Semua Bab Jebakan Nikah Kontrak : Bab 21 - Bab 30
49 Bab
21. Merasakan Malam Pertama
Yuriko membuka matanya lebar-lebar. Bola matanya bergerak ke sana kemari dan menangkap sofa dalam keadaan kosong. Kemudian, ia baru sadar ketika menggerakkan jemarinya. Ia mengusap perlahan dada bidang Wolf sekedar untuk memastikan."Astaga, Tuhan! Kenapa aku bisa tidur di sini? Kenapa juga aku memeluk Pak Wolf?" rutuk Yuriko dalam hati.Wanita itu mengerutkan wajahnya dengan mata terpejam erat. Tidak lupa dengan tangannya yang ditarik secara perlahan. Ia akan bangun dan pindah ke sofa sebelum Wolf menyadari keberadaannya. Jangan sampai Wolf memergokinya tidur di tempat tidurnya. Apalagi sampai memeluknya seperti itu."Mmm." Wolf bergerak secara perlahan mengetahui rencana Yuriko. Melihat pergerakan Wolf, sontak Yuriko berhenti bergerak sambil menahan nafas. Raut wajahnya benar-benar tidak enak takut akan ketahuan. Belum bisa bernafas dengan lega, tiba-tiba Wolf kembali bergerak dan memeluknya erat."Astaga, Tuhan! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" batin Yuriko frustasi."Mmm." W
Baca selengkapnya
22. Tahu Segalanya
"Ti-tidak, aku ingat. Hanya saja, kau tidak perlu menungguku. Kau turun ke bawah saja dulu dan aku akan menyusul setelah mandi," balas Yuriko sedikit gugup.Sekali lagi, ia harus membuat alasan untuk menyembunyikan wajah aslinya. Jadi, ia harus berusaha agar Wolf mau keluar dan ia bisa dengan leluasa merias wajahnya kembali setelah mandi. Beruntung, ia tidak pernah lupa membawa perlengkapan make up-nya di tas. Jadi, ia tidak akan kesulitan untuk membuat alasan tidak bisa mandi selain di rumahnya sendiri."Tidak bisa. Kita harus turun sama-sama agar Papa dan Mama tidak curiga," tolak Wolf tegas."Kenapa harus curiga? Bukankah Papa sudah percaya seratus persen dengan sandiwara kita?" tanya Yuriko dengan dahi yang berkerut dalam."Memangnya kau lupa, apa yang Papa katakan sebelumnya?" sanggah Wolf balik bertanya.Sebelumnya atau lebih tepatnya semalam, Antariksa mengingatkan akan selalu mengawasi Wolf. Hal itu ia katakan karena tidak mempercayai pernikahan putranya dengan Yuriko."Tentu
Baca selengkapnya
23. Menunjukkan Wajah Aslinya
"Hah?" Yuriko semakin membelalakkan matanya tidak percaya.Ia tidak berpikir kalau Wolf dan ibunya begitu mirip. Kenapa mereka kompak sekali membahas masalah itu? Kenapa tidak berhenti ketika ia meminta mereka untuk berhenti membahas masalah itu dan justru semakin menjadi-jadi?"Sudah cukup, Ma. Kasihan Yuri sampai terkejut begini," kata Wolf meminta agar sang ibu berhenti."Astaga! Maaf, Sayang, mama hanya bercanda," terkejut Grizeljoy lekas mengusap lengan menantunya berusaha menenangkan."Ti-tidak apa-apa, Ma," balas Yuriko terbata."Ya sudah, sana kalian sarapan dulu. Setelah itu, kalian pergi berbelanja. Kalian tidak lupa, 'kan?" ujar Grizeljoy mengingatkan.Ia hanya tidak ingin putranya melupakan janjinya semalam. Ia juga tidak ingin membuat Yuriko kecewa setelah semalam diperlakukan kurang baik oleh Antariksa. Ya, meskipun akhirnya semua masalah sudah selesai."Iya, Ma. Pokoknya apa pun yang Yuri inginkan dan butuhkan, Wolf akan membelikannya," balas Wolf bersemangat."Bagus. Y
Baca selengkapnya
24. Akan Kubuat Kau Menunjukkan Wajah Aslimu
"Ti-tidak. Aku sama sekali tidak butuh bantuanmu," tolak Yuriko cepat."Kenapa tidak? Aku yakin kau butuh bantuanku," tanya Wolf bersikeras."Karena aku tidak membawa bingkai foto," sahut Yuriko tegas.Sebenarnya, ia ingin membawa foto dirinya dengan ibu dan juga neneknya. Namun, mengingatkan bahwa ia akan tinggal di rumah Wolf. Jadi, ia mengurungkan niatnya itu daripada nanti ketahuan."Benarkah?" Wolf terlihat begitu terkejut, "Aku pikir kau membawa bingkai foto," imbuhnya sambil tersenyum canggung."Tidak. Jadi, bisakah aku istirahat sebentar?" pinta Yuriko tidak ingin berlama-lama berinteraksi dengan Wolf."Baiklah. Nanti kalau kau butuh sesuatu, kau tinggal bilang saja padaku dan kau tidak perlu sungkan," balas Wolf.Yuriko mengangguk dan Wolf pun lekas berbalik. Baru saja hendak keluar, Yuriko sudah memanggilnya. Bahkan dari nada suaranya pun terdengar sangat tergesa-gesa."Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" tanya Wolf setelah membalikkan tubuhnya."Aku melupakan sesuatu tentang p
Baca selengkapnya
25. Jantungnya Berdesir
"Masuklah!" pinta Wolf agar Yuriko masuk ke dalam mobil."Maaf, Mas, aku bisa pergi ke kantor sendiri," tolak Yuriko ketika Wolf mengajaknya pergi bersama.Beberapa hari kemudian setelah Wolf dan Yuriko tinggal bersama, akhirnya mereka kembali bekerja. Selama masa cuti, Yuriko sibuk menemani neneknya di rumah sakit, begitu juga dengan Wolf yang setia menemani. Sebelum itu, mereka pergi berbelanja ke sebuah departemen store. Meski Yuriko sering sekali menolak barang-barang yang Wolf tawarkan, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih, Reza sudah membelikan banyak baju dan teman-temannya seperti, tas, sepatu, dan aksesoris lainnya."Aku tahu, tapi kita bekerja di tempat yang sama, Yuri," ujar Wolf kekeh."Aku juga tahu, tapi aku tidak ingin ada orang lain yang melihat kita bersama," tolak Yuriko lagi. Ia hanya tidak ingin dunianya di perusahaan hancur gara-gara ada yang melihatnya berangkat kerja bersama Wolf. Jadi, lebih baik ia pergi naik angkutan umum daripada nanti menyesal.
Baca selengkapnya
26. Menyebarkan Foto
Terlihat seorang wanita sedang menatap Yuriko dan Wolf bergantian dengan tatapan tidak percaya. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan memotret adegan di mana Yuriko menempelkan jari telunjuknya di bibir Wolf."Ehem!" dehem seseorang.Sontak, Yuriko menarik tangannya dan sedikit mendorong tubuh Wolf menjauh. Kemudian, mereka berdua menoleh ke asal suara. Di sana, terlihat seorang pria sedang berdiri dengan canggung merasa tidak enak. Sementara wanita tadi sudah menutup pintu lift sebelum ada yang melihatnya."Saya permisi, Pak," pamit Yuriko. Ia membungkukkan tubuhnya dan keluar dari lift."Dia siapa, sih? Ganggu saja." Wolf menatap kesal seseorang itu. Sepersekian detik kemudian, pintu lift tertutup."Pagi, Bu. Saya Rasya, karyawan baru di sini. Maaf, saya mau tanya. Ruangan Divisi lima di mana, yah? Dari tadi saya cari-cari, tapi tidak ketemu-ketemu," kata seseorang tadi yang ternyata memiliki nama Rasya."Oh, kebetulan saya juga dari Divisi lima. Jadi, kamu bisa ikut saya," balas Yu
Baca selengkapnya
27. Mengobral Tubuhnya
Setelah wanita itu mendekat, karyawan lain pun ikut mendekat. Entah itu pria atau wanita, mereka semua menjadi penasaran ingin mengetahui kebenarannya. Saat ini, di kepala mereka muncul pertanyaan tentang apa yang membuat Wolf mau didekati wanita berwajah pas-pasan seperti Yuriko."Jangan asal bicara! Ini hanya foto editan," kata Nana menimpali."Editan dari mana? Sudah jelas-jelas itu foto asli dan Yuri sudah mengklarifikasinya." Wanita itu tersenyum sinis sambil menatap Yuriko dari atas ke bawah."Kapan? Dari tadi Yuri diam saja dan tidak mengatakan apa-apa," tanya Nana masih berusaha membela Yuriko."Tadi sama si anak baru. Jadi, berhenti membelanya," sahut wanita itu.Karena terlalu kesal, Yuriko tidak melihat situasi dan kondisi. Ia menuduh Rasya di depan banyak karyawan termasuk wanita itu. Wanita yang sangat mengagumi dan menginginkan Wolf menjadi miliknya."Kenapa kau diam saja? Jadi, jampe-jampe apa yang kau pakai untuk mendapatkan Pak Wolf?" tanya wanita itu lagi."Maaf, aku
Baca selengkapnya
28. Kau Berani Menyentuh Istriku?
Wolf bergegas melangkah keluar diikuti Reza di belakangnya. Langkahnya yang besar dan tergesa membuat sang sekretaris kesulitan untuk mengejar. "Brengsek!" umpat Wolf kesal dikala melihat semua karyawan berkumpul layaknya penonton sebuah konser.Reza yang sudah berada di belakang Wolf lekas membelah kerumunan dan memberikan bosnya jalan. Jantungnya berdegup kencang memikirkan kemarahan yang akan mengguncang seluruh isi perusahaan. Tepat berada di depan, Wolf melihat dua orang wanita sedang menarik paksa tangan Yuriko. Beruntung, ada Nana yang membantu menahan."Apa yang kalian lakukan pada istriku?!" bentak Wolf murka.Teriakannya berhasil membuat semua orang terdiam. Apalagi dua wanita yang menarik tangan Yuriko. Mereka berdua langsung membeku bagai bongkahan es di kutub."I-istri?" batin semua orang bertanya-tanya. Mereka menatap Yuriko tidak percaya.Sejak kapan Yuriko menjadi istri dari CEO di perusahaan itu? Sejak kapan wanita berwajah pas-pasan seperti Yuriko mengalahkan wanita
Baca selengkapnya
29. Sejak Kapan Kau Tahu
Jantung Yuriko seolah ingin melompat keluar. Bagaimana kalau Wolf semakin penasaran dan menarik tangannya? Lalu, bagaimana kalau Wolf melihat riasan wajahnya yang berantakan hingga hampir menunjukkan wajah aslinya?"Aku tanya kenapa kau diam saja, Yuri?" tanya Wolf membuat Yuriko semakin panik."Ti-tidak ada," sahut Yuriko terbata."Kalau memang tidak ada apa-apa, ya sudah lepaskan tanganmu," ujar Wolf masih berencana membongkar wajah asli Yuriko."Tidak mau," tolak Yuriko.Penolakannya bertepatan dengan pintu lift terbuka. Jadi, Yuriko langsung berlari keluar berusaha menyelamatkan diri. Meskipun demikian, ia tetap tidak akan bisa lari jauh. Tujuannya adalah ruang kerja Wolf karena jika kembali ke bawah, akan ada banyak karyawan yang memergokinya."Astaga, Yuri-Yuri," gumam Wolf gemas sambil menggeleng pelan. Ia berjalan perlahan mengikuti Yuriko sampai di ruangannya."Aku pinjam toilet sebentar, Mas," kata Yuriko sambil melangkah ke arah kamar mandi yang ada di ruangan itu."Untuk a
Baca selengkapnya
30. Karena Aku Mencintaimu
Yuriko melempar surat perjanjian itu ke wajah Wolf. Ia benar-benar kecewa dengan apa yang telah Wolf lakukan padanya. Ingin rasanya ia membayar royalti dan lepas dari perjanjian itu, tetapi jumlahnya tidak bisa dibayangkan. Sepuluh kali lipat dari yang telah ia terima saja ia tidak mampu, apalagi harus menggantinya sampai seratus kali lipat."Kenapa kau diam saja? Jawab! Jawab!" Yuriko melangkah maju dan mencengkeram kerah kemeja Wolf. Kemudian, ia lanjut bertanya sambil mengguncangnya, "Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku, huh?!""Karena aku mencintaimu, Yuri. Aku melakukan semua ini karena aku ingin kau menjadi milikku," jelas Wolf.Akhirnya, terlontar kata cinta itu meski sebelumnya Wolf ragu untuk mengutarakan perasaannya. Awalnya, ia takut cintanya akan bertepuk sebelah tangan dan ia juga takut akan ditolak. Dan sekarang, ia terpaksa mengutarakannya karena situasi."Apa? Cinta? Cinta kau bilang?" Yuriko tertawa terbahak-bahak mendengar kata cinta keluar dari mulut Wolf, "Kau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status