All Chapters of Suami Bastard Yang Manis : Chapter 91 - Chapter 100
122 Chapters
Tidak Sabar Yah?
"Bercinta denganku.""Apa?!" kaget Aayara dengan mata membelalak lebar. Dia menatap cengang bercampur tak percaya pada suaminya tersebut. Dia menggelengkan kepala dengan cepat, menolak dare dari Maxim. Itu sangat gila! "Aku tidak mau," ucap Aayara gugup bercampur merinding disko. "Kau baru mengatakan jika kau suka bercinta denganku." Maxim berdecis geli, meneguk kembali vodka-nya sembari menatap penuh makna ke arah Aayara yang terlihat memucat dan menegang. Cute! Senang bisa menjebak perempuan naif satu ini. "I--iya. Tapi kan … aku--aku ingin ke bawah, Pak? Jadi tidak mungkin kita melakukannya sekarang," ucap Aayara, sangat berhati-hati agar tak menyinggung perasaan suaminya tersebut. "Kau ingin menemui mereka dalam keadaan seperti ini?" "Memangnya aku kenapa, Pak?" "Mengonsumsi alkohol dan mabuk," jawab Maxim sembari tersenyum manis. Aayara reflek mencium aroma tubuhnya, men cek apakah dia beraroma alkohol. Setelah itu dia juga mencek aroma napasnya. "Ini beraroma alkohol,
Read more
Kakak Aayara
"Orang-orang di keluarga Pak Maxim baik semua yah," celutuk Jenny pada Aayara yang saat ini sudah di kantor dan sedang sibuk dengan pekerjaan mereka. "Pak Maxim dan Pak Rafael seperti kembar. Mereka sangat kompak sekali," tambahnya yang mendapat anggukan senang dari Aayara. "Aku sebenarnya juga ingin membahas keseruan kemarin. Tapi teman-teman, coba kalian buka grup Jurusan," timpal Yusuf tiba-tiba. Aayara dan Jenny buru-buru membuka handphone masing-masing untuk men cek grup per jurusan. "Hah? Gila bener kalau habis magang kita langsung KKN. AJG, ini namanya suka-suka kampus!" kesal Jenny, sudah membentur-benturkan kepala ke meja. Siapa yang tak frustasi ketika membaca info begini? Magang saja rasanya sudah seperti membunuh Jenny, lalu ditambah mereka langsung KKN? "Yeaaah … minimal istirahat kan yah selama beberapa Minggu. Jangan langsung KKN dong!" frustasi Jenny kembali. Sedangkan Aayara, dia memucat sendiri dengan jantung yang berdebar kencang. KKN? Dia punya dua pilihan, p
Read more
Tragedi Eskalator
Setelah berbicara dan mengobrol banyak hal, Kevin dan Aayara memutuskan untuk kembali ke kantor. Lagipula Maxim sudah menghubungi Kevin, meminta agar kepercayaannya tersebut untuk segera membawa Aayara kembali ke kantor. Pada dasarnya Maxim possessive dan cemburu. Dia hanya menahan diri, mengingat jika Kevin butuh waktu untuk bisa berbicara hal penting pada adiknya sendiri. "Itu Jenner, Kak," ucap Aayara tiba-tiba, menunjuk ke arah bawah, ke arah seorang perempuan yang memakai topi dan juga kaca mata. Kevin mengerutkan kening, menoleh ke arah yang Aayara lihat. Hell! Bagaimana bisa Aayara melihat dan menemukan seseorang dari jarak jauh begini dan di antara kerumunan banyak orang?! Belum sempat Kevin menemukan di mana letak Jenner di antara kerumunan itu, Aayara kembali menyeru dan menunjuk seseorang lagi. "Itu Kak Serena dan Kak Aesya.""Di mana kau melihatnya?" celutuk Kevin, menajamkan penglihatannya dan berusaha mencari Serena atau Aesya dari lantai ini. Mereka berada di lantai
Read more
Ingin Berubah
"Bagaimana jika aku tidak bisa hamil lagi, Rafael?" tanya Serena dengan nada sedih dan pelan. Selama satu minggu dia dirawat di rumah sakit, dan baru hari ini dia diperbolehkan untuk pulang. Serena sudah tahu jika Jenner yang telah mendorong dirinya saat di mall kemarin. Jujur saja, dia sangat membenci wanita itu untuk sekarang. Tidak! Bukan hanya sekedar membenci, tetapi sampai ditahap di mana Serena ingin menghabisinya dengan tangannya sendiri. Serena memiliki dendam pada wanita itu! Selama ini, ketika Jenner berusaha merebut Rafael darinya– entah sebelum menikah hingga sampai sekarang, Serena tidak pernah membalas perbuatan buruk wanita itu padanya. Serena memilih tabah dan sabar, mempercayai cinta Rafael padanya. Namun, sekarang wanita itu kelewatan batas. Anak dalam perut Serena-- kenapa harus bayinya?! Sayangnya, Jenner menghilang. Wanita itu kabur ke luar negeri, dia tahu jika dia telah ketahuan sebagai pelaku kecelakaan yang menimpa Serena dan membuatnya mengalami keguguran
Read more
Boleh Bicara dengan Aayara?
Bug'Tanpa sengaja Aayara menabrak punggung suaminya. Maxim yang berjalan di depannya tiba-tiba saja berhenti melangkah, itu membuat Aayara yang tidak fokus menabrak punggung Maxim. Maxim menoleh dan berbalik memutar untuk menghadap Rachel, di mana istrinya tersebut terlihat mengelus kening dengan kuat. "Kau sedang apa?" tanya Maxim, menaikkan sebelah alis dengan menatap bingung bercampur aneh pada Aayara. Namun, raut bingungnya tersebut bisa ia sembunyikan di balik wajahnya yang flat. "Aku …." Aayara menoleh ke sana kemari, menyiapkan diri dan mengumpulkan keberanian untuk menanyakan apakah Maxim ingin mandi atau ingin istirahat lebih dulu. Karena ini pertama kali baginya, jadi Aayara tidak langsung lugas dan bisa. "Aku ingin izin mengikuti kegiatan KKN yang akan diadakan oleh kampus bulan depan, Pak," ucap Aayara, merutuki dirinya yang bodoh dan ceroboh. Cik, bukan ini yang ingin ia sampaikan pada Maxim. Tapi sudahlah. Dia memang bodoh! "Itu salah satu syarat lulus bagi mahasis
Read more
Rumah Baru
"Aku cuma ingin berterimakasih sama kamu, Aayara," ucap Serena tersenyum tipis ke arah Aayara yang saat ini terlihat gugup. "Mungkin keadaan Kakak bisa lebih buruk jika kamu tidak datang menyelamatkan Kakak," tambah Serena. Dia ingat sekali kejadian itu, di mana dia terjatuh dan berguling hingga ke tengah tangga eskalator yang terus berjalan. Semua orang kaget dan terlhat ketakutan, termasuk Aesya yang mematung karena syok. Serena kesakitan, darah mengalir dari bawah sana, dan tangga terus berjalan. Serena sudah pasrah jika hal buruk lainnya menimpa dirinya. Namun, saat perasaan putus asah dalam dirinya menyelimuti dan sudah pasrah jika mungkin tubuhnya terjepit dipangkal eskalator yang semakin dekat, tiba-tiba saja Aayara muncul–berlari secepat mungkin ke arahnya dan menolongnya. Aesya juga datang, eskalator mati, lalu disusul oleh orang-orang yang ikut membantunya. Aayara sangat berani, tak mengenal yang namanya resiko dan bahaya. "Sama-sama, Kak." Aayara menganggukkan kepala s
Read more
Berdua Saja
"Rumah kita," jawab Maxim–mengejutkan Aayara, "kita akan tinggal di sini setelah kau menyelesaikan pendidikanmu. Dengan begitu kau hanya menjadi milikku seutuhnya dan bisa fokus untuk mencintaiku saja.""Hah?" Aayara menampilkan air muka kaget dan mulut terbuka sedikit, cengang mendengarkan perkataan Maxim. Kenapa Maxim membahas masalah cinta, dan … memiliki Aayara seutuhnya? Bukannya sekarang sudah? "Ada apa?" tanya Maxim datar, memeluk pinggang Aayara sembari menatap tajam dan penuh peringatan pada perempuan ini. "Bukannya aku sudah menjadi istri Pak Maxim, mi--milik Pak Maxim. Jadi apa hubungannya memilikiku seutuhnya dan pindah kemari?"Satu alis Maxim naik sebelah. "Kau tidak sadar jika selama di mansion kau lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka dibandingkan denganku?"Aayara mengerjab beberapa kali saat mendengar jawaban Maxim. Dia juga meringis dan gugup. Benar juga! Tapi …- "Kita akan tinggal be--berdua di sini?""Kenapa? Kau tidak ingin tinggal bersamaku di sini?"
Read more
Hari Panas
"Hanya ada kau dan aku," lanjutnya setengah berbisik, nadanya pelan dan serak. Terdengar menggoda sekaligus mengerikan, membuat Aayara merinding disko mendengarnya. Maxim tiba-tiba saja menggendong tubuh Aayara, mengangkatnya di depan dan layaknya dia tengah menggendong anak kecil. Hal tersebut membuat Aayara sontak memegang pundak Maxim, menatap suaminya dengan air muka kaget dan mulut mengerucut menentukan huruf o'. Maxim berjalan ke arah ranjang, membawa Aayara yang ada di gendongannya. Aayara semakin kaget dan panik saat Maxim berjalan membawanya ke atas ranjang. Alarm bahaya dalam kepalanya seketika berbunyi. Aayara menatap kasur dengan air muka panik, kemudian menatap Maxim dengan ekspresi cengang. Ketika sudah dekat dengan ranjang, Aayara dengan cepat menutup mata Maxim menggunakan tangannya– supaya Maxim tidak melihat jalan dan berhenti membawanya ke sana. Namun, Maxim tetap melangkah dan ketika sudah sampai tepat sebelah ranjang, Maxim dengan hati-hati dan pelan meletakka
Read more
Anemia Kambuh
"Ternyata kau, Bocah," dengkus Kevin sembari memberikan kantong belanjaan berisi makanan untuk adiknya. "Pantas saja Tuan memesan makanan berminyak, ternyata untukmu," ucap Kevin lagi, menyentil pelan kening Aayara, menyelonong masuk dalam rumah Tuannya tersebut dan meninggalkan Aayara yang memilih diam di depan pintu sembari memeriksa isi kantong belanjaan tersebut. 'Ada ayam, sambel ijo, mentimun, tomat dan … kerupuk. Oke! Lengkap.' batin Aayara saat memesiksa isi dari kotak makanan dalam kantong belanjaan tersebut. Sebenarnya saat Maxim bertanya ingin makan apa, Aayara spontan mengatakan ayam goreng. Hanya saja dia tak mengatakan deretan teman-temannya, padahal itu point penting bagi Aayara. Untungnya ayam yang Kakaknya bawakan ini paket komplit. Ada tahu goreng dan teman-temannya juga. Tuk'Aayara mengunci pintu kemudian berjalan cepat dari sana. Tiba-tiba dia reflek mengatakan ayam goreng! Mungkin jiwa anak kosnya sudah mendarah daging dalam diri Aayara. ***'Ouh, jadi Kak Kev
Read more
Akhirnya
"Kamu nggak apa-apa kan, Yara?" tanya Jenny, berjalan di koridor rumah sakit dan berniat untuk pulang. "Enggak. Mungkin anemiaku lagi kambuh karena kebanyakan minum kopi," tutur Aayara dengan tersenyum tipis ke arah Jenny, "tapi … aku enggak pernah minum kopi deh perasaan," ucapnya lagi saat mengingat jika dirinya tak pernah mengonsumsi kopi di waktu dekat ini. Tak mungkin dia mengonsumsi kopi karena Maxim sangat over protektif padanya. Walau kadang membandel tetapi Aayara tetap merasa takut pada suaminya tersebut. Maxim mengerikan jika marah. "Ah, kita kan habis magang trus yang buat laporan akhir itu kamu. Jadi anemia kamu kambuh mungkin gara-gara begadang kali, Yara." Yara langsung menepuk jidat. Cik, bisa-bisanya dia lupa jika dia minggu ini disibukkan oleh laporan akhir magang mereka. Pantas saja! "Ehehehe … aku lupa," cengir-nya dengan raut muka pucat dan tegang. ***Beberapa hari kemudian. Maxim berdecak marah di ruang kerjanya. Wajahnya terlihat tak bersahabat serta aura
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status