All Chapters of Wanita Simpanan Suamiku : Chapter 51 - Chapter 60
91 Chapters
Bab 51
"Aku akan menuliskan sebuah cek senilai lima puluh juta, tenang saja aku tidak akan berbohong. Tapi sebelum cek senilai lima puluh juta itu kuberikan padamu. Aku ingin menagih uang nafkahku yang sudah hampir sepuluh bulan ini tidak kau berikan padaku," tutur Hanna pelan dengan sudut bibirnya nampak melengkung menyeringai.Bibir Aldo sedikit terbuka ketika mendengar perkataan Hanna. Nafasnya nampak naik turun, dengan mata yang tak berkedip memandang wajah istrinya. Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Ada rasa nyeri dan tak terima didalam hatinya. Hanya saja ia tak bisa mengelak dengan apa yang Hanna tuduhkan. Tapi, sudah tidak ia mungkin lagi baginya untuk mundur. Uang lima puluh juta itu sangat ia butuhkan sekarang Dengan mengesampingkan ego dan rasa malu, Aldo tetap menegakkan kepalanya, di liriknya wajah Siska yang masam, entah mengapa, membuatnya kesal."Maksudmu ... kau menolak untuk memberikan uang itu?" Tanya Siska sinis sambil beranjak dari tempat dudukny
Read more
Bab 52
"Benarkah? Lalu menurutmu apakah meminta uang itu kembali terasa masuk akal bagimu setelah selama satu setengah tahun kau menempati rumah itu secara cuma-cuma tanpa memikirkan biaya perawatan dan cicilannya? " Sindir Hanna berpura-pura bodoh sambil memutar bola matanya."Tapi, Baiklah, tunggu sebentar." Ujar Hanna sambil memanggil Mbok Yem. Tak sampai satu menit, Mbok Yem datang dan langsung menghampiri majikannya dengan tergopoh-gopoh."Ya, mbak Hanna tadi manggil si Mbok ya?" Tanya wanita paruh baya itu."Tolong ambilkan tasku yang berwarna merah, mbok. Bawa kesini," pinta Hanna."Tas warna merah! Oh ya, baik Mbak." Ujarnya setelah berpikir sejenak."Selagi menunggu Mbok Yem mengambil buku cek ku, bagaimana jika kita menghitung dulu uang nafkah untukku yang tertunda, mas?" Ujar Hanna sambil tersenyum.Aldo diam tak menanggapinya. Saat ini yang terpenting baginya adalah membuat Hanna memberikan uang itu."Aku tak tahu berapa nominal angka gajimu sebenarnya, mas. Jadi kusesuaikan saja
Read more
Bab 53
"Tolong saya, Pak Surya, Bu Ajeng. Suami saya dan wanita simpanannya ingin menyakiti saya. Mereka berdua ingin memeras saya bu dan memaksa saya agar menandatangani sebuah cek senilai lima puluh juta untuk mereka," Lapor Hanna dengan wajah polos, lalu kembali melirik ke arah Siska yang tampak gugup di sana.Mata Siska memandang nanar Hanna begitu juga suaminya, sekilas seringai tipis nampak di wajah Hanna. Membuat Aldo yang sempat melihatnya sedikit bergidik.Dorongan tangan Hanna pada tubuh Siska membuat tubuh wanita itu terjatuh di lantai granit teras rumahnya. Sebelum semakin banyak orang berkumpul, Siska segera berdiri sambil mengelus siku tangannya yang sedikit memar.Beberapa pasang mata wanita kini melihat Siska dengan tatapan jijik. Tentunya dengan mulut yang penuh dengan umpatan dan sumpah serapah, membuat wanita yang sedang hamil delapan minggu itu akhirnya memilih menghindar, melangkah pelan ke belakang tubuh Aldo."Itu pelakornya, ya mbak Hanna?" Tanya seorang wanita bertub
Read more
Bab 54
"Mas, kau tak ingin mengambil uangmu?" Bisik Hanna dengan sengaja ketika menghampiri suaminya.Manik mata Hanna nampak begitu kelam dan kejam, memperlihatkan kemarahannya yang besar. Entah mengapa, memandang sorot mata itu membuat lidah Aldo terasa begitu kelu untuk menjawab pertanyaan darinya.Siska menoleh sebentar pada Hanna dengan wajah penuh ketidak- sukaan, kebencian kini semakin bertambah besar di hati wanita itu.Dengan menghentakkan ujung sandal wedges yang di pakainya, Siska melangkah lebar keluar dari rumah Siska, wajahnya begitu muram dengan sorot mata penuh kebencian pada Hanna.Hal yang sama di lakukan Aldo, lelaki itu juga melangkah keluar dari rumah Hanna. Raut wajah lelaki itu nampak begitu malu saat melintasi kerumunan para wanita. Suara teriakan dan sorak sorai yang berisi hinaan dan makian memenuhi tempat itu ketika pasangan selingkuh itu melintasinya seakan- akan menjadi musik yang mengiringi kepergian mereka."Huu ...!" Sorakan ramai terdengar riuh. Bahkan beber
Read more
Bab 55
Mentari pagi ini bersinar cerah. Sinar putih itu seakan membawa ketenangan jiwa.Hanna masih duduk di atas rerumputan, menikmati udara pagi yang segar dan juga keindahan Bunga mawar yang sedang mekar sempurna di halaman rumahnya.Beberapa tetangga nampak menyapa dan menanyakan kabar dan keadaannya pagi ini, mengingat insiden kemarin di rumahnya yang cukup menghebohkan.Kemarin, setelah kepergian Aldo dan Siska dari rumahnya, Hanna langsung menghubungi pengacaranya dan menceritakan semua yang terjadi di rumahnya pagi itu, termasuk sandiwara yang sengaja di buatnya hingga merepotkan para tetangganya. Hanna harus bersiap lebih awal untuk menghadapi sidang perceraiannya siang ini."Mbak Hanna, sudah pukul tujuh lewat," ujar Mbok Yem dari depan pintu, mengingatkannya."Ya mbok."Sebelum membalikkan badan kembali ke dalam rumah, Hanna kembali menyesap aroma mawar di hadapannya. Wanita itu yakin jika persidangan hari ini akan bisa meyakinkan hakim untuk segera memutus perkara gugatan percera
Read more
Bab 56
Dahi Aldo terlihat berkerut mendengar perkataan Siska yang menyinggung perasaannya. Ucapan wanita itu kembali memantik amarahnya."Apa maksud ucapanmu?" Balas Aldo tak suka lalu memandang tajam pada Siska."Kau tahu apa yang kumaksud, mas. Jangan berpura -pura, kau pikir aku tidak menyadari kemana arah pandangan matamu yang nampak masih mendamba itu, hah!?" Ketus Siska lalu memalingkan wajahnya. Baginya melihat Aldo yang masih menampakkan perhatian pada wanita yang tak lama lagi akan menjadi janda itu, sangat memuakkan dan menyakiti hatinya."Aku tidak seperti itu!? Jangan sok tahu," Tolak Aldo setengah membentak."Aku sok tahu, benarkah? Lalu apa maksudnya kau menatap istrimu seperti itu, berharap jika ia mau membalas tatapan matamu atau berharap jika kalian bisa bersama kembali? Begitu? Sikapmu ini membuatku muak, mas," Sinis Siska menyeringai."Kau ... kenapa setiap kali bicara denganmu selalu saja membuatku kesal. Jika kau tidak bisa membuat suasana hatiku lebih baik. Bisakah kau
Read more
Bab 57
"Selamat, persidangan hari ini berjalan lancar, tinggal menunggu sidang pembacaan putusan hakim saja, maka kau resmi menyandang status janda, Hanna," ucap Dina memberi selamat begitu mereka keluar dari ruang persidangan."Terima kasih, aku tidak tahu apakah harus bahagia atau tidak mendengarnya." Ungkap Hanna jujur."Setidaknya, sekarang hatimu lega karena semua mimpi buruk ini sudah berakhir. Lagipula, menjadi seorang janda tidak seburuk itu, Hanna. Di luar sana banyak sekali janda yang terhormat dan bermartabat. Kau tidak perlu takut dengan pandangan buruk orang lain yang menilai status seorang janda. Karena seharusnya mereka bersyukur tidak mengalami kegagalan berumah tangga seperti dirimu." Hibur Dina menyemangati sahabatnya."Ya, mungkin kau benar Dina." Suara Hanna terdengar pelan."Tentu saja. Yang harus kau lakukan adalah membuat dirimu bahagia lebih dulu, Persetan dengan pendapat orang, yang penting kau tidak menyakiti dan merugikan orang lain," kembali Dina memberikan semang
Read more
Bab 58
Matahari cukup terik. Membuat sesiapapun malas untuk melakukan aktivitas luar rumah, tak terkecuali Siska yang hampir mengurungkan niatnya untuk keluar.Hari ini adalah hari libur, rencananya siang ini, ia akan menemui Aldo untuk membicarakan tentang pernikahan mereka, meski tubuhnya sedikit lemas karena kehamilannya, namun, Jika terus menerus ditunda, perutnya akan terus membesar dan akan mengundang kecurigaan.Sungguh, ia tak ingin itu terjadi. Rasa malu akan menderanya, karena hamil atau memiliki anak di luar nikah pasti akan menimbulkan gunjingan dan resiko akan di kucilkan oleh masyarakat. Jika hal buruk itu sampai terjadi, kemana ia akan pergi? Karena tak mungkin baginya kembali ke kampung halamannya. Siska tak akan tega membuat ibunya menanggung malu akibat perbuatannya.Sejak awal ia tahu akan berakhir seperti ini, namun, apa yang bisa ia lakukan. Sejak pertama kali bertemu dengan Aldo di cafe waktu itu, ia telah terpesona pada wajah dan jabatan suami temannya itu.Siska menge
Read more
Bab 59
"Kalau begitu pakai wali hakim saja, yang penting kita menikah." Ucap Siska yang langsung di hujami pandangan tajam oleh Aldo."Kau yakin ? Bagaimana jika ayahmu ....""Tak akan ada masalah, sejak kecil ... Ah, tidak, sejak kedua orang tuaku bercerai, ayahku tidak pernah peduli padaku dan adikku." Siska memotong cepat ucapan Aldo."Baiklah jika kau berani menjamin ayahmu tidak menjadi masalah, aku tinggal mencari orang untuk menjadi saksi dan penghulu yang akan menikahkan kita, untuk itu aku perlu uang," ungkap Aldo jujur."Uang?" Dahi Siska mengernyit."Iya, apa kau pikir mahar sepuluh juta yang kau pinta bisa diganti dengan daun, dan lagi aku juga butuh uang untuk membayar saksi, penghulu dan orang yang akan menjadi wali nikahmu. Apa sekarang kau sudah mengerti.""Iya, aku tahu, Dan aku tetap tak akan mengurangi uang mahar yang kuminta padamu, karena kau sendiri yang telah menjanjikannya," balas Siska lalu mengambil ponselnya."Aku kenal seorang teman yang biasa menikahkan pasangan
Read more
Bab 60
Sudah satu jam gerimis membasahi bumi, tampak dedaunan dan rumput yang basah terlihat segar setelah diterpa oleh teriknya matahari yang begitu garang memamerkan cahaya panasnya yang menyilaukan.Udara dingin yang menyapu tengkuk menimbulkan sensasi lain. Ada sedikit gelombang tak nyaman yang dirasakan ketika Hanna melihat dedaunan yang terbang karena diterpa angin. "Dingin!" Hanna berujar pelan.Hanna mengeratkan cardigan yang dipakainya, dengan kedua tangan yang kini memeluk tubuhnya, mencoba mengusir rasa dingin yang dihembuskan.Sudah cukup lama ia duduk di kursi teras depan ini, biasanya ia jarang duduk disini, hanya saja duduk lama di depan layar televisi demi menuntaskan drama Korea kesukaannya membuat matanya terasa begitu lelah.Hanna melirik penunjuk waktu di layar ponselnya. Sudah hampir pukul lima sore, Namun entah mengapa rasanya begitu malas untuk membersihkan diri.Manik mata Hanna kembali memandang lurus pada jalanan komplek didepan. Tampak lalu lalang mobil para tetan
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status