Semua Bab SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU: Bab 31 - Bab 40
157 Bab
Leona Selamat
Sesaat sebelum kecelakaan."Nyonya, sepertinya mobil kita akan terbalik," kata Jack saat berusaha mengendalikan laju mobilnya yang mulai oleng."Lalu, apa yang harus aku lakukan Jack?" tanya Leona yang mulai panik."Saya akan melindungi tubuh Nyonya dan Rayyan saat mobil ini terbalik, begitu mobil telah berhenti, segera keluar dan cari tempat persembunyian. Tidak lama lagi, Tuan akan sampai, tunggu sampai Tuan datang jangan keluar meski nanti mobil ini akan meledak, sebentar lagi kita akan sampai di jembatan, kemungkinan, mobil ini akan terjun ke sungai,9" kata Jack."Bagaimana denganmu Jack?" tanya Leona."Saya akan baik baik saja Nyonya," jawab Jack."Hati hati Jack," ujar Leona kemudian menyembunyikan sang putra di belakang tubuhnya."Bersiaplah Nyonya," teriak Jack yang langsung merangkul tubuh Leona.Benar saja, tak lama setelah itu, mobil pun terbalik. Bruak bruak bruak. Mobil itu menabrak jembatan dan jatuh ke sungai."Se-ge-ra ke-lu-ar," h
Baca selengkapnya
Akhir Hidup Rehan
"Dibaca dulu Papi," lirih Leona dengan wajah sendu membuat Ryu semakin khawatir.Begitu dia melihat isi amplop itu, matanya berbinar, lelaki tampan itu pun mencium dan memeluk sang istri. "Terima kasih Mami," ujarnya.Melihat sang istri hanya diam"Kenapa Mami sedih begitu?" tanya Ryu."Mami sedih, karena kita tidak bisa pindah sekarang, padahal Mami sudah kangen dengan Mama dan Papa," ujar Leona."Tenang, nanti kalau Mami sudah diperbolehkan naik pesawat, kita pasti pulang, Papi janji" kata Ryu."Terima kasih Pi," ujar Leona.Ryu akhirnya membawa sang istri ke Hanakaida, yaitu ryokan kecil yang tidak jauh dari jembatan Togetsu, tempat Leona bersembunyi tadi. Ryu memilih kamar yang dilengkapi dengan pemandian udara terbuka."Mami suka tempatnya?" tanya Ryu."Suka Papi, tapi kalau Mami mandi terus ada yang ngintip gimana, kamar mandinya bolong begini," omel Leona."Bolong?" tanya Ryu bingung.Leona tidak menjawab hanya menunjuk pada atap ya
Baca selengkapnya
Rehan Meninggal?
Melihat Ayumi yang tak sadarkan diri, membuat nafas Rehan terasa berat. Dia segera menekan tombol sembarang di gawainya. Belum sempat tersambung, tubuh Rehan langsung kejang kejang dan tak sadarkan diri."Halo, halo … Rehan, kamu baik baik saja kah?" tanya seorang disana.Karena tak kunjung mendapat jawaban, lelaki itu menjadi khawatir dengan keadaan sahabatnya. Rehan jarang sekali menelepon, jika tidak penting sekali. Lelaki yang ditelepon Rehan tadi adalah Daichi, dia bergegas menuju ke apartemen Rehan. Dia yang sudah hapal dengan kode passwordnya langsung saja masuk ke dalam."Rehan … Rehaan," panggilnya.Karena tidak ada jawaban, lelaki itu pun mencoba membuka kamar sang sahabat. Matanya membola ketika melihat kedua orang tanpa busana sedang terkapar di ranjang."Ya Tuhan, Rehaan," teriaknya.Daichi segera memeriksa denyut nadi Rehan. "Lemah," gumamnya.Dia lalu menutup tubuh wanita yang sedang tidur tertelungkup kemudian membalik tubuhnya dan me
Baca selengkapnya
Bangunnya Rehan
Ryu sudah kembali ke Kobe, mereka sudah tiba di rumah yang hampir sebulan tak ditinggali. Rayyan sangat senang melihat hewan peliharaannya masih ada disana."Mami, cici Iyan macih idup," katanya."Iya sayang, Papi menyuruh orang untuk terus merawatnya," kata Ryu."Makasih Papi," ujar Rayyan."Sama sama sayang," balasnya sambil mengacak rambut sang putra."Iyan mau main sama cici boleh Pi?" tanya Rayyan."Boleh sayang, tapi kelincinya jangan diajak mandi seperti waktu itu ya, nanti dia mati," ujar Ryu."Baik Pi," sahut Rayyan.Ryu pun masuk ke dalam menemani sang istri. Dia duduk di samping sang istri sambil menempelkan kepalanya di bahu sang istri."Sayang, kita kan belum pernah memeriksanya, kita ke dokter ya," ajak Ryu seraya memegang perut sang istri."Boleh Papi, coba Papi tanya? Dokternya praktek hari apa?" ujar Leona.Ryu akhirnya menelepon perawatnya, ternyata, hari ini ada jadwal praktek dokter kandungan."Kamu daftarkan sekali
Baca selengkapnya
Kenyamanan Sementara
"Auww, Papi, perut Mami sakit Pi," desis Leona.Ryu yang masih tertidur karena lelah setelah mengempur sang istri langsung terbangun mendengar desisan sang istri."Kamu kenapa sayang?" tanyanya dengan wajah panik."Tidak tahu Pi, tiba tiba perut aku sakit," lirihnya.Ryu pun mengambil handuk kecil kemudian dia celupkan dengan air hangat. Lalu dia tempelkan pada perut sang istri."Bagaimana rasanya? Apakah masih sakit?" tanyanya.Leona hanya mengangguk sambil menahan perutnya yang terasa kencang."Kita ke dokter ya?" ajak Ryu.Leona menggelengkan kepalanya. Dia lalu memgambil tangan suaminya lalu menempelkannya di perut. Ajaibnya, begitu tangan itu mengusap usap perutnya, rasa sakit itu sedikit demi sedikit mulai berkurang."Tadi kencang, sekarang tidak," kata Ryu.Leona mengangguk."Apa sekarang, dia baik baik saja?" tanya Ryu "Tidak apa Papi, hanya sedikit kram tadi," jawab Leona."Apa Papi terlalu kasar? Sehingga membuat dia kes
Baca selengkapnya
Romansa di masjid Camii
"Bagaimana? Sudah kau siapkan semuanya?" tanya lelaki disana."Sudah Tuan, siang nanti, mereka akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan istrinya," jawab anak buah lelaki itu."Bagus, buat seolah itu kecelakaan alami, pastikan wanita hamil dan juga balita itu selamat. Lalu culik mereka," titah lelaki yang memakai kacamata hitam itu."Baik Tuan," sahut anak buah lelaki itu.Kediaman Ryu."Sayang, bukankah hari ini kamu waktunya kontrol?" tanya Ryu pada istrinya."Iya Papi, tapi kenapa? Rasanya Mami malas sekali keluar, Mami ingin tidur saja dipeluk sama Papi," rengek Leona."Bagaimana kalau Mami ikut Papi ke Shibuya? Kita bisa jalan jalan sekaligus memeriksakan kandungan Mami," usul Ryu."Memangnya, Papi ada acara apa di Shibuya?" tanya Leona."Papi ada seminar di sebuah kampus disana. Acaranya malam kok, kita bisa berangkat siang sambil jalan jalan dulu," jawab Ryu sambil mengusap usap perut sang istri yang sudah seperti balon itu.
Baca selengkapnya
Kecelakaan
"Apa Pak? Remnya blong?" ulang Ryu.Sopir itu pun mengangguk. Ryu memandang sang istri. Bagaimana nasib anak dan istrinya jika mobil mereka mengalami kecelakaan?"Jangan panik, turunkan gigi secara bertahap," titah Ryu pada sang sopir."Sudah Tuan," sahut sopir itu."Pinggirkan mobil, cari pohon atau apa yang tidak terlalu bahaya jika kita berbenturan," ucapnya seraya melihat ke arah sang istri. "Didepan ada pohon Tuan, kita benturkan disana saja ya?" tanya sopir itu."Iya hati hati Pak," jawab Ryu."Sayang, pakai sabuk pengaman ya. Kakak sini, duduk di belakang Papi," titah Ryan pada anak dan istrinya.Namun naas, sebuah mobil tengah menyalip berbarengan dengan mobil Ryu yang menyeberang ke kiri. Dan tabrakan pun tak bisa dihindari. Bruak Ryu langsung memeluk erat putra dan juga istrinya saat mobil mereka terbalik. Rayyan, satu satunya orang yang selamat karena berada di pelukan kedua orang tuanya."Mami … bangun Mami.""Papi, bangun," 
Baca selengkapnya
Amnesia
"Bagaimana keadaan ibu dan bayinya Dok?" tanya Rehan pada dokter yang mengoperasi Leona."Bayi dan ibunya sehat, hanya saja, akibat benturan yang hebat, kemungkinan dia kehilangan sebagian ingatannya, cuma … kami tidak tahu memori mana yang dia ingat, saat dia sudah menikah atau sebelum menikah, atau bisa juga dia lupa semuanya, jadi harap dokter lebih bersabar," kata dokter itu."Terima kasih Dok," jawab Rehan.Pihak rumah sakit ingin menguburkan Ryu disini tapi, Takeshi mengabarkan kalau dia akan datang dan membawa jenazah Ryu dan akan dikuburkan di dekat makam kedua orang tuanya.Kini, giliran Rehan memberi tahu dengan hati hati pada Rayyan perihal kematian sang Papi."Sayang, nama panggilanmu siapa?" tanya Rehan saat mereka menunggu Leona sadar."Iyan," jawabnya singkat."Iyan kan anak pintar, saat ini, Papi Iyan sudah berada di surga, nanti Om dan Iyan yang akan menjaga Mama dan juga dedek Iyan yang baru," terang Rehan hati hati."Apakah Papi Iya
Baca selengkapnya
Kejujuran Rehan Pada Rayyan
"Tidak, Om Dokter bohong, Om Dokter bukan Papaku," teriak Rayyan dengan deraian air mata.Rehan langsung menggendong putra kesayangannya keluar dari ruangan Leona. Dia tidak ingin Rayyan berkata yang sebenarnya."Sayang, Om Dokter tidak bohong, coba kamu lihat ini," kata Rehan sambil menunjukkan foto pernikahannya dengan Leona.Rayyan mengamati foto itu dengan seksama. Dia memang tahu kalau wanita yang ada di foto itu adalah Maminya, tapi, kenapa Maminya memakai kursi roda?"Ini Mami?" tanyanya tak percaya."Iya sayang, ini Mami. Om Dokter akan cerita semua masa lalu Mami dan Om Dokter. Iyan dengarkan baik baik ya," tekannya dengan nada sehalus mungkin."Dulu, Mami dan Om Dokter menikah, saat itu, Mamimu sakit hingga harus duduk di kursi roda. Hingga suatu saat, Om Dokter melakukan kesalahan fatal lalu Mami pergi dari rumah saat Mami sedang mengandung kamu," cerita Rehan."Lalu, kenapa Mami bisa menikah dengan Papi Ryu?" tanya Rayyan.Balita itu, mesk
Baca selengkapnya
Godaan Untuk Rehan
"Sayang, aku mencarimu kemana mana, ternyata kamu disini,"  ujar seorang wanita cantik yang juga jas putih seperti Rehan.Kedua orang itu pun langsung melihat ke arah pintu. Leona langsung mendorong tubuh Rehan ketika melihat seorang wanita seksi mencari dirinya."Hehehe, maaf dokter, saya salah kamar, saya pikir dokter Daichi ada disini," ujar wanita itu sambil meringis.Leona langsung menutup wajahnya dengan tangan."Bawa Rayyan pergi makan!" titah Leona.Lelaki itu menghela nafas panjang, sepertinya dia harus memarahi Daichi karena kekasihnya yang salah masuk kamar. Leona pasti marah padanya."Ayo sayang, kita cari makan dulu," ajak Rehan pada sang putra.Dia menggandeng balita itu menuju ke kantin. Rehan dengan telaten menyuapi Rayyan membuat balita itu merasa senang. Setelah makan, Rehan membawa sang putra kembali ke kamar. Rehan melihat sang istri sedang mendesis sambil memegangi kepalanya."Sayang kamu kenapa?" tanya Rehan."Tidak tahu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status