Semua Bab KISAH CINTA YANG TERNODA : Bab 41 - Bab 50
117 Bab
Bab. 41_Hidup Baru
Alhamdulillah, sudah seminggu ini bu Mutia dan pak Cipto sudah resmi kembali menjadi suami istri. Setelah kedatangan pak Cipto minggu lalu di rumah mantan mertuanya. Niatnya yang ingin melamar kembali mantan istrinya itu, malah hari minggunya mas Darsa langsung menikahkan keduanya. Nikah secara agama dulu, biar keduanya bisa bebas kemana-mana berdua. Lili dan mbak Utari yang sigap mengurus konsumsi untuk pernikahan keduanya.Nikah secara agama namun semua keluarga di beritahu, termasuk saudara perempuan pak Cipto. Tujuan mas Darsa segera menikahkan mereka, tentunya untuk menghindari fitnah dan omongan tetangga. Dan malam seninnya pak Cipto langsung kembali lagi ke Surabaya, jika biasanya ia hanya akan pulang sendiri sambil membawa bayangan bu Mutia di benaknya, minggu lalu pak Cipto sudah berhasil membawa mantan isrtrinya itu kembali ke rumah besar mereka. Dan Lili begitu bahagia dengan pernikahan kembali kedua orang tuanya. Namun saat kedua orang tuanya pamit untuk pulang, Lili malah
Baca selengkapnya
Bab. 42_Cinta Dalam Diam
Perut Kumala yang membola indah, membuatnya nampak semakin cantik dan berisi. Badan berisi itu semakin seksi saja di mata suaminya. Entah dengan kehamilan keduanya ini, bila di kehamilan pertamanya dulu, ia sempat berjauhan dengan Dirham, karna kesalahan fatal yang dibuat suaminya, namun di kehamilan kedua ini, keduanya seakan enggan berjauhan, sejak masalah dengan Lili kemarin itu selesai, ditambah Davian yang sekarang banyak tinggal dengan mbak Kirana, membuat Kumala jadi ikut-ikutan nempel mulu sama suaminya, jika lelakinya itu sedang di rumah.Dirham juga jadi susah mengendalikan diri sekarang. Perasaan cinta dan bahagia yang semakin membuncah dengan penerimaan Kumala padanya, malah membuatnya menjadi takut, sebab gairah yang sering minta di salurkan pada tubuh istrinya yang sedang hamil besar. Jengkelnya Dirham karna Kumala tak berusaha menolak keinginannya. Pria ini takut terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, sebab tuntunan birahinya kadang bergejolak dan kadang sedikit nak
Baca selengkapnya
Bab. 43_Rasa Malu
Angin musim timur sudah mulai bertiup, membawa hujan semakin menjauh. Musim penghujan rupanya segera berakhir, meski sesekali masih turun membasahi bumi. Proyek perumahan yang Dirham kerjakan dan timnya, tinggal finishing saja. Alhamdulillah, meski dulu Lili sempat mengacaukan pengiriman bahan bangunan proyek itu namun pengerjaannya sudah hampir selesai, bahkan sebelum waktunya.Beberapa pemilik rumah nampak datang silih berganti, tentu untuk mengecekan kesiapan bangunan mereka, sudah bisa di tinggali atau belum.Dirham masih akan sesekali datang melihat proyek perumahan ini, sebab diriya juga sedang disibukkan dengan proyek pengaspalan jalan yang menghubungkan dua kabupaten. Proyek yang cukup besar feenya, dan tanggung jawab yang besar juga tentunya.Rezeki anak perempuannya ini, karna Dirham menduga setelah proyek perumahan kemarin selesai, mungkin pak Ronald memintanya akan stand by di kantor saja, namun nyatanya ia diminta lagi untuk turun tangan mengurus proyek baru ini. tentu bo
Baca selengkapnya
Bab. 44_Rasa Malu 2
Memang sakitlah rasanya bila dikhianati oleh pasangan. Kumala sendiri pernah merasakannya, namun dia memilih pergi dalam diam, menahan sakit hatinya kala itu. Tak bisa dibayangkan bila dulu juga ia mengamuk dan menghajar Fiona.Ah, alam bekerja begitu adilnya. Dulu juga Kumala rasanya ingin menghajar perempuan itu, namun rasa malunya lebih tinggi. Dan hari ini, di hadapan suaminya dan dihadapan banyak orang, Fiona di pukuli dan dipermalukan oleh istri dari pria selingkuhannya. Rasa sakit hati Kumala pada perempuan itu sudah terbalas lewat tangan istri pak Adam.Sejenak Fiona menatap Kumala yang juga memandang datar kearahnya. Namun sedetik kemudian perempuan itu kembali tertunduk malu dan menahan sakit. Kali ini anak perempuan pak Adam yang menghajarnya habis-habisan, sebelum dua orang security datang melerai mereka dan mengamankan Fiona dari amuakn istri dan anak pak Adam.Mungkin sakit yang Fiona rasa bisa hilang dalam beberapa hari, namun malunya karna dihajar oleh istri dari kekas
Baca selengkapnya
Bab. 45_Akhir Kisah yang Berbeda
Dirham bukan main paniknya, saat Kumala tak henti meringis, menahan sakit di perut. Kejadian yang tak sengaja mereka lihat tadi, justru membuat Kumala harus berakhir di rumah sakit, sebab selain rasa sakit akibat perutnya yang menegang, juga keluarnya darah dari jalan yang tiba-tiba saja mengalir di sela pahanya, saat perjalanan kembali ke rumah sakit.“Tidak apa-apa, tenang ya, mungkin dedeknya mau lahir duluan.” ucap dokter Dina menenangkan pasiennya. Kumala tak panik, hanya merasa sakit. namun Dirhamlah yang panik luar biasa. Bahkan rasa lapar yang atdi melilit perutnya, hilang entah kemana. Sepuluh bungkus ayam bakar yang dipesan tadi masih utuh di dalam mobil.“Sayang, gimana?” Dirham sudah berkeringat, bajunya sedikit basah, mungkin karna panik melanda membuat bulir air asin itu keluar bergerombol dari pori-pori kulitnya.“Sakit, Mas, tolong telepon ibu.” Pinta Kumala lemah. Di tangannya sudah terpasang jarum infus yang terhubung ke cairan infus dalam botol yang digantung pada t
Baca selengkapnya
Bab. 46_Kebahagiaan
Dirham tak henti mengecup pucuk Kepala Kumala yang tertutup hijab coklat. Istrinya belum pulih betul, ini hari kedua mereka di rumah sakit. tadi pagi Kumala sudah bisa duduk, masih terasa nyeri di bekas operasi dibawah perutnya. Keinginannya untuk melihat bayi perempuannya ditahan dulu.“Mas,” suara Kumala serak memanggil suaminya. “Kamu nggak tidur?” tanya Kumala, sebab dirasa bibir Dirham tak henti mengecupinya.“Maafkan, Mas,Sayang.” ucap Dirham, ada haru dalam nada suaranya. Kumala memeluk lengan besar lelakinya itu. Beribu penyesalan ia ungkapkan pada Kumala sejak kejadian lalu. Dan Kumala sudah memaafkan suaminya.“Jangan diingat lagi.” Kumala berkata bijak. Namun membuat Dirham semakin terharu. Dua kali sudah Kumala bertaruh nyawa di meja operasi, dengan tubuh yang tak utuh lagi, melahirkan dengan cara operasi seperti ini, memiliki resiko sendiri. Gampang lelah, sering tiba-tiba menggigil dan mungkin haid yang tak teratur. Belum lagi nyeri di perut tak akan sembuh total.“Mas c
Baca selengkapnya
Bab. 47_Pada Akhirnya
“Terima kasih, Sayang sudah kembali lagi sama mas. maaf mas pernah menyakitimu.” Pak Cipto mengecup pucuk kepala bu Mutia lalu mendekap wanitanya itu dengan erat. Pelukan yang mendapat sambutan dari wanitanya, yang sedang mendongak menatap wajah bercambang tipis yang sebagian sudah memutih. “Mas cinta sama, Kamu.” ucapan yang membuat bu Mutia bahagia, setelah dulu terluka oleh orang yang sama, yang mengucap kata cinta padanya.Bu Mutia tak membalas, hanya pelukan yang semakin mengerat ia berikan. Netranya berkaca, tak menyangka di hari tuanya, akan kembali melewati hidup bersama, hidup yang indah bersama pria yang pertama kali mencuri hatinya.Pernah dikecewakan, namun bu Mutia tak membalas, ia memilih menepi, menenangkan diri, ia biarkan lelakinya hanyut, bukan tak ingin menolong, hanya saja, perasaan prianya dulu sudah terbagi. Bu Mutia tak ingin menyakiti dirinya dengan berbagi suami bersama perempuan lain.Siapa yang sangka, di hari tuanya, mereka kembali bersatu, meski aral melin
Baca selengkapnya
BAb. 48_Keluarga Kecil Bahagia
Kumala berlari kecil mengejar Ersya yang sedang berlari menuju Dirham yang baru memasuki rumah, tanpa Kumala sadari. Dikiranya anak itu akan berlari keluar rumah menuju kolam ikan kecil seperti biasa.“Kenapa lari-lari?” suara Dirham melegakan Fiona. Nampak suaminya yang semakin tampan di usia yang semakin dewasa itu menggendong Ersya dan ada Davin mengikutinya dari belakang.“Aku kira Er, mau lari ke kolam ikan lagi, Mas.” jawab Kumala, dengan wajah berpeluh. Bukan berpeluh karn alari-lari, karna dia sedang belajar bikin kue bolu gulung, yang selalu gagal tergulung di tangan Kumala.“Dia lihat, mas, Sayang.” Dirham mendekat mengecupi wajah berpeluh istrinya. Wangi kue jelas tercium dari daster biru yang digunakan.Lalu perhatian Kumala teralih pada si sulung yang nampak baru pulang sekolah. Seragam warna jum’at masih melekat di badannya. Rupanya suaminya sengaja menjemput Davin. Malam sabtu dan minggu jatahnya Kumala menemani putranya itu tidur. Meski kadang-kadang Davin menolak, sud
Baca selengkapnya
Bab. 49_Dua Kebahagiaan
Bu Mutia tersenyum haru, melihat pertumbuhan cucunya yang semakin menggemaskan, meski ia harus kehilangan ibunya. Ya Nek ijak meninggal tepat dua bulan setelah pernikahan Lili dan Herdi. Ada yang pergi ada yang datang.Sebulan yang lalu bu Mutia dan pak Cipto baru pulang melaksanakan umroh. Satu lagi impian bu Mutia yang terwujud. Umroh bersama suami tercinta. Impian yang nyaris kandas saat perpisahan terjadi antara dirinya dan pak Cipto beberapa tahun lalu.Namun sebulan yang lalu, setelah rujuknya, diam-diam pak Cipto menguruskan keberangkatan umroh untuk mereka berdua, sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka. entah mau dihitung yang ketiga dua, atau yang kedua tahun namun mereka masih dengan orang yang sama.“Rewel, nggak?” pak Cipto mendekat, melihat dari dekat cucu lelaki yang berhidung bangir seperti dirinya dan putrinya Lili.“Anteng, Mas. dia pintar, tahu kalau mamanya lagi sakit. dititip sama nenek deh.” Keduanya sedang bermalam di rumah peninggalan nek Ijah. Sebisa mung
Baca selengkapnya
Bab. 50
"Ibu kan, sudah bilang biar kamu pasang KB dulu, suntik atau susuk juga bisa itu, Li." bu Mutia hanya geleng-geleng kepala saat Lili memberitahu bila dirinya sudah hamil lagi. Bukan apa-apa, putra pertama Lili saja masih empat bulan. Bu Mutia juga sedikit khawatir dengan kesehatan putrinya. "Rencana minggu depan kalau ke kota baru mau ke dokter kandungan, Bu. Lili baru mau konsultasi dulu, KB apa yang cocok untuk Lili, ternyata Lili sudah hamil." timpal Lili sedikit lemas. sementara Herdi yang melihat istrinya lemas, jadi kasihan juga. Ingin rasanya ia beranjak dari duduknya, namun ayah mertuanya sedang mengajaknya berbicara tentang usaha yang bagus untuk dijalankan di desa agar menantu dan anaknya ada penghasilan tambahan. "Untung nggak asi anakmu, kalau asi, repot bener kamu. Ngidammu ini lho, Li. kaya lebih lemas kamu dari waktu hamil Altaf." Bu Mutia kembali mencecar putrinya. Bukan marah, hanya karna rasa sayang saja sebagai seorang ibu. Untung mereka sekarang sering sambnag ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status