All Chapters of DIALAH SANG DEWA PERANG: Chapter 111 - Chapter 120
148 Chapters
Bab 111. Penangkapan Pamela
Hari masih pagi benar kala Jack, Wolf dan dua orang bawahan Lion berangkat. Mereka pergi ke Newark, dimana salah satu bawahan Lion yang menguntit Pamela sejak kemarin sore. Newark tidak terlalu jauh, juga tidak terlalu dekat dengan kediaman Hamilton. Jack merasa, jika mereka datang saat pagi, kemungkinan besar bisa mengejutkan wanita itu.Dua mobil meluncur ke tempat yang disebutkan oleh bawahan Lion. Wolf mengemudi dengan kecepatan sedikit di atas rata-rata. Jalanan belum terlalu padat, sehingga tak sampai satu jam, mereka sudah sampai di tempat pertemuan.“Bagaimana?” tanya Jack.“Dia masuk ke dalam sana sejak pukul satu dini hari dan belum keluar lagi hingga pagi ini, Jenderal,” jawab orang itu cepat.“Siapa saja yang bersamanya?” tanya Jack lagi.Diambilnya teropong untuk ikut mengawasi rumah di seberang jalan. Jack bisa memastikan bahwa penghuni rumah belum lagi terbangun dari tidurnya.“Ada seorang pria paruh baya yang selalu bersama dengannya, sejak aku pertama kali melihat,” j
Read more
Bab 112. David Oxley
Jack memperhatikan perubahan ekspresi kakeknya saat melihat foto dua pria di ponselnya. Ada ekspresi marah, lalu berubah sedih.“Kakek mengenal mereka?” tanya Jack. Dia jelas sangat penasaran dengan rahasia pria tua di depannya ini.Edward Hamilton menghela napas panjang dengan susah payah. Seperti menahan rasa sakit yang teramat sangat. Dan Jack bisa melihat, rasa sakit itu disebabkan oleh foto dua pria tadi.Melihat kakeknya tak juga membuka mulut, Jack mendesak. “Kakek harus mengatakan yang sebenarnya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman di sini. Apakah ini dendam lama atau---““Yah ... ini dendam lama.” Edward Hamilton mengangguk. Kembali pria tua itu menghela napas panjang, seakan sedang membuang beban berat di hatinya.“Dulu ...dia sahabat baikku. Kami sudah dekat sejak kuliah. Lalu, berbisnis bersama, termasuk dalam mendirikan perusahaan pertama Hamilton. Dia sangat cerdas dan banyak membantu. Saat itu kepemilikan saham perusahaan dibagi dua antara kami. Tak ada yang memiliki le
Read more
Bab 113. Kekejian Pamela
Hudson terkejut mendengarnya. Belum pernah sekalipun Edward Hamilton bersikap aneh seperti itu. Dia datang mendekat.“Tuan, tolong ... jangan bersikap seperti ini. Anda harus merelakan Nyonya. Hiduplah dengan optimis dan bahagia. Sekarang Tuan Muda Jack sudah kembali, maka habiskanlah cukup banyak kesempatan bersama untuk mengganti waktu yang terbuang selama ini. Itu hutang Anda padanya.” Hudson berkata dengan tegas.Edward Hamilton diam sambil memandangi salju dari balik pintu kaca besar. Kemudian dia mengangguk. “Kau benar, aku punya hutang itu padanya. Aku akan berusaha kuat untuknya.”“Nah ... sudah seharusnya Anda seperti itu. Tuan Muda butuh dukungan untuk menyelesaikan misinya mencari pembunuh orang tuanya!” Pelayan itu tersenyum senang.Edward masih menoleh sekali lagi ke halaman luar, sebelum Hudson mendorongnya masuk ke ruang tengah yang jauh lebih hangat.***Jack sedang mendiskusikan informasi yang didapatnya dari Brianna.“New Meksiko cukup jauh dari sini. Akan lebih cepa
Read more
Bab 114. Sambutan di Kota Albuquerqe
Sopir keluarga Hamilton mengantarkan Tuan Muda mereka kelapangan udara kecil. Hudson telah menjelaskan pada sopir itu apa yang harus dilakukannya di bandara. Jack harus dilayani seperti para sopir itu melayani Tuan Muda mereka lainnya, Aaron Hamilton.Pukul delapan lewat, mobil mereka berhenti tak jauh dari sebuah pesawat sewaan. Saat Jack turun, seorang pria datang menyambut dengan ramah.“Apa Anda adalah Tuan Zachary Hamilton?” tanyanya dengan senyuman.“Ya,” jawab Jack cepat. Kemudian dia melihat ke arah pesawat berwarna putih dengan garis hitam di sisinya itu. “Apakah ini pesawat yang kupesan?”“Ya, Tuan. Ini pesawat yang biasa disewa oleh Tuan Aaron Hamilton,” ujar pria itu ramah. Dia mengikuti langkah Jack dengan gesit.“Ayahku sering naik ini?” celetuk Jack.Kemudian dia mengangguk memaklumi. Mereka memang hidup dengan gaya hidup kelas atas. Pasti sangat biasa menggunakan pesawat sewaan atau bahkan pesawat pribadi sebagai kendaraan. Sangat berbeda dengan dirinya yang sejak kec
Read more
Bab 115. Sambutan di Kota Albequerqe 2
Salah seorang dari pria yang datang itu bertanya dengan suara keras, berusaha untuk menakuti Jack dan Wolf. Mereka berani, karena mendapat informasi dari si penjual bahwa Jack dan Wolf sama sekali tidak bersenjata.“Ya. Apakah ada yang salah?” tanya Jack berani.“itu buka nama yang bisa sembarangan di sebutkan di sini!” benatak orang itu marah. Yang jelas saja sontak membuat kedai itu jadi tidak nyaman bagia pengunjung lain.“Tidak perlu marah-marah kalau kalian tidak tahu apa-apa!” Jack membalas bentakan itu tanpa ragu. “Kalian membuat selera makanku hilang!”Lima pria yang mendekati Jack jelas terkejut melihat pria tampan dan berpenampilan seperti pemuda kaya itu, berani balas membentak dengan lebih sengit.Saar Jack jalan mendekat dan menarik kerah baju salah seorang terdekat dengannya, dia berbisik, “Apa seperti Brianna Deska melatih kalian?” kecamnya dengan suara sinis.Orang-orang lokal itu jelas sangat terkejut mendengar Jack menyebut nama Brianna tanpa penghormatan. Mereka mer
Read more
Bab 116. Keluarga Espinoza
Dengan sedikit jengkel dan bersuara ketus, pria itu akhirnya menjawab. “Apa Anda tidak memperhaikan ada mobil yang menguntit kita sejak tadi?”Jack sedikit terkejut dan membalikkan badannya ke belakang. “Mobil polisi?” tanya Jack keheranan.“Yah, mereka terlalu ingin ikut campur dan selalu mencoba cari masalah dengan kami, meskipun kami tidak ada melakukan kesalahan!” ujarnya tanpa terganggu sama sekali.“Mungkin karena kalian melakukan hal yang melanggar huum!” tuduh Jack sembari memancing informasi tentang gerakan bawah tanah yang dipimpin oleh istrinya itu.“Tentu saja tidak! Orang-orang kami, seperti yang Anda lihat sendiri, tak beda dengan para penjual keliling itu. Kami bekerja dengan benar. Hanya saja, ada wadah yang menaungi agar kami tidak ditindas!” jelasnya sambil terus membawa motornya menyelinap dengan gesit.Motor melaju lebih kencang di jalan yang lurus dan sangat panjang. Pria itu berusaha lepas dari kuntitan polisi yang justru makin bersemangat mengejar.“Hei, kalau
Read more
Bab 117. Markas Albuquerqe
Rekannya yang sedang mengemudi akhirnya kehilangan senyuman. Dia memperhatikan jalan dengan serius. “Polisi-polisi dari negara bagian lain yang ditempatkan di kota itu benar-benar malas mempelajari kultur masyarakat di kota mereka.“Hei, kau tidak menjawabku.,” tegur rekannya lagi masih penasaran.Kusarankan agar kau mempelajari sejarah kota dan ornag-orang berpengaruh di kota ini!” balas rekannya menasehati. Tambahnya lagi. “Tak semua orang bisa kau sentuh hanya dengan lencanamu itu.”“Hei, ini negara hukum. Kalau mereka salah, apakah tetap tak bisa disentuh hanya karena mereka orang terkenal di kota ini?” tanyanya kritis.“Apa tadi kau melihat mereka melakukan kesalahan!” rekannya membalikkan pertanyaan itu tepat pada intinya. Dia melihat rekannya yang lari tadi akhirnya menggeleng dengan enggan, lalu membuang pandangan keluar jendela. Ke tanag gersang berwarna pasir dan sedikit kemerahan.“Itulah pokok persoalannya. Kau tak punya bukti kesalahan mereka dan sudah datang dengan berla
Read more
Bab 118. Menguntit Dante
Meja itu hening seketika. Prajurit tadi tak berani lagi menanyakan hal yang sangat bodoh seperti itu. Tentu saja pembunuh anggota keluarga harus dicari sampai kapanpun. Wolf membuang pandangan ke halaman luar kafe. Malam yang semakin larut justru membuat pengunjung semakin ramai. Mereka menikmati makan malam sambil mendengarkan musik khas setempat. Suara tawa keras khas orang-orang yang mulai dipengaruhi alkohol, mulai terdengar.“Aku akan kembali ke kamar!” ujar Jack. Dia memanggil pelayan untuk membayar makan malam mereka bertiga., lalu pergi lebiih dulu.“Sebaiknya kau pergi masuk juga. Jaga keselamatan jenderal saat dia istirahat di kamar,” perintah Wolf.“Baik!” prajurit itu mengangguk patuh. Meneguk habis minumannya sebelum berdiri dan mengerjakan perintah.“Jika jenderal bertanya, katakan kalau aku mengawasi sekitar tempat ini lebih dulu sebelum masuk ke dalam,” pesan Wolf lagi. Prajurit itu mengangguk mengerti dan pergi meninggalkan Wolf sendirian di meja itu.Mata Wolf menyi
Read more
Bab 119. Mengejar Dante
Dua orang itu bergegas berdiri dan meninggalkan meja penuh makanan serta uang, pada pria gendut yang terlihat sangat senang.“Memang rejeki tak akan kemana. Sungguh beruntung aku melihat pria itu tadi pagi. Siapa sangka bisa jadi rejeki di malam hari. Mari tetap buka mata lebar-lebar, Nuelo!” Pria itu memuji dirinya sendiri.Tangannya dengan cekatan mengumpul uang yang menurut pria tadi adalah sisa uang di sakunya. Namun, itu jumlah yang sangat berarti bagi pria itu. Terlebih karena makanan di meja masih sangat banyak untuk mengisi perutnya malam ini.Melintasi jalanan kota dengan motor di malam hari, jauh lebih menyenangkan. Udara panas yang menggigit di siang hari telah berubah lebih dingin dan anginnya sangat nyaman saat menerpa wajah. Tak lama, keduanya sudah tiba lagi di depan hotel tempat mereka memesan kamar. Keduanya naik ke lantai di mana kamar mereka berada.Prajurit itu mengetuk pintu kamar Wolf, namun tak kunjung mendapat balasan. Mereka putuskan untuk kembali ke kamar rek
Read more
Bab 120. Menangkap Dante
Wolf mencari tempat makan dan beristirahat di kota kecil itu. Mobil diparkir di kedai makan pinggir jalan. Mereka sama sekali tak ingin terlihat mencolok di kota asing. Sebisanya membaur seperti halnya para pelintas batas yang melintasi kota tersebut.“Apa kita akan menunggu di sini hingga pagi?” salah seorang prajurit itu bertanya.Wolf menoleh pada Jack, menunggu bagaimana keputusan jenderal muda itu.“Kukira, karena hari masih cukup terang, setelah beristirahat sebentar sebaiknya kita melanjutkan ke El Paso dan mencari penginapan di sana. Bagaimanapun, pintu perbatasan baru akan dibuka besok pagi!”Jack sudah memikirkan hal itu selama beberapa waktu saat merasa bahwa pengejaran mereka hari ini mungkin tidak akan berhasil.Tiga bawahannya mengangguk mengerti dan menikmati istirahat sore mereka dengan sedikit lebih santai.Satu jam kemudian, mobil itu kembali meluncur. Kali ini tujuannya adalah kota El Paso. Kota ini lumayan besar dan cukup ramai serta sibuk. El Paso termasuk dalam w
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status