All Chapters of JADI JANDA GARA-GARA JANDA: Chapter 81 - Chapter 90
104 Chapters
Bab 81
"Dian, habis dari mana kamu?" Degh!Suara pria itu bertanya membuat jantungku seketika akan copot."Aku, aku mencari kamu Jali, tadi Mama mengajak kita makan. Aku cari ke sana kamu tidak ada?" jawabku agak gelagapan."Kamu itu aneh, justru aku sedang berenang kamu malah mencari ke belakang rumah, ya, gak bakalan ketemu lah," ucap Haris sembari cengengesan."Ju-justru itu aku tidak menemukanmu. Kamu itu memang pintar ngilang kayak jelangkung saja. Mari kita makan," ajakku sembari menuntun tangannya. Akan tetapi Jali malah terhenti sembari mata memandangku.Tatapan matanya begitu berseri membuatku lemah tak berdaya. "Katanya mau makan kok malah saling pandang begitu?" tanya Mama Janita membuyarkan pandangan kami berdua.Aku dan Jali merasa malu saat kepergok sedang saling memandang di tempat terbuka."Ma, Jali akan pakai baju dulu, baju Jali basah begini," sahut Jali seraya langsung melenggang.Kini yang tersisa hanya ada aku dan juga Mama mertua kesayanganku. Ia merangkul bahuku dan
Read more
Bab 82
"Sayang semua yang kamu butuhkan apa sudah disiapkan?" tanya Bu Janita tatkala ia sedang mengemasi beberapa pakaian dan barang-barang yang akan dibawanya untuk honeymoon bersama sang suami tercinta.Wanita setengah baya itu nampak semangat ketika semua barang yang diperlukan telah siap."Sudah sayang," ungkap Haris sembari mengutak-ngatik ponsel yang berada di tangan sembari kaki selonjoran di atas ranjang."Sayang uangku telah habis, semalam aku kalah slot lagi. Dan ibuku di kampung meminta uang bulanan padaku," sahut Haris penuh permohonan.Wajah pria muda itu nampak melas dengan segudang sandiwara yang hampir saja membuat Bu Janita terperangkap. Tidak ada hentinya yang selalu ada di pikiran Haris adalah uang dan uang. Akan tetapi Janita selaku istri kayaknya tidak pernah mengeluh apalagi curiga kalau Haris hanya memanfaatkan hartanya saja. Walaupun sang anak cikal -Jali selalu bawel terhadap Bu Janita untuk tidak terlalu memanjakan suami mudanya itu. Namun Bu Janita tak menggubris
Read more
Bab 83
"Jali, Dian jaga diri baik-baik ya sayang. Mama tidak akan lama kok. Dan kamu Jali ingat apa yang kata Mama bilang, gantiin Mama untuk kerja sambil kamu belajar. Nanti ada Om Kaisar yang mendampingi kamu."Wanita setengah baya itu memeluk dan mencium menantu kesayangannya dan berpamitan untuk segera berangkat berbulan madu ke bali. Walaupun aku bukan bandingannya dan hanya orang biasa, akan tetapi aku diperlakukan baik olehnya, sungguh aku terkagum dengan mertuaku yang satu ini. Baginya orang miskin ataupun kaya itu sama saja, maka dari itu rasanya aku betah tinggal disini."Mbak jagain Jali dan Dian ya, aku harus pergi sebentar," pamit Janita pada kakak perempuannya. "Kamu tenang saja, semuanya pasti beres. Kamu juga hati-hati di jalan, jangan sampai kesehatanmu terganggu Janita. Mbak tunggu kepulanganmu lagi."Kakak perempuan dari Janita memeluk tubuh sang adik. Akan tetapi wajahnya tampak sumringah tatkala Janita akan pergi. "Kalau gitu aku berangkat sekarang Mbak. Jali dan Dian,
Read more
Bab 84
[Mbak nanti sore aku akan suruh Jali untuk dicarikan pembantu] setelah beberapa saat datang pesan balasan dari Janita.Meri nampak manyun sembari kesal. Padahal yang diharapkan yaitu teguran untuk Dian, akan tetapi yang datang malah begini. Meri heran entah harus dengan cara apalagi agar adiknya bisa membenci menantunya itu. Tapi sekarang percuma sebab Janita tidak ada disini, mungkin wanita setengah baya itu harus cari tahu titik lemah Daindra saja."Aku punya ide," gumam Meri sembari tersenyum sinis.***Sore hari sebelum suamiku pulang, terlebih dulu aku menyiapkan beberapa masakan walaupun masih belajar, mungkin rasanya gak seenak buatan Emak. Sudah lama aku tidak berkunjung kerumahnya rasanya aku rindu akan nenek tua itu, semoga dia baik-baik saja disana. Tatkala merapikan dan menata piring terdengar suara seseorang membuka pintu, ku pikir mungkin itu Rojali suamiku. Pasti dia akan kagum kalau tau aku ini pintar masak. Tapi dia cuek bin jutek banget sih, mana mau muji-muji masak
Read more
Bab 85
Entah mengapa melihat pemandangan itu hatiku merasakan nyeri, rasanya bagai ditusuk pedang panjang sampai ke jantung. Mataku berkaca tatkala melihat Jali yang sedang disuapi makanan oleh Rindu. Mereka tak salah, mereka adalah seorang kekasih bahkan mantan istri di masa lalu dan aku bukan siapa-siapa melainkan hanya istri bayaran saja. Tapi mengapa hati ini merasakan sakit yang teramat.Bude Meri tersenyum puas saat melihatku sedang berdiri di ambang pintu ketika akan masuk ke dapur. Sepertinya dia tau kalau aku saat ini sedang merasakan cemburu. Hati kenapa harus cemburu pria yang setiap saat bahkan setiap detik bersamamu itu hanya sebatas pekerjaan bukan sebagai pasangan. Aku harus kuat menghadapinya. Tapi… nyatanya aku tidak kuat. Apa jangan-jangan aku mulai menyukainya. Tidak! Tidak boleh, jangan sampai itu terjadi, masih banyak lelaki diluar sana yang sepadan dengan diri ini. Rojali sultan bukan bandingannya dengan wanita miskin sepertiku."Diandra, sedang apa kamu disitu?" tanya
Read more
Bab 86
"Jal, tunggu! Aku tidak bersalah. Kalau Rindu yang pertama kali menyerang ku. Aku bisa jelaskan bahwa diriku hanya membela diri ketika wanita itu akan menyakitiku," ungkapku mencoba berlari mengejar Jali untuk menjelaskan semuanya bahwa sama sekali tidak bersalah dan aku tak ingin disalahkan."Bohong Jal! Kamu jangan percaya pada wanita itu, bukankah kamu barusan yang melihat bahwa dia dengan beraninya mencoba menyakitiku. Padahal aku sama sekali tidak berbuat apa-apa, mungkin dia ini cemburu sebab melihat kedekatan kita!" sergah Rindu.Dadaku mulai naik turun dengan emosi yang hampir naik ke ubun-ubun. Tahan, tahan. Aku mencoba menahan amarah yang saat ini telah menguasai diri ini. Ternyata Rindu tidak hanya licik bahkan dia juga sangat berbisa lebih dari ular kobra."Kalau begitu kamu lihat saja di cctv, bukankan seluruh rumah ini diawasi," saranku.Itu adalah salah hal yang tepat disaat situasi seperti ini.Jali terdiam sejenak, sembari pikirannya mulai menyetujui dengan saran yan
Read more
Bab 87
Kriiieeet!Sebuah daun pintu terbuka lebar tatkala diri ini akan merebahkan badan. Berhubung sekarang telah memasuki jam 8 malam, baru saja aku pun selesai shalat isya sendirian."Maaf aku mengganggu, maafkan aku juga sudah menuduhku yang tidak-tidak. Untung saja kamu menyarankan aku untuk melihat bukti, akhirnya aku sekarang percaya padamu kalau memang kamu tidak salah."Rojali nampak merasa bersalah, pria bertubuh kekar itu mengucapkan sebuah permohonan maaf, lantaran dirinya sudah terang-terangan memarahi demi membela mantan istrinya yaitu Rindu.Awalnya aku hanya ingin diam dengan mulut tak berucap sepatah katapun di ranjang yang empuk ini. Akan tetapi langkah Jali semakin mendekat menghampiriku. Dan entah apa yang ia lakukan. Pria itu mengulurkan tangan sembari mendekatkan wajahnya dengan wajahku seolah akan mencium pipiku tiba-tiba.Tadinya aku ingin pasrah dan hanya memejamkan mata melihat wajah Jali semakin mendekat dan mendekat. Dak-dik-duk!Itulah yang dirasakan jantungku t
Read more
Bab 88
Saat aku baru kembali dari toilet kulihat wajah suamiku, Rojali tengah tertidur pulas di atas ranjang. Kalau Jali tidur di atas ranjang, berarti giliran aku yang tidur di bawah dengan kasur tipis. Pada saat mataku menatap wajahnya, ku lihat ketampanan yang begitu sempurna, cahaya dari wajahnya tiba-tiba memancar indah. Ku akui dirinya memang tampan rupawan. Akan tetapi diri ini harus sadar diri bahwa aku hanya wanita biasa yang terlahir dari keluarga miskin. Walaupun kini sudah menikah dengan resmi akan tetapi terjadinya pernikahan ini lantaran kesepakatan Jali.'Sadar Dian sadar! Lo itu hanya istri bayaran dan bukan istri sungguhan,' batinku terus saja bergemuruh.Jujur saja melihat wajahnya yang tampan rupawan itu membuat penglihatan ku tak bisa berpaling pada pandangan yang lain. Aku tersadar bahwa melihat Jali yang tertidur pulas dengan mata yang terpejam membuat wajahnya berubah seketika meneduhkan dan juga manjakan mata yang melihat. Tapi kalau keadaan lagi tidur kalau sadar be
Read more
Bab 89
"Dian, Diandra, bangun," seru Jali mengagetkan.Aku yang kala itu sedang tertidur pulas membuka mata dengan sangat tergesa, kulihat pria itu telah berada wajahnya tepat di atas wajahnya diiringi jarak yang lumayan beberapa cm. Ketika itu aku sungguh terkejut, tanganku langsung saja mendorong tubuhnya untuk menjauh dari pandangan mataku.Tadinya aku pun terkejut sebab sudah tau keberadaan Jali di atas wajahku.Bruk! Tubuh pria kekar itu seakan terjatuh sebab ulahku. Wajahnya tengah meringis kesakitan."Dian! Apaan sih Lo! Gue mau bangunin doang, Lo malah main kasar," bentak Jali.Kala itu aku hanya cengengesan merasa malu sebab kesalahanku Jali jadi korban dorongan ku hingga ia terjatuh."Sory Jal, mana gue tau kalau Lo mau bangunin gue, tadinya gue pikir Lo mau berbuat tak senonoh," sahutku sembari menggaruk kepala."Diandra, ngaco banget sih Lo. Siapa juga yang mau berbuat bejat. Baru juga jam 18 lebih 20 menit."" Emang iya baru jam segitu?" serobot ku dengan terkejut. Diri ini s
Read more
Bab 90
Tepat jam 7 : 30 wib akhirnya kami telah sampai dimana gedung yang sangat indah dengan hiasan bunga disertai lampu kelap kelip. Sungguh aku takjub luar biasa melihatnya."Hai bro, Lo baru sampai ya, gue udah tungguin dari tadi tau? Gimana kabar Lo, kenapa datang gak sama Rindu, Rindu juga ada disana," ucap Hadi teman semasa remaja dulu.Hadi tidak tau kalau pernikahan Rojali dan Rindu telah usai tahun lalu. Hadi bahkan baru pulang dari singapura untuk tinggal bersama ayahnya dan sekarang balik ke Indonesia tinggal bersama ibunya yang sama-sama pengusaha. Sama seperti Bu Janita janda kaya."Gue baik banget bro. Terus kapan dong Lo nyusul nikah. Kenalin ini Diandra, dia istri gue yang baru," sahut Jali mengalihkan pembicaraan dan langsung memperkenalkan kalau istrinya bukanlah wanita yang dulu.Mendengar hal itu aku ikut tersenyum, rasanya hatiku gembira, orang yang bukan siapa-siapa kini menggap aku sebagai istrinya. Itu rasanya nano banget, bahagia campur terharu."Jadi Lo sama Rindu?
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status