All Chapters of CEO Brondong itu Kekasihku: Chapter 31 - Chapter 40
122 Chapters
Bab 31. Sisi Lain
Jawabanku sudah mantap. Tidak peduli siapa Alex, yang penting diri ini ingin bersamanya. Ibu pun tidak mengungkit kecurigaannya pada usia kekasihku itu. Padahal, Alex mengatakan kalau dia tidak ada kesempatan menemui ibu. Wanita yang melahirkanku itu sibuk memilih perawatan untuk diriku yang terlihat tidak bening saat bersamanya. “Pokoknya, Nduk, ingat kata-kata ibu. Wanita itu, penampilan sangat dipentingkan. La wong cinta itu dari mata turun ke hati.” Jawaban iya, merupakan jalan aman dan tidak mengundang rentetan kalimat lainnya. Minimal tambahkan kalimatnya tidak mengular seperti kereta api. “Tapi tetep jangan berlebihan merubah penampilan. Sewajarnya. Wanita itu yang utama, kulit, dan kebersihan. Jangan sampai bau apalagi bolotan. Di sampingmu itu Nak Alex. Jangan sampai kamu dipikir asistennya, bukan kekasihnya.” “Ibu ini, lo. Sama anak kok tega banget.” Kesal juga dikatakan seperti itu. Mulutku mengerucut dengan dahi berkerut. “Ya harus. Ini demi kebaikanmu. Supaya kamu m
Read more
Bab 32. Memang Dia
Semakin melangkah bersamanya, semakin rasa penasaran mencuat. Itu membuatku mengukuhkan hari-hari ke depan membersamainya."Kita langsung pulang?""Iya," jawabku langsungMasih ingat nasehat ibu sebelum pulang. Dia mewanti-wanti untuk menjauh dari lelaki ini saat kondisi tidak bisa aku kendalikan. Kedekatan dengannya memaksaku menumpulkan logika. Sebelum aku menyerah, lebih baik menghindar."Tapi besok harus datang sesuai janji.""Pasti."Pikirku, kalau bersamanya di waktu siang, pasti akan aman. Toh ini bukan di rumahnya yang besar kapan hari itu. Ini di tempat singgah tidak jauh dari kampus. POV Alexander Semesta sekarang memihak kepadaku. Giliranku sekarang mengusahakan untuk mengakhiri kesepian ini. Menghapus hari-hari yang lalu dan menggantikan dengan kebahagiaan dengan wanita tujuanku.Terlahir pada keluarga yang tidak sempurna. Sejak kecil dalam asuhan Kakek Sebastian tanpa mengenal cinta dari orang tua. Kata Tante Lela, kisah cinta ibu dan Papa seperti cerita di roman. Papak
Read more
Bab 33. Panas
POV Raya Hampir aku berbalik saat pintu terbuka. Penampilannya membuatku lupa bernapas. Dia yang biasanya berpenampilan rapi, sekarang menggunakan baju santai. Kaos sepak bola berwarna orange yang dipadankan dengan celana pendek sedikit melebihi lutut. Wajahnya yang segar dengan dibingkai rambut yang sedikit basah.Dia terlihat lebih … sexy.Huft!Sesaat, aku melihat diriku sendiri. Padahal aku sudah berusaha berpenampilan seringan mungkin. Menggunakan celana panjang lebar dan baju atasan berbahan satin. Tidak senada dengan tuan rumah.Acara memasak berjalan sesuai rencana Alex. Dia yang memasak dan aku hanya sebagai suporter. Dari tempat dudukku, mata ini hanya terpaku pada dirinya. Punggung lebar yang membelakangiku, tampak bergerak seirama dengan gerakan tangan yang lincah di atas wajan. Baru kali ini, aku melihat pesona lelaki memakai celemek.“Selesai!” serunya sambil berbalik.Aroma menggelitik menguar dari hidangan yang dituang ke mangkuk besa
Read more
Bab 34. Seperti Anak Kecil
“Sekarang giliranku yang melayani kekasihku,” ucapnya kemudian mengambil piring kosong di tanganku.Sedari tadi aku dimanjakan olehnya. Setelah berganti baju, aku langsung keluar kamar. Meja makan tidak hanya ada makanan, sekarang sudah ada bunga mawar sebagai pemanis. Tidak hanya itu, iringan lagu lawas diperdengarnya. Seingatku itu suara Louis Amstrong, karena bapak dulu sangat menyukainya.Makanan yang ada di piringku pun dia yang mengambilkan. Berbalik saat makan bersama ibu kapan hari.Dengan senyum tidak terlepas di bibir, aku memperhatikan kesibukan dan mulutnya yang tidak berhenti bicara. Dia tidak ubahnya seperti ibu, pantas mereka terlihat seperti seserver. Perlakuannya memang terkesan remeh, tapi ini membuatku merasa disayangi.“Badan kamu masih belum proporsional. Masih memerlukan karbohidrat dan protein. Lemak sedikit juga tidak masalah. Kalau asupan makanan kurang, kamu bisa gampang sakit. Don’t worry tentang kegemukan dan kata orang. Dengarkan kata saya saja,” ucapnya s
Read more
Bab 35.  Tuduhan
“Raya!”Aku yang sedang berjalan terkejut. Dari belakang, tangan ini ada yang menggandeng. Ternyata Mbak Leni pelakunya. “Aduh, Mbak Leni. Aku pikir siapa.”“Memang siapa lagi yang berani gandeng kamu seperti ini, selain aku. Hah?” Sambil senyum-senyum, dia menatapku dengan pandangan menyelidik.“Edan! Memang kalau orang lagi jatuh cinta mampu merubah segalanya, ya. Penampilanmu sekarang tambah keren dengan rambut pendek seperti ini,” ucapnya sambil menunjuk jempol tangan.“Cocok tidak?” ucapku sambil menunjuk rambut. Dari kemarin ada rasa mengganjal, apakah potongan rambut pendek sesuai dengan usiaku?“Sangat cocok. Bisa jadi sebentar lagi perpustakaan kita semakin ramai.”“Kenapa?” tanyaku sambil mengernyit.“Mau ngecengi kamu!” serunya aku sambut dengan tawa tergelak.Kami berjalanan beriringan menapak trotoar berpaving. Sesekali kami menyingkir karena pegawai kebersihan yang berusaha menyelesaikan tugasnya. Seperti biasa, Mbak Leni menceritakan hari minggunya yang penuh warna. Pe
Read more
Bab 36. Amarah
“Mbak Raya?!” “Iya! Ini aku! Silakan kalian bicara apapun tentang aku. Kalau perlu, ajak semua orang yang datang untuk mendiskusikan aku dan kekasihku yang tampan dan kaya itu.” “Ma-maaf, Mbak Raya. Kami tidak bermaksud untuk__” “Aku tidak peduli maksud kalian apa. Toh, apa yang kalian keluarkan dari mulut, tidak berpengaruh sayangnya kekasihku itu. Dia tetap mesra dan sangat mencintai aku.” “Maaf, Mbak Raya.” Senyuman miring aku sajikan. “Kalian sudah kenal dengan aku. Kenapa tidak bertanya langsung saja? Justru bicara di belakang sesuatu yang tidak benar!” seruku kemudian mengambil napas yang terputus. “Okey, saya kasih tahu siapa Alexander Dominic kekasihku itu. Dia CEO Global Dominic Technologies, Tbk. Jangan dipertanyakan kekayaannya. Tanpa aku kasih tahu, kekasihku itu sangan tampan. Kalian iri, kan?” Mereka diam, hanya mata mereka sesekali mengerjap terlihat takut-takut. Namun ada satu orang yang terlihat tidak merasa bersalah. Bahkan sorot matanya terlihat menantang.
Read more
Bab 37. Teman
Riset membuktikan adanya korelasi antara usia, kedewasaan, dan kebijaksanaan. Katanya, kedewasaan dan kebijaksanaan berbanding lurus dengan usia. Namun, dalam waktu yang belum lama bersama dengan Alex, hasil riset itu terbantahkan.Mungkin ini seribu banding satu. Dan satu itu adalah kekasihku, Alexander Dominic. Siapa yang tidak bangga? Tidak peduli ucapan orang, lebih baik aku menyibukkan diri dengan bersyukur.“Kita ke Ria dulu. Ada yang harus aku pastikan. Setelahnya kita jalan-jalan.”“Oke! Aku juga kangen dengan dia.”“Aku iri dengan kalian. Sahabatan dan kompak sampai sekarang.”Aku membalikkan tubuh ke arahnya. “Kamu tidak punya sahabat?”“Tidak.”“Teman?”“Tidak juga.”Aku mendesah dan bergumam. “Kamu juga tidak punya saudara.”Sekali lagi aku menatap siluet wajah yang konsentrasi pada jalanan. Waktu pulang kerja seperti sekarang ini, memaksa jalanan menanggung beban berlebih. Sepeda motor saling berlomba untuk posisi terdepan. Seakan tidak peduli dengan keselamatan, mereka n
Read more
Bab 38. Masa Lalu
Dahi ini berkerut dalam, tidak mengerti apa niat Arman sebenarnya. Untuk apa dia ingin menemuiku? Bukankah setahuku dia sudah menikah.Ingin rasanya melumat tubuhnya sampai tidak tersisa. Seandainya aku bisa mendatangi dia tanpa halangan jarak dan waktu, aku pasti menghampirinya. Akan aku pinjam kekuatan super natural wonder woman untuk mencengkeram dan melemparnya ke planet pluto. Atau, ke salah satu planet di galaksi andromeda. Enak saja dulu menyakiti keluargaku dan sekarang akan mengusikku kembali. “Apa lagi pesan Ibu?”“Hmm?!”“Ada apa?” Alex menelengkan kepala dengan mata menyipit. Aura kecurigaan menguar dengan tatapannya yang tidak berkedip.“Ti-tidak ada apa-apa. Ibu cuma bilang kapan-kapan kita ke sana.”“Oh, begitu. Ok,” jawabnya sambil tersenyum.Aku bisa bernapas lega. Dia percaya dengan ucapanku. Tidak mungkin aku mengatakan kalau orang yang dulu pernah dijodohkan denganku, sekarang mencariku. Aku enggan mencemari kebahagiaan ini dengan kisah suramku dulu.“Kalau be
Read more
Bab 39. Dia Datang
Laki-laki yang aku tetapkan sebagai musuhku terlihat menebar senyuman. Langkah pongah seperti dulu bergerak lebih cepat. Arman meninggalkan mobil berwarna biru lawas miliknya dulu. Aku masih ingat, dulu satu kali aku pernah duduk di kursi sebelah pengemudi. Tanpa sadar, kaki ini mundur beberapa langkah dan terhenti pada pohon palem di pinggiran jalan paving ini. Pandanganku melihat ke sekeliling. Sepi karena jadwal anak-anak sekolah berangkat sudah berlalu satu jam yang lalu. Tubuh ini gemetar teringat kejadian itu. Harusnya tadi aku mau dijemput Alex dan tidak bertemu dengan laki-laki ini saat berjalan menuju halte depan perumahan. Alasan ingin kembali ke rutinitasku dulu, sekarang justru menjadi bumerang. “Ka-kamu?” Laki-laki yang namanya pernah tertulis di undangan pernikahanku ini sekarang berdiri tepat di depanku. Sorot matanya menajam seakan mengupas penampilanku. Kedua alisnya sedikit bergerak, kemudian senyuman kembali disajikan. “Kenapa kamu ke sini?” Aku melemparkan tat
Read more
Bab 40. Tanggung Jawab
Seandainya ada wanita masa lalu kekasihku yang merasa kisahnya belum selesai, aku pasti tidak mau mencampuri urusan mereka. Dengan tegas, akan aku katakan kalau dia harus menyelesaikannya sebelum dia datang kembali kepadaku.Begitu juga sekarang. Alexander masa sekarang, sedangkan Arman itu masa lalu. Alangkah tidak tepat kalau aku membebani kekasihku itu dengan masalah yang ditimbulkan laki-laki itu. Aku harus menyelesaikan urusan kami dulu.Itu yang ada di pikiranku. Namun ucapan Alex memutar pendapatku itu. “Ibu sangat mencemaskan keadaanmu, Raya. Kamu jangan marah karena Ibu sudah menceritakan semuanya kepadaku,” ucapnya sambil mengusap lenganku.Kedua alis mataku masih tetap bertaut. Niat ibu memang baik, tetapi bukankah ini tindakan yang mendahuluiku? Aku memang anaknya, tapi masa laluku dengan Arman adalah hak sepenuhnya ada ditanganku. Kapan aku akan menceritakan ini kepada Alex, atau bahkan menguburnya dalam-dalam.Rasa malu dan tidak pantas menyeruak begitu saja. Aku wanit
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status