Semua Bab KISAH CINTA YANG TERNODA : Bab 61 - Bab 70
117 Bab
Bab. 61
Waktu berjalan begitu pantas dan layak bagi Sawitri dan Burhan. Setiap dari mereka sudah memilih jalan hidupnya masing-masing. Mulai kemarin dan mungkin seterusnya, keduanya buka lagi suami istri yang halal untuk bersentuhan.Sawitri memilih menepi dan menjauh dari kehidupan yang dulu menyakitinya. Diam-diam berusaha membangun kebahagiannya sendiri dan mengejar cita-cita yang menjadi mimpinya selama ini. Tak ada lagi air mata, meski sesekali bayangan menyakitkan itu datang menghampiri. Diduakan di depan mata, tentu sakit yang tak terkira bagi wanita yang sudah berkeluarga.Dua hari yang lalu adalah sidang perceraian antara Sawitri dan Burhan. Ketukan palu sungguh melegakan keduanya. Bagi Sawitri, Ketukan palu itu menandakan kebahagiannya sebab terlepas dari mertua yang nyinyir bin jahat dan terlepas dari suami yang menduakannya. Selama ini Sawitri memendam sedih dan amarahnya dalam diamnya.Sementara bagi Burhan, ketukan palu kemarin menandakan bila ia akan segera menjemput kebahagiaa
Baca selengkapnya
Bab. 62
“Baik, Pak Burhan. Kita kembali ke topik kerja ya, melihat prestasi penjualan pak Burhan yang cukup anjlok, maka sesuai perjanjian kerja, karyawan yang mengalami penurunan penjualan, maka kan diberi sanksi berupa teguran. Dalam amplop ini ada surat teguras resmi yang sudah ditandatangani secara elektroni oleh pak Direktur. Kami harap surat teguran pertama ini menjadi motivasi pak Burhan untuk memperbaiki performa kerja ke depannya.” Jelas pak soni, pada Burhan, yang duduk terdiam.Entah harus berkata apa Burhan sekarang, hadiah yang ia bayangkan tadi, ternyata adalah surat teguran untuk dirinya. Memang selama menjalin hubungan gelap dengan Nuri, waktunya banyak dihabiskan di hotel bersama wanita itu. Bahkan ponsel kadang ia matikan, sebab acara main kuda-kudaan dengan Nuri tak ingin di ganggu. Akhh ada-ada saja, ia berjanji dalam hati bulan depan haruslah mencapai target. Sebab ia akan segera menikahi Nuri, tentu harus ada uang pegangan juga. Meski transit hotel, kebanyaka Nuri
Baca selengkapnya
Bab. 63
“Ok bu-ibu ingat ya, besok kita kumpul di sekolah ini, sesuai jam di undangan, kita sama-sama bu Sawitri hadiri undangan pernikahan siri mantan suami bu Sawitri ya, oke?” kali ini bu Fitria yang maju sebab tak bisa menahan geram lama-lama. Sementara di belakang mereka ibu-ibu wali murid dan bu Sari serta bu Marmi berbisik-bisik membicarakan kelakuan bu Masita pada Sawitri dan kelakuan putranya itu. Bu Masita pikir tak ada yang tahu tentang kelakuan putranya yang kerap keluar masuk hotel bersama gundiknya itu. Banyak mata yang sudah melihat, termasuk rekan-rekan guru Sawitri, saat Burhan dan Sawitri masih menjadi suami istri.Semuanya menahan geram dan jengkel melihat kelakuan bu Masita di depan sana. Bu Sukma yang melihat dari depan ruang kelas Shafiya, sungguh merasa iba melihat Sawitri diperlakukan demikian. Sengaja mengundang dengan cara tak pantas di depan anak-anak TK yang baru akan pulang. Mudah-mudahan Shafiya tidak memperhatikan kelakuan bu Masita ini.Padahal hanya pernikahan
Baca selengkapnya
Bab. 64
Saat bu Masita nekat menghampiri Sawitri. Terlihat mobil hitam berhenti di depan tenda dan menurunkan tiga orang ibu-ibu dengan badan gempal, tangan ada perhiasan, pakain yang mereka gunakan celana jeans dan blouse hitam.‘Mungkin teman Nuri,’ pikir bu Masita, namun sedikit heran saat bu Masita menyambut dan memberi senyum, ketiga tamu itu terlihat mendengus dan berlalu dengan tatapan tajam ke arah Nuri.Sementara Nuri diatas sana sudah berkeringat dingin, sambil berdo’a mudah-mudahan ketiga wanita ini tak mempermalukannya sebab, Nuri tahu siapa mereka ini.__Ketiga wanita tinggi besar itu adalah kawan pak Gunadi. "Mengapa mereka bisa datang kesini?" Gumam Nuri cemas.Sementara dibawah sana, tamu-tamu yang kebanyakan rombongan Sawitri sibuk berkasak kusuk sambil menyantap hidangan, bahkan mereka berniat mengumpulkan amplop dan memberikan satu kali pada bu Masita."Biar kita jangan dikira makan gratis." ucap bu Diana sambil merapikan rambutnya yang berantakan akibat kepanasan dan ker
Baca selengkapnya
Bab. 65
Nuri hanya mampu tertunduk menangis menahan malu. Pesta pernikahan yang ia banggakan akan mampu menarik hati bu Masita, malah menjadi malapetaka untuk ketiganya.Aisyah yang memang tak terlalu setuju kakaknya itu menikahi Nuri, tak mampu berkata-kata, tadi dia hanya membantu Nuri mengganti baju. Beberapa hari ini juga Aisyah terlihat sibuk, ia akan berangkat sepagi mungkin dan akan pulang setelah hampir magrib. Bila ibunya bertanya alasannya terlambat, ia akan jawab, banyak tugas sekolah.Aisyah tak jujur dan mungkin masih takut jujur. Sebenarnya Aisyah sedang dalam masalah.Burhan yang biasanya tak tahan untuk tidak menyentuh Nuri, sekarang malah terlihat menjauh, bahkan untuk memandang wajah Nuri saja, Burhan terlihat enggan.Bayangan Nuri dan ketiga laki-laki di video itu, berputar-putar memenuhi benaknya. Rasa amarah dan kecewa bercampur jadi satu. Ternyata saat Nuri beralasan tak bisa diganggu karna sibuk bekerja, sebabnya karna Nuri sedang sibuk melayani laki-laki hidung belang.
Baca selengkapnya
Bab. 66
Flasback Nuri dan pak Gunadi“Lepaskan saya, Pak. Biar saya obati di rumah.” Ucap Nuri, sambil terisak.Sementara pak gunadi yang memang memiliki perasaan pada Nuri ini, masih enggan melepaskannya. Ia sengaja membawa Nuri kesini agar dirinya bisa mengobati dan merawat Nuri secara langsung.Tak tega juga rasanya ia melihat keadaan Nuri seperti ini. Pak Gunadi tak menyangka, pak Daren memiliki kelainan seksual seperti ini. Ia pikir pak Daren hanya memanfaatkan tubuh Nuri saja, seperti rekannya yang lain. Namun apa yang Nuri cerita dan fakta yang ia lihat, buat pak Gunadi menjadi geram pada rekannya yang lebih muda tiga tahun dibawahnya. Ia akan menegur dan buat perhitungan pada rekannya itu.“Kamu mau kita laporkan perbuatan pak Daren padamu?” tanya pak Gunadi sambil mengusap air mata di pipi Nuri.Nuri bukannya tak tahu, bila pak Gunadi masih memiliki perasaan padanya, namun Nuri yang kadung jatuh cinta berat pada Burhan tak menanggapi perasaan bosnya itu, meski dulu pernah menjalin ci
Baca selengkapnya
Bab. 67
Angin malam bertiup pelan, menggerakkan daun-daun kering di ranting yang kecil. Terdengar bunyi gesekan dan gemerisik daun, menambah suasana malam semakin dingin. Cahaya rembulan yang mengintip dibalik awan yang bergumpal, semakin membuat cahaya malam semakin kelam.Lampu ruang tamu baru saja Sawitri matikan, sebab netranya sudah dirudung kantuk. Namun baru saja akan menarik selimut tipis pemberian bu Fitria, terdengar bunyi ponsel di aplikasi hijaunya.Terdapat voice note dari nomor yang tak dikenal. Pelan Sawitri teliti nomor itu, sebelum membuka pesan itu dan mendengar .Rupanya suara Shafiya yang mengirim pesan, mengucap selamat tidur dan meminta kehadiran kembali Sawitri di rumahnya. Sawitri tahu ini pasti nomor ayahnya. Terlihat di foto profil whatsapp itu, pak Safar nampak tersenyum bersama Shafiya ke arah kamera.Sawitri memilih tak membalas, sebab rasa kantuk sudah benar-benar menyerangnya, esok pagi adalah hari dimana ia akan menyambut kebahagiaanya yang lain.Semua berkas
Baca selengkapnya
Bab. 68
Nuri baru saja akan pulang, saat pak Gunadi mencekal lengannya di dekat pantry kantor yang sudah sepi.“Mau apa, Pak?” tanya Nuri pura-pura tak tahu.“Mau, Kamu.” Suara serak pak Gunadi buat Nuri mengikuti langkah bosnya itu dengan senyum tipis bahagia.__Rupanya Nuri dan pak Gunadi kembali berhubungan setelah kejadian hari itu.Dan lagian Burhan bagai suami yang tak ada gunanya. Ada sebulan Nuri berusaha meminta maaf dan merayu Burhan agar menyentuhnya lagi, namun nampak pria itu sudah enggan.Maksud Nuri, kalau memang tak bisa menerima masa lalu Nuri yang kotor, lebih baik cerai saja. Nuri bukan perempuan yang pasrah menerima keadaan, buktinya ia rela jual diri agar orang tuanya di kampung tak di penjara sebab utang judi yang menggunung. Meskipun itu cara yang salah. Nuri bisa nekat melakukan apapun bila itu tak sesuai kehendaknya.Nuri pun sudah mengganti panggilannya pada pak Gunadi dengan panggilan, Mas. sebab begitu permintaan pria yang sudah resmi jadi kekasihnya.“Kapan kau
Baca selengkapnya
Bab. 69
Burhan meremas rambutnya yang sudah berantakan, ia sudah tiba di rumah sebelum pukul enam sore. Hal yang jarang ia lakukan, sebisa mungkin ia pulang diatas jam delapan malam, agar ia tak bertemu Nuri, cukup melihatnya di pagi hari saja. Burhan tak menyadari bila Nuri juga sedang menghindarinya.Namun kepulangannya kali ini, bukan karna ia sengaja, melainkan sebab pesan yang dikirim ibunya satu jam yang lalu.Terlihat bu Masita terduduk di teras dengan air mata yang berderai, dan suara tangisan yang seperti anak kecil kehilangan mainan kesayangannya.Bu Masita baru saja mendapat kabar jika Aisyah mengalami pendarahan hebat di rumah sakit, sebab ia berusaha mengggugurkan kandungannya yang berusia dua bulan.Tadi di klinik, jaringan bakal calon anak Aisyah sudah berhasil dikeluarkan, namun pendarahan tak dapat dihentikan, maka Dion cepat-cepat diminta oleh kawan yang menemani mereka untuk membawa Aisyah ke rumah sakit yang lebih lengkap. Dion berasalan saja jika Aisyah adalah istrinya d
Baca selengkapnya
Bab. 70
Sawitri menyambut baik niat ayahnya yang ingin menikahi bude Winarti. Sebenarnya Sawitri sudah pernah meminta ayahnya untuk menikah lagi, sebab kasihan melihat ayahnya harus mengurus dirinya sorang diri, belum lagi bila sedang musim panen, sibuk dan lelah pak Saleh, tanpa ada istri atau sanak saudara yang membantu pekerjaan rumah tangga. Bila dulu Sawitri belum menikah, maka dirinyalah yang mengurus segala kebutuhan rumah tangga, namun selain menikah Sawitri juga punya cita-cita menjadi seorang guru, tentu walaupun tak menikah, Sawitri harus ke luar rumah, seba ia di terima di TK sekarang tempatnya mengjar. Jarak rumah ayahnya di desa dan sekolah tempat Sawitri mengajar, bisa dua sampai tiga jam dengan kendaraan bermotor, namun tentu tetap merasa lelah bila harus bolak bali tiap hari. “Alhamdulillah, saya senang mendengar Bapak dan Ibu akan menikah,” Sawitri sudah memanggil bude Winarti dengan panggilan ibu. Bude Winarti ini sebenarnya masih kerabat jauh ibunya Sawitri, janda tanpa an
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status