All Chapters of Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar: Chapter 141 - Chapter 150
198 Chapters
141. Depresi Berat
‘’Aku turut berduka, Mbak. Aku juga ingin meminta maaf,’’ Sejenak Valerie menarik napas. ‘’Karena ku, kamu jadi banyak kehilangan orang yang kamu sayang.’’ Cukup berbeda dengan apa yang ada di pikiran Vania. Valerie tidak merendahkan ataupun menghinanya. Mungkin bila Valerie berada di posisinya sekarang, Vania akan mencaci maki, tertawa di atas derita Valerie. Banyaknya salah pada Valerie, membuat Vania malu hati hingga tertunduk. Tak pernah terbayangkan, bahwa Valerie meminta maaf padahal dialah yang seharusnya mengatakan itu. ‘’Valerie, mbak yang minta maaf. Karena mbak, kamu jadi istri siri, dicerai, disingkirkan dari kehidupan orang yang kamu cintai, hingga Ryan seperti anak yatim tak berayah. Itu semua salah mb
Read more
142. Jadilah Istriku
‘’Ma, apa Mbak Van sudah baik-baik saja? Kata Inah, sejak ditangani Dokter Gavi, Mbak Van sudah lebih tenang dan tidak teriak-teriak lagi.’’   Vira menoleh ke lantai atas bersama hela napas. Sejenak kembali lagi menatap Valerie yang baru saja datang.   Sejak tidak ada Delia, Valerie selalu mengunjungi Vira. Menjadi anak berbakti karena hanya ia dan Vania yang sang ibu punya.   Ditambah sakitnya Vania, Valerie ingin menghibur Vira agar tidak terus bersedih setiap hari.   ‘’Iya, Sayang. Tapi Vania sudah jarang keluar kamar. Lebih banyak di dalam bersama Gavi.’’   ‘’Berdua saja?’’ serunya sarat akan rasa tidak percaya.  
Read more
143. Begini dan Begitu
Keesokan harinya… Tau Valerie tidak ada di rumah, Nathan pergi menemui Valerie di rumah orang tuanya.  Inah menyampaikan, bila Nathan sudah berada di depan rumah. Valerie tadinya tak ingin menemui, karena teringat akan janji pada sang sahabat. Namun ketika Inah berkata Lili juga ada, seketika Valerie mengubur janji. ‘’Val, aku ke sini mau ajak Ryan jalan-jalan.’’ Lebih dulu Lili menjelaskan begitu melihat Valerie. ‘’Lili sedang cuti. Dan tiba-tiba saja dia jadi rindu dengan anakmu. Padahal aku gak mau ke sini.’’  Keterusterangan Natha
Read more
144. Tawaran
Leo pergi dari rumah itu dengan berjuta kecewa. Sepanjang perjalanan, wajah Valerie seperti taburan garam yang ditaburkan ke atas luka. Seakan membunuh Leo secara perlahan.  Valerie begitu konsisten, enggan membuka hati untuknya lagi, membuat Leo sangat frustasi. Semuanya sudah terlambat.  Semuanya tak akan sama lagi. Leo menyesal, mengapa dulu tidak bertindak cepat. Sekarang kesempatan sudah hilang, ia baru datang. Leo memukul-mukul kemudi mobil. Mengeluarkan amarah yang meluap-luap. Harus dengan cara apalagi untuk menaklukkan h
Read more
145. Hadiah Perpisahan
‘’Valerie… Valerie… Valerie.’’ Bahkan dalam tidur pun, nama Valerie yang disebut-sebut.  Alin menghela napas melihat kondisi Leo kian memprihatinkan. Alin juga telah mendengar kabar tentang Vania. Namun untuk sekarang, ingin melihat kondisi mantan adik iparnya itu pun Alin tak bisa.  Sebab terlalu sibuk mengurusi Leo. Bisa-bisanya, pasangan yang dipisahkan karena perceraian, juga mengalamin depresi yang sama, namun penyebabnya sangat berbeda. Vania karena Leo dan Leo karena Valerie… Cinta segitiga mereka, berakhir bagai sebuah bencana.
Read more
146. Kondisi Leo
‘’Non Valerie. Itu ada yang nyari non di depan?’’ Pak Sena datang menginterupsi. ‘’Siapa, Pak?’’ tanya Valerie dengan panggilan masih tersambung. ‘’Itu pasti mobilnya,’’ Leo menjawab dari seberang. Valerie termangu sesaat. ‘’Mobil?’’ ‘’Iya. Jangan lagi menggunakan taksi jika ingin kemana-mana.’’ ‘’Tapi aku tidak butuh—’’ ‘’Yang namanya hadiah, tidak diberikan karena butuh atau tid
Read more
147. Restu Vira
‘’Bagaimana, Gavi?’’ Vira menunggu jawaban, tentang keinginan wanita itu agar Gavi menikahi Vania. Sudah lama Gavi menginginkan Vania menjadi miliknya secara utuh. Tentu hal ini sebuah kabar membahagiakan karena Vira memberi restu. Keadaan Vania kian membaik berkatnya, tak lepas dari kesabaran serta perannya.  Meski mereka telah menghabiskan waktu bersama, layaknya pasangan suami istri pada umumnya, namun Vania masih belum bisa melupakan sang mantan suami. ‘’Saya tidak menolak permintaan mama. Tapi, saya tidak bisa menikah bila Vania tidak setuju, Ma.’’ ‘’Tidak perlu buru-buru. Kamu bisa pelan
Read more
148. Berita Mengejutkan
‘’Mas, kamu buat aku malu!’’  Benak Lili masih terasa sakit setelah di sudutkan Gavi. Sang atasan tidak salah menyimpulkan itu semua. Lili jadi sangat menyukai Ryan, semua juga karena ulah Nathan. ‘’Seharusnya tidak usah seperti itu. Kita sudah dianggap bagai keluarga dengan Tante Vira. Kenapa sekarang jadi seperti ini?’’ ‘’Kamu gak nyadar juga, Mas? Itu artinya sudah waktunya kita punya anak sendiri!’’ seru Lili dengan kepala yang tiba-tiba berubah pusing. ‘’Kita sudah berusaha, Li. Aku juga ingin cepat-cepat punya anak.’’ 
Read more
149. Kecelakaan
Sudah tak mampu Leo terus-terusan berada dalam kungkungan penderitaan. Menunggu seperti orang bodoh. Berharap seperti pengemis. Kesabaran Leo sayangnya tidak berbuah manis. Telah terucap untuk tidak mengganggu Valerie. Namun sayang, Leo terpaksa menjilat ludah sendiri. Dengan tenaga tersisa, Leo memaksa mengemudi. Tidak peduli bagaimana nanti, namun hari ini memutuskan akan melamar Valerie.  Mungkin benar jika Leo tidak bisa menepati setiap kata. Dulu ingin bersama, kemarin ingin berpisah dan sekarang ingin menikah. Valerie pasti akan semakin tidak mempercayai kata-kata seorang Leo. Namun pasrah, Leo tidak bisa hidup tanpa Valerie. 
Read more
150. Kebenaran Tentang Ryan
‘’Kamu bohong selama ini sama aku!’’ ‘’Lili, tolong. Aku juga gak tau sebenarnya. Aku hanya penasaran, kenapa aku bisa begitu sayang sama Ryan dan ingin selalu dekat dengan anak itu sampai—’’ ‘’Sampai apa, Mas?’’ Air mata kecewa jatuh di pipi.   ‘’Sampai timbul keinginanku untuk melakukan tes DNA karena menerima sampel tes anak Vania dan dokter Davi. Jadi aku juga melakukannya pada Ryan.’’ Nathan mengetahui apa yang terjadi pada Vania hingga bercerai dari Leo. Juga keberadaan Gavi di rumah Vania, Delia adalah sumber informasinya. 
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status