All Chapters of Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda: Chapter 41 - Chapter 50
137 Chapters
Jangan Jatuh Cinta
Jihan tersenyum dan menatap wajah Darren. "Tersenyum sedikit saja, kau pasti sangat tampan suamiku."Jihan saat ini mendekat dan mengecup bibir Darren. "Aku juga suka bibir ini, wajah ini. Aku suka semuanya."Jihan terus saja mengecup bibir Darren. Hingga membuat batas kesabaran Darren habis, tangan pria ini merambat di lehernya, sementara bibir menyesapnya. Jihan tersenyum, kemudian menjauh dan berbaring sembari menarik selimut."Kenapa dalam mimpiku kau muncul, menyebalkan," gumam Jihan membuat Darren membeku dengan mulut masih terbuka.Darren mendengkus melihat Jihan yang benar-benar sudah tertidur. Bahkan tak terusik ketika Darren mengguncang tubuhnya. Napas Jihan terdengar teratur. Darren menatap Jihan serius."Kenapa? Kau memperlakukan aku seperti itu dalam mimpimu, apa karena kau mulai suka padaku?"***Sore harinya. Jihan menggeliat dan mulai membuka mata. Rasanya baru tadi pagi ia memejamkan mata. Langit sudah terlihat senja. Senja! Jihan yang tersadar langsung masuk ke kama
Read more
Dia Berhenti Peduli
"50 juta ya? Ibu ini sudah tidak bekerja menantu, Yuna tiap bulan mengirim uang dan gajinya habis untuk membeli kebutuhannya juga. Jadi ... bagaimana kalau dikurangi lagi?" Ibu tirinya menego.Darren nampak berpikir. "Ya sudah. Karena Kak Yuna, kakak iparku. Maka aku akan mengubahnya menjadi 49.980.000 bagaimana?"Jelas ibu dan kakak tirinya saling pandang begitu mendengar angka yang sama saja seperti tak ada perubahan. Jihan menatap suaminya yang nampak baik di depan ibu tirinya, nyatanya hanya pria brengsek. Darren membalas tatapannya dan tersenyum manis."Lepaskan tanganmu," bisik Jihan sangat pelan.Namun, Darren tidak menggubrisnya. "Bagaimana kalau Ibu dan Kak Yuna pulang dulu? Soalnya Jihan sedang sakit dan harus banyak istirahat."Ibu tirinya terlihat cemas. "Jihan, kau sakit apa Nak? Perlu ibu menginap di sini dan merawatmu?"Jihan menggeleng. "Tidak usah Bu, aku sudah sembuh juga.""Yakin sudah sembuh? Ibu tidak tega meninggalkanmu di rumah ini," tutur ibu tirinya sangat ber
Read more
Istri Baru Darren
Jihan yang baru saja hendak mendekati ranjang. Menoleh terkejut pada pintu yang tiba-tiba saja terbuka. Apalagi yang masuk ternyata Darren. Kali ini, Darren mendekat dan membantunya merebahkan diri di ranjang."Panas sekali," gumam Darren dengan tangan menyentuh dahinya.Jihan memeluk selimut erat. "Kenapa kau ke sini Pak?"Mendengar ucapannya, Darren menyipitkan mata. "Kamar ini milikku. Jangan bilang hanya karena demam kau jadi lupa ingatan."Jihan membisu. Melihat Darren yang mengeluarkan termometer, kemudian mengukur suhu tubuhnya melalui ketiak. Masalahnya adalah Darren begitu santai melepas kancing bajunya! Dan Jihan hanya bisa diam, menyebalkan sekali.Selagi menunggu termometer berbunyi. Darren menarik kursi rias dan duduk di sebelahnya. Jihan sendiri hanya terdiam dan makin erat mencengkram selimut. Ia harus tanyakan alasan Darren dingin padanya tiba-tiba.Namun, ketika matanya bertemu dengan Darren yang saat ini meliriknya tajam. Tiba-tiba saja membuat nyali Jihan langsung m
Read more
Jangan Mencintainya
Mata Jihan dan Darren bertemu. Kemudian Darren mendekat, hanya untuk mengukur suhu tubuhnya dengan meletakkan tangan pada dahinya. Jihan sedikit memejamkan mata, hal itu membuat Darren mengerutkan dahi."Kenapa? Kau mengira aku akan memukulmu, jadi kau takut, begitu?" sindir Darren sangat tepat sasaran."Bukan begitu Pak. Aku hanya ....""Sudah, tutup mulutmu," titah Darren.Jihan menatap Darren yang menarik kursi dan duduk di sebelahnya. Jihan begitu menatap lekat, sampai membuat Darren menepuk dahinya pelan. Tapi, tetap membuat Jihan "Kenapa menatapku begitu? Kau suka padaku?" Lagi, ucapan Darren sangat tepat.Tapi, Jihan menghela napas. "Pak, tolong jangan terlalu percaya diri.""Ah, jadi kau tidak suka denganku ternyata."Jihan menatap Darren serius. "Jadi, kenapa Bapak begitu berubah dan dingin padaku?""Masih penasaran?" tanya Darren dengan mata menatap perawat yang sudah selesai dan pamit pergi."Tentu saja!"Darren meliriknya dan menyeringai. Jihan jadi membeku karena ekspres
Read more
Tidak Sudi Kembali!
"Jantungmu berdetak cukup kencang ya," sindir Darren membuat Jihan terkejut."Mana ada? Ini sih suara cairan infus yang jatuh," elak Jihan.Mendengar ucapannya, Darren menyeringai. "Suara cairan infus tidak seperti itu. Malah terdengar dari jantungmu.""Itu karena aku masih hidup Pak!"Darren sedikit tersenyum karena berhasil menindas Jihan. Tentunya sekarang Jihan langsung menundukkan kepalanya dan memejamkan mata. Jihan ingin berbalik dan membelakangi suaminya, tapi ia merasa tidak mungkin. Sebab tangannya masih diinfus dan selangnya akan menjadi tegang kemudian akan tersenggol oleh badan Darren."Tidurlah," tutur Darren sembari menepuk pundaknya pelan, hal itu membuat Jihan sedikit terkejut.Jihan berusaha menenangkan jantungnya yang semakin berdetak kencang karena perbuatan Darren, yang padahal hanya sekecil ini saja. Namun, tepukan itu perlahan menjadi elusan kecil hingga tak bisa Jihan rasakan lagi. Ketika matanya menatap, rupanya Darren sudah memejamkan mata.Jihan tersenyum. "
Read more
Pria Tanpa Cinta
Abian menatap pada Darren. "Kenapa Bapak tidak ingin menceraikan Jihan? Padahal Bapak kan tidak suka dengan Jihan."Darren mengerutkan dahi. "Kata siapa aku tidak suka pada Jihan?"Jihan terkejut saat Darren mendekat. Tangan berada di punggung dan permukaan kursi. Kemudian Darren begitu cepat mengecup bibirnya, hanya kecupan tapi berubah menjadi sesapan. Bahkan tangan Darren meraih lehernya dan semakin memperdalam ciuman.Hanya akting, ya Darren sedang berakting. Itulah yang Jihan pikirkan, sebab jantungnya saat ini berdetak kencang. Mata Darren menatap, ketika Jihan membalas kecupan. Mereka berdua mengabaikan Abian yang memilih melengos dengan tangan mengepal erat."Apa kau mau lihat kita bersetubuh? Sekalian kau menilai apakah ada cinta tidak di antara aku dan Jihan," celetuk Darren.Abian memang menatap Darren kesal setengah mati. Tapi, berhubung Darren adalah direktur. Pastinya kalau menyentuh secuil tubuh Darren pun, maka karir Abian tamat sudah. Abian menghela napas dan mata men
Read more
Jangan Cerai Mama
Pasti Darren akan menyetujui ucapannya. Kalau sebentar lagi tugasnya selesai, maka akan diceraikan. Namun, mata Darren menatap tangannya lekat dan tak menjawab. Jihan sendiri memilih untuk diam. Mungkin memang Darren tak ingin bicara, sebab ada beberapa pembantu dan Bella yang berdiri di sekitar mereka. Susan nampak mendekat dan membuat Darren langsung membawanya ke ruang makan. Duduk di sana dan mulai mengobati."Harusnya kau matikan dulu kompornya. Atau minimal letakkan sutil di tanganmu itu," celetuk Darren memberinya saran.Jihan menatap. "Iya aku tahu. Tapi, kan ini sudah terjadi."Darren menarik napas. "Makanya aku melarang ke dapur, karena ini. Tidak masalah kalau kau hanya merusak barang-barang di dapur. Tapi, kalau kau sampai terluka, terlebih Bella juga. Aku jelas akan marah."Jihan membisu. Lagi, Darren terlihat cemas padanya karena ada pembantu dan Bella di sekeliling. Jihan menatap tangannya yang hanya memerah saja, mungkin sebentar lagi akan berair, meski sedikit tapi r
Read more
Anak Itu Jihan
"Kenapa kau terkejut begitu? Bukankah itu salah satu bentuk perhatian, kan?" tanya Darren atas ekspresinya.Jihan menatap serius. "Iya juga sih Pak. Tapi, kan harusnya saat di rumah saja, kalau ada Bella. Sementara di tempat bude, Bella kan tidak ada.""Aku ingin menunjukkan kalau bersama denganku, kau tidak mengalami luka tubuh dan lelah mental seperti dulu. Tujuan bude-mu merekomendasikan mu padaku, jelas dia tahu seperti apa diriku dan aku tentu harus menunjukkannya," sahut Darren berhasil membuat Jihan terdiam.Benar. Jihan pun kini menyadari hal itu. Meski, bude-nya tak pernah membelanya ketika dipukuli atau dicaci oleh ibu tirinya. Tapi, bude diam-diam membantunya. Dan masalah membohonginya waktu itu untuk menikah dengan Darren. Jihan yakin kalau bude-nya bukan orang yang akan menjerumuskannya pada hal buruk.***"Habis itu belok kiri ya Pak," tutur Jihan.Darren menoleh ke arahnya. Dan Darren benar-benar mengantarnya ke penitipan anak-anak milik Bude. Jihan pun ikut menolehkan
Read more
Bella, Mau Adik?
"Dengan KB, jadi kita bisa bersetubuh tanpa rasa takut bukan?" bisik Darren membuat Jihan menggelengkan kepala."Tidak Pak, bukan begitu. Aku melakukannya--untuk--"Jihan benar-benar tak diberikan kesempatan untuk bicara sama sekali. Darren mencengkram tangannya dan bibir begitu rakus dalam menyesap. Jihan sedikit memberontak dan melengos, membuat tautan bibir terlepas. Namun, Darren tak berhenti di situ. Kulit lehernya di sesap lembut."Pak," tegurnya dengan tangan kiri berusaha mendorong pundak."Hm?"Jihan sedikit takut dengan Darren yang meraba tubuhnya. Meski, mereka sudah beberapa kali melakukannya. Tapi, kali ini Darren sedikit lembut. Itu juga yang membuat Jihan takut, takut kalau hatinya menjadi sangat goyah."Jangan seperti ini, aku mohon. Kalau seperti ini, bisa-bisa aku jatuh hati padamu Pak," terangnya."Sudah jatuh hati pun, jadi diamlah dan jangan protes," sahut Darren dan kembali menyesap bibirnya.Lidah Darren terjulur dan menjelajah, membuat tangan Jihan mencengkram
Read more
Kau Ibunya Bella
Dan tentunya, Jihan benar-benar mempertanyakan keinginan Bella, yakni bersekolah di tempat biasa. Jihan saat ini berdiri di depan rumah dan tersenyum begitu melihat mobil Darren terparkir. Darren sendiri malah mengerutkan dahi melihat dirinya yang tidak seperti biasanya.Bahkan ketika Jihan langsung meraih tas kerja di tangan suami. Darren makin meliriknya aneh, meski begitu tetap berjalan bersama Jihan memasuki rumah. Begitu tiba di kamar, Darren kembali dibuat heran oleh Jihan yang membantu melepaskan dasi dan jas."Kau seperti ini karena yang tadi siang kurang?" tanya Darren dengan mata menyipit.Mata Jihan terangkat dan menatap. "Hm, kurang apa?"Darren menyeringai dan berbisik, "sentuhanku kurang memangnya?"Mendengar hal itu, sontak Jihan langsung menjauh sedikit. "Tidak bukan begitu.""Lantas?"Darren mengeluarkan ponsel di saku dan mengambil baju santai. Nampak berjalan ke arah kamar mandi. Namun Darren berhenti sejenak dan berbalik padanya yang hanya terdiam."Mau mandi bersa
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status