Semua Bab Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati): Bab 91 - Bab 100
128 Bab
Bab 91 Angel di sekap
[Maaf Pak! Hari ini ada meeting dadakan. Saya tidak bisa membuat waktu untuk mengulur], kata Tiara dari seberang telepon.[Kamu kan tahu tiga hari ini aku ada liburan keluarga bersama anak istriku! Kalau mau besok adakan meeting itu!], titah Willy tegas.[Maaf klien Bapak tidak menyetujuinya, mereka berkata Jika Bapak tidak bisa hadir hari ini maka kontrak kerjasama antara perusahaan kita dengan perusahaan miliknya dibatalkan.][Memang siapa presiden direkturnya? Jika mereka dari perusahaan rendahan biar saja batalkan sekalian!][Mr. Antonio Pak Willy.] jawab Tiara. Seketika Willy berdiri. Membuat mereka yang menatapnya ikut bingung.[Undur 4-5 jam. Aku akan sampai Surabaya menggunakan jet pribadiku!]Tit!Setelah William mengakhiri panggilannya, yang menyuruh Nilam dan Angel untuk bersiap-siap kembali ke Surabaya karena ada pekerjaan yang lebih penting."Yah... Kenapa kita pulang cepat Papa? Padahal kan masih ada satu hari lagi untuk kita habiskan liburan di sini?" tawar Angel mengg
Baca selengkapnya
Bab 92 Angel di culik
"Kenapa kamu melarang aku melaporkan ke polisi? Hah? Apa kamu tidak kasian pada Angel, jika pencuri itu akan berbuat sesuatu pada anak kita!" tegas William.Nilam terdiam dan mulai bersuara. "Bukan begitu, Mas. Aku takut saat kamu lapor pada polisi keadaan Angel makin diperburuk oleh mereka. Kita tidak tahu kan apa kemauan penculik itu!""Memang kamu tahu apa keinginan mereka? Apa mereka tidak memberi informasi lagi? Coba kamu telepon nomer tadi. Mungkin masih aktif!" titah Willy dalam kebingungan.Nilam mengangkat kembali ponselnya dan melakukan panggilan ke nomer pengirim gambar-gambar tersebut.Ia mengeraskan volume suara. Mereka mendengar jelas, jika nomer sudah di nonaktifkan."Bagaimana ini, Mas?" Nilam ikut bingung."Sudah, kamu diam-lah! Aku akan berusaha mencari bantuan!" kata Willy.Sebuah email dikirim kembali ke akun Nilam.'KAMU KATAKAN JIKA KAMU ORANG LAIN! BUKAN NILAM!' ATAU NYAWA ANGEL TARUHANNYA!'Nilam terdiam. Dan akhirnya dia memberanikan diri menunjukkan isi email
Baca selengkapnya
Bab 93 Surat Perjanjian
"Angel benci Tante! Tante jahat! Tante seperti seorang iblis!" umpat Angel tiada henti."Nih rasakan!" Widya menyumpal mulut Angel dengan kain. Hingga gadis itu tidak dapat bersuara."Haha, rasakan! Telinga ku sakit mendengar kamu sangat cerewet itu! Kalau di sumpal begitu kamu jadi anak manis 'kan!"Angel hanya bisa bergerak kesana kemari tanpa suara. Ia kali ini bingung. Bagaimana meminta bantuan orang diluar sana.Brak!Brak!Terdengar suara beberapa orang menggebrak pintu depan. Widya terkejut. Siapa yang berani menggebrak pintu sekeras itu. Tidak mungkin jika itu anak buahnya."Bos! Ada beberapa orang didepan pintu. Sepertinya mereka seorang pria suruhan!" kata ank buah Widya melapor."Bukan polisi?" tanya Widya memastikan."Bukan Bos! Mungkin mereka adalah orang suruhan Willy," tegasnya menerka. "Bagaimana setelah ini Bos?""Kita harus melarikan diri dari sini, sebelum mereka menangkap kita," kata Widya memberi saran."Mari Bos! Biarkan saja anak dan sopir itu di sana. Sebaik
Baca selengkapnya
Bab 94 Tidak Mampu Tumbang
"Sudahlah, jangan ikut campur masalah suami mu ini. Hutangnya pada Bos kami sudah menggunung.Dan sudah 5 bulan dia tidak bisa membayar cicilannya sedikitpun!" jelas salah satunya."Ya, berikan keringanan. Aku mohon! Hidup keluarga kami sedang susah, jadi tolong berikan sedikit kebaikan kalian untuk keringanan kami," kata Shireen memohon."Sudahlah Shireen. Jangan ikut campur. Aku bisa atasi sendiri!" teriak Daffa. Dengan menyingkirkan tubuh Shireen yang menghalanginya. "Baiklah! Mana bolpoin-nya!" Segera Daffa meraih kasar benda kecil panjang itu dari tangan pria di sampingnya.Dan mempercepat memberi tandatangan yang mereka pinta, dari lembar pertama sampai lembar terakhir tanpa membacanya."Mas, kenapa tidak kamu baca dulu semua isinya? Jangan asal main tanda tangan begitu? Jika disana mereka meminta harta lain yang kau miliki, lalu kamu tidak bisa membayar semuanya. Kita akan jadi gelandangan, Mas!" sergah Shireen.Semuanya sudah terlambat, Daffa menyerahkan map itu pada mereka.
Baca selengkapnya
Bab 95 Diketahui Oleh William
"Bagaimana pendapat kamu, Mas?" tanya Nilam.William tidak kunjung menjawabnya. Ia butuh membaca dan ketelitian dalam mengambil sebuah keputusan.Setelah ditelaah, perusahaan Bhaskara yang akan menanggung banyak biaya. Untuk rugi di limpahkan pada perusahaan Bhaskara."Tidak Sayang. Kamu kurang teliti. Lihatlah di bagian deskripsi ini. Kamu akan menjumpai ketidakpastian-nya!" jelas Willy dengan menunjuk bagian yang belum dimengerti Nilam."Tidak, Mas. Pada paragraf selanjutnya, telah dijelaskan bahwa seluruh aset akan menjadi milik kita. Kamu baca kembali!" suruhnya."Baik. Aku bawa berkas ini. Nanti aku akan berikan keputusanku. Untuk kalian para sekretaris, bisa melanjutkan meeting nya. Saya masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan pagi ini.""Baik, Pak!" jawab ke dua wanita cantik yang menjabat sebagai sekretaris itu.Nilam mengecek laptop sambil mendengarkan mereka berargumentasi mengenai proposal lain. Sementara mata Nilam melihat di layar ada email masuk. Dari Daffa Ardians
Baca selengkapnya
Bab 96 Luna Belum Mati!
Sementara Daffa Ardiansyah terdiam memikirkan apa yang dikatakan Nilam. "Apa maksud ucapan wanita itu? Aku tidak mengerti?"Gegas, ia mengirimkan sebuah pesan singkat. Ia ingin membuat janji bertemu dengan Nilam dan membicarakan hal yang diucapkan saat di telepon.Dengan perasaan gelisah, Nilam mengiyakan keinginan Daffa Ardiansyah. Pada malam itu juga, Nilam berniat menemui Daffa di sebuah tempat. Jauh dari keramaian. Dan cukup mereka yang akan mengetahui pertemuan ini.Sesuai kesepakatan bersama. Entahlah Nilam sudah tidak bisa menahan lagi, ia harus perlahan melepaskan satu persatu beban yang sudah sangat berat dipundaknya."Sayang, aku pamit dulu ya. Ingin menemui seseorang," pamitnya pada William."Kok mendadak? Memang siapa yang akan kau temui malam-malam begini?" Dengan penasaran Willy mencecar banyak pertanyaan."Aku hanya ingin menemui teman-temanku, Mas. Rindu saja, hanya acara kecil. Kamu tidak perlu ikut," ucapnya lagi menenangkan. Ia bergegas saja pergi tanpa mendengar
Baca selengkapnya
Bab 97 Aku adalah Luna
"Mas William?" ucap Nilam tidak percaya. Suaminya tiba-tiba saja datang tanpa ia tahu."Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku, Nilam? Kenapa kamu tipu aku mentah-mentah begini? Asal kamu tahu, meski aku seorang pria, aku juga bisa merasa sakit. Jika ada sebuah rahasia besar, namun kamu menutupinya!" ucap William merasa tidak dihargai menjadi suami."Mas? Ini tidak seperti yang kau dengar. Aku bisa jelaskan semua. Tolong, percayalah padaku," jelas Nilam pada William.Ia melangkahkan kaki mendekati Willy. Dan berusaha memeluknya. Namun pria itu menghindarinya.Merasa wanita itu telah banyak membohonginya. Rasanya seperti tidak ada harapan lagi untuk bisa mempercayai ucapan istrinya itu."Sayang, dengarkan! Kepada kalian, aku ingin mengungkapkan satu hal!" teriak Nilam pada akhirnya.Ia sudah tidak mampu lagi membohongi semua keluarga William atau Daffa. Ia harus mengakhiri semuanya.William dan Daffa terdiam dan membiarkan Nilam bicara. "Mas Willy. Sebenarnya, aku bukanlah istrim
Baca selengkapnya
Bab 98 Luna di penjarakan
"Tolong lepaskan aku, Mas! Sakit!"Nilam berusaha keras menghentikan William yang sangat erat memegang tangannya.Tiada daya, wanita itu telah berada di mobil William. Sementara Daffa tidak dapat melakukan apapun. Ia masih berdiri dengan pikiran yang kosong. Mencerna semua yang di laluinya malam ini. Ingin juga mengikuti mereka ke kantor polisi.Namun, ia berpikir kembali. Jika Luna menceritakan kejadian awal itu. Ia bersama Shireen ikut juga terseret ke penjara. Karena mereka-lah dalang di balik semuanya.Yang masih tidak bisa di terima oleh akal sehatnya, adalah wajah Luna yang menjadi Nilam. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?Sementara di dalam mobil William ...Pria itu mengendarai kendaraannya dalam laju yang kencang. Ia sesekali melirik wajah mendiang sang istri duduk disampingnya.Cih!"Bagaimana bisa kamu melakukan semua ini? Bagaimana bisa kamu menggunakan wajah istriku tanpa seizin kami! Wanita kurang ajar!" umpatnya tiada henti.Nilam hanya bisa menangis histeris. Jika
Baca selengkapnya
Bab 99 "Luna Masih Hidup Shireen!"
Saat mendengarkan ucapan Daffa, tubuh Shireen mendadak dingin.Ia ingin mendengarkan ucapan suaminya diulang. "Apa kau bilang, Mas?"Daffa yang malas mengulang perkataannya, dengan mata elang menatap tajam Shireen. "Kamu tuli!" Daffa menyibak rambut Shireen dengan kasarnya. Dan berbicara setengah berteriak, "Luna masih hidup Shireen!"Tubuh yang tadinya dingin menjadi gemetar. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah ia menyaksikan sendiri dengan Daffa saat acara pemakaman Luna berlangsung?"Kamu pasti banyak pikiran, Mas. Hingga kau berkata yang bukan-bukan. Luna sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Dan bagaimana mungkin ia bisa hidup kembali? Setelah kita menyaksikan sendiri acara pemakaman itu!" bantah Shireen tak percaya."Aku sama halnya dengan kamu. Sebelumnya, aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat sendiri. Namun kenyataannya berbeda, bahwa Luna masih hidup. Dan dia berganti wajah sebagai Nilam!"Deg!Darahnya seakan berhenti. Masih tidak percaya pada penjelasan Daffa selanjutn
Baca selengkapnya
Bab 100 Otopsi Jasad Nilam
Di dalam genangan air. Ia menenggelamkan seluruh tubuh ke dalamnya. Bayangan Nilam yang selama ini berada di sampingnya masih hangat rasa. Ulahnya yang membuat dia tersenyum setiap harinya membuat Willy rindu.Di dalam air ia memejamkan kedua mata. Ia merasakan kehilangan Nilam yang selalu berada di sisinya saat ini."Astaga! Kenapa aku malah memikirkan wanita itu! Tidak! Ini tidak benar. Aku tidak boleh memikirkan wanita itu lagi! Ia wanita penjahat! Ia menipu semua orang. Wanita itu pantas di hukum!"William segera keluar dari bak mandi, menarik handuk berwarna putih di gantungan di atas kamar mandi.Ia melingkarkan handuk di perut dan mengunci bagian ujung handuk di pinggang.Langkahnya yang semula tegap dan berkarisma, kali ini terlihat gontai. Kedua kakinya berjalan melambat.Karena beratnya dipikiran itulah yang membuat kedua kaki itu enggan untuk digerakkan."Tuhan . . Kuatkan hamba."Setelah ia selesai mengenakan pakaiannya dengan rapi. Willy meraih ponsel yang berada di atas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status