All Chapters of Benci Bilang Sayang: Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
Chapter 21
Kendra bertemu Drupadi di tempat yang sudah disebutkan oleh Devan.Tampak Drupadi dengan wajah marah menatap ke arah Kendra. "Bagaimana Lexy bisa pergi dari rumah ? bagaimana kalian menjaganya !" Marah Drupadi sambil menarik kerah baju Kendra dengan kuat. Sedangkan Kendra hanya membiarkan apa yang ingin dilakukan oleh Drupadi padanya. Menghajar hingga babak-belur misalnya."Dia merindukanmu, dan anak itu kabur, tentunya karena ingin mencarimu. Aku sudah bilang dari awal, jika itu tidak akan mudah bagi Yuki untuk melupakanmu begitu saja. Ikatan kalian sangat kuat. Kamu yang menyelamatkannya !" Kendra juga tidak mau kalah, tapi dengan tekanan suara yang lebih rendah namun tegas. Kendra ingin Drupadi sadar jika tidak mudah bagi Yuki ditinggalkan tanpa kata. Anak itu begitu menyayangi Drupadi. Bagi Yuki atau Lexy, hanya Drupadi keluarga yang dimilikinya. Walau ia merasa nyaman di kediaman keluarga besar Tanaka, tapi itu tidak akan sama tanpa kehadiran Drupadi."Apa kau mau, Yuki membenci
Read more
Chapter 22
Drupadi memulai tugasnya sebagai Bodyguard Kendra. Ia hanya harus mengawal kemanapun Kendra pergi. Seperti permintaannya, tidak ada yang tahu jika dia adalah seorang perempuan. Selain itu ada perjanjian tambahan jika Drupadi dan Kendra tidak akan ikut campur urusan masing-masing kecuali itu dalam ranah tugas.Yuki sangat bahagia dengan kehadiran Drupadi di rumah. Tapi Drupadi juga meminta syarat pada Yuki."Kamu harus selalu bersama Mamamu, karena kakak disini untuk bekerja," pinta Drupadi yang disanggupi oleh Yuki. Drupadi berharap, dengan cara itu, Yuki bisa lebih dekat dengan kedua orang tuanya. Jadi selama enam bulan, ia akan berupaya membuat Yuki benar-benar bisa dekat dengan keluarga aslinya.Malam ini, tampak Drupadi yang mengawal Kendra untuk menghadiri jamuan makan malam dari rekan bisnis. Drupadi mengenakan jas formal, yang menampilkan aura maskulin yang manis. Kendra terus saja menatap Drupadi saat hendak berangkat dan saat mereka masuk ke dalam ruang jamuan. Tapi tatapan
Read more
Chapter 23
"Hmmm ....," Desah Kendra pelan masih menatap ke arah Drupadi."Apa yang terjadi ?" Tanya Kendra terbata sambil menggaruk lehernya dan melepaskan kemejanya. Jas miliknya sudah lepas sewaktu di bar Kak Ari."Apa yang kamu rasakan ?" Tanya Drupadi masih belum beranjak dari tempatnya berdiri."Panas dan juga, aku menginginkan sesuatu," ucap Kendra terbata, berusaha menguasai nafsu yang saat ini mengikatnya.Tiba-tiba Kendra bangkit dari posisinya, dan berjalan cepat ke arah Drupadi, yang tidak melawan saat bos nya itu, memeluknya dengan sangat erat."Aku .... aku menginginkanmu, tapi .... aku tidak ingin itu menyakitimu," bisik Kendra menahan keinginan gairah yang saat ini menguasai dirinya dengan sangat kuat. Kendra melepaskan pelukannya, menatap dalam Drupadi, lalu tanpa aba-aba mencium bibirnya dan melumatnya penuh gairah. Setelahnya, ia kembali memeluk Drupadi yang masih diam, membiarkan apa yang ingin Kendra lakukan. Jika Kendra bertindak melampaui batas, barulah ia bertindak.Kend
Read more
Chapter 24
Berdiri disana, Damian yang menatap tajam ke arah Drupadi dan juga Kendra. Tapi, walau menatap tajam, tetap saja ia melemparkan senyum yang teramat manis untuk Drupadi. Damian berjalan ke arah bandar, membisikkan sesuatu yang dibalas anggukan.Bandar terlihat berjalan ke arah Drupadi dan membisikkan sesuatu. Kedua mata Drupadi seketika melotot. "Katakan padanya, bos ku tidak ingin bertarung, demikian hal nya dengan diriku. Aku akan bertarung dengan yang lain !" ucap Drupadi tegas, pada pria botak dengan tato di leher tersebut."Ada apa ?" Kendra yang mendengar kalimat Bos ku disebut tampak tertarik.Drupadi tidak ingin mengatakan apapun. Tapi Bandar pertarungan liar tersebut, malah menyampaikan tantangan Damian pada Kendra. Bugh !Drupadi langsung melayangkan bogem mentah pada si botak bertato, yang hanya tersenyum senang pada amukan Drupadi. Hanya saja ia takut untuk membalas, dia tahu siapa Drupadi."Dru ... !" Kendra cepat menarik Drupadi yang hendak menghajar si botak lagi."Ke
Read more
Chapter 25
Drupadi benar-benar kewalahan menghadapi serangan hanya bersama supir saja. Sedangkan Bodyguard Damian yang tadi menaiki kuda besi milik Drupadi, sudah menghilang mencari keberadaan Damian."Kita bisa mati konyol kalau seperti ini !" Ucap Supir Damian yang juga merupakan bodyguard terlatih."Terus bertahan hingga mereka keluar dari persembunyian, kita harus mengulur waktu hingga bantuan datang," ucap Drupadi pada si supir yang mengangguk mengiyakan , walau tidak mengenal baik Drupadi. Sementara itu, Damian yang membawa Zia untuk kabur, tampak terluka di bagian lengan. Tidak sengaja ia terkena serempetan timah panas saat berlari dan menggunakan tubuhnya sebagai tameng untuk menyelamatkan Zia."Sial !" Maki Damian, karena ia tidak pernah menyelamatkan seseorang hingga terluka seperti ini. Tapi membiarkan wanita cantik yang berada di sampingnya ini terluka, malah akan membuat Drupadi membencinya.Darah segar mengalir dari lengan Damian, yang saat ini bersembunyi dari kejaran dua orang m
Read more
Chapter 26
Sementara Itu, Drupadi yang terluka, telah kembali ke kediaman keluarga Tanaka. Kedatangannya disambut Kendra dengan raut khawatir. Walau sedang sakit, nyatanya Kendra mengkhawatirkan Drupadi yang tidak kunjung kembali, sehingga sedari tadi mondar-mandir bak gasing, tidak peduli pada lukanya sendiri yang masih terasa nyeri. Begitu melihat Drupadi rasanya bak menang lotere."Apa yang terjadi ?" Tanya Kendra pada Drupadi yang terlihat tenang, tapi menahan sakit pada punggungnya."Kami diserang, tapi Dokter Zia sudah aman bersama Damian," ucap Drupadi, lalu tiba-tiba terjatuh dan dengan sigap ditahan oleh Kendra sambil meringis menahan sakitnya yang belum sembuh.Drupadi terlalu lelah, dengan perkelahian tadi. Dan juga rasa sakit pada punggungnya makin menjadi-jadi.Kendra memapah Drupadi menuju kamar milik bodyguardnya tersebut. Membantu Drupadi untuk duduk, tapi tidak bisa bersandar, karena punggungnya masih terasa sangat sakit.Beruntung saja, kedua orang tua, kakak serta keponakanny
Read more
Chapter 27
Pagi kembali menyapa bumi dengan kicauan burung dan hangat mentari.Kendra mengulurkan tangan, mencari bantal guling di sampingnya. Saat menemukannya, ia segera memeluknya erat. Terasa berbeda, lebih hangat. Ia makin mengeratkan pelukannya."Ahhh ...Ken ... punggungku sakit." Kendra cepat membuka mata menyadari jika bukan bantal guling yang ia peluk, melainkan Drupadi. "Maaf," ucap Kendra lalu segera melepaskan pelukannya."Apa masih sakit ?" Tanya Kendra yang dibalas anggukan Drupadi."Aku mau kembali ke kamar, mungkin pak Dokter sudah pergi." Drupadi hendak beranjak, tapi Kendra dengan cepat menahan tangannya."Sarapan pagi bersamaku dulu, baru kembali ke kamar," pinta Kendra yang masih belum rela jika Drupadi kembali ke kamarnya sendiri."Baiklah, tapi aku mau cuci muka dan sikat gigi dulu, kamu juga. Mulutmu bau bangkai," ucap Drupadi yang membuat Kendra segera meniup telapak tangannya sendiri untuk mengetes seberapa bau nafasnya. Setelahnya, ia tersenyum lucu. Kenda memberikan
Read more
Chapter 28
Drupadi teringat pesan masuk pada ponselnya, saat Kendra sudah terlelap dan ia masih terjaga."Apa harus ? kamu sekarang bodyguardku, apa harus pergi juga ! kamu sedang terluka, sedang sakit ! Kendra tidak rela jika Dru harus pergi."Walau bodyguard mu, tapi aku tetap milik organisasi." Drupadi berbicara dengan sangat tenang. Ketenangan yang membuat Kendra frustasi."Kembalilah ke kamarmu," ucap Kendra menyuruh Drupadi untuk kembali ke kamarnya sendiri. Ia frustasi sendiri akan perasaannya, dan juga ketidak sanggupannya untuk menahan Drupadi. Drupadi segera pergi sedangkan Kendra tampak menutup mata dan menarik nafas kasar. Mengapa ia harus jatuh hati pada Drupadi ? Malam kembali menyapa.Kendra masuk ke dalam kamar Drupadi tanpa mengetuk. Tampak Drupadi yang masih mengenakan handuk karena baru selesai mandi."Kenapa tidak mengetuk ? bagaimana kalau aku tidak mengenakan apapun !" Drupadi memarahi Kendra yang selalu seenak udelnya sendiri.Tapi Kendra tidak menanggapinya, ia malah me
Read more
Chapter 29
Sementara itu di tempat lain, tampak Damian yang masih belum mengantarkan Dokter Zia kembali pulang ke rumah."Nona, makanlah, kalau tidak makan, nanti tuan Damian akan marah pada bibi." Maid yang sudah berumur tersebut terlihat membujuk Zia. Kalau Zia taksir, usinya sama dengan Mamanya atau mungkin satu atau dua tahun lebih tua dari Mamanya."Kemana pria menyebalkan itu, bik ?" Tanya Zia tidak menanggapi ucapan bibi."Maksud Non, tuan muda Damian ?" Tanya Bibi sambil tersenyum, yang dibalas anggukan Zia."Tuan muda keluar, tapi kemana nya bibi tidak tahu, karena itu bukan wewenang bibi," jawab Bibi dengan sangat sopan."Makanlah sedikit, biar ada tenaga kalau mau marah-marah nanti," ucap Bibi lagi dengan bercanda yang akhirnya membuat Zia tertawa kecil. "Baru kali ini Tuan muda membawa seorang gadis pulang. Selama ini tidak ada yang datang kemari, karena ini adalah tempat peristitirahatan tuan muda selain rumah utama." Bibi menatap gadis cantik di depannya sambil bercerita."Tapi sa
Read more
Chapter 30
Malam menyapa dengan suasana yang lebih tenang. Tampak Zia yang bersantai di kamar, sedangkan Nat telah pergi sedari tadi.Ponsel sudah ada di tangannya. Ia juga sudah memeriksa pesan masuk. Salah satu pesan adalah kemarahan Mamanya, karena ia kabur dari acara pertunangan yang sudah diatur sedemikian rapi.Zia hanya tersenyum tanpa membalas. Ada baiknya juga ia disini, sehingga bisa lepas dari pertunangan yang sangat tidak diinginkannya.Brak !Pintu kamar Zia dibuka dan dibanting dengan begitu kuat."Gadis keras kepala ! bisa-bisanya memanfatkan anak kecil untuk mendapatkan apa yang kau mau !" Damian yang baru saja datang, membanting pintu kamar Zia dengan sangat kencang.Zia tampak ketakutan melihat wajah Damian yang terlihat penuh kemarahan.Damian mencengkram kerah baju Zia dengan sangat kuat."Sudah aku katakan ! jika keadaan aman, aku akan mengantarkanmu pulang ! dengan mengambil ponsel dan menghubungi keluargamu, maka keberadaanmu akan diketahui dengan mudah !" Damian benar-be
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status