Semua Bab Terjerat Gairah Tuan Hakim: Bab 221 - Bab 230
269 Bab
Otentifikasi
“Urusan kalian sudah selesai? Di mana Don?”Harger baru melangkahkan kaki, berniat memastikan sisa pekerjaan yag dia lakukan. Tetapi pertanyaan Howard secara tidak langsung membuat perasaan Harger kembali terasa suram. Dia sudah berusaha terlihat baik – baik saja setelah memberanikan diri terlibat ke dalam percakapan lain. Hanya Howard di sini. Harger tidak menemukan Warne, dan pantas Howard tiba – tiba menanyakan keberadaan sang hakim. Deu juga tidak terlihat di mana pun setelah meninggalkan kamar.“Aku tidak tahu.”Harger mendengkus, mengambil posisi duduk seraya melipat tangan di atas meja.“Bukankah kalian bicara secara privasi?”“Ya, dia meninggalkanku setelah itu. Jadi, jika kau bertanya tentangnya, jangan padaku, aku tidak tahu.”Berulang kali Harger menegaskan. Sekarang biarkan Howard memahami sendiri. Dia tidak ingin terus – terusan membahas sang hakim. Itu hanya akan menimbulkan suatu perasaan tak terduga, dan Harger nyaris tidak bisa mempertahankan
Baca selengkapnya
Bersama Lagi
“Di mana Deu?”Mereka sudah berada di satu titik tetapi Harger sedikitpun tidak menemukan sang hakim akan terlibat. Sejak pria itu meninggalkannya di kamar, Harger tidak pernah lagi mendengar kabar mengenai sang hakim selama menyiapkan beberapa keperluan di markas. Hanya di sini dia merasa harus bertanya ketika bersama Howard berada di satu mobil—terparkir tidak begitu jauh di gedung hotel yang menjulang tinggi.Seharusnya Harger hanya perlu melangkahkan kaki keluar. Tiket undangan sudah di tangannya. Namun, menunggu sang hakim adalah kebutuhan paling penting. Setelah beberapa. Napas Harger berembus lega begitu samar – samar mendapati sebentuk tubuh jangkung yang berjalan sedikit terburu sembari merapikan tuxedo yang dikenakan. Dia terpaku beberapa saat. Mau sejauh apa pun jarak mereka. Selama hari – hari yang berlalu tanpa kebersamaan. Rasanya itu tidak pernah mengubah bahwa sang hakim masih luar biasa tampan. Pakaian yang pas; sisiran rambut yang rapi; tatapan da
Baca selengkapnya
Selesai
[Celaka, mereka sudah beberapa langkah di belakang. Tidak ada waktu membuka pintu kamar—mereka akan melihat kalian baru saja masuk ke dalam—itu akan meninggalkan kecurigaan.]‘Mereka’Satu kata yang ditujukan kepada Harger dan sang hakim. Lalu bagaimana? Harger bertanya – tanya tak mengerti. Seharusnya mereka memang lebih cepat ketika para ekstrimis tiba di lantai yang telah ditentukan. Sekarang tidak ada waktu untuk membuat mereka yakin bahwa pemilik pesta sedang yang menunggu—mereka akan mengira Deu adalah pria kaya dan memegang kode peluncur nuklir—tetapi kali ini rasanya Harger tidak bisa mengatakan apa pun, bahkan saat sang hakim tiba – tiba melakukan hal mengejutkan—menekan Harger di tembok dekat pintu; benar – benar mengunci tubuh mereka bersama. Napas yang berembus saling bertaut di udara. Harger terpaku mendapati wajah sang hakim cukup terlihat tegang. “Jangan memukulku. Aku hanya melakukan tugas.”Pria itu berbisik dan langsung melumat bibirnya, seolah per
Baca selengkapnya
Kebenaran
“Jadi kalian bicara privasi hanya untuk membahas Daisy? Dan Don memintamu ikut bersamanya suaya kau bertemu Daisy?”Harger mengangguk samar mencerna rentetan pertanyaan Howard, yang dia sendiri ragu sekadar mengatakan satu kebenaran lain bahwa sang hakim berusaha menghamili-nya. Lagipula, sesuatu dalam diri Harger terkadang merasa tidak penting untuk membicarakan hal tersebut. Dia yakin Howard mungkin tak akan senang mendengarnya. Terlebih, mengingat sang hakim belum sadarkan diri sejak dua peluru yang menembus di bagian bahu dan perut ... merenggut kesadaran pria itu.Pria yang masih dengan mata terpejam. Harger memperhatikan detil – detil wajah sang hakim. Guratan lelah sepertinya tak pernah meninggalkan di sekitar mata, barangkali sang hakim lebih cenderung melewatkan tidur.Harger berusaha tidak menyakini itu tetapi menjadi suatu hal yang cukup sulit untuk melihat lebih jauh dari kenyataan. Garis hitam yang mencuak samar – samar semacam pembuktian serius. Harger bertanya – tanya ap
Baca selengkapnya
Kepergian Daisy
Mereka tiba di pedesaan, di gedung pemakaman, bukan di rumah sakit mana pun di Roma. Sebuah berita mengejutkan yang Deu sendiri nyaris tak bisa mengatakan apa – apa saat melangkahkan kaki, bahwa Daisy akan segera dimakamkan.Iris gelap Deu terus memperhatikan satu foto yang terpajang. Daisy begitu cantik dan muda di dalam figura berbingkai; senyum yang begitu tipis seperti hampir mengingatkan Deu betapa wanita itu luar biasa tangguh. Kedekatan bersama seorang ibu yang hampir tidak pernah dia rasakan selama beberapa bulan, karena satu hal dan lain, secara utuh Deu dapatkan semua itu lewat segala bentuk kasih sayang yang Daisy berikan, tetapi sekarang Daisy begitu tenang memejamkan mata.Rasanya benar – benar sulit melangkahkan kaki pada sebentuk tubuh yang telah kaku di dalam peti. Secara tak terduga Deu memang tak sanggup melakukannya. Dengan sorot mata sungguh hanya terpaku, sementara kedua kakinya segera bersimpuh—tersaruk – saruk menepis sisa langkah yang ada untuk mengam
Baca selengkapnya
Menuju
Setelah pemakaman. Setelah semua berakhir dengan duka cita. Setelah hampir satu hari Harger tinggal di sini, rumah di pedesaan Mr. Thamlin. Rasanya dia menghadapi perubahan yang sangat terjal. Tidak ada kebahagiaan seperti kali pertama sang hakim membawanya melakukan persembunyian atas kasus yang mereka hadapi bersama orang – orang Dark Shadow, ataupun saat sang hakim harus menitipkan Harger supaya bisa memberi pelajaran kepada Direktur Oscar. Ya, sudah tidak ada lagi kegembiraan.Semua benar – benar berubah. Sakit sekali membayangkan betapa keberadaan Daisy sangat berpengaruh. Kepergiaan wanita tua itu telah merenggut senyum dua orang yang secara kontinu mengalami peruabahan dahsyat. Harger harus menghadapi Mr. Thamlin yang begitu murung saat mereka sama – sama bertemu di dapur menyelesaikan makan malam. Sementara sang hakim, sejak pulang dari pemakaman pria itu sudah mengurung diri. Tidak pernah meninggalkan kamar atau sekadar keluar mencari minum. Harger takut keputusan apa p
Baca selengkapnya
End
Pagi ini, situasi di pedesaan masih sama. Keheningan di sekitar, dan beberapa hal yang dalam kesadaran Harger bahwa dia tak akan pernah menghadapi momen – momen yang telah hilang. Tidak ada Daisy yang akan mengajari dengan sabar cara merajut. Daisy yang senang memanggang cup-cake, meski sering kali sang hakim melarang. Tidak ada lagi Daisy yang sibuk memasak di dapur. Perubahan terasa sangat signifikan. Benar – benar berbeda, dan bahkan Harger tidak tahu ke mana Mr. Thamlin pergi. Sarapan pagi sudah disiapkan lebih dulu, bukan Harger yang melakukan, dia rasa Mr. Thamlin-lah. Tetapi saat mencoba mencari keberadaan pria tua itu. Harger tidak mencium aroma kepergian si pensiunan veteran. Bahkan di peternakan sekali pun.Akhirnya Harger memutuskan kembali ke dalam rumah. Dengan langkah tentatif menuju ruang tamu, dia sedikit membungkukkan tubuh mengambil sesuatu di bawah meja kaca. Masih ingat betul bahwa bahan – bahan rajut milik mendiang Daisy, selalu wanita itu letakkan di sana. Sudah
Baca selengkapnya
Kenyataan Terkuak
“Sebenarnya aku sangat tidak tega melihat cucuku sedih seperti kemarin, tapi inilah satu – satunya cara untuk mempertemukan mereka kembali.”Di suatu tempat persembunyian. Suara terkikik dari pasangan tua benar – benar memenuhi sekitar rumah pondok. Keduanya saling mencerita pelbagai hal yang belakangan terjadi. Terutama Mr. Thamlin yang nyaris tak bisa menahan kekehan ringan di ujung tenggorokan.“Aku ingin tertawa saat Deu bicara seperti anak kecil. Terisak sangat dalam saat membangunkanmu, tapi kau benar, dia sangat kasihan.”Mr. Thamlin memukul pangkuan sendiri. Membayangkan saat – saat di mana Deu mendekap pinggiran peti mati. Lagi – lagi dia didesak tawa tertahan hingga Daisy harus memukul kakinya.“Jangan terlalu keras. Jika ada yang melihatku di sini bagaimana?” tanya Daisy sambil melirik sekitar. Mereka memang telah sepakat merencanakan kematian yang direkayasa ini. Daisy mencium aroma kebohongan Deu; saat cucunya itu sedang melakukan panggilan suara bersama
Baca selengkapnya
Menemukan
“Deu, buka pintu sebentar. Kami memang salah, tapi bisakah kau tidak seperti ini? Kau membuatku takut.”Napas Deu menggebu setelah nyaris habis tak tersisa semua benda yang terlibat di dalam kamar. Cermin lemari hancur menjadi keping – keping. Kaki ranjang dibuat patah bertulang – tulang. Lampu tidur terompak—menjadi puing terpisah, hingga beberapa foto Rubby, yang seharusnya tidak pernah masuk ke dalam daftar pelampiasan, mendapat imbasnya. Seisi kamar sungguh persis seperti kapal yang terombang ambing di tengah badai laut. Ombak – ombak menerjang. Dan setelah selesai, hanya ada angin bergemuruh keras.Mata gelap Deu tertuju serius pada bingkai foto Rubby yang jatuh karena sudut lemari menyentuh dalam guncangan dahsyat. Dia melangkah tentatif tanpa pernah memedulikan ketukan pintu dari luar kamar. Mengambil peran dalam hubungannya dan Harger adalah kesalahan besar. Daisy maupun Mr. Thamlin seharusnya tidak memiliki niat konyol; menjadikan kematian dan ritual sakral sebagai
Baca selengkapnya
Membujuk
Sudah tiga hari sejak sang hakim meninggalkan rumah di pedesaan. Pria itu telah memberi Daisy pengaruh buruk. Berulang kali Harger harus menghadapi Daisy yang menolak makan, dan dengan usaha keras dia berjuang mencoba mengatakan yang terbaik, membujuk, supaya ada satu atau dua sendok asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh Daisy.Paling tidak, sekarang Harger bisa sedikit lebih tenang saat Daisy mengunyak sarapan paginya dengan pelan. Dia tersenyum, mengambil posisi lebih nyaman lagi di pinggir ranjang sambil memperhatikan Daisy lekat.Kesedihan terukir secara jelas di sana. Tatapan mata Daisy yang selalu kosong terkadang membuat Harger ikut merasakan kesedihan. Dia tahu Daisy sering kali menghubungi sang hakim, tetapi ponsel pria itu tidak pernah tersambung dengan baik. Tidak ada kabar bagaimana pria itu sekarang. Takut, mungkin hal tersebut sedikit meliputi benak Harger. Dia takut sang hakim melakukan sesuatu yang buruk. Pria yang terkadang terjebak dalam lingkaran putus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
27
DMCA.com Protection Status