Semua Bab CEO Arogan Itu Ayah Anakku: Bab 91 - Bab 100
138 Bab
BAB 91
Ethan kini duduk di kursi yang dingin, mata tajamnya menatap pria yang terikat di hadapannya. Pria di hadapan Ethan adalah Anak buah Antonio. Antonio, adalah pria yang pernah berhubungan dengan Alice. Dia adalah kunci di pengadilan nanti. Sudah sangat lama Ethan mencari keberadaan pria tersebut. Namun pria ini bukan sembarang pria."Katakan padaku, dimana Antonio?" tanya Ethan dengan suara rendah namun tegas.Pria itu menatapnya dengan mata yang penuh ketakutan. "Aku tidak bisa memberitahumu. Mereka akan membunuhku jika aku melakukannya."Ethan tersenyum sinis. "Oh, jangan khawatir. Jika kamu tidak memberitahuku, aku akan memastikan mereka tidak akan pernah menemukanmu."Pria itu tergagap-gagap, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Antonio sudah pergi! Dia adalah bagian dari organisasi Underground Black Scorpion. Antonio hanya ingin menghancurkan hidupmu, Ethan. Dia ingin melihatmu hancur!"Ethan merenung sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. "Hancur? Alasannya? berikan semua
Baca selengkapnya
BAB 92
"Bella! Apa yang terjadi?" Evelyn diserang kepanikan yang luar biasa, saat melihat sekretarisnya itu kini, sudah terbaring tak sadarkan diri bersama dengan beberapa petugas keamanan yang berjaga di depan pintu ruangan Evelyn. Evelyn menatap Alice yang berjalan di samping tubuhnya. "Apa yang kau lakukan kepada mereka?" Evelyn menyentak. Dengan memainkan kukunya acuh, Alice menjawab, "untuk apa kau memikirkan orang lain? Pikirkan dulu dirimu yang sebentar lagi akan ku lempar ke jurang!" "Heh, siapa yang ingin kau lempar, Alice?" Ethan dan Hubert berjalan dengan tegap bersama pihak petugas kepolisian yang mendampingi mereka. Alice yang menyadari kehadiran Ethan, segera berlari dan memeluk tubuh pria yang begitu dia rindukan. "Hubby, akhirnya! Kau datang bersama Polisi. Aku sungguh merindukanmu!" seru manja Alice. Evelyn tersenyum sinis melihat pemandangan itu. Pemandangan delapan tahun lalu. Benar-benar menyayat hati Evelyn. Ethan mendorong tubuh Alice. "Menjauhlah! Jangan lancan
Baca selengkapnya
BAB 93
Alberto begitu murka saat mendengar bahwa Ethan memenjarakan anaknya, Alice. Dengan kekuasaannya dan kemarahan yang membara, dia bergerak cepat untuk membebaskan Alice dan menuntut Ethan karena berani melawannya. Alberto tidak akan membiarkan siapapun menyakiti keluarganya tanpa konsekuensi.Dengan langkah mantap, Alberto memasuki kantor polisi tempat Alice ditahan. Ekspresi marah terpancar dari wajahnya, menunjukkan tekad yang kuat untuk melindungi anaknya. Dia tidak akan mengizinkan keadilan dirampas oleh kekuasaan orang lain.Alberto dengan suara tegas bertanya. "Di mana Alice? Aku ingin melihatnya sekarang juga!""Siapa Anda, Pak?" tanya pria berseragam."Apa kau buta? Aku Alberto, ayahnya Alice! Segera bawa dia ke sini atau Anda akan menghadapi konsekuensi yang serius!" ucap Alberto dengan suara meninggi."Ba-baik, Pak Alberto. Aku akan segera memanggilnya." jawab petugas itu sedikit gugup.Tak lama kemudian, Alice muncul di hadapan Alberto, Alice terlihat lemah dan takut. Alberto
Baca selengkapnya
BAB 94
"Tuan, aku punya kabar baik. Kita telah menemukan tempat persembunyian musuh yang membawa Nyonya Evelyn."David datang dengan napas terengah-engah, wajahnya penuh dengan kekhawatiran. Dia segera melaporkan kepada Ethan bahwa mereka telah menemukan tempat persembunyian musuh yang membawa Evelyn."Di mana tempat itu?" Ethan bertanya panik."Tempat itu terletak di tengah hutan lebat, di sebuah bangunan. Kita harus segera melakukan tindakan, Tuan."Ethan terlihat serius dalam gelisah. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk menyelamatkan Evelyn. Apapun yang terjadi, Ethan harus segera bergerak."Aku tidak bisa membiarkan Evelyn berada dalam bahaya lebih lama lagi." gumam Ethan dengan rasa gelisah yang kini meraja. "Segera Siapkan alat tempurku. Kita akan menuju ke sana!" titah Ethan. "Baik, Tuan. Aku juga akan memberitahu tim lain dan memastikan semuanya siap. Kita harus bergerak cepat.""Benar, karena setiap detik sangat berharga. Kalian, harus berhati-hati dan memastikan kembali den
Baca selengkapnya
BAB 95
"Mati, mati! Kau keparat!" Evelyn terengah-engah saat dirinya berhasil menumbangkan Antonio dengan guci. Setelahnya, Evelyn meraih sebuah lampu hias di atas nakas dengan rasa geram, Evelyn menghantam lampu itu berulang kali membabi buta di kepala Antonio hingga pria itu tidak sadarkan diri."Aaaargh! Kenapa aku selalu terjebak dalam situasi seperti ini! Aku hanya ingin tenang! Bisakah aku damai walau hanya sebentar?" Evelyn menjerit frustasi.Tubuh Evelyn lunglai terduduk di atas lantai dengan tangis. Beruntung, bawahan Antonio kini telah pergi saat mereka selesai memasang kamera. Ruangan yang hanya cahaya remang-remang dari bulan yang masuk melalui celah-celah jendela yang pincang. Membuat Evelyn beringsut duduk di pojok ruangan, ketakutan yang melingkupinya membuat tangisnya pecah dalam keheningan malam.Di luar, suara tembakan menggelegar, mengguncang dinding-dinding bangunan. Membuat Evelyn merasa hatinya semakin berdebar, dia tahu bahaya yang ada di luar sana semakin dekat deng
Baca selengkapnya
BAB 96
"Nenek, tadi Rai dihukum oleh Guru." Raizel duduk dengan gelisah, sambil menunggu kedatangan orang tuanya, Raizel menemani Diana dan Rosalie di dapur. Entah sejak kapan dua nenek itu akur. Tapi Rosalie tidak melakukan apa-apa. Dia hanya duduk melihat Diana yang terlihat sedang memilih-milih sayuran dengan beberapa pelayan yang lain. "Heh, kenapa Rai dihukum?" tanya Rosalie dengan wajah yang sudah terlihat marah. Marah kepada gurunya Raizel.Diana yang sedang sibuk pun melayangkan pertanyaan. "Rai nakal, ya, di Sekolah?" "Bukan, Nek, Eyang! Bukan karena Rai, tapi temannya Rai," ucap Raizel dengan memainkan sumpit sambil menopang dagunya diatas meja. "Kenapa dengan temanmu sampai kamu bisa dihukum? Biar Eyang temui teman dan guru kamu!" kesel Rosalie. "Haaah…!" Raizel membuang nafas panjang. "Jadi begini, Nek, Eyang! Teman Rai itu, kalau sudah jam 12 siang, dia pasti selalu ketiduran!" jelasnya. Rosalie dan Diana menyimak dengan penuh keseriusan. "Terus?" kata mereka hampir bersama
Baca selengkapnya
BAB 97
“Maaf, jika aku mengganggu waktu kalian yang sedang berciuman.”Evelyn dengan cepat dan gugup mendorong dada Ethan, ketika Hubert sudah berada di ambang pintu. Hubert, menyandarkan sisi tubuhnya pada bingkai pintu sambil menatap ke arah Ethan dan Evelyn yang tampak salah tingkah.“Hmm… aku permisi,” ucap Evelyn kikuk. Dia melangkah menundukkan kepalanya dalam. Ethan menatap ke arah Hubert dengan pandangan serius. “Urus pria ini dan segera hubungi pengacara. Alberto sudah menyerukan peperangan kepada kita! Dan persiapkan semua saksi!” Titah Ethan kepada Hubert dengan suara yang tegas.Pria yang masih berdiri di ambang pintu itu pun menghormat. “Siap, laksanakan!” jawabnya. Ethan menyusul Evelyn yang sudah berjalan lebih dulu sambil memegangi bahunya yang terasa nyeri. Di luar kamar itu, Ethan menatap punggung Evelyn yang melangkah sambil kaki wanita itu sesekali menendang angin. “Evelyn…!”Wanita itu memutar kepalanya menatap Ethan dengan wajah malu-malu lalu tertunduk. Ethan berl
Baca selengkapnya
BAB 98
"Papa!" Raizel berlari dengan riang menyambut kedatangan Ethan dan Evelyn. Ethan berjongkok di ambang pintu utama sambil merentang kedua tangannya. Raizel, dengan girang melompat ke dalam pelukan Ethan. "Aakh!" Ethan meringis saat pelukan Raizel mengenai luka tembaknya. Raizel mendorong tubuhnya mundur, menatap heran kepada Ethan. "Papa, apakah Papa sakit?" tanya Raizel berwajah cemas. Ethan menggeleng. "Tidak, hanya bahu Papa sedikit terasa nyeri karena tadi terbentur saat bekerja," jawab Ethan berkilah. Wajar jika Raizel tidak tahu. Sebab, Ethan sudah mengganti kemejanya saat dirinya dan Evelyn pergi ke rumah sakit. Evelyn, ikut berjongkok. Dia mengusap pucuk kepala Raizel dengan sayang. "Rai, kenapa belum bobo?" tanya Evelyn. Evelyn mengenakan manset tangan sebelum pulang. Dia tidak ingin jika Raizel melihat pergelangan tangannya yang memar. Sebelum dirinya dan Ethan kembali, mereka sudah menyiapkan semuanya. "Rai dari tadi gelisah. Rai takut terjadi sesuatu kepada Mama dan
Baca selengkapnya
BAB 99
"Terima kasih, tapi aku hanya ingin minta maaf dengan sikapku yang tadi." Evelyn mencoba menolak untuk tidak masuk ke kamar Ethan. "Ya sudah, aku juga minta maaf. Seharusnya, aku tidak memberikan bunga seperti itu untukmu," jawab Ethan kikuk. "Hmm… tidak masalah, kalau begitu, aku… aku kembali ke kamar." pamit Evelyn. Ethan hanya mengangguk. Dia takut salah, dia sudah tidak ingin ada pertengkaran. Dia ingin memperbaiki semua. Dari itu, Ethan tidak menahan Evelyn. Evelyn memutar tubuhnya ragu. Mengingat luka Ethan yang mungkin saja masih sakit. Dia, kembali memutar tubuhnya. "Jika ada apa-apa, hubungi aku, ya. Aku takut jika lukamu terbuka—""Tolong temani aku." Ethan memotong ucapan Evelyn dengan cepat. Evelyn terdiam, ada keraguan dalam dirinya. Dia takut jika Ethan akan lepas kendali dan berakhir dengan peluh seperti yang sudah-sudah. Ethan yang menyadari atas keraguan Evelyn pun meraih tangan wanita di hadapannya itu. "Aku berjanji, aku tidak akan menyentuhmu sebelum kita men
Baca selengkapnya
BAB 100
"Ethan, apa yang terjadi? Kamu terlihat tidak baik-baik saja."Evelyn terbangun dengan kaget saat merasakan tubuh Ethan gemetar saat Ethan memeluknya. Dalam kepanikan, Evelyn segera bangun dan meraba dahi Ethan. Evelyn terkejut ketika merasakan panas di dahi Ethan. "Aku tidak apa-apa, Evelyn. Aku hanya merasa demam," jawab Ethan lemah dengan suara bergetar. Evelyn menatap khawatir. "Tapi suhu tubuhmu naik, Ethan. Aku takut kau kenapa-kenapa," ucap Evelyn.Mungkin karena efek anestesi yang hilang setelah Ethan mengalami luka tembak membuat suhu tubuhnya naik dan mengalami demam. Karena sebelum kembali ke kediaman, Ethan mengobati luka tembaknya di Rumah Sakit."Oh, jadi kamu benar-benar bisa merasakan apakah suhu tubuhku naik? Aku tidak tahu kalau kamu memiliki kekuatan super seperti itu." kelakar Ethan agar Evelyn tidak khawatir dengan keadaannya.Evelyn memandang serius. "Ini serius, Ethan. Kamu terlihat tidak sehat. Aku akan meminta pelayan untuk membuatkan bubur untukmu. Dan meng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status