Semua Bab Love Me, Please ... (INDONESIA): Bab 101 - Bab 110
118 Bab
101. Alat untuk Balas Dendam
Jason tak mungkin bisa tenang setelah melihat sendiri bagaimana kondisi Emily. Meski Emily mengatakan bahwa apa yang ia alami adalah perbuatan penjahat, tetapi mengapa wanita itu menolak saat Jason hendak melaporkan pada polisi?Dan ia ingat betul bagaimana ekspresi Emily saat itu. Sangat kesakitan dan terluka. Entah apakah itu secara psikis atau sekaligus fisik.“Apa yang kau pikirkan, hm?” tanya Tamara yang tiba-tiba muncul dengan pakaian tidurnya yang seharusnya mengundang minat Jason, tetapi pria itu tidak menginginkannya sama sekali.Sejak ia memutuskan kembali pada Tamara, tak ada nafsu sedikit pun untuk menyentuh perempuan itu.Ia hanya ingin bertemu keponakannya. Itu saja.“Tidak. Hanya masalah pekerjaan. Dan aku tengah berencana untuk memulai bisnisku sendiri. Aku baru saja menemukan usaha yang cocok untukku dan sedang mengusahakannya.”“Benarkah? Aku turut senang atas pencapaianmu, sayang. Boleh aku tahu usaha apa itu?
Baca selengkapnya
102. Tawanan
Jeffry mematikan telepon. Laki-laki itu memijit pelipisnya. Hari ini, ia sudah memiliki banyak agenda. Menjadi seorang pebisnis memang harus siap kapan saja. Apalagi, untuk urusan ekspansi pasar yang sangat menjengkelkan. Terkadang jauh dari perkiraan membuat strategi yang sudah dibangun tiba-tiba meleset dan mengalami banyak kendala. Kendati demikian, Jeffry memilih untuk bersantai sebentar di balkon kamar. Laki-laki itu mengarahkan matanya untuk melihat pemandangan hijau di depan rumah. Begitu puas, matanya beralih ke benda kecil berwarna hitam dengan tepian gold yang melingkar di tangan kirinya. “Ah, ternyata masih pagi,” gumamnya seraya membalikkan tubuh. Tidak jauh di depannya, sang istri datang menghampiri. “Jeff? Kenapa kau begitu rapi?” tanya Emily. “Hari ini aku ada perjalanan bisnis ke Jamaika.” Jeffry menjawab dengan nada dingin sembari memakai jam tangannya. Wanita yang sedari tadi berdiri di ambang pintu terlihat bingung.
Baca selengkapnya
103. Rencana Penyelamatan
“Kau di mana?” tanya seorang lelaki, seraya menyesap coffee latte yang beberapa waktu lalu disajikan. Laki-laki berparas tampan itu mendengkus begitu mendengar jawaban dari lawan bicaranya. “Baiklah. Jangan terlalu lama. Aku orang sibuk.” Seorang wanita di depannya melotot ketika mendengar ucapan lelaki itu. “Apanya yang sibuk?!” Lelaki berambut coklat muda itu meletakkan jari telunjuk di bibir. Tanpa suara, mulutnya mengatakan, “diamlah. Biar dia segera sampai ke sini.” Si perempuan hanya menggumam pelan, disusul kekehan geli kemudian. Setelah telepon ditutup. Lelaki itu menghela napas panjang. “Selalu saja begini, dia yang membutuhkan, tetapi kita yang harus menunggu.” “Jangan begitu. Kita juga butuh Emily,” ujar Shila—wanita yang duduk di depannya. Ia mengambil kentang goreng yang dipesan dan langsung melahapnya. “Aku benar-benar takut terjadi sesuatu pada Emily, Tuan Danison.” "Jangan terlalu formal," ucap
Baca selengkapnya
104. Keras Kepala
Perkelahian yang terjadi antara Jason dan Alex berlangsung sengit. Mereka sama-sama menguasai bela diri, jadi tidak mudah untuk ditumbangkan. Salah satu atau keduanya dari penjaga harus kalah terlebih dahulu agar mereka bisa masuk dan menemui Emily. Shila menjerit ketika wajah Jason terkena tinju. Begitu juga ketika perut Alex berhasil dijadikan karung tinju oleh salah satu penjaga. Meski begitu mereka berdua tidak ingin menyerah. Jason mengambil guntingan dan membanting tubuh lawannya. Begitu suara erangan terdengar, Shila sadar kalau ini waktu yang tepat untuk menyelinap. Wanita itu lekas mencari Emily. Berada di kediaman mewah milik Jeffry membuat Shila kebingungan. Ia tidak tahu ruangan mana sahabatnya berada. Apakah dia ada di kamarnya atau ruangan lain?Shila berjalan lurus. “Emily! Emily!” panggilnya berharap kalau Emily bisa mendengarnya. “Kau di mana, Em?” Shila berlari dan memeriksa seluruh ruangan yang ada di lantai satu. Sayangnya, wanita itu tidak kunjung ditemukan. “
Baca selengkapnya
105. Menginginkan Darah Dagingnya Sendiri
Di lantai satu, Jason dan Alex sudah sama-sama babak belur. Wajah mereka merah dan sudut bibirnya berdarah. Jason membuang liurnya karena mulutnya terasa asin. “Bagaimana dengan Shila?” tanyanya. “Aku kira dia sudah menemukan Emily. Kau mau ikut mencari atau tetap di sini, biar aku yang menghalangi mereka.” Jason bimbang. Jika dirinya ikut mencari Emily, maka Alex sudah pasti kalah karena lawan mereka bukan orang sembarangan. Sejak tadi, tak ada satu pun penjaga yang tumbang, bahkan sampai tenaga mereka hampir habis. Tidak ingin sesuatu terjadi kalau dirinya pergi, Jason lantas mengambil keputusan. "Tidak. Aku yakin Shila bisa menemukan Emily. Jika aku meninggalkanmu di sini, kau bisa mati. Mereka berdua lawan yang tangguh.” Alex mengangguk. Dalam hati, ia sedikit lega karena dengan begitu nyawanya pasti aman. Menawarkan Jason untuk pergi sebenarnya hanya keputusan spontan saja. Di satu sisi, ia ingin Emily cepat ditemukan agar mereka bisa langsung meninggalkan tempat itu. Hanya
Baca selengkapnya
106. Sebuah Kecurigaan
Emily tengah berada di taman. Memandang kosong ke salah satu bunga mawar yang berwarna merah dan masih berupa kuncup. Emily berpikir, mengapa mawar memiliki duri? Apakah duri itu benar-benar bisa melindungi mawar itu sendiri atau justru hanya sebagai hiasan semata? Lamunan Emily berganti ketika ucapan Jeffry kembali terngiang di kepalanya. Semua ungkapan yang suaminya lontarkan membuat Emily berpikir keras bahkan tidak tidur semalaman.Kemarin, setelah Jeffry murka dan melampiaskan kemarahan dan hasratnya, Emily sudah tidak bisa merasakan sakit dari hukuman yang laki-laki itu berikan. Terbesit begitu banyak tanya, mengenai Liam—anaknya yang hilang sampai sekarang. Bahkan, anak itu belum juga ditemukan. Namun, Jeffry bukan berusaha mencarinya melainkan justru menginginkan Emily mengandung darah daging Jeffry. Apakah pria itu sudah hilang akal?Emily terperanjat ketika menemukan satu alasan, mengapa Jeffry menginginkan anak lain sementara dirinya masih memiliki Liam. Pria itu juga me
Baca selengkapnya
107. Solusi
Usai bertemu Emily dan yang lain, Jason pulang ke apartemennya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu wanita itu. Meski kini hubungannya sudah berubah menjadi mantan istri, tetapi Emily adalah wanita baik dan selalu menjadi favoritnya. Dan ia akan memprioritaskan Emily di atas kepentingannya sendiri. Tiba di apartemen, Jason mengobrak-abrik lemari, nakas, dan juga tempat lain yang ia ingat pernah ia gunakan untuk menyimpan kartu nama beberapa orang penting. Jason berniat mencari seseorang yang bisa membantunya dan Emily untuk menemukan Liam. Biar bagaimanapun, Liam adalah putranya dan ia tidak akan membiarkan bayinya dan Emily belum juga dtemukan. Polisi tidak juga memberikan kabar mengenai usaha mereka menemukan Liam, dan Jason tak sabar dibuatnya.“Di mana aku menyimpannya?” Jason sudah tiga kali mengobrak-abrik lemari penyimpanan di apartemennya. Ia mendengkus lalu mengusap kepala karena bingung di mana terakhir kali menyimpan semua kartu nama itu. Akhirnya, Jason mengge
Baca selengkapnya
108. Sebuah Kerja Sama
Permintaan dari sahabatnya membuat dua orang manusia itu berdiskusi panjang. Semalaman mereka merencanakan sesuatu yang harus dilakukan untuk membantu Emily. Jason sudah berjanji kalau ia akan mencari sendiri anaknya dengan bantuan detektif yang dipercaya. Sementara itu, Alex dan Shila mendapat tugas untuk mengikuti ke mana pun Jeffry pergi. Jason sudah memberi tahu mereka agar jangan sampai kehilangan jejak Jeffry karena mungkin benar kata Emily, laki-laki itulah dalang di balik semua kejadian itu. Shila mengerucutkan bibir. Ia tengah berdiri di depan rumah. Wajahnya sebal karena sejak tadi orang yang ditunggu belum juga datang.“Di mana pria ini? Mengapa ia lama sekali?” gerutunya. Tidak sabar menunggu, wanita itu langsung mengirim banyak pesan ke nomor Alex. Karena belum mendapat balasan apa pun, Shila pun menelepon lelaki itu. “Kau di mana? Kau mau aku menjadi kepiting rebus?!” Shila langsung mengomel begitu panggilannya dijawab. “Sebentar lagi aku sampai. Sudah di persimpanga
Baca selengkapnya
109. Kebebasan yang Sesungguhnya (TRIGGER WARNING!)
Setelah menemui Tamara, Jeffry menghabiskan waktu sebentar bersama wanita penghibur di bar. Tidak sampai meniduri mereka karena Jeffry punya selera berbeda jika itu menyangkut wanita dan seks. Sementara itu, Tamara memilih untuk langsung pulang setelah urusan selesai. Jeffry melihat jam tangannya. Sudah cukup larut. Ia memiliki jadwal yang cukup padat besok. Maka akan lebih baik jika dirinya bergegas pulang. Dan tepat pukul setengah sebelas malam, laki-laki itu pun melajukan mobil menuju kediamannya. Jeffry melepaskan jas yang terasa gerah di tubuh. Baru saja ingin ke kamar, ia dihadang oleh pelayan rumah. “Ada apa?”“Aku ingin melaporkan bahwa Nyonya Allen sempat keluar dengan sopir pribadi.” “Ke mana dia pergi?”“Aku tidak tahu, Tuan.” Langkah Jeffry terhenti dan langsung memerintahkan pelayan itu untuk memanggil sopir. Sembari menunggu, Jeffry duduk di sofa ruang tamu. Sopir berusia sekitar akhir empat puluhan itu datang tergopoh-gopoh bersama si pelayan, dengan wajah masam k
Baca selengkapnya
110. Tempat Berlindung
Jeffry tak pedulikan ponselnya yang terus berdering. Ia terus menyumpah serapah Emily. Wanita itu berani sekali menusuknya. Jeffry mengabari dua penjaga untuk membantu. Tidak butuh waktu lama akhirnya anak buahnya menemukan Jeffry yang masih berada di ranjang dengan pisau menancap di tubuhnya. Salah satu penjaga memanggil ambulans. Sekitar lima belas menit kemudian, ambulans tiba dan membawa Jeffry ke rumah sakit. Laki-laki itu bersumpah akan membuat Emily merasakan penderitaan yang jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Karena perempuan itu, ia sampai masuk ke tempat yang sangat dibencinya. ***Di lain tempat, Emily berhasil sampai di telepon umum. Ia pun menghubungi Alex dan menceritakan garis besar tentang kondisinya saat ini. Tentu saja, Alex terkejut ketika mendengar penuturan Emily. Meski larut, Alex segera melajukan tunggangannya membawa Emily ke mansionnya. Alex juga menghubungi Shila untuk datang begitu juga dengan Jason. Kini, mereka bertiga ada di kediaman Alex. Sh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status