All Chapters of Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar: Chapter 131 - Chapter 140
198 Chapters
131. Gavi
‘’Loh, Leo. Kok kamu masih di sini?’’  Arka berpikir bila Leo akan ikut juga ke rumah sakit. Karena, bukankah seharusnya seorang suami menemani istri memeriksakan diri? ‘’Vania pergi sendiri, Pi.’’ ‘’Kenapa tidak mengantar? Vania sedang hamil besar!’’ ‘’Sudah berbulan-bulan Leo tidak melihat Ryan. Dan sekarang, saat papi mengizinkan, Leo tidak mau menyia-nyiakannya, Pi.’’ Arka menghela napas panjang. Satu sisi kasihan pada Vania, tapi satu sisi pula tidak tega dengan Leo, karena telah menghukumnya terlalu lama. 
Read more
132. Ini Anak Leo!
‘’Teman apa? Bagaimana kalian bisa berteman?’’ Vania tidak mau dibodohi Gavi. Tidak mungkin kalau mereka saling mengenal. ‘’Sebenarnya aku harus berterimakasih padamu, Vania. Karenamu, Leo hanya tau kisahku denganmu. Tapi Leo tidak pernah tau seperti apa rupaku, maupun namaku.’’ ‘’Bohong! Kamu pasti menipuku!’’ Vania merasa dipermainkan. Sulit sekali menerima kenyataan. Kenapa malah lagi-lagi ia dibuat hamil oleh Gavi? ‘’Untuk apa, Vania? Aku tidak suka hidup dalam kepura-puraan. Dan lagi, menurutmu, siapa yang memberitahu Leo tentang kondisi rahimmu kalau bukan aku?’’ 
Read more
133. Pendar Luka
‘’Dok, maafkan saya. Tadi itu Tuan Leo memaksa masuk.’’ Lili menjelaskan segalanya, agar Gavi tidak salah paham dan menganggapnya tidak becus dalam bekerja. ‘’Dan, Tuan Leo memiliki hak untuk masuk. Karena, beliau adalah suami dari Nyonya Vania.’’ ‘’Tidak apa-apa.’’ Mungkin sudah seharusnya semua harus terkuak. Gavi bergumam dalam hati. Tanpa disuruh oleh Gavi, akhirnya Lili menutup ruangan agar tidak ada pasien atau rekan-rekan rumah sakit yang menjadikan tempat ia berada sekarang sebagai tontonan. Kejadian tadi cukup membuat seluruh rumah sakit heboh. Karena Vania mengejar-ngejar Arka
Read more
134. Jangan Ada Kebohongan Lagi
Meski tak ada lagi cinta kasih untuk Vania, tapi Leo tidak bisa membohongi hati jika dirinya merasa terkhianati. Beginikah rasanya, ketika Vania memergokinya dan Valerie? Tidak, tidak. Leo bukan sakit karena melihat persetubuhan Vania dan Gavi. Melainkan, sakit karena selama ini merasa ditipu, diperdaya agar tak mengejar Valerie. Karena berpikir, bayi di kandungan Vania adalah miliknya. Keluarga memposisikan Vania sebagai korban dari perselingkuhannya. Memintanya mengasihani dan sadar diri, untuk berubah menjadi suami untuk satu istri. Hingga membuat dirinya sangatg tersiksa selama ini. Namun inikah balasan atas semua yang telah ia korbankan?  Andai tak ada Arka di sampingnya sekarang, Leo sudah pasti berteriak
Read more
135. Duka Vania
Vania pasrah dengan keadaannya. Berada dalam lembah putus asa penuh kepahitan.Sebab, perasaan Leo pada Valerie begitu kuat, hingga Leo begitu tegas tak mau lagi mengarungi bahtera rumah tangga dengannya. Hukuman ini sangat menyakitkan, hingga melukai relung hati. Mata Vania terus menitikkan air mata. Selain rasa sakit akibat kontraksi, juga karena Vania menatap Leo yang terlihat biasa saja meski dalam situasi menegangkan. Vania kini sadar, akan keegoisannya mempertahankan Leo hanya semakin membuat Leo menginginkan Valerie sangat jauh. Dan kebenaran lainnya adalah, seberapa banyak pun ia berkorban, tetap tak bisa mengembalikan kedudukannya yang telah direbut oleh Valerie. 
Read more
136. Jatuh Talak
Vania menggenggam kedua tangan Leo, sekaligus menghentikan usapan lembut di kepalanya. Memandang wajah Leo penuh cinta. Mungkin tak akan bisa melakukannya lagi, sebab, perpisahan telah melekat di depan mata. ‘’Kalau begitu seharusnya kamu tidak bicara lagi, Vania.’’ ‘’Tapi aku harus, Mas. Aku tidak ingin menjadi manusia egois terlalu lama. Cintamu sudah tidak ada. Mungkin, kamu berada disampingku sekarang pun, hanya karena didasari rasa kasihan,’’ isaknya. ‘’Maafkan, Mas, Van. Mas juga tidak tau, kenapa cinta sebesar itu bisa lenyap tak berjejak,’’ ungkap Leo sejujurnya. ‘’K
Read more
137. Sah Berpisah
Tok! Palu hakim resmi menjadi penanda bila Leo dan Vania telah bercerai. Leo berdiri diikuti Vania setelah keduanya selesai mendengar putusan hakim. Keduanya keluar bersama, bagai orang asing yang tak pernah terikat dalam ikatan suci. Berakhir sudah pernikahan mereka. Sekarang, Vania sudah tidak lagi menyandang nama Arka dan Leo bebas dengan status duda. Vania tak lagi memiliki hak atas Leo. Begitupun sebaliknya. Dengan hati nelangsa, Vania kembali melihat Leo, orang yang ia cintai itu sebelum keduanya tenggelam dalam jalan masing-masing. ‘’Mas, apakah kamu bisa memelukku untuk yang terakhir kali?’’ 
Read more
138. Memaafkan
Tiga hari berlalu.   Kesulitan memejam menyebabkan bagian bawah mata Leo menggelap. Nyatanya, Leo tidak bisa menenangkan diri pasca perceraian. Karena itu Rendi meminta Leo untuk tidak masuk kantor terlebih dahulu.   Rumah sakit, menjadi tempat pelarian Leo meminta pertolongan. Berharap mendapatkan obat untuk bisa terlelap dari ketidaksempurnaan hidup.   Seorang perawat memberitahu Leo untuk masuk ke dalam sebuah ruangan. Namun tanpa sengaja, Gavi dengan seragam dokternya, melihat Leo dari kejauhan.   ‘’Leo!’’ Dengan tergesa-gesa Gavi menyusul, mencegat pria itu sebelum mencapai ruangan. Namun menoleh pun tidak. Kusutnya pikiran, membuat Leo tak mendengar panggilan tersebut.  
Read more
139. Meminta Rujuk
Obat pemberian Gavi sangatlah manjur. Dalam satu kali dua puluh empat jam, Loe sudah merasa jauh lebih baik.  Sudah tidak ada lagi mata panda, tubuh lelah dan kepala berdenyut nyeri yang Leo rasakan. Meski demikian, pikiran Leo masih belum sehat. Bukan karena pasca perceraiannya dengan Vania. Melainkan karena Valerie belum kembali menjadi istrinya. Tak mengerti mengapa ini sangat menyiksa Leo. Dan tak pula mengerti, mengapa kehilangan Vania seperti bukan suatu hal besar.  Mungkin karena Leo terlambat menyadari, bila Valerie memang yang seharusnya ia pertahankan dan Vania adalah orang yang seharusnya ia lepas.  Tapi setiap kesalahan pasti bisa
Read more
140. Hingga Detik Ini
‘’Mas mencintaimu, hingga detik ini.’’ Valerie diam tak menanggapi. Baginya, Leo hanyalah masa lalu yang tidak bisa diperbaiki. Sudah pernah dipatahkan hati Valerie berkali-kali mana mungkin bisa bersama lagi. ‘’Tapi aku tidak.’’ Valerie berkata tegas. Leo memegang tangan Valerie, menyatukan kedua pandangan mereka walau bagai air dan api. Mengingat bila Valerie juga pernah mencintainya, lalu sekarang, apakah rasa cinta itu sudah tidak ada? ‘’Apa itu benar-benar dari hatimu?’’ Namun Valerie membuang muka, sekalipun Leo menatapnya dalam.  
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status