Semua Bab Terjerat Gairah Tuan Hakim: Bab 181 - Bab 190
269 Bab
Jahit Kembali
“Aku tidak akan memberitahumu!”Alice mencoba memberontak, tetapi dia juga merasa takut jika alat pemicu meledak, membuat tubuhnya menjadi keping – keping. Sialan, bagaimana mungkin dia dengan mudah tertipu daya oleh pesona seorang pria yang saat ini sedang merongoh sesuatu di suka celananya? Alice melotot tak terima ketika ponsel di mana Rob akan menghubungi terenggut begitu saja. Deu mengulik beberapa saat. Setidaknya benda pipih ini akan berguna kemudian waktu saat sementara dia masih menunggu Alice menyerahkan jawaban sederhana.“Ada berapa orang di luar?”Sekali lagi Deu bertanya. Dan sekali lagi itu pula Alice menolak bicara.“Kau memaksaku. Ada berapa orang di luar?”Suara ketakutan Alice terdengar. Wanita itu merasakan sakit oleh cengkeraman tangan yang kasar. Dia menatap ke dalam mata gelap di hadapannya. Segera berdebar mendapati sisi misterius dan hal yang terasa menyeramkan menguap dalam satu waktu.“Kau ingin aku mematahkan rahangmu, atau sebenanrya kau memang ingin aku m
Baca selengkapnya
Bekas yang Dikupas
Pisau bedah diambil dari ruang operasi setelah polisi meringkus para dokter dan Rob yang dinyatakan sekarat. Deu memang tidak berniat membunuh pelaku paling utama, tetapi jika pria itu akan tewas setelah mendapat perawatan serius, hal tersebut tidak berada di dalam kendalinya.Deu menatap ke arah cermin diliputi sorot mata tajam. Keran air segera dinyalakan. Dia mencuci pisau bedah. Menampung sedikit air di telapak tangan, kemudian membasuh bekas tanda kemerahan di lehernya. Bagian tajam dari pisau digunakan untuk mengikis tanda merah tersebut. Alice meninggalkan sesuatu yang buruk. Harus disingkirkan, tidak peduli kulit di leher Deu terkelupas dan dia mulai berdarah.Informasi terakhir yang didengar mengenai Alice. Wanita itu terbakar hangus bersama delapan orang, di gedung yang menyalakan kobaran api. Polisi tidak dapat melakukan banyak sekadar menemukan sisa – sisa kerangka. Mereka telah menjadi abu. Sementara orang – orang di gedung lainnya yang masih bernyawa telah ditahan oleh pi
Baca selengkapnya
Kebenaran Terselubung
“Hati – hati,” ucap Deu saat Harger mencoba duduk di sofa dengan sedikit terburu. Setelah tiga hari menjalani perawatan serius. Harger akhirnya dipersilakan pulang. Dia menatap lamat pria yang sedang membersihkan sisa kebutuhan mereka. Sang hakim berjalan sebentar ke arah kamar. Kemudian kembali mendekatinya sembari membawa segelas air.“Minum dulu.”Harger tidak ragu menerima, tetapi tidak pernah meninggalkan mata dari garis lelah di wajah suaminya. Deu seperti hampir menggunakan waktu tanpa beristirahat. Pagi pria itu ke pengadilan, sementara setelah pekerjaannya selesai, sang hakim akan langsung ke rumah sakit. Menjaga Harger seperti biasa, bahkan sewaktu -waktu meninggalkan kamera pengintai; menjadi keharusan pria itu saat meninggalkan Harger sendiri di ruang rawat.“Kau tidak mau istirahat?” Harger akhirnya bersuara. Dia mengangkat satu tangan sekadar menyentuh wajah sang hakim. Mengusap rahang yang terasa kasar. Pria itu nyaris tidak pernah bercukur. Rambut di wajah sudah terli
Baca selengkapnya
Olden
Hampir dua jam sang hakim meninggalkan rumah, dan selama itu pula Harger tertidur menunggu sang hakim pulang. Mula – mula Harger pikir dia akan mendapati Deu di sampingnya ketika membuka mata, tetapi, bahkan ketika dia berjalan ke halaman depan. Mobil milik sang hakim memang tidak ada.Harger tak mengerti apakah memang akan selama ini melihat mayat pria jahat? Dia harap sang hakim segera pulang. Menunggu dengan cemas itu hanya akan membuatnya berdebar setiap kali melonggokkan wajah ke arah pintu.Beberapa saat akhirnya Harger memutuskan tiduran di sofa. Dia memejam, merasa sering diliputi rasa lelah setelah kejadian itu. Terlelap lagi untuk beberapa waktu mungkin tidak apa – apa. Hampir. Ya, hampir saja suara yang mendadak hilang menenggelamkan Harger ke dasar kegelapan. Dia seketika ditarik ke permukaan setelah deru mobil menembus di pendengarannya. Kelopak mata Harger terbuka. Mengetahui sang hakim pulang, dia langsung beranjak bangun dan menyusul pria itu di depan.Hal mengejutkan
Baca selengkapnya
Sesuatu yang Tak Dimengerti
Makan malam selesai, tetapi ada sesuatu yang terasa ganjil di benak Harger. Suaminya begitu terburu – buru meninggalkan dapur. Terkadang terlihat lebih sering melamun dan hanya menatap setengah kosong ke depan. Sudah tiga jam sejak Harger membersihkan sisa perangkat makan malam mereka. Bahkan sejak dia menemani Olden untuk tidur. Sang hakim belum juga menampakkan diri. Harger tidak tahu ke mana suaminya pergi.Saat berjalan ke arah kamar hanya sisa – sisa cahaya membias dari arah pintu perpustakaan. Mungkinkah? Kening Harger mengernyit membayangkan jika memang sang hakim ada di sana. Dia menatap pintu dengan ragu. Cukup lama berdiam diri di depan. Hening rasanya begitu pekat di waktu – waktu seperti ini. Pukul 10 malam. Harger yakin seharusnya dia dan sang hakim berada di kamar. Berdua. Tetapi sekarang semua itu mendadak berbeda.Lurus – lurus Harger terpaku memandangi ganggang pintu. Benaknya sekal lagi diliputi keraguan. Dengan keputusan penuh tekad akhirnya Harger mengulurkan tang
Baca selengkapnya
Kecelakaan
“Kau cari apa?”Kening Harger mengernyit mendapati pagi – pagi sekali sang hakim sibuk mencari sesuatu di antara lipatan pakaian. Tubuh tinggi itu harus setengah membungkuk untuk lebih teliti menemukan satu hal yang masih Harger pertanyakan di benaknya.Belum ada tanggapan sehingga Harger segera menyusul posisi sang hakim. Berdiri di samping pria dengan porsi tubuh jelas berbeda. Rasanya Harger seperti tenggelam oleh bahu sang hakim yang lebar. Aroma maskulin milik suaminya menyeruak pekat. Selesai mandi atau tidak, sepertinya sama saja. Wanginya tidak pernah hilang, seperti menggambarkan sesuatu yang Harger tidak yakin.“Cari apa?”Sekali lagi Harger mengajukan pertanyaan. Beberapa saat akhirnya iris gelap itu menatap ke wajahnya. Kontak mata yang intens. Sang hakim mendengkus sebentar lalu kembali sibuk menggerakan tangan mencari sesuatu di antara lipatan kain.“Kaos putihku hilang.”Nada bicara sang hakim masih disibukkan kebutuhan mencari di antara lipatan kain yang bertingkat – t
Baca selengkapnya
Mengejutkan
Nampan di tangan Harger seketika terlepas mendengar suara Nikolai dengan seseorang di balik telepon genggam. Dia tidak bisa menahan diri, itulah sebabnya, dua gelas berisi teh hangat dan toples beling dipenuhi cemilan ringan tumpah berserak diliputi suara pecahan yang keras.Jantung Harger berdebar hebat ketika dia mendapati keterkejutan di wajah Nikolai dan Ragiel bersamaan. Mereka mungkin tidak mengira dia akan berdiri di sana, mendengar semua percakapan bahwa sang hakim baru saja mengalami kejadian tidak menyenangkan.Kecelakaan?Bukankah Harger sudah meminta Deu untuk menyetir dengan hati – hati?Pandangan Harger langsung memburam membayangkan seperti apa kondisi sang hakim saat ini. Dia segera menyeka air di sudut mata. Menatap Nikolai dengan tajam; melangkah mendekat, tidak peduli beberapa pecahan kaca bertebaran di atas lantai.“Di mana Deu sekarang?” tanya Harger lirih. Dia mendengar suaranya sendiri nyaris mencekat. Apakah Deu mengalami kecelakaan parah sehingga Nikolai harus
Baca selengkapnya
Di Pengadilan
Jari – jari tangan Harger saling mengepal menghadapi menit demi menit di pengadilan. Di depan sana, suaminya berdiri di atas podium. Menarasikan sebuah peristiwa di mana pria itu berada di tempat kejadian. Mula – mula intisari perkara ditarik saat sang hakim mencari keberadaan Harger di depan kantor kepolisian. Beberapa orang datang, merampok dan memberikan suntikan bius. Adegan berikutnya dijelaskan secara runtut; berkala; begitu tegas, absolut sehingga sanggup membungkam pengacara para dokter dengan pekerja gelap ilegal itu.Ada jeda beberapa saat sampai kemudian Mr. Federeco mengemukakan pendapat. “Jika Anda berada di tempat kejadian, Mr. Halker. Bisakah Anda menjelaskan bagaimana hanya Anda yang lolos dari ledakan serius di gedung usang itu, sementara para pelaku yang Anda sebutkan tadi, meledak dan terbakar hangus di sana?”Harger dapat merasakan ketegangan di sekitarnya. Wajah datar sang hakim setelah menerima pertanyaan dari Mr. Federeco, luar biasa nyaris tidak
Baca selengkapnya
D
Mendapat vonis dengan hukuman seumur hidup penjara merupakan berita paling – paling melegakan. Harger masih ingat momen di mana dia disergap kebahagiaan, tetapi masih harus menahan diri saat berada di ruang sidang. Yang hanya bisa diluapkan ketika dia berdua bersama sang hakim.Harger juga masih ingat kata – kata terakhir suaminya untuk tidak terlalu puas dikarenakan pengacara dari pihak pelaku mengajukan banding. Bagian satu ini Harger tidak begitu tahu. Dia hanya menunggu kabar dari sang hakim. Hanya bisa berharap kalau – kalau pengajuan banding itu akan ditolak secara mutlak dan spesifik.“Kau sudah siap, Mrs. Keroppi?”Tiba – tiba pintu kamar terbuka. Harger melirik keberadaan sang hakim lewat pantulan cermin. Suaminya dengan setelah jas hitam dan kemeja putih sebagai dalaman terlihat begitu tampan. Dia menelan ludah kasar ketika pria itu mengangkat kaki mendekat.Sepasang lengan yang liat merambat ringan di pinggulnya. Harger dalam balutan dress merah yang memba
Baca selengkapnya
Anette
Untuk terakhir kali Harger mengamanti wajahnya, memastikan kembali tatanan make up yang sempat dibuat kacau. Paling tidak sekarang sudah jauh lebih baik dibanding penampilan terdahulu. Harger segera menatap ke samping. Sang hakim baru saja saja keluar, membuka pintu mobil seraya mempersilakan Harger menyambut tangan yang terulur di depan mata.“Terima kasih, Yang Mulia.”Perlahan mereka melangkah menuju area pesta. Jantung Harger berdebar keras membayangkan akan bertemu orang – orang yang memiliki perbandingan jauh darinya. Di pintu masuk terdapat dua pria; sang hakim menyerahkan kertas undangan, kemudian mereka diberi sapaan hangat.Memang sebuah kenyataan membuat Harger terpekur lama. Semua elemen yang terlihat di matanya semacam suatu hal yang dia tidak tahu bagaimana menghadapinya. Harger yakin semua hakim yang tergabung di sini membawa pasangan masiang – masing. Banyak wanita terlihat berkelas, dan dia-lah satu – satunya gadis paling muda, setelah suaminya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
27
DMCA.com Protection Status