All Chapters of Hello Mommy: Chapter 21 - Chapter 30
180 Chapters
Bab 21 Alasan Rowan Part 1
Rowan bersiap untuk berangkat kuliah. Dia begitu bersemangat sekali ketika mengingat jika akan segera bertemu dengan kekasihnya. Wanita yang begitu dicintainya. Tepat saat Rowan membuka pintu rumahnya, tampak seorang pria dan wanita di depannya. “Maaf mencari siapa?” Rowan tidak tahu siapa pria dan wanita yang berada di depannya itu. Dua orang itu berbalik. Seorang wanita menatap Rowan begitu lekat. Sesaat kemudian dia menangis. “Rowan,” ucap wanita itu. Rowan merasa heran karena wanita itu mengetahui namanya. “Anda siapa?” Belum juga mendapatkan jawaban wanita itu langsung memeluknya. Rowan merasa bingung. Karena tidak suka asal dipeluk, dia pun memilih mendorong lembut tubuh wanita itu. “Maaf Anda siapa?” “Aku kakakmu.” Wanita itu menangis. Rowan menautkan alisanya. Merasa bingung karena seingatnya, papanya bilang jika dia anak satu-satunya. Mamanya meninggal saat melahirkannya. Tidak mungkin jika dia tiba-tiba punya kakak. “Maaf aku tidak punya kakak.” “Aku Kiara Adlina K
Read more
Bab 22 Alasan Rowan Part 2
Rowan meminta mamanya untuk beristirahat. Berjanji akan menunggu sang mama di luar. Tidak akan meninggalkan mamanya. Rowan sebenarnya masih sangat bingung. Dia tidak mengerti kenapa orang tuanya bisa berpisah dan kenapa mereka semua hidup secara terpisah di lain kota. Di depan ruang tunggu, Rowan dan Kiara menunggu sang mama. Ada banyak pertanyaan di pikirannya, dan yang bisa menjawab adalah sang kakak. “Apa yang terjadi di masa lalu, Kak?” “Mama dulu adalah seorang yang gigih bekerja. Dia ingin membangun usahanya sendiri. Sayangnya, papa tidak suka akan hal itu. Karena membuat mama akan melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Mama tetap bertekad. Hingga akhirnya dia mendapatkan sebuah tanah di sini. Dia mengajak papa untuk pindah, tetapi papa tidak mau. Papa justru menawarkan untuk mereka berpisah jika mama tetap bersikeras, dan mama melakukannya demi apa yang diinginkannya.” Rowan benar-benar terkejut dengan yang didengarnya. Ternyata ada hal besar yang tak pernah di
Read more
Bab 23 Memilih
Rowan menjaga kakaknya. Sejak semalam dia belum mengabari Ghea. Dia tidak mau sampai kekasihnya itu khawatir. Rowan mengirimkan pesan pada Ghea jika besok dia akan menjemput Ghea di kampus. Rencananya, besok dia akan menemui Ghea sebentar, agar kekasihnya itu tidak khawatir. Kiara yang sadar begitu histeris ketika membuka matanya, memanggil mama dan calon suaminya. Rowan tak berdaya.“Aku ingin menyusul mereka.” Kiara menarik selang infusnya. Berusaha untuk turun dari ranjang pasien. “Kak, tenanglah.” Rowan hanya bisa menenangkan kakaknya. Berusaha keras agar kakaknya itu tidak melakukan hal gila. Sambil memeluk kakaknya, tangannya bergerak memanggil dokter. Saat itu juga dokter langsung datang. Memberikan obat penenang bagi Kiara. Perawat pun turun membantu memegangi tubuh Kiara. Berharap dapat membuat Kiara tenang. Sesaat obat penenang bereaksi, Kiara mulai kembali tenang. “Sepertinya, dia harus dalam pengawasan ekstra. Jadi saya harap sebagai keluarga Anda selalu ada. Kondisi p
Read more
Bab 24 Merindukanku?
Pagi-pagi sekali Gemma kembali menangis. Dia merengek ingin bertemu dengan mommy-nya. Rowan terpaksa memberitahu jika mommy-nya belum kembali. Jadi dia belum bisa menemui. Sayangnya, anaknya tidak mendengarkan apa yang dijelaskannya. Rowan sampai tidak tega melihat anaknya menangis. Namun, ini sudah menjadi pilihannya. Dia memilih membiarkan anaknya tenang dengan sendirinya saja. Dari pada terus memberikan alasan bohong. “Bagaimana jika kita ke restoran?” Rowan pun memilih untuk membawa anaknya bekerja. Paling tidak itu dapat membuat Gemma lupa dengan keinginannya. “Mau-mau. Gemma mau.” Gemma menjawab dengan masih sesenggukan. Namun, begitu senang sekali ketika mendengar jika daddy-nya mengajak ke restoran. Karena jarang sekali daddy-nya mengajak ke restoran. “Baiklah, Daddy akan bilang pada bibi untuk menyiapkan semuanya.” Rowan mendaratkan kecupan di dahi sang anak. Di depan pintu ada asisten rumah tangganya yang sejak tadi menunggu Rowan yang menunggu. Saat Rowan berdiri, dia la
Read more
Bab 25 Penolakan
Seharian kemarin Gemma benar-benar melupakan mommy-nya. Gadis itu seharian bermain dengan asisten rumah tangga di taman restoran. Pagi ini pun gadis kecil itu masih tidur saat Rowan berangkat. “Apa Gemma belum bangun, Bi?” tanya Rowan pada asisten rumah tangga. “Biarkan dulu dia tidur. Aku sudah minta izin pada gurunya.” Rowan tidak mau sampai anaknya menangis lagi. Lebih baik anaknya beristirahat dari pada dia harus menangis. “Baik, Pak.” Rowan kali ini berangkat dengan lebih tenang karena anaknya tidak menangis sama sekali. Namun, dia akan tetap mencari cara untuk memberikan alasan yang tepat untuk Gemma. Asisten rumah tangga melanjutkan pekerjaan ketika sang majikan pergi. Menjelang jam sembilan dia menghampiri Gemma mengecek keadaan gadis kecil yang sudah terlampau pulas. Saat sampai di kamar, dia mendapati Gemma masih tertidur pulas. “Nona Gemma.” Bibi menghampiri. Membelai lembut dahi Gemma. Namun, baru saja tangannya menempel, dia mendapati dahi Gemma panas. Bibi langsun
Read more
Bab 26 Tapi, Mommy Manis
Langit mulai gelap. Lampu-lampu di sepanjang jalan mulai menyala menerangi jalanan. Mobil Rowan terus melaju menuju rumahnya. Ghea masih terus mendekap erat Gemma. Pendingin mobil tak dapat mendinginkan suhu tubuh yang begitu panas. Hingga membuat tubuh Ghea berkeringatMobil akhirnya sampai di rumah kediaman Kavin. Ghea langsung membawa Gemma masuk ke dalam. Dia sudah seperti pemilik rumah. Masuk tanpa permisi dan langsung menuju ke kamar Gemma. Menurunkan gadis kecil itu di tempat tidur. Saat diturunkan Gemma membuka matanya. Posisi Ghea yang menunduk membuat wajah Ghea berada tepat di depan wajah Gemma. “Mommy.” Tangan mungil itu membelai wajah Ghea. Sorot mata penuh kerinduan terlihat jelas di sana. Ghea merasa tidak tega melihat gadis kecil di depannya itu. Wajahnya yang pucat dan lemas begitu tampak merindukannya. “Iya, Sayang, ini Mommy.” Ghea menahan tangisnya. Biarlah orang-orang dewasa yang egois, tetapi tidak bisa dirinya membiarkan anak kecil menjadi korban.
Read more
Bab 27 Dengarkan Aku Dulu
“Tentu saja, aku akan pulang.” Ghea mengayunkan langkahnya. Kali ini dia memilih untuk jalan kaki saja. Lagi pula rumahnya tidak terlalu jauh. Gemma saja sering jalan kaki ke rumahnya. “Kamu mau jalan kaki?” Rowan berteriak. “Iya.” Ghea menjawab tanpa menoleh. “Mau aku antar saja?” tanya Rowan masih dengan berteriak. Ghea terus saja berjalan. “Tidak,” jawabnya tanpa menoleh lagi. “Baiklah.” Rowan pasrah ketika sang mantan tidak mau diantar pulang. Ghea terus mengayunkan langkahnya. Jalanan begitu sepi. Mengingat sudah hampir tengah malam. Mungkin orang-orang sudah tidur. Komplek yang memang dihuni oleh rumah-rumah besar. Sehingga terasa horor ketika dilewati. Entah kenapa bulu kuduk Ghea seketika berdiri. Merasakan rasa takut. Tepat saat itu Ghea mendengar suara langkah kaki mengikutinya. Ghea berbalik. Sayangnya, tidak ada siapa-siapa di sana. Ghea semakin ketakutan. Dia takut ada orang jahat yang mengikutinya. Ghea semakin mempercepat langkah kakinya. Merasa dia harus
Read more
Bab 28 Cangkang Kosong
“Baiklah, aku akan mendengarkanmu.” Kali ini Ghea memilih untuk mendengarkan apa yang terjadi pada Rowan. Tak akan menjeda ucapan Rowan sama sekali seperti yang dia minta. Rowan mengangguk. Memulai pembicaraannya. “Enam tahun yang lalu ada seorang yang datang menemuiku. Dia mengatakan jika dia adalah kakakku dan memintaku untuk menemui seorang wanita paruh baya di Rumah sakit di daerah ini. Saat aku melihat wanita itu, ternyata dia benar adalah ibuku. Wajahnya sama persis seperti foto yang pernah diberikan papaku. Ternyata selama ini papa menyembunyikan fakta jika mama masih hidup. Sayangnya, aku hanya bertemu dengannya sebentar, karena beberapa jam setelah aku bertemu, dia meninggal dunia.” Air mata Rowan lolos begitu saja dari sudut matanya. Sesungguhnya dia teramat merindukan mereka yang pernah singgah sebentar saja di kehidupannya. Ghea benar-benar tidak menduga jika itu semua terjadi pada Rowan. Dia tidak tahu mengenai itu semua. Tidak menyangka juga jika Rowan benar-benar memi
Read more
Bab 29 Harus Bersusah Payah
“Tidak apa-apa, kini aku sudah tahu dan tidak masalah jika Gemma menganggap aku adalah mommy-nya. Biarkan dia menganggap hal itu agar dia bahagia. Jangan hancurkan impian itu.” Ghea menghapus air mata Rowan. “Ghe,” panggilnya menatap Ghea lekat. “Aku tidak keberatan jika dia menganggapku mommy-nya.” “Terima kasih, Ghe.” Rowan memeluk Ghea erat. Merasa bersyukur karena bisa mengerti akan dirinya. Pelukan Rowan itu benar-benar menenangkan hingga perlahan Rowan kembali tenang. Perlahan dia melepaskan pelukannya. “Maafkan aku kamu melihatku begitu rapuh.” Rowan merasa malu karena menangis di hadapan Ghea.“Jika aku tahu sejak lama, mungkin aku akan memelukmu sejak lama.” Ghea tersenyum tipis. “Maaf aku sudah meninggalkamu.” Tangan Rowan membelai lembut wajah Ghea. Tidak ada niat Rowan sama sekali. Dia hanya ingin memilih mana yang harus diprioritaskan saat itu. “Jika aku jadi kamu, aku akan melakukan hal yang sama. Aku sadar jika dulu memang aku terlalu manja. Selalu memintamu ada un
Read more
Bab 30 Berjanji
Seharian Ghea berada di rumah Rowan. Menjaga Gemma agar lebih cepat sembuh. Gemma begitu senang ketika ada Ghea di rumahnya. Dia merasa jika mommy-nya selalu ada di sisinya. Hingga tak takut lagi kehilangan. “Besok jika Gemma sembuh, kita akan main ke kebun binatang.” Besok Ghea praktik sore. Jadi dia punya waktu untuk jalan-jalan di pagi hari. Dia ingin membuat Gemma senang. Karena dengan begitu Gemma akan cepat sembuh. “Benarkah, Mommy.” Bola mata kecil yang begitu polos berbinar. Tidak sabar menunggu hari di mana dia akan segera sembuh dan pergi untuk jalan-jalan.“Iya, jadi Gemma harus cepat sembuh.” Ghea membelai lembut rambut Gemma. Sore hari Ghea harus kembali ke Klinik. Dia berpamitan dengan Gemma. Awalnya Gemma tidak mengizinkan Ghea untuk pergi. Namun, setelah dibujuk akhirnya Gemma mau juga membiarkan Ghea pergi. Rowan mengantarkan Ghea ke Klinik, mengingat mobil Ghea masih dibawa oleh Raya.“Aku rasa nanti malam, kamu tidak perlu ke rumah.” Rowan yang menyetir menoleh s
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status