All Chapters of Terjerat Gairah Tuan Hakim: Chapter 201 - Chapter 210
269 Chapters
Rumah Duka
Harger terbangun dengan kelopak mata mengerjap beberapa kali; sulur – sulur siraman cahaya masuk lewat kaca yang terbuka lebar. Seseorang telah menyibak tirai dan itulah satu – satunya alasan mengapa Harger berusahan menahan silau di sekitar wajah. Dia sedikit terkejut saat menemukan sang hakim sudah menjulang tinggi dalam balutan kemeja hitam dan jubah dengan warna senada sebagai pelengkap. Rambut pria itu disisir ke belakang. Rapi. Sedikit senyum di pagi hari membuat Harger segera bangun.“Laea akan dimakamkan hari ini, Mrs. Keroppi. Kau mungkin ingin pergi ke pemakaman?” tanya pria itu. Harger secara naluri mengangguk, kemudian dia sadar bahwa tidak menyiapkan pakaian hitam untuk mendatangi rumah duka atau ke pemakaman. Iris matanya menatap sang hakim dalam. Mencoba mencari kata – kata yang tepat, tetapi suara berat itu segera mendahuluinya.“Pakaianmu sudah kusiapkan. Ada di sana.”Harger mengikuti ke mana sorot gelap itu memindahkan perhatian. Di atas ranj
Read more
Pemakaman
Ketika pastor melangkahkan kaki pergi. Orang – orang di sekitar pemakaman turut membubarkan diri. Mereka berjalan teratur meninggalkan area yang hanya tersisa Harger, yang mengamati suaminya dan Howard secara bergiliran. Dua pria dewasa sedang membuat jarak; Howard sangat diam, tetapi yang paling tidak banyak bicara adalah sang hakim sejak Howard meminjam pria itu pergi.Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?Harger bertanya – tanya dalam hati. Ingin sekali bicara langsung. Namun, dia tak memiliki prospek bagus ketika akhirnya Howard mendekatinya untuk berpamitan.“Sampai bertemu denganmu lain kali, Harger. Jika terjadi sesuatu padamu, jangan sungkan mencariku. Aku akan selalu ada.”Begitulah. Harger tersenyum kepada Howard. Memeluk pria itu sebentar, lalu melakukan kontak mata lebih lekat. “Hati – hati di jalan.”Hanya anggukan pelan kemudian langkah Howard secara tentatif meninggalkan pemakaman. Anehnya, pria itu tidak bicara sedikitpun kepada sang hakim. Harger mengerjap semakin ti
Read more
Nyaris
“Ya, Daisy?” tanya Harger pelan. Dia mendengar tarikan napas Daisy dari seberang ponsel; kelegaan meliputi wanita itu, tetapi apa yang membuat Daisy khawatir?[Apa Deu bersamamu, Harger?”]Tanpa sadar bibir Harger menipis. Dia mengerti sekarang. Daisy mencari cucunya dan mungkin kesulitan mendapat akses menghubungi sang hakim sehingga sudah sepatutnya Harger menjadi pilihan terakhir.“Ya, Daisy. Deu bersamaku, tapi dia sepertinya sedang sibuk. Ada apa kau mencarinya?”[Aku mendengar kabar kalau Laea sudah tidak ada. Apa Deu yang mengurus semuanya?]Pertanyaan wanita tua itu membuat Harger mengangguk, sialnya dia lupa Daisy tak mungkin melihat. “Deu menyelesaikan semua dengan baik.” Buru – buru Harger mengatakan yang sebenarnya, dan sekali lagi, dia mendengar napas Daisy dari seberang suara.[Bisakah kau berikan ponsel ini pada Deu? Aku sudah beberapa kali menghubunginya, tapi tidak bisa tersambung.]Harger tidak yakin, tetapi dia akan mencoba.“Tunggu
Read more
Tak Terduga
Jemari Harger dengan cepat bergerak. Memisahkan kertas dan amplop. Satu dimasukkan kembali ke laci, satu lainnya disembunyikan di balik pakaian. Harger menyengir lebar begitu langkah sang hakim berhenti. Pria itu menatapnya lamat; kemudian kaki jenjang itu seperti terburu menghampirinya.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya sang hakim sarat nada marah. Harger menggeleng gugup. Dia tak mengerti apa yang membuat sang hakim begitu didesak sesuatu yang bahkan Harger tidak pernah mengira ketakutan besar akan tergambar jelas di iris gelap itu. “Aku hanya duduk. Memangnya kenapa?”Mata Harger memicing, tetapi dia justru mendapati sang hakim terburu – buru membuka laci yang terakhir ditutup. Dengan amplop kosong masih tersisa di sana, embusan napas sang hakim terdengar kasar. Sekarang Harger semakin bertanya – tanya apa yang sebenarnya Deu sembunyikan? Apa yang sebenarnya tidak ingin pria itu tunjukkan kepadanya?“Kau kenapa?” Sekali lagi Harger mengajukan pertanyaan.
Read more
Melarikan Diri
Deu terpekur beberapa saat mengamati hasil tes DNA yang sekarang teronggok di tangannya. Kemarahan Harger luar biasa dan tamparan keras itu seperti sebuah ancaman yang siap kembali diberikan.“Apa maksudmu menyerahkan ini?” tanya Deu skeptis. Akan tetapi itu justru membuat Harger berdecak tak sabaran. Sudut bibirnya melekuk getir, tak menyangkal sikap pura – pura Deu upama yang begitu buruk sekadar menimbulkan ketenangan di sini. Kebenaran sudah terungkap secara absulot; Harger akan memastikan sang hakim tidak mencoba membela diri setelah kejahatan apa yang pria itu lakukan.“Kau pembohong!”Suara Harger lantang menggelegar. Jika dia bisa mencaci lebih kejam, Harger akan melakukannya. Tetapi, dia tahu tak punya banyak waktu untuk melontarkan kebencian.“Kau membohongiku selama ini.” Napas Harger menggebu – gebu mengatakan kalimat terakhir. Sudah berusaha menenangkan diri walau luapan amarah terlalu besar. Iris cokelat kekuningan miliknya menatap tajam pria
Read more
Percakapan
“GPS mobil yang digunakan Signorina Harger tidak aktif, Signore. Kami tidak bisa melacaknya.” Kata – kata seperti itu tidak diharapkan untuk terungkap di sekitar udara. Deu menggeram kesal walau tidak melulu akan menanggapi. Harger terlalu cepat. Bahkan suatu hal tak terduga bahwa gadis itu akan tiba – tiba menyelinap masuk ke ruang kerja; mengambil kertas berisi informasi krusial dengan hanya meninggalkan amplopnya tertinggal, dan bagian paling mengejutkan; selama ini Deu tidak pernah tahu Harger bisa mengendarai mobil; gadis itu tidak pernah bicara apa – apa atau barangkali meminta untuk sekali saja melakukan giliran menyetir saat mereka melakukan perjalanan. Gilanya, Deu sudah menghubungi salah seorang penjaga gerbang untuk tidak membukakan pintu, tetapi dia terlambat setelah Harger menerobos dengan tekad kuat.Sekarang Deu membutuhkan waktu sekadar berpikir bagaimana mendapatkan Harger kembali. Gadis keras kepala yang sebenarnya mumpuni meninggalkan begitu banyak ketida
Read more
Persembunyian
Sesuai permintaan Harger; di sini akhirnya dia terdampar. Di sebuah tempat di mana Deu tidak akan bisa melakukan pencarian atau mencium sedikitpun jejak keberadaannya. Bagaimanapun Howard memang tidak akan memiliki pilihan. Pria itu terpaksa harus membawa Harger sementara waktu sampai satu permintaan untuk pergi.Ya, Harger merasa perlu banyak ruang menenangkan pikiran setelah dia kehilangan Laea; bahkan mengetahui kebohongan suaminya. Fiji sepertinya menjadi negara paling tepat; Howard benar – benar menempatkan sebuah pilihan yang subtansial, bahwa itu juga merupakan wilayah persembunyian dari keluarga kecil pria tersebut. Harger mendengar kabar kalau – kalau dia akan bertemu dua keponakan kembar bernama Jane dan Jennifer; keponakan Howard yang pernah dia dan sang hakim berikan hadiah ulang tahun. Harger sudah tidak sabar; berjalan sedikit terburu mengikuti langkah lebar Howard saat mereka berpijak di atas permukaan pasir. Mereka memang berada di wilayah pesisir; sebuah ne
Read more
LDR
“Mobil Anda ditemui berada di sebuah jalan yang sepi dengan keadaan sendiri, Signore. Signorina Harger tidak terlihat di mana pun. Jika Anda tidak keberatan, kami akan meminta agar mobil itu diderek sampai ke mansion Anda.”Sholdie tampaknya cukup ragu ketika menghadap sang majikan saat pria itu sendiri hanya memberitahukan sedikit informasi mengenai apa yang terjadi. Walau mobil yang Harger bawa kabur akhirnya ditemukan, Sholdie yakin bukan hal demikian yang paling ingin didengar oleh sepasang kuping di hadapannya.Deu yang sedang menunduk bahkan tidak menaruh sedikit minat untuk mengalihkan perhatian ke arah Sholdie. Hanya gerakan – gerakan skeptis yang dilakukan ketika menyeka lembar demi lembar halaman buku, meskipun pada akhirnya itu menjadi sebuah keharusan menanggapi. Butuh waktu cukup lama saat Deu mengembuskan napas kasar, lalu menggerakkan bibir sekadar bicara.“Tidak perlu diderek.”Gerakan tangan yang konsisten menarik laci terbawah dan merenggut seb
Read more
Gagal
“Bagaimana hasilnya?”Harger melonggokkan wajah dekat – dekat di mana kedua tangan Howard sedang membuka lembaran kertas berisi ulasan mengenai hasil akhir terhadap tes yang dia lakukan untuk menjadi seorang agen lapangan. Gagal ....Ekspresi Harger mendadak muram ketika mendapati sebuah berita menyedihkan. Dia sudah berjuang sangat keras supaya lolos. Menyayangkan sekali bahwa nilai kecerdasan interektual yang lumayan memenuhi persyaratan, tidak cukup mendobraknya sampai di titik keinginan.Harger gagal di tes fisik, itulah alasan mengapa dia harus menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran. Gagal tidak seharusnya membuat dia menyerah. Harger mendengkus, melirik Howard yang menatap ke arahnya sangat menilai.“Sepertinya kau harus berlatih lebih rajin,” ucap pria itu berkomentar sambil – sambil mengacak puncak kepala Harger dengan gemas. Howard mengejeknya, jelas, sehingga Harger diliputi perasaan tidak terima segera memukul lengan liat pria itu.“Dasar me
Read more
Don
Kedua tangan Anette menangkup wajah pria yang sedang mabuk. Iris gelap menatap sangat tajam sedikit membuatnya berdebar. Dia sudah tidak dapat memikirkan apa pun, menunggu saat – saat Deu nyaris melucuti kain di tubuh sendiri, tetapi kemudian pria itu berhenti; seolah ada satu hal dan lain yang melarang. Ntahlah, wajah Deu secara perlahan menunduk; menjatuhkan mulut.Anette langsung terpekur beberapa saat setelah mendapat satu tindakan dari gerakan bibir yang mencumbu di ceruk lehernya. Dia tersenyum puas merasakan remasan hangat di dada dan tak menapik bahwa tindakan Deu telah menyeretnya untuk sulit mencegah erangan menembus dari sela – sela gigi.“Oh, Don ... aku ingin lebih.”Anette yakin seharusnya dia tidak mengambil suatu keputusan yang salah. Namun, rasa tidak rela muncul di benaknya setelah Deu mengambil sedikit jarak—menyingkir hanya untuk memperhatikan wajahnya secara lamat.“Don ....”Deu bergumam samar. Meskipun disergap separuh kewarasan yang nyaris
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
27
DMCA.com Protection Status