All Chapters of Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda: Chapter 21 - Chapter 30
137 Chapters
Bukan Ibu Kandung
"Kau memanggilku mama? Ah, senangnya." Jihan langsung memeluk anaknya.Bella tersenyum dan melingkarkan tangan pada pinggangnya dengan erat. Sementara Luna langsung menutup mulut dengan tangan, saking tidak percayanya pada apa yang barusan masuk ke telinga."Kenapa kau memanggil Jihan dengan Mama?" tanya Luna dengan mata menatap tajam pada Bella."Karena aku kan ibunya, Kak," sahut Jihan mewakili Bella yang hanya diam.Luna menyeringai mendengar penuturannya, lantas mulai berbalik dan berjalan pergi. "Jangan lupakan jati dirimu sendiri. Kau bisa buat anakmu sedih karena begitu senang mendengar anak orang lain mengakuimu sebagai ibunya."Senyum di bibir Jihan langsung hilang sempurna. Mendengar Luna menyinggung, membuat Jihan teringat dengan anak kandungnya. Memang, Jihan tidak bisa melupakan putri kecilnya. Tapi, terlepas dari itu semua, ada anak yang harus dirinya sayangi sebagai konsekuensi karena Jihan menikahi ayahnya."Mama mau ke kantor papa sebentar. Bella tidak apa kan ditingg
Read more
Jihan Wanita Penggoda
Jihan melepaskan tangannya, membiarkan Darren terus memeluknya. "Aku penasaran."Mata Darren menatapnya, sementara Jihan begitu menantikan pintu itu terbuka. Jihan kembali dibuat terkejut oleh Darren yang tiba-tiba saja mengecup lehernya dengan lembut. Bahkan Yuna yang hendak menyapa dengan senyuman paling lebar, langsung membisu melihat pemandangan di depan mata. Jihan sendiri hanya membiarkan Darren bermain di lehernya. Tapi, Jihan yang menjadi tidak fokus langsung menghindar, tentu membuat Darren terhenti."Mas, bukankah kau harusnya makan?" Dan Jihan sengaja tidak menganggap kehadiran Yuna, sampai tangan Yuna mengepal.Darren memutar kepalanya dan sempat mengecup bibirnya. "Bagaimana ya, aku lebih suka memakanmu siang-siang begini."Jihan tidak bisa membiarkan Darren memanfaatkan kehadiran Yuna untuk menyentuhnya. "Tahanlah Mas, di sini kau kedatangan tamu."Darren menyeringai menatap pada Yuna yang sudah setengah mati menahan amarah terhadap Jihan. Yuna tertegun ketika menyadari
Read more
Pendukungmu
"Kalau kau hamil?" tanya Darren membuat mata Jihan menatap lekat."Ya," sahutnya.Darren menyeringai dan tangan meraih lehernya, Jihan terkejut saat Darren berhasil menciumnya kembali. Jihan berusaha melepaskan diri dengan mendorong pundak, tapi Darren benar-benar tak membiarkan Jihan lolos."Kalau hamil, bukankah bagus untuk Bella? Dia ada teman," bisik Darren berhasil membuat Jihan terkejut setengah mati.Tanpa sadar, Jihan langsung menampar wajah Darren kemudian terburu menjauh. Darren sendiri memegangi pipi dan menyeringai dengan mata menyorot tajam padanya. Jihan sendiri berusaha menenangkan emosinya."Selama ini aku berusaha untuk menahan diri. Tapi, berulang kali kau melewati batas Pak!""Melewati batas," gumam Darren dengan tubuh bangkit dari duduk."Di awal, kau hanya memintaku untuk menjadi pengurus Bella. Kemudian merambat menjadi istri. Lalu, kau menyentuhku bukan hanya sekali. Kali ini aku benar-benar muak!"Darren menyeringai. "Sejak awal aku tidak hanya mencari ibu untu
Read more
Hatinya Bukan Milikku
Jihan berusaha tersenyum mendengar ucapan Darren. "Kenapa Bapak mengucapkannya dengan ekspresi serius begitu? Membuat aku berpikir seolah Bapak menaruh rasa terhadapku."Darren menyeringai. "Menaruh rasa? Padamu?""Ya ... meski itu sangat mustahil," sahutnya.Darren mengambil teh di atas meja, kemudian menyesap sedikit dengan mata melirik pada Jihan. "Hati manusia itu tidak seperti baja. Bisa saja suatu hari aku goyah padamu."Jihan langsung menoleh dan membentuk x besar dengan kedua tangannya. "Hari itu tidak akan datang di antara kita berdua."Bibir Darren kembali menyeringai. "Ya, bagus kalau kau masih sadar. Maka dari itu, jangan salah paham."Benar, tidak seharusnya ia menjadi salah paham hanya dengan ucapan Darren yang bersedia mendukungnya. Jihan menatap makanan di atas meja, rasa laparnya membuat Jihan melupakan izin Darren dan mulai sibuk makan juga."Kau bisa masak?"Kepala Jihan menoleh. "Tiba-tiba tanya?"Darren tak menjawab, memilih lanjut makan dengannya. Siang itu, kali
Read more
Impian Tak Terwujud
Sore itu, setelah memperbaiki penampilan. Jihan langsung keluar kamar dan menuruni anak tangga. Rupanya Darren juga Bella sudah menantikan kedatangannya.Mereka bertiga langsung pergi ke supermarket. Jihan tersenyum lebar melihat Bella yang duduk di troli, Darren bertugas mendorong sementara Jihan mengambil bahan makanan yang dibutuhkan. Bella banyak sekali menunjuk makanan, Darren pun nampak melihat kandungan nutrisi jika tinggi maka akan dimasukkan ke troli."Kenapa pilih-pilih begitu? Kan Bella menunjuk banyak," komen Jihan saat melihat makanan untuk Bella lebih sedikit."Makanan yang bernutrisi lebih baik ketimbang lebih banyak kandungan penyedap rasanya," sahut Darren masih memilah makanan.Jihan menghela napas dan diam-diam mengambilkan makanan yang Bella inginkan. Darren yang mengetahui tindakannya langsung menatap tajam dan menaruh kembali makanan di tempatnya. Hal itu membuat Bella cemberut."Setidaknya belikan satu makanan yang Bella inginkan, tanpa melihat komposisinya," pi
Read more
Kau Juga Jatuh Hati?
Jihan terpaksa memejamkan matanya, meski sulit untuk tidur dengan posisi dipeluk oleh Darren. Jantung Jihan berdetak cukup cepat, hingga membuat Darren mendekat dan kepala berada di pipinya. Jihan melotot terkejut dan berusaha melepaskan, namun Darren memeluknya erat."Aku bisa merasakan jantungmu, apa kau berdetak cepat karena aku, Jihan?"Jihan terkekeh. "Bagaimana mungkin? Aku seperti ini karena tandanya aku masih hidup."Darren menyeringai mendengar ucapannya. "Alasan konyol."Setelah mengatakan hal itu, Darren mulai menurunkan kepala di bantal lagi. Namun, tak membuat Darren melepaskan dirinya. Jihan sendiri berusaha menetralkan napasnya yang gugup."Besok, jangan membuat ulah," ujar Darren tiba-tiba.Tentu membuatnya sedikit menoleh. "Maksudnya?""Mantan suamimu kan datang ke acara. Aku harap kau tidak menemuinya secara pribadi, sebab di sana ada banyak media yang datang," celetuk Darren.Jihan kini melepaskan pelukan Darren paksa. Kemudian tidur saling berhadapan. Jihan menatap
Read more
Salah Paham
Darren segera menjauh darinya. Bella segera berlari ke arah Jihan dan tampak menatapi Jihan dari atas sampai bawah. Hingga kemudian Bella mengacungkan jempol, membuat Jihan tersenyum lebar."Mama cantik tidak?" tanya Darren membuat Bella mengangguk antusias."Coba bilang mama cantik," pinta Jihan sembari mengelus kepala putrinya.Bella terdiam sejenak, sementara Darren langsung menatapnya. Biasanya Bella akan langsung berlari pergi karena dipaksa melakukan hal yang tidak diinginkan. Contohnya memaksa Bella untuk bicara.Namun, kali ini Bella tersenyum lebar. "Cantik."Darren melotot terkejut, tapi kemudian langsung menggendong Bella karena merasa senang. Bella telah belajar kata baru, apalagi bicara dengan ekspresi ceria. Darren menatapnya dan merasa tidak salah pilih."Kau akan mengantar Mama dan papa ke luar rumah kan?" tanya Darren membuat Bella mengangguk.Darren tersenyum. "Coba bilang papa."Permintaan dari Darren sepertinya sangat sulit. Atau memang Bella tidak ingin melakukan
Read more
Layani Aku, Jihan
Yuna terkejut saat tubuh baru saja didorong hingga terhuyung ke belakang. Jika tidak membentur dinding, maka akan terjatuh. Mata Darren menatap sangat tajam ke arah reporter yang kabur takut, tetap berdiri di depan Darren malah bergetar."Pak Darren, saya tidak sengaja memotret. Biar saya hapus fotonya," tutur sang reporter.Ketakutan yang luar biasa, membuat tangan menjatuhkan ponsel. Tubuh berjongkok dengan jemari siap mengambil, namun kaki Darren lebih dulu menginjak ponsel. Meski terinjak, tapi reporter itu tak berani mengambil. Sementara Darren menatap marah pada Yuna yang diam-diam ingin pergi."Aku akan memanggil atasanmu, Yuna."Yuna menoleh sangat terkejut. "Untuk apa Pak?"Darren menyeringai. "Menurutmu?"***Jihan terburu meninggalkan lantai bawah yang dijadikan tempat acara pesta. Sekarang ia menuju lantai paling atas, ruangan Darren tepatnya. Pasalnya tadi sekretaris suaminya sempat memberi tahu Yuna membuat masalah.Jihan menetralkan napasnya yang memburu karena berlari.
Read more
Ingin Memiliki Kembali
Setelah melakukan pergulatan sengit dalam beberapa menit. Kini Jihan duduk tegak, sementara Darren membantunya menarik resleting. Darren menatap leher Jihan antusias, kemudian tanpa ragu langsung menyesap. Tentu membuat Jihan beringsut."Bukankah kita sudah selesai? Kau mau apa lagi Pak?" tegurnya.Darren menyeringai. "Sepertinya kau harus berganti gaun juga."Jihan menoleh. "Kenapa?"Darren menatap lekat penampilan Jihan yang sedikit berantakan, apalagi bibir. Lipstiknya sudah termakan oleh Darren semua. Darren menyentuh beberapa titik di kulit leher Jihan."Aku meninggalkan beberapa tanda di sini."Jihan melotot terkejut. "Kau bilang apa?"Mata Darren menatap serius. "Kau cukup berinisiatif, tentu saja aku suka dan lupa kalau kita masih harus menemui tamu."Jihan menarik napas. "Kalau begitu, pending saja. Suruh penata rias jangan ke sini, biar aku kembali ke rumah duluan."Tangan Darren melingkar di perutnya. "Mana bisa begitu. Kau kan tokoh utama di acara ini."Tokoh utama? Benark
Read more
Kau Harus Berubah Jihan
"Apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Stella dengan mata menyipit.Darren mengusap bibir dan menjawab ketus, "hal yang dilakukan suami istri, masa kau tidak mengerti Ibu Stella."Tangan Stella langsung mengepal mendengar cara bicara Darren yang masih belum berubah juga. Sementara Jihan memilih sedikit mundur dan menyembunyikan dirinya pada Darren. Namun ibu mertuanya ini langsung menatapnya tajam."Kau menggoda anakku, dan kau sekarang masih punya urat malu?" sindir Stella.Darren menghela napas mendengar sang ibu yang dari dulu tak pernah berubah. Menindas menantu hanya karena bukan pilihan Stella. Sama seperti istri pertama dari Darren, Elina."Wajar istri menggoda suaminya sendiri. Kenapa kau mempermasalahkan--"Darren berhenti bicara, mata menyorot tajam pada pakaian tidur yang dikenakan oleh Stella. Jihan sendiri membisu, meski mengenali baju yang dipakai. Baju miliknya di antara barisan baju belum dipakai."Siapa yang memberimu izin untuk membuka kamarku? Membuka lemari dan me
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status