudian sebuah koper sudah disiapkan oleh Irish, ia akan membawa koper tersebut ke rumah Edo untuk menginap di rumahnya dalam beberapa hari ke depan, Irish pun tidak lupa mempercantik dirinya agar tidak kalah saing dengan Chelsea yang ia sudah tahu, bahwasanya Chelsea b
Read more
Part 56, Bersihkan Kamar Irish!
"Mas, aku sudah kenyang," ucap Irish setelah mendengar pertengkaran antara Chelsea dan juga Edo. "Ya sudah kalau begitu, kita duduk di sana yuk, biar ini diberesin sama Chelsea." ajak Edo melempar senyum, menunjuk ke arah ruang keluarga. Irish pun mengangguk setuju saat Edo mengajaknya duduk bersama, sementara Chelsea sendiri bak seperti orang di antara mereka. Chelsea hanya bisa menelan kepahitan atas harapannya yang tidak tersampaikan, ia pun akhirnya masuk ke kamar setelah meminta asisten rumah tangga untuk membereskan meja makan. Melihat Chelsea justru bereaksi dingin, tentu saja membuat Irish tidak puas, karena yang ia inginkan adalah bisa membuat Chelsea murka dan meminta pisah dari Edo. "Mas, kenapa istri kamu malah pergi ke kamar si, dan cuma seperti itu saja dia memprotes saat kamu bilang kalau aku mau menginap?" tanya Irish yang memperhatikan pintu kamar Chelsea. "Aku sendiri juga bingung, kenapa tidak terjadi pertengkaran hebat hingga berujung permintaan pisah dari dia
Read more
Part 57, Rencana Irish
"Lepaskan Chelsea, sakit!" pinta Irish dengan tatapan menahan nyeri. "Kalau kau masih ingin tinggal di sini lebih lama, tolong jaga sopan santun mu sebagai tamu, karena tamu tidak akan melampaui batasan. Kau boleh merasa menang saat ini, tapi selagi mas Edo masih menjadi suamiku, kau masih ada di bawah ku." jelas Chelsea melepaskan cengkraman nya. Chelsea pun berlalu pergi, meninggalkan Irish yang saat itu terlihat sangat marah setelah mendapatkan teguran itu dari Chelsea. Ia menghentakkan salah satu kakinya saat melihat Chelsea melenggang pergi meninggalkan nya, pintu tertutup dengan cepat, dan meninggalkan suara yang cukup keras karena emosi yang di lampiaskan oleh Irish. Dengan kesal Irish menghempaskan tubuhnya di ujung ranjang, sambil mengelus lembut pergelangan tangannya yang masih terasa sakit, rasanya ia tidak puas jika saat itu, dia lah yang kalah. Sebab itulah Irish pun memutuskan untuk mencari cara lain agar Chelsea yang menggantikan posisi nya, berada di bawah. ***Tok!
Read more
Part 58, Marahnya Seorang Pendiam
Pintu kamar Edo sengaja tidak dikunci oleh Irish ketika Edo sudah terlelap semalam, Irish sudah terjaga sejak subuh menjelang, ia tidak dapat tidur lagi karena sejak semalam ia sibuk membayangkan bagaimana reaksi Chelsea ketika melihat suaminya itu sedang berada dalam dekapannya, bahkan ia masih dalam keadaan tidak memakai pakaian sehelai pun, hanya selimut yang ia kenakan bersama dengan Edo. Chelsea perlahan menaiki anak tangga, selama tinggal di rumah baru tanpa adanya kedua mertua dan adik-adik ipar, Edo sangat lah mandiri, Chelsea tidak pernah membangunkan dirinya dan tidak pernah masuk ke kamar Edo kecuali untuk membereskan kamar, itupun dalam keadaan Edo sudah pergi ke kantor. Cek-lek! Pintu kamar itu terbuka, Chelsea yang masih dalam keadaan setengah mengantuk itu membuka kedua matanya lebar-lebar untuk menuju ke ranjang, betapa terkejutnya Chelsea saat melihat Edo ternyata sedang berpelukan bersama dengan Irish yang sudah memejamkan kedua matanya seolah ia sedang tidur, ke
Read more
Part 59, Kedatangan Tuan Bram
"Chelsea, nyalakan air nya, mataku pedih!" titah Edo dengan suara teriakannya. "Chelsea, nyalakan air itu, nanti mata mas Edo akan semakin perih kalau tidak segera di siram dengan air," Irish tak kalah panik ketika melihat kekasihnya itu menahan sakit. "Tidak, aku tidak akan menyalakan air ini, biar saja dia merasakan bagaimana sakitnya di Perlakukan seperti ini," marah Chelsea menolak untuk memberikan air pada Edo. "Chelsea, jangan membuatku semakin marah, atau aku akan bertindak lebih kasar lagi!"Edo meradang, ia juga tidak hanya merasa perih, melainkan sulit untuk mengambil nafas karena wajahnya di penuhi dengan air busa. Edo meraba, berharap bahwa ia akan mendapatkan Chelsea yang memegang kuasa shower di tangannya, Irish pun berusaha membantu Edo untuk menemukan Chelsea yang masih berdiri mematung. Saat itu Chelsea merasa benar-benar jijik melihat kedua pasangan yang ada di hadapannya itu saling membantu satu sama lain, dan akhirnya Chelsea pun menyalakan air itu kembali hing
Read more
Part 60, Berpura-pura Melupakan
"Mau apa kamu Mas, kenapa kamu ada di sini?" tanya Chelsea dengan tatapan tidak suka. "Aku datang ke sini karena aku ingin memberikan kamu peringatan Chelsea, jangan sampai kamu mengatakan apapun tentang kejadian pagi ini pada ayah, jika sampai kamu melakukan nya, aku tidak akan segan-segan menalak mu!" ancam Edo dengan tatapan sangar. Edo segera memalingkan wajahnya, sementara Chelsea sendiri fokus menyisir rambut nya agar terlihat rapi, dan setelah itu Edo meminta Chelsea untuk mengait pergelangan tangannya ketika keluar dari kamar, saat itu tuan Bram sudah duduk bersama dua baby Sus yang menjaga Tasya dan juga Andika, meskipun cukup lama menunggu Chelsea dan Edo namun saat menatap keduanya tuan Bram merasa sangat damai, lantaran melihat meraka bergandengan mesra seolah tidak terjadi apa-apa saat itu. Chelsea menyapa tuan Bram dengan mencium punggung nya dengan hormat, dan di susul oleh Edo yang melakukan hal yang sama. Ia tersenyum begitu ceria untuk menutupi rasa takutnya. "Ay
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status