All Chapters of SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU: Chapter 41 - Chapter 50
157 Chapters
Kejeniusan Rayyan
"Ya Tuhan cobaanmu ini begitu berat," batinnya.Leona memandang suaminya yang begitu gelisah melihatnya."Kenapa Daddy melihatku seperti itu? Apa ada yang salah?" tanyanya."Tidak, aku keluar dulu," jawabnya gelagapan.Rehan pun segera keluar dari ruangan Leona, dia ingin mengalihkan perhatiannya dengan menelepon sang mertua. Lelaki itu ingin mengambil simpati dari kedua orang tua Leona."Pagi Pa," sapa Rehan saat lelaki itu meneleponnya."Ada apa Rehan?" tanya Papa Leona.Meski putrinya telah bercerai dari Rehan. Dia tidak membenci Rehan. Lelaki itu berpikir, kalau jodoh putrinya sudah habis dengan Rehan."Maaf Pa. Rehan bawa kabar buruk. Saat ini, Leona mengalami kecelakaan. Dia dan bayinya selamat. Sementara Ryu, lelaki itu tak dapat diselamatkan," Rehan mengawali ceritanya."Ya Tuhan, Leona," tangis sang ayah."Papa akan segera kesana.""Emmhh, begini Pa. Leona mengalami amnesia. Saat ini, dia tidak mengingat siapapun termasuk aku dan Rayyan. Jika kami memaksanya untuk mengingat, di
Read more
Tinggal Bersama Rehan
"Jadi, benar, Mami meninggalkan Daddy karena Tante itu?" ulang Rayyan.DegJantung Rehan berdetak kencang, dia lalu memandang sang putra yang menuntut jawaban darinya."Sayang, kamu ini masih kecil, tidak baik bicara seperti itu," elak Rehan."Daddy, umur Iyan memang masih 3 tahun, tapi Iyan bisa melihat kalau perawat itu suka sama Daddy," ujar Iyan."Dia suka atau tidak, itu bukan urusan Daddy, yang jelas, Daddy cuma cinta sama Mami kamu," tegas Rehan."Awas, kalau Daddy ketahuan Iyan deket deket sama Tante Tante centil. Iyan akan bawa Mami pergi jauh dari Daddy," ancam Rayyan."Tidak, Daddy tidak akan berani," ujar Rehan.Mereka pun kembali ke kamar Leona. Melihat Leona yang sedang tidur dengan Revan membuat hati lelaki itu menjadi tentram. Dia berjanji akan menjaga mereka dengan seluruh jiwa dan raganya.Tiga hari sudah Leona berada di rumah sakit, hari ini, dia sudah diperbolehkan pulang. Meski Leona sama sekali tidak mengingat Rehan, tapi per
Read more
Kepingan Memori
Takeshi mendengarkan dengan seksama penyebab jantung Ryu berhenti berdetak dari dokter di rumah sakit Tokyo."Jadi, bukan karena kesalahan prosedur operasi?" tanya Takeshi."Bukan Dokter, apa yang dilakukan oleh dokter sebelumnya sudah benar," jawabnya."Baik Dokter terima kasih," sahut Takeshi."Tapi Dokter, ada suatu hal yang pasti membuat Anda tercengang," kata dokter itu."Apa itu Dok?" tanya Takeshi.Dokter itu berbicara hampir berbisik dengan Takeshi. Benar saja, lelaki bermata sipit itu pun menutup mulutnya saking terkejutnya.Apartemen RehanTengah malam, Leona terbangun karena mimpi buruk. Dia bahkan sampai menangis karena takut."Sayang, kamu kenapa?" tanya Rehan."Aku tidak tahu, aku bermimpi aku mengalami kecelakaan saat aku hamil besar, dan di-situ, aku melihat banyak darah," jawab Leona.Rehan segera memeluk istrinya. "Tenang, itu hanya mimpi buruk. Biar aku bikinkan coklat hangat supaya perasaanmu lebih tenang," kata Re
Read more
Kepingan Memori2
"Sayang, kamu mengingatnya?" ulang Rehan.Mendengar pertanyaan Rehan membuat kilasan memori itu muncul dan membuatnya sedikit pusing. Dia pun memegang kepalanya. Tak ingin sang istri kembali sakit, Rehan mendekatinya."Sudah, sudah, tidak perlu diingat, kita makan saja. Sini, biar Revan aku taruh di strollernya," ujarnya.Leona duduk di kursi masih dengan memegang kepalanya. Setelah rasa sakit itu sedikit menghilang, barulah dia bicara,"aku tidak tahu, aku hanya memasak apa yang aku inginkan.""Ayo kita makan," ajak Rehan.Saat mereka makan kepingan memori itu kembali lagi hingga membuat kepalanya terasa sakit kembali. Leona segera mengalihkan perhatiannya agar pikirannya sedikit tenang."Apa saja makanan kesukaan Daddy?" tanya Leona."Sebenarnya, aku bukan pemilih makanan. Namun, yang paling aku suka, rendang, ayam kecap,""Kalau Rayyan?" tanya Leona pada sang putra."Sama kayak Daddy," jawabnya.Setelah makan, dia pun mulai memandikan bayinya, barulah setelah itu memandikan Rayyan.
Read more
Leona Mulai Curiga
"Papi Ryu? Siapa dia?" tanya Leona pada sang putra.Rayyan menutup mulutnya, dia merasa bersalah karena keceplosan menyebut nama Ryu."Hehehe, bukan siapa siapa. Iyan tadi salah ucap saja," jawab balita itu sembari mengubah ekspresinya menjadi ceria kembali. "Ayo Mi, kita main, mumpung adik bayi lagi tidur," ajak Rayyan."Tunggu Iyan, jelasin dulu sama Mami siapa Papi Ryu?" kekeh Leona.Rayyan menghela nafasnya, Maminya ini memang keras kepala. Bahkan dulu Papi Ryu sering mengalah pada Mami."Begini Mami sayang, Iyan suka lihat film di tivi. Nah ada tokoh yang namanya Papi Ryu, tapi sekarang, dia meninggal," bohong Rayyan."Ohhh," sahut Leona.Wanita itu akhirnya mengajak sang putra bermain lego kesukaannya. Sambil bermain, Leona terus memandangi sang putra. Entah mengapa, Leona merasa ada yang disembunyikan oleh Rayyan padanya, tidak mungkin balita itu menangis tersedu sedu hanya karena kehilangan tokoh kesayangannya di televisi. "Siapa sebenarnya Papi Ryu? Aku harus menyelidikinya,
Read more
Rehan Menikahi Leona Kembali
"Dokter! Pasien telah sadar." Dokter langsung berlari ke ruang ICU. Setelah memeriksa, dokter itu menjabat tangan Takeshi. "Selamat Dokter, kita berhasil membawanya kembali," ujarnya.Takeshi langsung memeluk tubuh sepupunya. "Terima kasih sudah kembali, cepatlah sembuh demi putramu."Flashback"Dok, saya ingin sepupu saya di otopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya," kata Takeshi saat membawa Ryu ke rumah sakit Tokyo.Dokter forensik itu pun memeriksa jenazah Ryu. Dia menggeleng geleng tak percaya. Untuk memastikan dugaannya, dia memanggil rekan dokternya. Mereka pun mengangguk bersamaan."Dokter Takeshi, bagaimana kalau kita bantu dengan memasang ventilator pada sepupu Anda, karena kami mendeteksi adanya denyut halus di tangannya. Kemungkinan, pasien tadi mengalami mati suri," terang dokter itu.Takeshi akhirnya menyetujui usul dokter itu. Takeshi melakukan apa yang dikatakan oleh dokter supaya Ryu bisa sadar kembali.Flashback offTiga Bulan Kemudian"Saya terima nikah dan kaw
Read more
Rencana Ryu
"Apakah aku sudah bisa memakanmu?" bisik Rehan tepat di telinga Leona membuat wanita itu mengangguk malu malu.Wajah Rehan langsung tersenyum gembira. "Ayo anak anak, waktunya kita untuk tidur siang," ajak Rehan.Mata Leona membola seketika, bagaimana bisa sang suami ini langsung mengajak mereka tidur."Mereka belum waktunya tidur sayang, mungkin sekitar 2 jam lagi," kata Leona."Buatlah mereka tidur sekarang, aku sudah sangat lama berpuasa," kata Rehan."Hanya 4 bulan saja lama," protes Leona."Apa kamu tidak tahu, aku menahannya hampir ti …" Rehan tidak melanjutkan ucapannya, hampir saja dia keceplosan mengatakan hal yang bisa membuat Leona curiga."Maksud aku, empat bulan itu serasa 3 tahun bagiku," ralat Rehan."Apa dulu kita sering melakukannya?" tanya Leona malu malu."Bahkan kita melakukannya hampir setiap hari," aku Rehan."Masa?" Leona tidak percaya dengan ucapan suaminya."Makanya, sekarang, buat mereka tidur dan akan aku buktikan kalau kita melakukannya setiap hari," kata Re
Read more
Suara Papi Ryu
"Tunggu, biar aku yang balas pesannya," kata Rehan.Leona akhirnya memberikan gawainya pada sang suami. Wanita itu akhirnya memilih memejamkan mata sejenak sebelum kedua bocah kecilnya bangun. Entah apa yang diucapkan Rehan papa Poor Husband. Lelaki itu hanya tersenyum senyum sendiri.Ryu tersenyum licik saat membaca pesan dari Leona. "Apa kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu bukan Waifuku? Kemana dia? Apa masih memasak?" gumam Ryu sambil melirik ke arah jam dinding.Tak lama, Revan dan Rayyan sudah bangun. Melihat sang istri yang sepertinya kelelahan membuat lelaki itu tidak tega membangunkannya."Ayo sayang mandi sama Daddy," ajak Rehan pada Rayyan.Sementara Revan, bayi itu masih berada di ranjang, dia tidak berani kalau memandikannya. Suara cekikikan dua lelaki beda generasi itu membuat Leona terbangun. "Hoaamm. Jam berapa ini?" gumam Leona seraya melirik ke arah jam dinding."Astaga, sudah jam 9 pantas saja Revan sudah terbangun." Wanita cantik
Read more
Kembalinya Memori yang hilang
"Papi Ryu. Apa mungkin Papi Ryu masih hidup," batin RayyanRayyan adalah bocah yang pintar, dia tidak mungkin salah dengar, maka dari itu, dia ingin membuktikan apa yang ada di benaknya."Daddy, Rayyan mau jadi model," ujar balita yang belum genap berusia 4 tahun itu.Seketika semua pandangan beralih padanya. Rehan memang tidak menyetujuinya, tapi … jika memang Rayyan menginginkannya, dia tidak akan membatasinya."Kamu serius sayang?" tanya Rehan pada sang putra.Rayyan mengangguk antusias membuat Rehan menghela nafas panjang."Baiklah, aku setuju, tapi, jadwal pemotretan untuk mereka hanya sekali dalam seminggu, entah itu hari sabtunya atau minggunya," syarat yang diajukan oleh Rehan."Deal," ucap Yujin dengan cepat sebelum kliennya berubah pikiran.Setelah penandatanganan kerjasama itu, akhirnya Rehan dan juga Leona pergi dari restoran itu. Sementara itu, seorang lelaki memandang mereka dengan tatapan kesal, marah dan benci karena Rehan telah merebut istrinya."Sabar Ryu, target su
Read more
Kembalinya Sedikit Kepingan Memori
"Leona!!!" teriak Rehan dan Ryu bersamaan.Kedua lelaki itu sama khawatirnya dengan keadaan Leona."Tolong kamu gendong Revan dulu, biar aku tidurkan dia di sofa," pinta Rehan pada Ryuji."Jangan di sofa, baringkan dia di ranjangku saja," kata Ryuji."Apa tidak apa?" tanya Rehan sungkan."Tidak apa, kasihan dia kalau tidur di sofa," jawab Ryuji.Rehan akhirnya menggendong Leona ke dalam ruang pribadi Ryuji. Lelaki tampan itu pun memeriksa keadaan sang istri."Apa dia selalu seperti itu?" tanya Ryuji pada Rehan.Lelaki tampan itu pun mengangguk. "Bahkan kalau dia mencoba mengingat masa lalunya dengan keras, dia pasti masuk rumah sakit. Maka dari itu, aku melarangnya berpikir keras. Biarkan ingatannya kembali dengan perlahan," terang Rehan.Mendengar ucapan Rehan membuat Ryu merasa bersalah, harusnya, dia bisa sedikit bersabar mengungkapkan semuanya."Tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Ini bukan salahmu," kata Rehan."Apa kamu tidak ta
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status