All Chapters of Kakak Sahabatku Ayah dari Anakku: Chapter 91 - Chapter 100
202 Chapters
Bab 91 Kerinduan dan Keresahan.
Di kantor Bayu, Serly mengakhiri rapatnya dengan Firda sangat cepat, ia sudah tidak punya minat untuk mengetahui perkembangan proyek itu, tujuannya adalah bertemu dengan bayu sebab ia mengira jika lelaki di tinggal lama oleh istrinya pasti membutuhkan kehangatan dan ia hendak menawarkan dirinya sebagai penghangat di ranjang dinginnya Bayu.Ia tidak mengira bahwa ia akan mendapatkan penolakan dari Bayu, padahal dia sudah memakai baju yang menunjukkan kemolekan tubuhnya tetapi pria itu tidak memandang sebelah mata padanya.Ia sangat tersinggung, dengan penolakan itu, hingga memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan setelah berbicara panjang lebar dengan Firda sekertaris Bayu selama tiga puluh menit berlalu.Serly berjalan keluar dari ruangan Bayu dengan hati gusar. 'Ok! Hari ini kamu bisa menghindariku, Tuan Bayu, tetapi dilain waktu kamu tidak akan bisa menghindariku," sumpahnya dalam hati.Ia masuk dalam lift. Tak seberapa lama pintu terbuka dan dia keluar menuju mobilnya, istri pengusa
Read more
Bab 92 Perhatian Dokter Rizal
Mobil berhenti di sebuah rumah dengan halaman yang luas serta kanan kirinya terdapat kebun sayur. Seorang pria keluar dari mobil dan menenteng tas peralatan dokternya, gadis kecil berusia enam tahun berlari menyongsong pria itu yang tak lain adalah Dokter Rizal."Daddy!" teriaknya sambil menghambur Ke dalam pelukan pria itu."Hai apa anak Daddy sudah mandi?" tanyanya sambil berjongkok mensejajarkan dirinya."Sudah, apa Daddy akan memeriksa Satria?" tanyanya."Hem, apa dia sudah baikan?" tanya Dokter Rizal pada Putrinya."Sedikit, tetapi dia pelit, pinjam mainan barunya saja tidak boleh," jawab Nara sambil mengerucutkan bibirnya."Memangnya Satria punya apa? Sampai-sampai kamu ingin pinjam," tanya Dokter Rizal lagi penuh penasaran."Dia punya pesawat yang bisa terbang, Dad. Paman Hatan membelikannya," jawab Nara."Oh, ya. Kalau begitu biarkan dia main dengan puas, Daddy akan belikan kamu besok, bagaimana?" tanya
Read more
Bab 93 Tidak Bermimpi Tentang Papa
Malam harinya Satria tidur lebih awal berharap mimpi bertemu dengan sang Papa. Naila tersenyum melihat ulah sikecil walau bocah itu belum bisa tidur ia berusaha untuk tidur, terdengar di rungu wanita itu sang anak berdoa."Ya Allah berikanlah saya mimpi bertemu Papa karena aku rindu Papa, ya Allah," ucap bocah itu lalu memejamkan mata.kembali menetes air mata Naila. "Maaf!"Hanya itu yang ia bisa katakan saat sang putra tengah merindukan sang Papa. Dia mengusap air matanya yang jatuh di pipi halusnya.Tak lama kemudian sang putra tertidur sambil memeluk mainannya. Naila mengusap pipi gembul putranya. Ia menarik napas dalam, 'Apa salah bocah ini harus di hina hanya karena sang papa tidak pernah datang menemuinya, bukan salah putraku, tetapi salahku memisahkanmu dari papamu,' batinnya.ia pun membaringkan tubuhnya memeluk bocah lelaki kecil itu yang memang mirip sekali dengan suami. Mencium wajah bocah itu yang sudah terlelap.Di
Read more
Bab 94 Apa Yang terjadi pada Anakku?
Dua berikut Satria mengikuti outbond di suatu tempat. Sebenarnya Naila belum bisa mengijinkan anaknya untuk ikut Outbond. Apa boleh buat Satria merengek karena dia sudah menunggu jauh-jauh hari untuk bisa ikut acara itu.Akhirnya Naila mengijinkan, dan dia mendapingi sang putra sambil membawa laptopnya. Satu jam perjalanan menggunakan bus mereka sampai.Satria begitu senangnya, ia mengikuti semua kegiatan outbound, hingga di pertengahan kegiatan Satria pingsan, guru-guru panik dan Naila mematikan laptopnya dan memasukkan kedalam tas segera lalu menghampiri putranya pengelola area itu memberikan fasilitas mobil mengantarkan ke rumah sakit terdekat.Setibanya di sana Satria dibawa ke IGD. Kebetulan rumah sakit itu tempat Dokter Rizal bertugas. Saat ada murid TK Ar rahman dilarikan di rumah sakit ini. Ia bergegas keluar ruangan pasiennya ia berjalan cepat menuju IGD.Dari kejauhan ia melihat wanita yang dikenalnya sebagai Rosmala itu duduk dengan gelisah menunggu dokter keluar dari ruang
Read more
Bab 95 Merancau
Dokter Rizal menatap bocah lelaki yang tak sadarkan diri itu. Hatinya juga ikut sedih karena anak yang sehari-hari nampak sehat dan ceria itu tergolek lemah di rumah sakit. Lalu ia mengalihkan pandangan pada wanita yang selama ini dia suka tetapi terhalang sebuah status yang tak mungkin ia terjang.Dokter Rizal keluar dari ruangan dan berjalan menuju pintu keluar rumah sakit ia masuk ke dalam mobil lalu menjalankan dengan kecepatan sedang mencari makanan sebab ia tahu Rosmala belum mengisi perutnya sama sekali.Ia berhenti di sebuah restoran dan memesan dua kotak makanan setelah itu ia kembali mobilnya dan kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang kembali ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit ia keluar dari mobilnya lalu berjalan menyusuri koridor rumah sakit ia masuk ke dalam kamar inap Satria dan meletakan dua buah kotak makanan di atas meja."Ros, makanlah kau belum makan apapun dari tadi, jika kau sakit siapa yang akan menjaga anakmu," tekan Dokter Rizal"Iya aku m
Read more
Bab 96 Perhatian yang Tak Terbalas
Dokter Rizal menghampiri bocah yang dari tadi merancau, disentuhnya kening bocah itu, sangat panas. "Tunggu sebentar, aku akan belikan plaster penurun panas. Jangan menangis! Jika dia siuman nanti dia akan merasa bersalah karena membuat Mamanya menangis," ungkap Dokter Rizal."Baik, maaf!" jawab Naila sambil mengusap air matanya.Dokter Rizal keluar ruangan untuk pergi kesebuah apotek, ia berjalan dengan sangat cepat. Setengah jam kemudian ia pun kembali dengan membawa kantong plastik dan memberikan pada Naila"Banyak sekali belinya Dok?" tanya Naila sambil mengambil satu dan dipasangkan di kening anaknya."Tidak apa-apa untuk persediaan saja," jawabnya sambil mengalihkan pandangannya pada tempat lain. Andai bukan istri orang pasti saat ini dia tidak segan-segan memeluk wanita itu dan memberikan kenyamanan pada hatinya."Ros, mandilah dulu biar segar, aku akan menunggu Satria di sini. Aku kawatir jika anakmu nanti siuman ia akan
Read more
Bab 97 Dia Tersadar
Dokter Rizal terpaku menatap wanita itu, dia tidak mengira mendengar hal itu dari bibir wanita itu. Tenggorokannya terasa tercekat. Tidak munafik dia ingin suami Rosmalalah yang salah dan wanita itu akan menggugat cerai pada suaminya itu. Ternyata dugaannya salah dan ia menyadari sekarang apa yang dipikirkan bahwa dia begitu dekat dengan Rosmala ternyata tidak, ia tidak tahu apa-apa tentang wanita itu.Hatinya berdenyut nyeri, ia keluar dari ruangan itu, pernah ia bertanya pada Hatan, tetapi jawaban pria itu tidak memuaskan hatinya.Jam berjalan dengan sangat lambat, ingin sekali dia meninggalkan wanita itu sendirian di sini tetapi ia tidak tega melakukan itu.Ia melihat jam tangannya menunjuk pukul sembilan malam, Ia kembali masuk keruangan Itu, Satria belum juga tersadar, beberapa kali la masih mendengar rancauan dari bibir mungilnya memangil Papa lalu ia menatap wanita itu dan mendekatinya."Ros, katakan siapa ayah dari Satria dan tinggal di mana? Aku akan mencarinya dan membawanya
Read more
Bab 98 Perdebatan kecil
Naila tidak tahu harus senang ataukah sedih ketika sang anak telah tersadar dari pingsannya, nyatanya sang anak merintih mengadu sakit di sekujur tubuhnya."Aku panggilkan Dokter Hamza, yang menangani langsung Satria," ucapnya sambil menekan bel panggilan.Tak lama kemudian Dokter Hamza datang, Memang ia menunggu Satria siuman karena di rangsang apa pun saja bocah itu tidak merespon. "Ada keluhan?" tanya Dokter Hamza."Ia merasa sakit di seluruh tubuhnya Dok," ucap Naila.Dokter Hamza mengerutkan dahinya dan menuliskan sebuah resep untuk di beli sekarang juga."Zal, kau tebus resep ini di apotik dan usahakan mau makan sebelum minum obatnya," saran Dokter Hamza."Ok! Trimakasih Za," jawab Dokter Rizal dan Dokter Hanza mengangguk ia pun keluar dari ruangan itu setelah memberi tahu bahwa besok akan di periksa secara menyeluruh."Boy mau makan apa nanti om belikan, itu buburnya sudah dingin, biar om ganti yang baru?" tanya Dokter Rizal."Aku tidak mau bubur om, mau nasi saja, mau ayam hi
Read more
Bab 99 Tidak Menghiraukannya.
"Pait, Om Dokter! Tidak adakah obat yang manis, bolehkah aku minum teh saja, setelah minum obat?" tanya Satria sambil mengerucutkan bibirnya."Tidak boleh, sayang," jawab Dokter Rizal sambil sibuk mengupas apel yang sengaja ia beli tadi setelah membeli nasi kotak."Kenapa tidak boleh? Kalau minum air putih rasa pahitnya tidak akan hilang," jawab bocah kecil itu."karena obat dan teh sama-sama menghambat pembekuan darah itu sebabnya tidak boleh meminum obat dengan teh," jawab Dokter Rizal sambil memberikan potongan buah apel pada Satria.Karena Satria adalah anak yang kritis jadi ia selalu bertanya hingga benar-benar mengerti, dan Dokter Rizal menjelaskan dengan sangat sederhana apa itu pembekuan darah dan lain sebagainya. Tak seberapa lama kemudian Satria pun tertidur karena efek obat. Dokter Rizal berjalan dan duduk di sofa, ia memejamkan matanya sambil melipat tangannya di dada. Sementara itu Naila duduk di depan ranjang anaknya sambil membelai rambut sang putra.Dokter Rizal membu
Read more
Bab 100 Membujuk Satria
Naila mulai menyeka badan Satria. Boca itu pun terbangun saat merasa sesuatu yang basah menyentuh tubuhnya."Mama!" teriaknya kaget dan matanya membulat sempurna.Naila tersenyum. "Kenapa? Kaget ya? Maaf Mama gak bangunkan kamu sebelumnya habis kamu lelap sekali sih." "Iya, jadi kaget kirain apa kok terasa ada yang basah," jawabnya sambil terkikik.Setelah selesai membasuh tubuh putranya, Ia menggantikan baju si kecil. Tak lama kemudian Dokter Hamza dan Dokter Rizal masuk kedalam ruangan."Hello Boy hari ini Om dokter mau periksa darah kamu, ya, tetapi tunggu satu jam dulu dan kamu tidak boleh makan dulu sebelum di ambil darahnya," jelas Dokter Rizal sambil membelai rambut Satria."Apa Om Dokter akan mengambil darahku dengan sangat banyak? Bagaimana kalau darah Tria habis?" tanyanya pada Dokter Rizal membuat Dokter Hamza juga tertawa."Tidak anak tampan, hanya sedikit di ambilnya, Dokter mau lihat apa ada virus di darah kamu dan akan segera mengusirnya biar virusnya tidak mengganggum
Read more
PREV
1
...
89101112
...
21
DMCA.com Protection Status