All Chapters of Terjebak Pernikahan Penuh Derita: Chapter 121 - Chapter 130
164 Chapters
Berasa di Dunia yang Berbeda
"Kamu?"Kedua wanita itu sama-sama menunjuk saat keduanya bertatapan. Namun sebelum Allice membuka mulutnya lagi, lawan bicaranya langsung menggeleng samar. Memberi kode supaya Allice diam.Untunglah Allice mengerti meski dia masih terkejut bertemu wanita itu disini.Nadia. Bagaimana bisa wanita yang sudah lama menghilang ternyata ada di depannya. Bahkan di wilayah yang nampaknya sangat asing baginya."K-Kamu diperintahkan Tuan Oscar untuk menemuinya," ucap Nadia terlihat gugup.Allice masih terdiam meneliti pakaian yang Nadia kenakan. Terlihat seksi namun anggun. Jika saja Allice tidak mengenal Nadia sejak bertahun-tahun lamanya, mungkin dia tak akan mengenali.Mulai dari nada bicara yang lebih lembut dari pada sebelumnya. Rambut hitam kini sudah di cat menjadi blonde dan berombak. Make up juga lebih natural. Sepertinya Nadia mendapatkan perawatan yang sangat baik disini."Halo, Tuan Oscar tidak bisa menunggu terlalu lama." Nadia menggerakkan tangannya di depan wajah Allice. Membuat
Read more
Permintaan Konyol Imelda
Ternyata penyebab kondisi menyedihkan istri Oscar adalah luka tembak yang pernah dideritanya di kepalanya. Memang, menjadi istri seorang mafia tentu sangat berisiko untuk terluka. Wanita itu bernama Lucetta. Allice memasuki sebuah kamar yang berlokasi tepat di samping kamar Oscar. Di ruangan itu, peralatan medis terlihat sangat lengkap dan tersusun rapi. Biasanya ada tenaga medis yang berjaga. Tapi kali ini Oscar sengaja meminta yang lain untuk pergi.Di sana, seorang wanita berwajah cantik, Lucetta, terbaring lemah. Saat Allice dan Nadia memasuki kamar tersebut, matanya perlahan terbuka, menyadari kedatangan mereka. Tak lama kemudian, Oscar mengikuti jejak mereka masuk, mendahului, lalu duduk di samping istrinya dengan penuh kasih sayang. Lucetta terlihat sangat kurus dan lemah, serta pandangan matanya kosong tanpa semangat. Seluruh tubuhnya tampak tak mampu merespon apapun, seolah-olah jiwa dan raga terpisahkan oleh kepedihan yang mendalam."Aku sudah mendatangkan banyak dokter
Read more
Harus Mulai Menjadi Allice
Permintaan ibunya untuk mengajak Dhea berlibur bersama mereka seolah menampar wajahnya. Baginya itu adalah hal yang sangat konyol. Apakah Imelda benar-benar ingin melihat anaknya mencari wanita lain dalam hidupnya? Arsen merasa bingung dan frustasi dengan situasi ini. "Sebaiknya mommy pulang," ujar Arsen dengan lembut pada Imelda."Kok, mommy suruh pulang? Kan mommy mau jagain Brian." Imelda menunjuk pada anak kecil yang masih tertidur pulas di ranjang kamar pasien.Namun, Arsen merasa kalimat itu terasa seperti sindiran. Bahwa ia harus mencoba untuk memperhatikan kehidupan percintaannya sambil tetap menjaga anak-anaknya. Sementara itu, Dhea merasa situasi sangat canggung. Dia pun tidak mau terlalu lama berada di sana, mengetahui betapa sulitnya posisi yang harus dihadapi Arsen.Sebagai dokter yang profesional tidak mau membahas hal pribadi saat bertugas, Dhea memutuskan untuk berpamitan pada Imelda."Maaf, Tante. Saya sangat menghargai rencana Tante Imelda yang ingin mengajak saya
Read more
Atur Keberangkatan
Frank baru saja mengantar tuan-nya pergi meninggalkan pulau. Ya, sebuah pulau asing dimana tempat ini dijadikan markas seorang mafia kejam macam Oscar Reinhard. Di sisi kanan pulau, terdapat ladang tumbuhan ganja dan segala sesuatu yang bisa dijadikan obat terlarang. Dua buah pabrik besar juga berdiri. Yaitu pabrik untuk membuat senjata dan satunya untuk mengolah obat terlarang tersebut. Nantinya, produk-produk itu akan dipasarkan secara ilegal ke wilayah-wilayah yang menjadi tempat jual beli barang haram tersebut. Dengan tingginya kekuasaan Oscar. Dia juga bisa membuat pulau itu tidak terdeteksi oleh peta dunia. Tak hanya itu, dengan radius tertentu, orang asing tidak bisa mendekat. Kalau pun ada, mereka akan dijadikan tawanan. Dijadikan budak dan tidak akan dikembalikan ke tempat asal kecuali dalam keadaan tak bernyawa. Frank menjadi salah satu pimpinan pengawal kepercayaan Frank dalam menjaga pulau ini. Dia mendapat laporan dari anak buah yang berjaga di pantai setiap saat kalau
Read more
Mencoba Mencari Ponsel
Nadya terlihat pucat dan lemas, bolak-balik ke kamar mandi karena diare yang tak kunjung reda. Karena Nadya saat ini sedang dijadikan ratu oleh Oscar, kepala pelayan pun khawatir. Sebab kalau Oscar tau kondisi Nadya, kemudian menyalahkan makanan yang dihidangkan. Pasti nanti Salma-lah sebagai kepala pelayan yang akan menanggung akibatnya.“Nona Nadya, saya panggil dokter lebih dulu.” Salma segera meminta pengawal yang berjaga di depan kamar Nadya untuk memanggil Dokter Allice.Di kamar, Dokter Allice dengan cermat memeriksa Nadya yang terbaring lemah di tempat tidur. Wajah Nadya tampak pucat dan berkeringat, tangan gemetar saat mencoba meraih gelas air yang disodorkan pelayan."Dok, apa penyebab diare ini? Saya merasa sangat lemas," keluh Nadya dengan suara lirih.Dokter Allice yang sedang memeriksa denyut nadi Nadya menjawab, "Sepertinya ini akibat infeksi bakteri, Nona Nadya. Apakah Anda mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau sudah kadaluarsa?"Nadya berpikir sejenak, lalu ter
Read more
Bisa Menghubungi Arsen
Suara derit pintu kamar membuat Allice begitu terkesiap.“Frank? Dia datang?”Dalam sedetik Allice langsung berjongkok di tempat yang kebetulan posisinya ada di samping meja. Segera pula dia bergeser, bersembunyi di bawah meja besar di sudut kamar gelap.Pintu dibuka makin lebar. Benar, Frank masuk. Langkah berat kepala penjaga itu terdengar masuk lalu menutup pintu lagi. Netra tajam itu penuh waspada meneliti setiap sudut ruangan tanpa menyalakan lampu.Sinar rembulan yang masuk melalui sela jendela menyinari wajah Frank yang curiga. Napas Allice tersengal-sengal, dan dia merasa jantungnya berdebar kencang saat Frank mendekati meja di mana dia bersembunyi.Ketika kaki Frank mulai terlihat, Allice reflek menutup mulut dengan kedua tangannya mencoba sebisanya untuk tidak membuat suara apapun.“Tidak. Aku tidak ingin mati lebih awal. Aku ingin selamat. Tuhan, lindungilah hambamu ini.” Dalam hati Allice terus berdoa dalam keheningan.Namun, ternyata Frank justru berhenti di depan lemari
Read more
Mengatur Siasat dengan Darren
Arsen hampir tak percaya kalau pada akhirnya dia bisa mendengar suara Allice lagi. Mulutnya bahkan tak bisa berucap apapun ketika telinganya masih mendengar voice note yang Allice kirim. Serindu ini dia pada istrinya. Mata Arsen mengerjap karena mulai basah saking bahagianya. Tapi rasa rindu dan rasa syukur sebab istrinya benar-benar masih ada di dunia ini, atensi Arsen teralihkan setelah dia mencoba fokus mendengarkan isi dari pesan suara Allice. “Mafia? Oscar Reinhard?” Arsen mengulang lagi voice note dari yang paling atas lalu mendengarkan dengan cermat. Setidaknya saat ini Arsen memiliki waktu untuk menghubungi Darren sebelum posisinya semakin dekat menuju perairan yang dituju. Arsen duduk di sisi ranjang. Dia lebih dulu ingin melepas rasa rindunya dengan mengirim voice note balik pada Allice. “S-Sayang, kamu tidak tau sebahagia apa aku mendengar kalau kamu masih hidup. Aku janji akan segera mengirim bantuan untuk menyelamatkanmu dari pulau itu. Tunggu aku, Sayang. Aku sanga
Read more
Mendapat Serangan Mendadak
Laut yang tenang seolah menyembunyikan misteri di balik gelombangnya yang lembut. Arsen merasa gugup dan tidak sabar, ia sudah dua hari berlayar bersama anak buahnya untuk mencapai pulau misterius itu. Jarak antara lokasi titik dan dirinya semakin dekat, membuat detak jantungnya semakin kencang.“Kita harus hati-hati. Pulau disana adalah markas mafia berbahaya," ujar Arsen pada Deri, anak buahnya yang setia.Arsen tengah memperhatikan pulau dari teropong di tangannya. Dahinya berkerut setelah tau kalau benar-benar ada bangunan semacam mansion di sana. Padahal kalau dilihat dari peta, pulau ini tidak terdeteksi.“Persiapkan diri dengan baik. Pastikan senjata dan kesiapan fisik kita dalam kondisi maksimal,” sambung Arsen.“Iya, Tuan. Tadi saya sudah memeriksa senjata dan menyusun strategi pertahanan sesuai dengan yang Tuan perintahkan kemarin kepada anak buah lain. Kita siap menghadapi segala kemungkinan di pulau tersebut,” jawab Deri dengan sangat mantap.Arsen memberikan teropong di t
Read more
Bertemu Dengan Frank
“Berhenti! Siapa di sana?" Suara itu membuat Arsen langsung berjongkok di balik batu besar tepi pantai, mencoba menyembunyikan dirinya dari penjaga yang berjaga di sana. Dalam ketegangan, Arsen mengintip dengan hati-hati dari balik batu, berharap penjaga itu tidak melihat keberadaannya. “Dia sempat melihatku,” bisik Arsen terus waspada. Dia juga mencoba melihat penjaga lain. Rupanya mereka masih jauh. Hanya satu penjaga yang kemungkinan sempat melihatnya ketika berpindah dari satu batu ke batu lainnya. Penjaga itu perlahan mendekat, langkah kaki terdengar semakin jelas. Arsen merasa jantungnya berdegup kencang, berharap dirinya tidak ketahuan. Dalam hitungan detik, kedua mata mereka saling bertemu. Arsen melihat penjaga itu hendak menembakkan pistol ke arahnya, dan dia tahu saat itu adalah saat yang tepat untuk bertindak. Dengan gerakan cepat dan tenaga yang terkumpul, Arsen menarik penjaga itu ke belakang batu besar dan menutup mulutnya dengan erat, mencegah teriakan yang mungki
Read more
Panasnya Luapan Rindu
Mata Allice membulat saat dia bisa melihat kalau orang yang sedang menahannya di dinding dan membungkamnya adalah seorang pria. Meski lampu masih mati, siluet itu terlihat jelas. “Mmmmh!” Allice terus meronta. Dia takut kalau orang ini akan memperkosanya. Bisa saja kan? Pria-pria disini seram-seram. Kaki Allice yang tadinya tak bertenaga, kini justru dia gunakan untuk menendang alat vital pria itu. “Akh!” pekik pria itu membungkuk sambil memegang bekas tendangan Allice sambil kesakitan. “Allice ....” Allice terdiam mendengar suara yang sudah lama dia rindukan. Dengan penuh harap, semoga tebakannya tidak salah. Allice segera menyalakan lampu kamar. Kedua tangan Allice menutup mulut mulutnya yang terbuka setelah melihat kalau memang Arsen yang ada disini. “A-Arsen?” “Ssshh ... Sayang ....” Allice mengeluh sakit. Wajahnya terlihat sangat manja. Alih-alih peduli dengan hasil tendangannya tadi. Allice justru masih terkejut dengan kemunculan sang suami tiba-tiba. Dia mendekat lalu m
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status