All Chapters of Benci Bilang Sayang: Chapter 11 - Chapter 20
42 Chapters
Chapter 11
Bahu Kendra bergetar hebat, menumpahkan semua tangisnya. Walau belum dibuktikan dengan tes DNA, tapi melihat dari foto milik Drupadi , dan juga tanda lahir di bawah ketiak, tentu saja itu sangat mengarah pada keponakan laki-lakinya yang menghilang empat tahun lalu. Keponakan yang dianggap hilang, sehingga membuat Kakak perempuannya seperti mayat hidup karena depresi tiap kali mengingat putranya itu. Drupadi duduk di samping Kendra setelah menemani Lexy makan dan menitipkan Lexy sebentar pada ibu panti. Kepala Drupadi masih pusing, tapi masih bisa ia tahan sebentar."Aku menemukannya saat lari dari kejaran musuh. Saat itu aku terluka parah dan bersembunyi diantara batu besar, di sungai. Tubuh Lexy terbaring tidak jauh dariku bersembunyi. Dia sangat lemah sekali kala itu, dengan luka benturan di beberapa bagian tubuhnya. Tapi anak tampan itu sangat kuat sekali. Dan aku sangat menyayanginya." Kali ini Drupadi juga menangis. Ia tidak bisa membayangkan jika Lexy adalah Yuki, maka secara o
Read more
Chapter 12
Pagi yang mendung, Kendra telah bangun semenjak tadi. Ia juga memerintahkan maid di rumah untuk datang ke apartemen dan memasak secara lengkap, sehingga ketika Drupadi dan Lexy bangun, semua sudah tersaji. Begitu selesai semua, Maid segera kembali ke kediaman keluarga Kendra.CklekKamar, dimana Drupadi tidur terbuka, menampilkan sosok gadis dengan gaya maskulin itu, melangkah keluar menuju arah dapur. Tapi langkahnya terhenti melihat Kendra yang sedang duduk santai sembari menyesap secangkir kopi."Sudah bangun ? apa masih sakit ?" Tanya Kendra lalu menepuk space kosong di sampingnya agar Drupadi duduk disitu.Drupadi duduk di samping Kendra yang segera mengambil air untuknya."Jangan seperti ini, aku tidak terbiasa," ucap Drupadi menerima gelas dari tangan Kendra dan segera meminumnya."Maka buatlah dirimu terbiasa, karena aku akan terus melakukannya," jawab Kendra yang merasa nyaman melihat Drupadi."Kenapa ? kamu suka padaku ?" Tanya Drupadi to the point. Mereka terbiasa dilatih t
Read more
Chapter 13
Mereka tiba di kediaman keluarga Tanaka. Tampak Drupadi yang ragu untuk keluar dari dalam mobil."Keluarlah," ucap Kendra pada Drupadi yang masih diam."Semua akan baik-baik saja, please," pinta Kendra dengan lembut yang membuat Drupadi akhirnya mau keluar dari dalam mobil bersama Lexy.Kedua orang tua Kendra sudah menunggu, karena sebelum datang, Kendra sudah menelepon untuk bertemu karena ada hal yang ingin dibicarakan. Papanya membatalkan meeting dan Mamanya juga tidak jadi pergi untuk bertemu teman-temannya. Yuri juga dijemput lebih awal dari sekolah.Drupadi mengikuti langkah Kendra sambil menggenggam tangan Lexy.Meong ...!Suara kucing mengalihkan atensi Lexy yang melepaskan tangan Drupadi untuk mencari sumber suara. Tampak seorang gadis kecil seusia Lexy yang terlihat menggendong kucing cantik berbulu abu-abu yang lebat. Lexy berjalan mendekati gadis kecil tersebut, yang menatap Lexy tidak berkedip. Gadis kecil itu terlihat mengeluarkan air mata, tapi mengapa ia sendiri juga
Read more
Chapter 14
Drupadi duduk di bar sambil menyesap Wine di tangannya. Tugasnya telah selesai beberapa jam yang lalu, yaitu Menghabisi seseorang yang berkhianat dengan tembakan jarak jauh. Tapi Ia masih belum ingin pulang, karena Lexy pasti tidak terlalu mencarinya, karena terlihat gadis kecil kembarannya itu membuat Lexy nyaman.“Kenapa melamun ?” Tanya kak Ari yang saat ini ikut duduk di samping Drupadi.Drupadi hanya mengangkat bahu dan tersenyum pada lelaki kemayu yang sudah dianggap seperti kakaknya tersebut.“Peluk aku kak Ari,” ucap Drupadi, yang tentu saja disambut dengan senang hati oleh Kak Ari. Tampak Kak Ari membelai sayang surai coklat milik Drupadi yang berada dalam pelukannya.“Ada masalah apa sayang … ?” Tanya kak Ari lembut. Tidak biasanya Drupadi seperti ini.“Lexy, aku menemukan keluarganya,” ucap Drupadi dengan suara bergetar, yang reflex membuat Kak Ari melepaskan pelukannya. Kak Ari tahu tentang Lexy dan bagaimana ia ditemukan. Karena panti asuhan yang merawat Lexy selama ini
Read more
Chapter 15
Nara, Mommy dari Yuki dan Yuri, akhirnya menginjakkan kaki di tanah air, setelah dijemput oleh Papanya. Nara sendiri heran dengan penjemputannya yang tiba-tiba. Papa sendiri tidak menjelaskan alasannya.Nara menatap rumah masa kecilnya. Rumah yang menyimpan kenangan manis, sekaligus trauma terbesar dalam hidupnya. Nara menghela nafas panjang dan menguatkan hatinya untuk melangkah masuk."Yuki, Mama kangen nak," bisik Nara sebelum memasuki rumah tersebut. Trauma terbesar kehilangan Yuki, masih membekas sampai saat ini. Ia depresi dan sempat kehilangan dirinya. Hingga Papanya terpaksa mengungsikannya ke luar negeri untuk menjauhkannya dari kenangan Yuki. Bersama suaminya yang selalu setia menemaninya. Baby ... are you oke ?" tanya Ezi pada Nara, Istrinya yang tersenyum dalam kesedihan."Mama ...." Gadis kecil yang tidak lain adalah Yuri, berlari kecil menyongsong kedatangan Mamanya. Ia sangat merindukan wanita terkasihnya ini. Tapi untuk tinggal di luar negeri bersama kedua orang tuan
Read more
Chapter 16
Kendra menyapa Istri dari Devan dan memberi salam. Devan menatap Drupadi dan Milan secara bergantian. Milan yang peka, segera berdiri, menggeser kursi untuk diduduki oleh Kendra. diikuti Drupadi yang sedikit bergeser. "Ada perlu apa Tuan Muda keluarga Tanaka menyapa saya ?" Tanya Devan berbasa-basi setelah sejenak mengingat siapa yang saat ini menyapanya."Saya hanya ingin meminjam Bodyguard anda sebentar saja, satu hari saja. Adiknya saat ini sedang sakit dan menunggunya untuk pulang."Bodyguard ? siapa maksudmu ?" Tanya Devan belum paham."Dru," ucap Kendra yang membuat Drupadi terlihat gelisah.Bukan Devan yang kaget, tapi Arini, Istri dari Devan yang terlihat kaget sambil menatap ke arah Drupadi."Kamu punya adik ?" Tanya Arini yang selalu tidak tega jika itu masalah anak.Drupadi mengangguk."Dia sakit apa ?" Tanya Arini cepat pada Kendra."Sakit kangen," jawab Kendra seadanya yang malah membuat Drupadi menunduk karena hatinya mulai sedih.Arini menatap tajam pada Drupadi yang
Read more
Chapter 17
Pagi yang dingin, menyisakan tetesan embun yang membasahi dedaunan. Suara kicau burung terdengar merdu.Tampak Lexy yang sedang memeluk Drupadi erat. Bocah tampan itu bangun lebih pagi karena tidak ingin kehilangan Drupadi lagi. Ia takut jika terlambat bangun, kakaknya itu akan menghilang lagi.Sedangkan Yuri juga ikut bangun lebih pagi karena takut Lexy akan pergi mengikuti Drupadi.Drupadi mengajak dua anak manis tersebut untuk berlari pagi di halaman rumah yang sangat luas tersebut. Bukan tanpa alasan Drupadi bangun sepagi ini. Ia akan bicara pada Lexy, jika ia akan pergi untuk bekerja selama beberapa bulan. Seperti saat dirinya harus pergi ke luar negeri. Kali ini, Drupadi harus lebih hati-hati dalam menyampaikan , karena Lexy sudah makin besar. Anak itu sudah tidak ingin berpisah terlalu lama dengan dirinya."Sayang ...," Panggil Dru pada Lexy yang sedang berlari mengejar Yuri. Lexy segera menghampiri Drupadi."Hmmm ... suka disini ?" Tanya Drupadi membuka kata, yang dibalas an
Read more
Chapter 18
Sore hari, tampak Drupadi yang sedang menemani Lexy duduk di taman tanpa Yuri. Drupadi sengaja mengajak Lexy untuk berbicara berdua saja. Drupadi ingin menasehati Lexy, agar anak itu mau dekat dengan Nara."Lexy sayang ... kakak boleh pergi enggak ? kakak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kalau enggak kerja, bagaimana bayar uang sekolahnya Lexy. Disini ada Yuri, yang temani Lexy main. Ada Mama Nara yang sayang Lexy, Om Kendra dan yang lainnya," ucap Drupadi mencoba masuk ke dalam hati Lexy.Anak itu duduk sambil memeluk pinggang Drupadi."Habis pulang kerja, balik lagi kesini kan ? Opa nya Yuri, selesai pulang kerja balik lagi ke rumah. Kalau kakak mengapa tidak begitu ?" Tanya Lexy dengan polos. Drupadi menarik nafas panjang. Benar-benar foto copy Om nya, batin Drupadi tersenyum. Menghadapi Lexy seperti hal nya menghadapi Kendra dengan sifat keras kepala dan rasa ingin tahu yang sangat besar."Kalau Opa nya Yuri kan seorang Bos, kalau kakak itu anak buahnya Bos, jadi enggak bis
Read more
Chapter 19
Tidak berapa lama, mobil yang dikemudikan oleh Kendra tiba di tempat yang disebutkan oleh Drupadi.Ia bergegas masuk ke dalam. Tatapannya membola melihat gadis maskulin itu tengah bertarung melawan seorang laki-laki kekar dengan tato di sekujur tubuhnya.Alice juga ikut masuk,tapi ia segera memegang kuat lengan Kendra, ketika melihat beberapa pasang mata yang menatapnya lapar."Ken ... ayo pulang, aku takut," cicit Alice yang makin mempererat pegangannya pada lengan Kendra, yang malah fokus menatap ke depan. Melihat betapa lincahnya Drupadi menghadapi lawan dengan tubuh yang lebih besar darinya.Wooooooo !Sorak-sorai terdengar, saat Drupadi terkena pukulan cukup keras, hingga membuatnya terbanting. Saat itu kedua netranya melihat kehadiran Kendra. Drupadi lalu mengangkat tangannya. "Berhenti sebentar ! aku minta diganti oleh sahabatku," ucap Drupadi lalu meludahkan darah dari mulutnya. Drupadi melangkah ke arah Kendra.Mendekatkan bibirnya pada telinga Kendra, dibawah tatapan tidak
Read more
Chapter 20
Drupadi menemui Yuki setelah Kendra merasa baikan. Tentu saja saat ia tiba di kediaman keluarga Tanaka,Yuki sudah tidur nyenyak. Sedangkan Kendra kembali ke kamarnya sendiri untuk mendapat pengobatan.Drupadi menatap Yuki dan mengusap lembut rambut bocah tampan yang begitu dikasihinya itu. Ia sudah mengambil keputusan untuk tidak menunggu Yuki bangun dan melihatnya lagi. Ia akan pergi, dan Yuki akan mulai terbiasa dengan ketidakhadirannya. Sakit yang dialami Yuki saat kehilangan dirinya hanya berlaku sebentar saja. Cinta dan kasih sayang dari keluarga aslinya, akan membuat bocah tampan yang dinamainya lexy itu akan segera melupakannya.Setelah puas menatap Yuki, lalu mencium keningnya, Drupadi segera keluar kamar dan menuju kamar Kendra. Masuk ke dalam kamar Kendra tanpa mengetuknya. Tampak Kendra yang belum tidur, dan sedang bersandar pada kepala ranjang. Luka-luka Kendra sudah diobati dan mendapat perawatan yang baik."Belum tidur ?" Tanya Drupadi yang dibalas gelengan Kendra.Dru
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status